Skip to main content
Category

Beasiswa Desamind

Kisah Devi Nurbaeti: Berawal Sering Diajak ke Sawah Hingga Menciptakan Nutrisi Organik dan Olahan Jeruk

By Artikel, Beasiswa Desamind

DESAMIND.ID (16/08) Namanya Devi Nurbaeti. Awardee Beasiswa Desamind 3.0 yang merupakan seorang mahasiswa Fisika Universitas Brawijaya yang berhasil menciptakan elisitor (nutrisi) bagi pohon jeruk bersama teman-teman nya di UKM RITMA. UKM RITMA merupakan organisasi intra kampus Devi yang memiliki kepanjangan Riset dan Keilmiahan Mahasiswa.

Devi bercerita bahwa ada salah satu program di UKM nya yaitu pengabdian kepada masyarakat berbasis riset. Devi bersama teman-temannya mengabdi di Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Malang. Kegiatan pengabdian dan riset mereka ini juga mendapat pendanaan dari Yayasan Desamind Indonesia Foundation melalui program Beasiswa Desamind. Pengabdian yang Devi lakukan mengingatkannya dengan kampung halamannya di Desa Genteng Kecamatan Talaga Kabupaten Majalengka.

Pengalaman pengabdiannya menjadi momen yang paling berkesan bagi Devi. Devi sendiri merasa “kembali”. Devi yang awalnya anak desa, merantau ke daerah yang jauh dari rumah, dan merasa “kembali” ke tempat asal. Dari pengalaman tersebut, muncul keinginan Devi untuk melanjutkan apa yang pernah ia lakukan sebelumnya.

Dokumentasi kegiatan bersama warga, karangtaruna, pemateri, RITMA, Desamind Chapter Pasuruan

Devi besar dengan tinggal bersama neneknya di desa. Orang tua Devi harus merantau ke Jakarta untuk membantu perekonomian keluarga. Bersama neneknya, Devi sering diajak ke sawah dan berjualan. Maka, ketika Devi melakukan pengabdian dari UKM nya, ia merasa seperti kembali ke rumah.

BIOSAKA: Nutrisi bagi perkebunan jeruk

Riset yang Devi dan teman-temannya lakukan berkaitan dengan permasalahan pertanian dan pengolahan jeruk. Di tempat pengabdian Devi, terdapat permasalahan harga pupuk yang mahal bagi pertanian jeruk. Dari sana, Devi dkk ingin membuat suatu nutrisi bagi tanaman jeruk dengan harga yang ekonomis, mudah dibuat, dan bahannya ada di sekitar masyarakat. 

Devi saat melakukan penyuluhan pembuatan biosaka

Permasalahan lain yaitu harga jual jeruk yang rendah sehingga Devi berpikir untuk mengubah jeruk menjadi produk olahan. Dengan bantuan teman-teman Aksi Abdi, Devi berhasil menciptakan biosaka dan marmalade yang berguna bagi masyarakat Desa Kalisongo.

BIOSAKA berasal dari dua kata, BIO dan SAKA. Saka sendiri merupakan singkatan dari Saka Alam Kembali ke Alam (dari alam kembali ke alam). Devi bertutur bahwa BIOSAKA terbuat dari lima tanaman yang berbeda yang mudah didapatkan. Ke depannya produk BIOSAKA ini dapat digunakan petani sebagai penutrisi tanaman pohon jeruk.

Devi merasa bersyukur bisa menjadi awardee Desamind. Ia berharap semoga Aksi Abdi dan project teman-teman awardee lainnya selalu dilancarkan terus berdampak bagi masyarakat.

Baca juga kisah Devi dan teman-temannya saat sosialisasi di sini.

Penulis: Kamilya Anjani Putri

Editor: Putri Aulia Pasa

HALKI, SOSOK DIBALIK TERWUJUDNYA ALAT PANEN MADU NON-DESTRUKTIF DALAM MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PANEN MADU TRIGONA DI DESA SENANGGALIH

Halki, Pemuda Dibalik Terwujudnya Alat Panen Madu Non-Destruktif dalam Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Panen Madu Trigona di Desa Senanggalih

By Artikel, Beasiswa Desamind, Berita Terkini

DESAMIND.ID (19/08) – Lalu Junaedi Halki atau akrab dipanggil Halki. Halki merupakan wisudawan awardee Desamind BerPijar asal Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kepeduliannya kepada masyarakat, jiwa kepeduliannya yang tinggi dan ingin memajukan suatu desa membawa Halki sampai titik ini. 

Berawal dari sumber daya yang ada di Desa Senanggalih yaitu sebagian besar masyarakatnya yang membudidayakan Lebah Madu Trigona yang menjadikan potensi tersebut menjadi projek pengabdiannya. Desa Senanggalih juga merupakan salah satu destinasi DEWI99 di NTB. 

Teknik budidaya madu trigona yang masih terbilang sederhana (konvensional) terutama pasca dilakukan pemanenan.dan pemanenan madu yang dilakukan secara manual (not hygiene) yang mana dalam 1 koloni dengan ukuran toping box dengan ukuran 9 cm2 berkisar 200 s/d 250 mL menjadikan latar belakang yang menguatkan untuk mengatasi hal tersebut. Sehubungan hal tersebut, dibutuhkan design alat panen madu non destruktif untuk menjaga kuantitas dan kualitas madu.

Gambar 1 Alat Panen Madu Trigona (doc desamind.id/Halki)

Pada proyek ini Halki menggandeng BUMDES Senanggalih dan IKM Lombok Timur. Proyek ini berjalan selama setahun dan akan terus berlanjut. Beberapa kegiatan yang sudah Halki lakukan antara lain:

  1. Mengadakan pelatihan kepada masyarakat tentang Teknik Pemanenan Madu Non-Destruktif kepada Petani Lebah Trigona di Desa Senanggalih.
  2. Membantu pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB), Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SP-IRT), dan Label Halal untuk produk madu.
  3. Melakukan inovasi pada kemasan madu yang sebelumnya masih sangat sederhana, sehingga kurang menarik minat konsumen.

Dalam keberlanjutan ini pasti akan ada struggle yang ada. Beberapa struggle yang dialami Halki dan tim antara lain: keterbatasan sumber daya, perubahan pola pikir masyarakat, serta hambatan dalam hal teknis dan pemasaran. Namun, Halki tetap optimis bahwa tantangan ini bisa diatasi dengan kerja keras, inovasi, dan kolaborasi yang baik dari semua pihak yang terlibat.

Gambar 2 Sertifikat Halal Trigona Senanggalih (doc desamind.id/Halki)

“Suka dan duka dalam proyek ini adalah bagian dari proses pembelajaran saya sebagai mahasiswa dan pemuda desa yang memberikan berkontribusi untuk desa senanggalih khususnya. Saya berharap projek ini dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk terus berinovasi dan memajukan potensi lokal mereka, terlebih dengan dukungan yang konsisten dari pemerintah, masyarakat, dan para pemangku kepentingan lainnya,” ujar Halki

Penulis : Putri Aulia Pasa

Ego Wicaksana: Menggali Potensi Ikan Asap untuk Kebermanfatan Desa

By Artikel, Beasiswa Desamind

DESAMIND.ID – Surakarta (26/7) Ego Ibnu Wicaksana, awardee Beasiswa Desamind berPijar berhasil menjadi inisiator pedesaan melalui proyek sosial “ISAMBA” (Ikan Asap Sumber Bakti). Sebuah gagasan inspiratif dengan fokus pengembangan usaha ikan asap yang terjamin keamanan pangannya sebagai penyumbang pendapatan keluarga melalui partisipasi perempuan dan pemuda guna mendukung ekosistem gambut yang lestari.

Ego, nama sapaannya, pemuda asal Deli Serdang yang saat ini sedang menempuh pendidikan tingkat akhir di Universitas Teuku Umar Program Studi S1 Agribisnis selama 12 bulan mampu melewati proses onboarding, monitoring, dan probation yang pada akhirnya mampu memberikan bukti nyata proyek kebermanfaatan.

Menjadi bagian dari penerima Beasiswa Desamind merupakan sebuah kebanggan bagi Ego karena telah mendapatkan dukungan baik secara material maupun immaterial yang mengarah kepada peningkatan skill pengabdian membangun desa.

“Desamind telah memberikan banyak hal seperti uang saku bulanan atau living allowance, dana program pengabdian, pendampingan oleh mentor berpengalaman di bidangnya, pembekalan, dan kelas pengembangan lainnya yang diselenggarakan secara eksklusif dan interaktif bagi kami,” ungkap Ego.

Diskusi Proyek Ego Wicaksana (Dok. Desamind)

Ego dan proyek sosialnya telah berjalan hampir 2 tahun. Berbagai kolaborasi mampu dijalankan baik dengan pihak kampus maupun luar kampus. Jauh sebelum ISAMBA berkembang sejauh ini, ada sesuatu yang menjadi latar belakang mengapa proyek ini diangkat, yaitu kontribusi untuk peningkatan usaha desa. 

Fenomena eksisting terjadi di Desa Sumber Bakti Darul Nagan Raya Aceh. Masyarakat sekitar rawa gambut memanfaatkan potensi yang ada sebagai nelayan dan pengolah ikan asap yang melimpah namun belum mengalami perkembangan. Selain fokus pada peningkatan usaha, proyek ini juga memformulasikan program pelestarian lingkungan gambut. Pelibatan-pelibatan seluruh elemen masyarakat secara konsisten dilakukan sehingga pada akhirnya menjadi Grand Project Design yang dilirik sebagai percontohan kesuksesan program pemberdayaan masyarakat.

Pelibatan masyarakat, pemerintah desa, dan perguruan tinggi (Dok. Ego)

Sebagai proyek yang diharapkan bersifat sustainable, inovasi terus dilakukan. Salah satunya dengan melaksanakan skema Desa Binaan dengan green economy focus. Ada 4 aspek yang dijalani, yaitu sosial kemasyarakatan, manajemen, produksi, dan pemasaran. Saat ini sudah pada tahap pembuatan mesin pengasapan yang akan diuji dan diaplikasikan di kelompok usaha ISAMBA. Bukan hanya itu, proyek ini berhasil meraih pendanaan lanjutan pemberdayaan desa berbasis wilayah selama 3 tahun kedepan dari Kemendikbudristek.

Alhamdulillah ISAMBA mampu mendapatkan pendanaan lanjutan. Tentu menjadi kabar gembira dan menjadi bukti bahwa Beasiswa Desamind mampu menjembatani kami hingga sejauh ini,” jelas Ego.

Pengujian alat pengasapan dan hasil pengasapan (Dok. Ego)

Meilani Intan Pertiwi, Vice Director Scholarship sekaligus mentor dari Ego merasa bangga dengan pencapaian tersebut. Segala proses yang telah dilalui bisa membuahkan hasil. Tentu tidak mudah dalam perjalanannya, namun orang-orang yang terlibat dalam proyek ISAMBA mampu melaluinya. Lebih lanjut, Meilani berharap proyek ini terus berjalan dan mampu memberikan kebermanfaatan untuk masyarakat sekitar. 

“Semoga hal-hal baik ini mampu bersifat continue, mampu menjadi percontohan dan lebih banyak lagi yang mendapatkan dampak positif.” pungkas Meilani.

Penulis : Ahmad Zamzami

Berdayakan Perempuan di Desa Pengkok, Putri Felita Berhasil Merubah Ubi Jalar Menjadi Produk Makanan Beregalitas NIM dan Halal MUI, Lho!

By Artikel, Beasiswa Desamind

DESAMIND.ID – Solo (21/07) Putri Felita merupakan sosok perempuan yang berasal dari Pakuhan Panjatan, Pengkok dan memiliki keinginan kuat untuk ikut serta mengambil peran dalam memberdayakan kaumnya. Putri sadar bahwa perempuan merupakan kunci dalam sebuah peradaban yang mana jika ingin memajukan suatu peradaban maka berdayakan dan mandirikan kaum perempuan. Selain itu, Putri sadar bahwa kurangnya penggerak di Desa Pengkok dan minimnya hasil olahan yang berasal dari bahan pangan lokal ubi jalar menjadi dasar dia bergerak.

Gambar I Pemberdayaan dengan Kaum Perempuan Dusun Panjatan

Visi Misi yang dibawanya yaitu ingin membantu meningkatkan partisipasi aktif perempuan desa dalam mewujudkan SDGs desa dengan memberdayakan perempuan di Dusun Panjatan agar memiliki keterampilan dalam mengolah ubi jalar menjadi produk kreatif dan bernilai ekonomi. 
Putri sadar bahwa dalam mewujudkan hal tersebut butuh adanya kolaborasi pentahelix. Kolaborasi ini menghadirkan komunitas, media, pemerintah, pelaku bisnis atau pihak swasta dan akademisi untuk mengambil perannya masing-masing. Berawal dari ia yang menjadi bagian dari komunitas Desamind Chapter Gunungkidul dan bagian dari awardee Beasiswa Desamind berPijar.

Gambar 2 Peran Sektor Kolaborasi Pentahelix
  1. Komunitas → Peningkatan kualitas dan kapasitas tim agar sustainability program terus berjalan. Atau untuk regenerasi (DCGK & pemuda desa)
  2. Media → Agar produk pawon.uwii mampu bersaing di pasaran dan memanfaatkan fasilitas yg diberikan pemerintah melalui fitur fitur layanan SiBakul seperti pelatihan, sertifikasi halal, dan lain-lain (SiBakul Jogja)

→ pemasaran secara online melalui grub fb (suara patuk)

  1. Pemerintah → memberikan perizinan untuk pelaksanaan program
  2. Bisnis/swasta → Pendamping dan konsultasi (Rumah BUMN, nantinya harapannya juga bisa menjadi mitra yang memasarkan produk secara offline)

→ Berperan sebagai konsultan dan memfasilitasi juga untuk pelatihan-pelatihanyang nnati harapannya bisa membina Pawon.uwii menjadi UMKM yang berdaya juga (DISKOP DIY)

→ Kinan Earth (masih proses, baru tahap pembangunan gedung juga. Nanti untuk mitra sistem konsinyasi).

  1. UKM KOMPEKALIS (rencana jangka panjang untuk kolaborasi)

Diawal-awal Putri merasa bahwa perjalanan ini tidak akan mudah, banyak rintangan seperti komunikasi antar tim dan ibu-ibu yang banyak terjadi miskomunikasi, trial and error pembuatan produk yang akhirnya berhasil juga dilaluinya.  Perjalanan ini dimulai pada Bulan Oktober Tahun 2023. 

Berawal dari respon perempuan desa yang sangat semangat mengikuti program, akhirnya membangkitkan jiwa optimis Putri dan menjadikan bahan lokal ubi jalar menjadi Produk Pai Brownies Ubi jalar.

Gambar 3 Produk Pai Brownies Ubi Jalar

Selama program dilaksanakan banyak banget trial and error pembuatan produk, melewati kurang lebih 5 kali trial and error yang akhirnya menghasilkan Produk Pai Brownies Ubi Jalar belegalitas ini merupakan perjalanan yang tidak singkat. Produk Pai dari ubi jalar ini tentunya masih banyak kekurangan dan masih tahap penyempurnaan. Harapan kedepannya semoga Pawon Uwii tidak hanya memproduksi Produk Pai saja tetapi juga produk-produk lainnya yang berbahan dasar potensi lokal masyarakat.

Produk Pai Pawon Uwii mendapatkan sertifikasi halal MUI pada tanggal 11 mei 2024. Setelah mendapatkan legalitas usaha, Produk Pai Ubi Jalar ini akhirnya bisa dipasarkan melalui mitra Sibakul Jogja. Sibakul Jogja adalah platform yang membantu UMKM di Jogja untuk pemasaran sehingga Produk Pawon Uwii bisa dibeli oleh customer melalui platform digital tersebut. 

Produk Pawon Uwii  juga bisa dipasarkan melalui e-commerce shopee @pawonuwii.id. Dengan pemasaran berbasis digital ini diharapkan mampu menjangkau pangsa pasar yang luas, dan bisa dibeli oleh masyarakat dari luar kota bahkan luar pulau.


“Untuk teman-taman pemuda hebat di Indonesia, mulai sekarang ayo kita belajar bersama membangun kampung halaman masing-masing. Jangan menjadi anak muda yang hanya memikirkan diri sendiri, mari peka terhadap desa masing-masing. Perih banget rasanya melihat anak muda yang menjadi aktivis kampus tapi tidak bisa menjadi aktivis di desa. Semangat! Semoga niat baik kita selalu diberikan kelancaran oleh Allah SWT ” ujar Putri.

Wahid, co-founder dan Director Creative Media merupakan mentor dari Putri Felita Listiani juga menambahkan pesan “Saya sangat menghargai dan bangga sekali kepada Putri. Selain itu saya juga merasa terinspirasi oleh pelaksanaan ‘Program Pawon Uwii’. Program ini merupakan wujud nyata komitmen Putri dalam memberdayakan ibu rumah tangga yang tidak memiliki penghasilan tetap, dengan memberikan keterampilan praktis dalam pengolahan ubi jalar. Melalui Program ini, Putri tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan individu, tetapi juga untuk membangun kelompok ekonomi produktif yang dapat memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat secara keseluruhan. Dengan pencapaian NIB dan Sertifikat Halal MUI, saya percaya bahwa program ini akan memberikan dampak positif yang luas, termasuk meningkatkan pendapatan per kapita dan kesejahteraan petani setempat, serta memperkuat daya saing produk lokal di pasar.”

Program ini dapat menjadi model bagi program pemberdayaan masyarakat lainnya di masa depan, terus semangat dan gigih, dan jangan lupa untuk terus menginspirasi banyak orang. Semoga keberhasilan ini menginspirasi lebih banyak inisiatif serupa di masa depan.

Penulis : Putri Aulia Pasa

Editor: Ahmad Zamzami

Wisuda Beasiswa Desamind BerPijar: 5 Awardee Siap Jadi Local Hero Desa

By Beasiswa Desamind, Berita Terkini

DESAMIND.ID Surakarta, (30/6) – Desamind Indonesia Foundation menggelar acara final Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) & Graduation bagi penerima Beasiswa Desamind BerPijar. Ego Ibnu Wijaksena, Putri Felita Listiani, Devi Nurbaeti, Lalu Junaedi Halki, dan Dian Arifando Rusyadi secara satu tahun penuh berhasil menyelesaikan tanggung jawabnya. 

Mengukur keberhasilan dan keberlanjutan proyek di daerah masing-masing merupakan tujuan dari kegiatan ini. Bukan hanya acara graduation ceremonial, mereka juga mendapatkan masukan dari tiga panelis, yaitu Hardika Dwi Hermawan (President Director of Desamind), Zakky M. Noor (Managing Director of Desamind), dan Yulia Susanti (Director of Scholarship). Ketiga Panelis berharap aksi sosial yang telah dikerjakan terus berlanjut dan mampu melibatkan para pemuda desa sebagai motor pergerakan sosial. Hal ini perlu menjadi perhatian para awardee karena keberlanjutan kegiatan hanya bisa dilaksanakan jika proyek sosial mampu dilaksanakan secara mandiri oleh masyarakat. 

Berbagai saran dan kritik membangun diberikan kepada seluruh awardee. Secara keseluruhan, proyek mereka masih perlu penguatan tim dan peningkatan partisipasi dari pemuda desa. Poin ini akan menjadi prioritas penyelesaian bersama. Beberapa langkah seperti team building, pemberdayaan pemuda, kemitraan, dan kolaborasi harus diterapkan agar proyek sustainable.

Foto Bersama Final LPJ dan Graduation Ceremonial (Dok. Desamind)

Kegiatan ini juga merupakan puncak apresiasi kelulusan para awardee karena telah melewati proses onboarding, monitoring, dan probation selama 12 bulan bersama para mentor. Harapannya mereka akan menjadi inisiator, memotivasi pemuda Indonesia untuk terus berkontribusi, dan siap menjadi local hero atau local champion di pedesaan. 

“Selamat atas kerja kerasnya dan terima kasih sudah mengupayakan proyek-proyek kebaikan untuk kemajuan desa. Indonesia tidak akan besar karena obor di Jakarta, tetapi Indonesia akan menjadi besar karena lilin-lilin di desa,” pungkas Hardika menutup acara.

Penulis : Meilana Intan Pertiwi

Editor : Ahmad Zamzami

D-Day On Boarding Awardee Beasiswa Desamind 4.0

By Beasiswa Desamind, Berita Terkini, Press Release, Program Unggulan Desamind

DESAMIND.ID Surakarta, (26/05) – Awardee Beasiswa Desamind 4.0 terpilih, yaitu Hikmal Akbar Ibnu Sabil, Muhammad Ayyas, Nur Laila, Taufiq Bayu Nur Rahmat, dan Yanuar Laely Lu’luatul Adha melaksanakan sesi On-boarding sekaligus menjadi temu perdana sebagai penerima beasiswa. 

Kegiatan On-boarding dihadiri oleh President Director Desamind, Hardika Dwi Hermawan, Managing Director Desamind, Zakky Muh. Noor, serta 5 mentor, yaitu Dini Sundari, Fita Nilasari, Rahmat Syawaludin, Zaky Badruzzaman dan Kintan Nur R.

On-boarding kali ini bertujuan agar para awardee mampu mengenal Desamind lebih dalam dan menjawab pertanyaan terkait hal-hal yang menjadi concern mereka. Dewi Fajar selaku ViceDirector of Scholarship Division mengutarakan sejarah Beasiswa Desamind dimulai dari batch satu hingga ketiga. Para awardee juga diberikan penjelasan terperinci terkait hak dan kewajiban penerima beasiswa, kontrak, maupun Timeline beasiswa.

“Selamat datang para awardee, beasiswa ini sudah memasuki tahun keempat dan tentu dari tahun ke tahun memberikan pengalaman yang berbeda,” ungkap Dewi.

Dalam sesi terakhir, tim Beasiswa Desamind 4.0 mengenalkan para mentor yang nantinya akan mendampingi mereka selama menjalankan program. Harapannya, pertemuan ini menjadi langkah awal dan memberikan bounding positif sebelum melangkah ke tahapan selanjutnya.

Penulis: Tavia Aulia Agustina

Editor: Ahmad Zamzami, Kamilya Anjani Putri

5 Awardee Beasiswa Desamind 5.0

Siap Mewarnai Desa, Berikut 5 Pemuda Terbaik yang Berhasil Menjadi Awardee Beasiswa Desamind 4.0

By Beasiswa Desamind, Berita Terkini

DESAMIND.ID Surakarta, (17/05) Desamind Indonesia secara resmi mengumumkan 5 penerima Beasiswa Desamind 4.0 setelah melalui seleksi yang panjang dan ketat. Sebanyak 248 pemuda hebat telah mendaftar dan mengajukan inovasi program untuk kemajuan desa.

Proses yang dimulai pada April hingga Mei dengan alur Seleksi Administrasi, Presentasi Grand Design, dan Wawancara mampu menemukan pemuda yang memiliki semangat kontributif dan kapabilitas membangun desa bersama Desamind. 5 pemuda tersebut yaitu:

NamaUniversitasDesa Project
Hikmal Akbar Ibnu SabilUniversitas JemberDesa Kebaman, Kec. Srono, Kab. Banyuwangi, Jawa Timur
Muhammad AyyasUniversitas Pendidikan IndonesiaDesa Kalijati, Kec. Kalijati, Kab. Subang, Jawa Barat
Nur LailaUniversitas Negeri MalangDesa Japan, Kec. Babadan Kab. Ponorogo, Jawa Timur
Taufiq Bayu Nur RahmatUniversitas Negeri YogyakartaDesa Bawuran, Kec. Pleret, Kab. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Yanuar Laely Lu’luatul AdhaSekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global YogyakartaDesa Sayangan, Kec. Kotagede, Kab. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Tabel 1 Daftar Penerima Beasiswa Desamind 4.0

Selain menjalankan proyek sosial, awardee Beasiswa Desamind 4.0 juga mendapatkan berbagai benefit seperti uang saku bulanan atau living allowance, dana proyek sosial, dan pendampingan oleh mentor yang berpengalaman dalam bidangnya masing-masing. Yulia Susanti selaku Directur of Scholarship Division berharap dengan program ini awardee Beasiswa Desamind 4.0 bisa menjadi local heroes dalam memajukan Indonesia.

“Selamat atas pencapaiannya, mari berproses dan menjadi local heroes dengan kemampuan kelas dunia namun berpemahaman akar rumput,” pungkas Yulia Susanti.

Penulis: Ahmad Zamzami

Genggam Erat Awardee Beasiswa Desamind berPijar, Desamind Laksanakan Monitoring and Evaluation guna Mengukur Kemajuan Proyek Sosial

By Beasiswa Desamind, Berita Terkini, Press Release

Desamind Indonesia berhasil menyelenggarakan kegiatan Monitoring and Evaluation (MONEV) tahap pertama secara daring. Monev ini  bertujuan untuk mengevaluasi kemajuan proyek sosial yang dijalankan oleh Awardee Beasiswa Desamind berPijar, yang meliputi Dian Arifando Rusyadi, Devi Nurbaeti, Putri Felita Listiani, Ego Ibnu Wijaksena, dan Lalu Junaedi Halki yang berasal dari berbagai desa  di Indonesia.

Read More

Menggalakkan Keberlanjutan Panen Madu Trigona di Desa Senanggalih Melalui Townhall Muda Desamind Series

By Artikel, Beasiswa Desamind

Desa Senanggalih baru-baru ini menjadi pusat perhatian setelah berhasil melaksanakan Townhall Muda Desamind Series 3.0 pada hari Ahad (22/10/2023) dengan tema “Menggalakkan Keberlanjutan Panen Madu Trigona melalui Sosialisasi dan Pelatihan Alat Panen Madu Non-Destruktif”. Acara ini dihadiri oleh 70 peserta yang berasal dari para Petani Lebah Trigona, Pemerintah Desa Senanggalih, BUMDES Senanggalih, Karang Taruna, LKMD, PKK, Chapter Desamind Lombok Timur, Senanggalih English Corner dan ASN Muda Lombok Timur.

Acara ini merupakan langkah awal awardee dengan desa mitra untuk melakukan pengesahan proyek dan penandatanganan MoU antara Awardee Desamind Indonesia (Lalu Junaedi Halki) dengan Desa Mitra yang diwakili oleh Kepala Desa Senanggalih (H.M. Suparlan). Acara ini juga menjadi langkah strategis untuk meningkatkan keberlanjutan panen madu di wilayah tersebut, dengan fokus pada Trigona, lebah lokal yang memiliki peran penting dalam ekosistem dan pertanian.

Desa Senanggalih memiliki potensi besar dalam pengembangan pertanian lokal, khususnya dalam budidaya dan produksi madu trigona. Namun tantangan utama yang dihadapi oleh para petani adalah metode panen yang masih terbilang sederhana dan belum optimal serta belum ramah lingkungan. Melalui Townhall Muda Desamind Series, upaya kolaboratif dilakukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait dengan keberlanjutan panen madu trigona.

Acara ini dirancang dengan serangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai pihak, termasuk petani, ahli pertanian, dan pemangku kepentingan lokal. Rangkaian kegiatan meliputi sosialisasi keberlanjutan panen madu Trigona oleh bapak Miftahul Jannah S.E., ahli pertanian lokal dan pakar Trigona yang memberikan
wawasan mendalam tentang pentingnya keberlanjutan panen madu Trigona untuk ekosistem dan pertanian lokal. Selanjutnya yaitu kegiatan diskusi dan tanya jawab yang dipandu oleh Fathin Syihab S.P selaku delegasi SYILEP Indonesia dari Provinsi Nusa Tenggara Barat. Fathin berhasil membuat kegiatan tanya jawab yang interaktif sehingga peserta dapat bertukar pengalaman, bertanya kepada ahli, dan berdiskusi tentang cara meningkatkan panen madu Trigona di tingkat desa.

Setelah pelaksanaan Townhall Muda Desamind Series, desa Senanggalih mencapai beberapa hasil positif. Beberapa di antaranya yaitu, kesadaran masyarakat tentang pentingnya keberlanjutan panen madu Trigona meningkat secara signifikan, petani lokal yang menjadi lebih terampil dalam menggunakan alat panen madu non-destruktif, dan pengoptimalan hasil panen tanpa merugikan lingkungan.

Townhall Muda Desamind Series di desa Senanggalih berhasil membawa perubahan positif dalam praktik pertanian lokal. Dengan fokus pada keberlanjutan panen madu Trigona, acara ini menjadi tonggak penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani dan melestarikan ekosistem lokal. Langkah serupa diharapkan dapat diadopsi oleh desa-desa lain untuk mencapai keberlanjutan dan keseimbangan antara pertanian dan alam.

Penulis: Lalu Junaedi Halki, awardee Beasiswa Desamind berPijar 3.0