Skip to main content
Perjalanan ke Pulau Kalobo

Kalobo – Distrik Salawati Tengah, Raja Ampat, Papua Barat merupakan salah satu destinasi program transmigrasi di era tahun 1980-an. Akses ke pulau ini dapat dijangkau menggunakan kapal kurisi setiap pekan sekali ataupun taxi laut pada hari tertentu dengan waktu tempuh 2 – 3 jam. Meskipun demikian sarana dan prasarana di desa ini masih sangat terbatas termasuk listrik yang mengaliri seluruh desa sangat tergantung pada pasokan bahan bakar sehingga hanya menyala normal pada pukul 18.00 – 06.00 WIT yang juga berpengaruh terhadap koneksi internet, padahal aktivitas masyarakat terutama belajar mengajar di sekolah berlangsung di siang hari.  

Potret Kondisi Jalan

Desamind Indonesia yang diwakili oleh Khoirudin Nur Wahid dan Hardika Dwi Hermawan digandeng oleh PTI UMS dan Biro Bebras UMS untuk membawa misi berbakti untuk negeri melalui pengabdian masyarakat di daerah terpencil dalam bentuk workshop yang dilaksanakan di Madrasah ‘Aliyah Muhammadiyah Waibu Raja Ampat dengan sasaran guru (SD, SMP dan SMA/MA) dan siswa. Kegiatan workshop yang dilaksanakan pada tanggal 10 – 12 September 2022 dimulai dengan materi belajar kreatif dengan Computational Thinking (CT) melalui metode CS-Unplugged dan sosialisasi mapel informatika dalam Kurikulum Merdeka yang diberikan oleh Irma Yuliana, S.T., M.M., M.Eng., sebagai Dosen PTI sekaligus Biro Bebras UMS dan Fasilitator Sekolah Penggerak.  

Foto Bersaa Siswa-Siswi peserta Pelatihan Design Thinking (Hari ke 3)

Pada hari ke- 2 diberikan materi pengayaan pembuatan media pembelajaran melalui Canva dan Quizziz dengan mengoptimalkan waktu akses dan tenaga listrik yang terbatas oleh Khoirudin Nur Wahid, S.Pd dari Desamind Indonesia. Pengabdian di hari terakhir adalah Pelatihan Design Thinking untuk mengembangkan ide-ide kreatif bagi siswa yang diberikan oleh Hardika Dwi Hermawan, S.Pd., M.Sc.ITE selaku dosen PTI UMS.

Bapak Dwi Irianto, S.P yang merupakan pengawas Sekolah di wilayah Kalobo  menyampaikan rasa  terima kasih dan bersyukur karena selama ini program pemberdayaan pendidikan melalui guru masih jarang dilakukan hingga mencapai daerah/sekolah secara langsung. Para guru memberikan apresiasi karena semakin termotivasi dan semangat untuk mengajar, apalagi dampak pandemi   selama 2 tahun lebih sangat berpengaruh terhadap pendidikan. Semua pihak berharap agar kegiatan ini akan berlanjut di masa mendatang sehingga dapat mempersempit kesenjangan pendidikan di daerah terpencil dan memajukan pendidikan di Indonesia.

Foto bersama Guru dan Kepala Sekolah

Kegiatan workshop ini merupakan bentuk nyata kepedulian tidak hanya bagi daerah-daerah di luar jawa yang memiliki keterbatasan akses informasi dan teknologi. Keberlanjutan program ini adalah guru-guru dapat menerapkan Computational Thinking dalam pembelajaran dan dapat menyusun RPP yang memasukan CT di dalamnya.