Skip to main content
Category

Uncategorized

Desamindfest 2025: Ajak Anak-Anak MIM AKA Mojogedang Belajar Computational Thinking serta Virtual Reality

By Uncategorized

Desamind.id – Karanganyar (04/01). Menyambut Milad ke-5, Desamind menggelar acara spesial bertajuk “Desamind Berbagi Praktik Baik”. Kegiatan ini merupakan rangkaian acara dari Desamindfest 2025 yang dilaksanakan sejak Desember 2024 bertempat di MIM Akhlaqul Karimah, Mojogedang. Tema yang diusung pada acara Desamindfest 2025 yaitu “Local Youth Takes the Lead: Unleashing the Potential of Local Heroes”, yang bertujuan menginspirasi generasi muda untuk terus berinovasi dan berkontribusi bagi masyarakat.

Perkembangan teknologi yang pesat membuat anak-anak perlu dikenalkan dengan teknologi terkini secara bijak. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan daya kreatif dan keterampilan berpikir kritis mereka sejak dini.

Pada kegiatan ini terdapat beberapa pos kegiatan yang dapat mengasah keterampilan dan pengetahuan siswa. Pos-pos tersebut di antaranya Pos Virtual Reality (VR) dan Makey-Makey, Pos FlashCard budaya Indonesia, Class of Champion, dan lain sebagainya. Salah satu pos yang menarik perhatian adalah Pos VR dan Makey Makey Piano, merupakan pengalaman baru yang dikenalkan kepada anak-anak di MIM Akhlakul Karimah. 

Pada acara Desamind Berbagi Praktik Baik, anak-anak dari kelas 1, 2, 3, dan 4 SD diajak bermain sekaligus belajar teknologi melalui pengalaman interaktif di Pos Pos VR dan Makey Makey Piano. Banyak anak-anak yang baru pertama kali merasakan pengalaman menggunakan perangkat VR untuk simulasi yang edukatif dan menyenangkan. Selain itu, mereka juga belajar dasar-dasar teknologi dengan bermain piano menggunakan Makey Makey, yang memanfaatkan benda-benda sehari-hari seperti buah-buahan sebagai tuts piano.

Gambar 1: Anak-anak mencoba VR dengan penuh antusiasme

Kegiatan ini berlangsung seru dan penuh antusiasme. Anak-anak  tampak gembira saat mencoba alat-alat tersebut, sambil dipandu oleh panitia yang sabar dan kreatif. Anak-anak tidak hanya diajak bermain, tetapi juga memahami bagaimana teknologi dapat diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Gambar 2: Anak-anak memainkan Makey Makey Piano menggunakan buah-buahan

Acara ini terselenggara dengan dukungan dari lintas sektor. Acara ini juga disponsori oleh Kita Muda Berdaya, AICE, PTI UMS, dan CAKAP, yang turut membantu suksesnya kegiatan ini. Dengan semangat kebersamaan dan inovasi, Desamind terus berupaya memberdayakan generasi muda melalui berbagai program inspiratif. 

Annisa Amalia, Project Coordinator mengungkapkan bahwa anak-anak sangat antusias karena ini pertama kali mereka mencoba teknologi seperti VR dan Makey Makey terlebih kegiatan itu membuat anak-anak lebih tertarik dan semangat belajar.

“Saya merasa bersyukur dan berharap bahwa kegiatan ini dapat menginspirasi anak-anak untuk terus mengejar mimpi dan terus belajar. Kegiatan ini juga harapannya dapat mendorong anak-anak untuk nantinya dapat mengaplikasikan ilmunya dan berguna bagi masyarakat desa. Melalui kegiatan ini, Desamind berharap dapat terus menjadi wadah yang menghubungkan inovasi teknologi dengan edukasi untuk masa depan yang lebih cerah.” ujar Hardika Dwi Hermawan, President Director Desamind.

Penulis: Shandy Yusril (Mahasiswa PTI UMS)

Ubah Limbah Jadi Berkah: SMPN 3 Kutasari dan Limbah Pustaka Purbalingga Ajarkan Kreativitas Lingkungan

By Uncategorized

DESAMIND.ID – Dalam upaya membangun generasi muda yang peduli lingkungan, Desamind Chapter Purbalingga bersama Limbah Pustaka Purbalingga mengadakan kegiatan bertajuk “Peduli Lingkungan Melalui Kerajinan dari Sampah” pada Kamis (19/10). Bertempat di SMPN 3 Kutasari, acara ini diikuti oleh 350 siswa kelas 7, 8, dan 9 serta melibatkan 33 relawan yang menjadi fasilitator belajar kreatif.

Bersama Limbah Pustaka Purbalingga dan para relawan, siswa-siswi diajak untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dengan cara yang asyik dan kreatif, yakni mengolah sampah menjadi barang bernilai seni seperti vas bunga dari botol plastik, lilin aroma dari minyak jelantah serta pembuatan eco enzim.

Dipandu oleh Bu Roro Hendarti, S.Sos, inisiator Limbah Pustaka Purbalingga, sesi dimulai dengan pengenalan jenis-jenis limbah. Para siswa dilatih memilah limbah secara mandiri, sebelum diajak menciptakan kreasi unik seperti bunga hias plastik dan tempat tisu. Tidak hanya menjadi kegiatan interaktif, sesi ini juga membuka wawasan siswa bahwa limbah dapat menjadi sumber pendapatan jika dikelola dengan inovasi.

Foto sesi materi pemilahan sampah dan aneka kerajinan oleh Bu Roro Hendarti, S.Sos.

Sesi praktik menjadi puncak antusiasme para siswa. Dengan pendampingan relawan, mereka mencoba membuat dua produk unggulan: lilin aromatik dari minyak jelantah dan eco enzim. Kegiatan ini memberikan pemahaman nyata bahwa menjaga lingkungan tidak hanya soal membuang sampah di tempatnya, tetapi juga mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Materi diawali dengan penguatan pemahaman tentang macam-macam limbah. Peserta diminta untuk memilah tiga macam limbah yang ada di sekitar. Kemudian, materi dilanjutkan dengan mengenalkan beragam produk kerajinan dari sampah, seperti vas bunga, tempat tisu, dan bunga hias dari plastik. Diharapkan siswa-siswi dapat memahami bahwa ternyata limbah yang selama ini dipandang sebagai barang tidak berguna, bisa menjadi barang yang bernilai tambah dan berpotensi menjadi ladang cuan. Kegiatan dilanjutkan dengan praktik pembuatan dua produk kerajinan dari limbah, yaitu lilin aromatik dari limbah minyak jelantah dan eco enzim dari limbah buah-buahan.

Setelah sesi materi dan praktik selesai, kegiatan dilanjutkan ke sesi belajar berkelompok. Sesi belajar kelompok ini peserta diberikan tugas untuk mengisi lembar kerja siswa (LKS) yang telah diberikan. LKS berisi tentang pertanyaan yang harus dijawab seputar materi dari Bu Roro. Hal ini bertujuan agar siswa-siswi memiliki pemahaman yang mendalam dari hasil observasi dan materi yang telah diberikan. Dibersamai kakak-kakak relawan sebagai fasilitator belajar, siswa-siswi diharapkan dapat berdiskusi secara aktif dan berbagi wawasan.

Antusiasme siswa-siswi belajar bersama kakak volunteer

Kepala SMPN 3 Kutasari, Bapak Priyanto, S.Pd.I., M.Pd.I., mengapresiasi kegiatan ini, “Kami yakin bekal ini dapat membantu siswa berkontribusi menjaga lingkungan sekaligus menjalani pola hidup sehat. Semoga mereka menjadi agen perubahan di masa depan.”

Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa-siswi SMPN 3 Kutasari dapat menjadi generasi muda yang kreatif, peduli lingkungan, dan mampu menginspirasi orang di sekitarnya untuk melihat sampah sebagai peluang, bukan sekadar masalah.

Penulis: Desamind Chapter Purbalingga

Editor: Syifa Adiba

Pertemuan Desamind Indonesia dan PKBH FH UGM Perkuat Upaya Pendampingan Desa Sadar Hukum

By Uncategorized

DESAMIND.ID – Purwokerto, Jawa Tengah (21/9) Pusat Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (PKBH FH UGM) melakukan pertemuan bersama di Purwokerto untuk mendiskusikan rencana kerjasama jangka panjang. Rencana kerjasama tersebut terfokus pada implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi dan juga upaya pendampingan, konsultasi, dan bantuan hukum bagi masyarakat desa. Pertemuan tersebut dilaksanakan di Purwokerto pada Kamis, 21 September 2023 dan dihadiri oleh kedua belah pihak.

Pertemuan yang dilaksanakan di Purwokerto tersebut merupakan pertemuan lanjutan dari pertemuan awal pihak Desamind, yang diwakili oleh Zaky Badruzaman dengan Wakil Dekan FH UGM dan Direktur PKBH FH UGM yang kemudian menghasilkan kegiatan penyuluhan hukum kepada masyarakat Desa Cipaku, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga. Kegiatan penyuluhan hasil kolaborasi awal ini dilakukan pada hari Jumat, 22 September 2023. Penyuluhan tersebut merupakan komitmen awal dan respon dari permasalahan-permasalahan hukum yang ada di lingkungan desa. 

Gambar 1. Pertemuan Desamind dengan PKBH FH UGM

Pada pertemuan penjajakan kerjasama tersebut, dibahas beberapa poin diantaranya pengenalan lebih lanjut tentang desamind serta permasalahan desa mitra terkait hukum, diantaranya maraknya pinjaman online (pinjol) ilegal, judi online dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang “jahil” kepada pemerintahan desa. Selanjutnya disampaikan pula beberapa kegiatan bantuan dan pemberdayaan yang telah dilakukan dan kendala yang dihadapi. Pihak PKBH FH UGM juga menyampaikan keterbukaan dalam mendukung program desa sadar hukum dan siap berkolaborasi lebih jauh ke depannya. PKBH FH UGM juga menjelaskan peran dan posisinya sebagai Pusat Konsultasi dan Bantuan Hukum dan layanan-layanan yang bersifat probono yang dapat dimanfaatkan juga oleh masyarakat.

Dalam rencana kerjasama tersebut, Desamind akan berperan sebagai katalisator dengan tugas bergerak langsung turun ke akar rumput, menggali data, dan memberikan hasil kajian ataupun laporan permasalahan yang terdapat di desa mitra. Pada pertemuan penjajakan kerjasama, Pihak PKBH UGM diwakilkan oleh Dr. Heribertus Jaka Triyana, S.H., LLM., MA., Dr. Dani Krisnawati, M.Hum., Muhammad Jibril, dan rekan-rekan mahasiswa FH UGM serta pihak Desamind diwakilkan oleh Hardika Dwi Hermawan, Ahmad Lutfi, Femas Andika J, dan Zaky Badruzzaman dan sepakat untuk menindaklanjuti pertemuan dengan MoU. 

Baca juga : Gandeng Desamind, PKBH FH UGM Laksanakan Penyuluhan Hukum di Desa Cipaku, Purbalingga dan Penjajagan Kerjasama Berkelanjutan

Dengan kolaborasi ini, diharapkan akan tercipta “Desa Sadar Hukum” melalui langkah pembinaan dan literasi hukum. Hasilnya, masyarakat akan lebih terbentuk serta melek hukum sehingga menjadikan desanya aman, nyaman, dan harmonis.

Leadership Class Pedesaan (LCP) Desamind: Kelas Kepemimpinan Pedesaan dengan Komponen Peacebuilding

By Uncategorized

Sukoharjo, Desamind.id Leadership Class Pedesaan (LCP) sukses terselenggara di Desa Gonilan Kabupaten Sukoharjo pada Senin (29/5/2023). LCP adalah pelatihan kepemimpinan yang diberikan kepada pemuda yang memiliki kepedulian untuk mengembangkan desa dengan menanamkan komponen peacebuilding di dalamnya.

LCD mejadi kegiatan pra Desamind Leadership Camp 3.0 yang akan dilaksanakan di Pakem, Sleman, Yogyakarta dengan menghadirkan berbagai anak muda dari penjuru negeri untuk melatih kemampuan teknisnya dalam mengembangkan desa selama tiga hari.

LCP menjadi salah satu kelas penting untuk menumbuhkembangkan jiwa kepemimpinan dan partisipatif anak muda untuk berkontribusi dan mengembangkan inovasi dengan menjunjung tinggi perdamaian di Desa.

LCP kali ini memfasilitasi peserta dengan beragam materi serta praktek design thinking yang mengedepankan kolaborasi, critical thinking, serta socio-emosional dari peserta. Peserta juga diberikan pemahaman lebih dalam mengenai pengembangan projek pedesaan menggunakan Community Driven Development (CDD).

Pada awal kegiatan peserta saling berkenalan dengan sesama peserta maupun panitia secara santai. Setelah saling mengenal, kegiatan dibuka dengan memberikan beberapa pengarahan jalannya acara dan penjelasan program yang mendapat dukungan dari Indika Foundation.

Sesi pertama kegiatan diisi dengan materi self-development yang juga membahas komponen dalam peacebuilding yang dapat digunakan ketika berinteraksi ataupun berkegiatan dalam lingkup pedesaan, pengenalan community-driven development (CDD) beserta projeknya dengan menekankan nilai-nilai perdamaian dalam upaya pengembangannya.

Selepas istirahat, peserta bersiap untuk melanjutkan sesi kedua. Pada sesi ini peserta melakukan praktek design thingking untuk mengembangkan inovasi di desa dengan menggunakan komponen peacebuilding yang telah diberikan. Peserta sangat antusias mengikuti sesi ini, namun karena waktu yang terbatas, peserta diwajibkan mengikuti sesi lanjutan pada hari senin berikutnya.

Kegiatan ditutup dengan melakukan presentasi terhadap inovasi yang dikembangkan dan evaluasi perlaksanaan program.