Skip to main content
Tag

Desa Archives - Desamind

Memupuk Kepemimpinan Akar Rumput melalui Sekolah Local Hero dan Desamind Leadership Camp 4.0

By Press Release

DESAMIND.ID Surakarta, (2/6) – Dalam rangka tindak lanjut program grand bibit Indika Foundation Impact Grand (IFIG), Desamind Indonesia menyelenggarakan kegiatan Sekolah Local Hero dengan tema “Peningkatan Kapasitas Kepemimpinan Kolaboratif-Kontributif Pemuda melalui Internalisasi Peacebuilding untuk Pengembangan Desa”.

Selain itu, kegiatan ini juga merupakan bagian dari rangkaian Desamind Leadership Camp 4.0 yang dikemas secara daring sebelum nantinya dilanjutkan secara luring di Yogyakarta pada tanggal 7-9 Juni 2024. Lebih dari 80 pemuda dari berbagai desa di Indonesia dengan antusias mengikuti sesi daring dari pagi hingga siang. Interaksi melalui tanya jawab dan diskusi dengan narasumber terbukti menjadi pemantik yang efektif dalam membentuk kepemimpinan yang solid untuk membangun desa.

Lebih lanjut, pertemuan ini dirancang untuk membentuk generasi pemimpin dengan pola pikir akar rumput, menghadirkan pemuda-pemuda hebat yang berpengalaman dan berkapasitas dalam memberikan pengaruh perubahan dan kemajuan. Rian Fahardhi, Content Creator sekaligus founder Distrik Berisik dan Narran.id mengawali sesi dengan memberikan poin-poin penting untuk terus berjuang dalam berdampak positif untuk Indonesia, khususnya dari desa. Beliau juga berpesan bahwa ide atau gagasan yang ada dalam diri harus disuarakan demi memecahkan masalah. 

“Terus kawal isu-isu yang ada. Mari bersama-sama membangun hal positif untuk lingkungan sekitar. Kalau bukan kita, lantas siapa lagi yang akan bergerak?” tegas Rian.

Selain Rian, ada dua narasumber lain yang mengisi acara dan berbagi ilmu untuk peserta, yaitu Zakky Muhammad Noor, Managing Director Desamind Indonesia Foundation serta Ryandra Syahdan Mahmudin, CEO Cipta Visi Grup dan Sekolah Milenial Tani.

Foto Sesi Zakky Muhammad Noor

Zakky memberikan materi terkait The 7 Habits of Highly Effective People & Socratic Circle: Leadership 101 yang sangat penting dalam membangun karakter pemimpin masa depan. Zakky turut menjelaskan tujuh kebiasaan manusia yang bisa dipraktikkan agar hidup bisa lebih produktif dan efektif dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin. 

“Dari tujuh habits secara garis besar terbagi menjadi tiga golongan yang perlu diperhatikan, yakni kebiasaan berhubungan dengan diri sendiri, kebiasaan berhubungan dengan orang lain, serta kebiasaan untuk mengembangkan keahlian diri,” ungkap Zakky.

Senada dengan Zakky, Rayndra juga berbagi pengetahuan mengenai kepemimpinan, namun dengan fokus pada pengalaman pribadinya mengembangkan potensi desa bersama masyarakatnya. Rayndra memaparkan secara detail sesi bertajuk “Youth, Village, and World: Membangun Kepeloporan di Desa dengan Menerapkan Nilai-Nilai Perdamaian.” Beliau menegaskan bahwa potensi desa sangat luar biasa dan dapat menjadi tonggak utama membangun kesejahteraan melalui pengelolaan yang tepat serta berkolaborasi dengan seluruh lapisan masyarakat.

“Di desa itu ada semua dan memiliki aset penting, seperti pertanian, peternakan, hingga pariwisata. Jadi, ayo para pemuda kembali ke desa, memanfaatkan potensi itu dan menjadi lilin-lilin desa yang bersinar,” tegas Rayndra.

Foto Sesi Ryandra Syahdan Mahmudin

Davin Gildas Gunawan, pemuda asal Blitar mengaku mendapatkan ilmu dan pengalaman banyak terkait kepeloporan desa ketika mengikuti kegiatan ini. Ia berharap bisa menerapkan materi yang telah disampaikan serta nantinya bisa bertemu kawan-kawan dari berbagai daerah dalam acara DLC 4.0 di Yogyakarta.

“Banyak sekali yang didapatkan dan akan kami terapkan ketika terjun di masyarakat. Sampai jumpa di Yogyakarta. Mari saling bertukar pikiran dalam mewujudkan terobosan-terobosan dari desa untuk Indonesia,” pungkas Davin.

Penulis: Ahmad Zamzami

Editor: Syifa Adiba

Dedikasi dari Kota untuk Desa, Kisah Mas Tani Farm Seorang Inisiator Pertanian di Desa Siraman, Gunungkidul

By Artikel, Ensiklopedia Desa, Pemberdayaan Kepemudaan

Desamind.id – Mas Tani Farm panggilan yang begitu familiar di kalangan masyarakat desa Siraman, merupakan panggilan dari Fahid Nurarrosyid. Beliau merupakan seorang anak muda dari Desa Siraman, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul yang memiliki dedikasi tinggi pada bidang pertanian.

Kisah Fahid dimulai pada tahun 2018, ia menyelesaikan studinya pada jenjang SMK, setelah menyelesaikan pendidikannya Fahid memutuskan untuk merantau sebagai seorang pekerja di PT. Denso Indonesia dengan posisi sebagai Quality Control di kota Bekasi. Selama masa bekerja, Fahid merasakan kegelisahan karena faktor internal yang menyebabkan ia memikirkan kondisi pertanian yang kurang dalam manajemen dan pemasaran pertanian di desanya, ia juga merasakan kejenuhan karena kondisi yang jauh dari orang tua di perantauan.

Fahid merasa sudah cukup bekerja sebagai pegawai pada perusahaan di kota, dengan berbekal ilmu dan pengalaman yang didapatkannya dalam bidang Industri diharapkan nantinya mampu untuk bisa memberi kemanfaatan dalam memberikan dedikasi untuk desanya. Faktor eksternal juga mempengaruhi perasaan Fahid. Banyaknya pemuda di desanya yang merantau ke kota, kurangnya inisiator yang menjadi penggerak di desanya.

Merasa gelisah melihat permasalahan pertanian serta kondisi orang tua di desa. Fahid akhirnya memutuskan untuk resign dari pekerjaannya, setelah sebelumnya bekerja di kota dalam rentang waktu satu tahun.

Keputusan Fahid untuk kembali ke desa tidak berbuah sia-sia. Dalam usahanya memajukan pertanian di desanya, Fahid memikirkan ide untuk dapat merealisasikan harapannya sebagai orang yang peduli terhadap kondisi desa. Ia berinisiatif untuk memberdayakan pertanian yang ada di desanya, dengan melihat potensi besar dalam segi lahan, dan juga sumber daya alam yang terdapat di desanya.

Meskipun Fahid belum memiliki pengetahuan yang luas tentang pertanian, ia berusaha terus mempelajari ilmu dan juga praktek pertanian dengan melakukannya sendiri secara otodidak dan bertanya kepada akademisi yang ahli dalam bidang pertanian. Namun, walau sudah berusaha keras untuk menggagas pertaniaan ini, Fahid masih perlu dorongan yang lebih besar untuk merealisasikannya. Hal ini disebabkan karena sedikitnya orang yang berminat untuk terjun dalam memajukan pertaniaan di desanya.

Melihat kekurangan yang ada, tak membuat Fahid berhenti untuk mewujudkan mimpi besarnya. Fahid terus berusaha mengembangkan pertanian dengan merangkul para pemuda di desanya serta para akademisi dalam untuk saling bahu-membahu dan berkolaborasi dengan suatu lembaga atau komunitas di bidang pertaniaan. Hingga terbentuklah sinergi yang mempunyai andil besar dalam kemajuan pertanian di Desa Siraman.

Melalui terjalinnya sinergi yang terbentuk tersebut, hasilnya mampu memberikan pemberdayaan berupa ilmu dan praktek kepada para anggotanya dimulai dari basic tentang pertanian dalam merealisasikan kegiatan pertanian di desanya. Diawali dengan menanam sayur, yang kemudian hasil panennya dibagikan ke tetangganya hingga sampai tahap penjualan sayuran secara meluas dari hasil panen tanamannya.

Melihat hasil panen tanaman yang didapatkan dari pertaniannya. Fahid bersama rekan-rekannya menanam tanaman melon, sebelum mereka menanam tambahan tanaman yang lainnya. Dari tanaman melon inilah masyarakat mengenal Fahid secara familiar dan menyebutnya dengan sebutan “Mas Tani”.

Dari proses panjang pemberdayaan pertanian yang dijalankan Fahid sebagai petani. Fahid juga merasakan kendala selama memperjuangkan konsistensinya bagi pertaniaan di desanya. Kendala yang dirasakannya meliputi: kendala mental, tekanan dari lingkungan sekitar, industrialisasi yang kurang terkoordinir, dan kendala lainnya.

Permasalahan yang dihadapi selama berdedikasi sebagai seorang petani muda tak membuat Fahid lengah. Hal tersebut membuktikan peran nyatanya sebagai seorang petani yang mampu berprestasi. Fahid berkesempatan mendapatkan penghargaan pada Pekan Nasional (PENNAS) bidang pertanian hari Sabtu (15/06/2023) dalam bidang pertanian dengan karyanya Sistem Pertanian Creative Farming “Budidaya Hortikultura berkelanjutan dan Ramah Lingkungan” dari tanaman melon, yang diberikan dalam PENNAS di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.

Dengan adanya prestasi yang didapatkan Fahid dan perjalannya dalam memajukan pertanian di desanya, harapannya dapat memotivasi para generasi muda untuk selalu peduli terhadap pertanian di desa. Selain itu, generasi muda mampu menjadi Agent of Change dan memberikan dampak yang luas bagi lingkungan masyarakat di desa.

Penulis: Arief Rahman Husein

Editor: Syifa Adiba dan Putri Aulia Pasa

Desamind Chapter Bogor X YRI Bersatu untuk Charity di Taman Baca Cijayanti

By Berita Terkini, Pemberdayaan Kepemudaan, Press Release

Minggu, 7 Mei 2023 – Dalam rangka menjalin kerjasama, Desamind Chapter Bogor serta Youth Ranger Indonesia (YRI) melakukan Kolaborasi yang dilaksanakan dalam rangkaian acara Indonesia Youth Potential Camp 2023 yaitu salah satunya Charity #1Sekolah. YRI melakukan kerjasama dengan Desamind Bogor sebagai partner relawan dan Taman Bale Baca Cijayanti  (TBM BCC) untuk menjadi wadah tempat dilaksanakannya acara tersebut.

Kegiatan ini dipandu oleh Kania Dewi Maulina Sebagai MC perwakilan dari Desamind Bogor. Kania menyapa rekan serta adik-adik di taman baca dengan ceria, tidak lupa juga menyampaikan maksud dan tujuan dari Desamind Bogor x YRI pada sore hari itu.

Acara dilanjutkan dengan tujuan mencairkan suasana yaitu dengan kegiatan Ice Breaking yang dipandu oleh Fitrah dan juga Zilva ditemani oleh Gadis, Fazri, dan Wawan. Setelah ice breaking dilaksanakan, acara dilanjutkan dengan mendongeng bersama, kegiatan mendongeng dipandu oleh tim yang sama saat melakukan ice breaking, yaitu Fitrah, Kania,  dan juga Zilva.

Keseruan acara tidak hanya sampai mendongeng ria, setelah mendongeng kegiatan selanjutnya adalah calistung dan juga mewarnai, kegiatan calistung dan juga mewarnai disambut antusias oleh adik-adik Taman Baca Cijayanti.

Calistung bersama kakak-kakak Desamind dan YRI

Sesi terakhir serta akhir dari serangkaian acara sebagai puncak kegiatan kolaborasi acara tersebut adalah sesi pembuatan pohon harapan yang di pandu oleh perwakilan YRI yaitu Mas Dimas Dwi Pangestu dan Mba Siti Nurhaliza. Saat melakukan Pohon Harapan ini adik-adik diberikan sticky notes serta alat tulis dan menuliskan harapan masa depan serta cita-cita mereka lalu ditempelkan satu-persatu pada pohon harapan yang telah digambarkan oleh kakak-kakak. Tak lupa, selain pohon harapan ada juga sesi menulis rangkaian kata untuk semua yang hadir pada sore itu.

Pohon harapan adik-adik TBM BBC bersama Mas Dimas dan Kak Nurul

Setelah semua rangkaian acara selesai, harapannya kegiatan ini dapat diingat kembali oleh adik-adik dan menjadi kegiatan yang memberikan dapak positif bagi seluruh orang-orang yang hadir, serta harapan yang mereka tulis dapat menyalakan api semangat mereka dalam meraih prestasi dan menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas. Acara ditutup dengan foto bersama.

Sesi foto bersama

Desamind, Ingat bangsa, Ingat Desa! YRI, Gelora Api Pemuda.

Penulis: Nurfazriyanti Syawaliah, Bening Setara Bulan dan Melanz Togi Sihol Marito (Desamind Chapter Bogor)

Rumah Cerdas Indonesia, Impian Nyata Untuk Desa Dari Della Mariam Yollanda (Awardee Beasiswa Desamind 2.0)

By Beasiswa Desamind, Berita Terkini, Pemberdayaan Kepemudaan, Press Release, Program Unggulan Desamind

Della Mariam Yolanda akrab disapa Della merupakan peraih Beasiswa Desamind 2.0. yang berkuliah di jurusan Oseanografi, Universitas Padjajaran. Sepanjang masa kuliahnya, Della tidak hanya aktif dalam bidang akademik. Tapi, Della juga aktif di kegiatan non-akademik dengan mengikuti kegiatan organisasi di kampus. Namun, Della juga tak melupakan perannya sebagai mahasiswa yang mempunyai inisiatif tinggi untuk memajukan desanya.

Momen yang mempertemukan Della dengan Beasiswa Desamind yaitu saat Della sedang mencari informasi beasiswa di Instagram. Ketika itu, Della tengah dalam pengerjaan proyek hibah dari Universitas Padjajaran yang akan selesai dan Della berinisiatif mencari beasiswa yang berfokus untuk memberikan pelatihan kepemimpinan. Hal inilah yang mempertemukannya dengan Beasiswa Desamind 2.0. Berbekal tekat yang kuat dan kesungguhan hati, Della lolos dan berkesempatan menjadi Awardee Beasiswa Desamind 2.0.

Rumah Cerdas Indonesia, adalah projek taman baca yang mengantarkan Della sebagai Awardee Beasiswa Desamind 2.0 di Desa Kanangsari, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung. Rumah Cerdas Indonesia merupakan program yang digagas atas dasar mentoring dan diskusi dengan beberapa masyarakat untuk meningkatkan akses literasi, melalui best learning sebagai upaya meningkatkan pendidikan di desa setempat.

Bentuk kegiatannya meliputi kegiatan pengabdian masyarakat dengan belajar bersama anak-anak dengan belajar seperti membaca, mewarnai, dan mengaji serta bermain di Rumah Cerdas Indonesia. Selain itu, melakukan kegiatan pengadaan sanitasi dan sumber air bersih yang berkolaborasi dengan pemerintahan desa setempat. Kegiatan lain yang dilakukan yaitu pengkajian kualitas air oleh mahasiswa yang nantinya air tersebut disalurkan melalui paralon ke rumah-rumah warga yang membutuhkan untuk keperluan harian dan konsumsi.

Kegiatan Belajar Bersama Anak-Anak

Output yang dicapai dari program ini adalah terbentuknya teman baca, yang dinamakan dengan Rumah Cerdas Indonesia sebagai tempat yang mewadahi peningkatan aktivitas literasi, numerasi, dan seni anak-anak di Desa Cikalong; tersalurkannya air bersih ke rumah-rumah masyarakat serta pengembangan masyarakat yang didapat melalui program sanitasi dan penyaluran air bersih; terbentuknya kader penggerak pemberdayaan desa dan literasi bagi Desa Cikalog.

Proses keberlanjutan Program Rumah Cerdas Indonesia berjalan dengan baik hingga saat ini, dan harapannya bisa menambah fasilitas, referensi pustaka, serta mampu melakukan berkolaborasi dengan komunitas-komunitas terkait lainnya. Sedangkan program sanitasi dan sumber air bersih tengah dalam progres penyelesaian penyaluran ke semua rumah-rumah yang membutuhkan. Della mengatakan ia sangat mendapatkan manfaat dari program mentoring Beasiswa Desamind 2.0.

Program mentoring Beasiswa Desamind memberikan kesan yang mendalam dan memberikan kesempatan untuk belajar lebih terbuka dalam menghadapi masalah, masyarakat, dan menggagas suatu proyek. Selain itu juga mengajarkan keilmuan dan pemahaman baru dari pemateri yang ahli pada bidangnya, sebagaimana program Desamind Leader Camp (DLC) yang banyak merubah diri dalam melaksanakan aksi nyata untuk masyarakat.

“Terus mengevaluasi program-program yang Della proyeksikan dengan melakukan kolaborasi dengan pihak-pihak terkait, dan berusaha menerapkan ilmu yang dimiliki untuk diaplikasikan dalam elemen masyarakat serta berusaha memberikan dampak dengan melakukan projek sosial sesuai dengan keilmuan yang dimiliki” ujar Della sebagai keberlanjutan program.

Penulis: Arief Rahman Husein

Editor: Syifa Adiba, Putri Aulia Pasa dan Muhammad Ertam Hidayat

Penakluk Lebah, Awardee Beasiswa Desamind 2.0, Yudiatna Dwi Sahreza Gebrak Potensi Desa dengan Project WTC

By Artikel, Pemberdayaan Kepemudaan, Press Release

Yudiatna Dwi Sahreza atau sapaan akrabnya Yudi. Yudi adalah seorang mahasiswa di Universitas Mataram yang sadar akan peran penting dan tanggung jawab sebagai agent of change dan mengikuti berbagai macam organisasi adalah salah satu bentuk prosesnya. Yudi berasal dari desa terpencil membuatnya ingin mengabdi dan memajukan desa.

Niat mulia ini terjawab salah satunya dengan menjadi awardee Beasiswa Desamind 2.0 bersama 4 pemuda hebat lainnya. Pemanfaatan kesempatan dan kemampuannya yang mempertemukannya dengan informasi beasiswa yang diinformasikan melalui kanal informasi Unit Kegiatan Pers Kampus Mahasiswa (UKPKM) MEDIA UNRAM.

Projek Wanasaba Trigona Center (WTC) yang menghantarkannya menuju gerbang Beasiswa Desamind 2.0. Projek WTC ini didasari dengan keresahan Yudiatna, melihat potensi alam di desa tidak dimaksimalkan oleh masyarakat maupun pemerintah.

Pada proses pelaksanaan pengabdian ke masyarakat, Yudi dan timnya melakukan kegiatan sosialisasi dan pelatihan budidaya lebah trigona kepada masyarakat khususnya kelompok pemuda yang ada di desa. Melihat kapasitas diri, maka penting untuk kolaborasi dengan seluruh pihak dan menggandeng pemerintah desa untuk mendukung WTC ini.

Kolaborasi WTC dengan pemerintah desa

Kolaborasi yang sudah kami lakukan yaitu bekerja sama dengan teknisi perlebahan NTB, Karang Taruna Desa, dan Akademisi Dosen Fakultas Peternakan. Sehingga output yang sudah kami capai adalah terbentuknya WTC, peningkatan pengetahuan masyarakat tentang budidaya lebah trigona, lolos pendanaan kewirausahaan unram, terciptanya produk lebah madu trigona sebagai produk Desa Wanasaba Lauk dan lain sebagainya.

Produk Lebah Madu Trigona

Kedepannya Yudi berharap WTC dapat menjadi tempat penelitian mahasiswa maupun doesn dan memaksimalkan produk lain dari lebah trigona seperti Pemanfaatan ekstrak propolis untuk kencantikan, pengobatan dan lain lain.

Harapan saya untuk pejuang beasiswa desamind 3.0 adalah tancapkan niat baik dari awal untuk menjadi pioneer penggerak desa agar lebih maju dan melek peradaban.

Penulis: Putri Aulia Pasa dan Yudiatna Dwi Sahreza

Kisah Inspirasi Imelta, Peraih Beasiswa Desamind 2.0 asal Gunungkidul

By Artikel, Beasiswa Desamind

(14/02) GUNUNGKIDUL – Imelta Indriyani Alfiah atau Imel merupakan peraih Beasiswa Desamind 2.0 yang berkuliah di Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta. Pemudi berusia 21 tahun ini merupakan mahasiswa jurusan Psikologi yang suka bercerita, mocopatan dan geguritan atau nembang dan berpuisi dalam Bahasa Jawa. 

Selain berkuliah, Imel juga aktif menjadi volunter pengajar pendidikan keaksaraan fungsional untuk lansia buta aksara dan Kesetaraan paket A, B dan C (setara SD, SMP, dan SMA) di PKBM Handayani Gunungkidul sejak 2017 hingga 2023. Semangatnya dalam volunteer dan peningkatan kapasitas diri akhirnya mempertemukannya dengan Beasiswa Desamind 2.0.

Pertama kali tahu informasi tentang beasiswa desamind adalah dari tetangga yang berbagi pengalaman mengikuti seleksi beasiswa desamind angkatan pertama kemudian masuk final 16 besar. Dari situlah saya termotivasi untuk mendaftarkan diri di periode berikutnya dan mencari informasi yang lebih detail.

Informasi tentang Beasiswa Desamind 2.0 pula yang mengawali perjalanan Imel untuk tahu dan kenal dengan Desamind. Imel pun akhirnya berkesempatan untuk ikut serta dalam kegiatan Desamind Leadership Camp 2.0 yang mempertemukannya dengan awardee Beasiswa Desamind lainnya. Perjalanannya pun tidak berhenti sampai di situ. Imel pun juga berhasil menjadi salah satu inisiator terbentuknya Desamind Chapter Gunungkidul.

Saung Lentera Nglegi, projek yang menghantarkan Imel pada Beasiswa Desamind 2.0. Saung Lentera Nglegi merupakan salah satu wujud pelaksanaan program pengabdian masyarakat  di bidang peningkatan literasi yang dilaksanakan oleh Imel sebagai Awardee Beasiswa Desamind di Desa Nglegi, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul bersama dengan Karang Taruna Nglegi, mitra utama dalam berkegiatan. 

Bentuk kegiatan dari program pengabdian masyarakat ini yaitu dengan membentuk forum anak Nglegi yang tergabung dalam “Saung Lentera Nglegi”. Program dari Saung Lentera Nglegi mengajak anak-anak untuk belajar literasi baca-tulis, numerasi, sains, digital, budaya dan finansial dengan menggandeng mitra utama, Karang Taruna Desa Nglegi sebagai kader penggerak literasi. 

Saung Lentera Nglegi berhasil mengadakan agenda fun learning, latihan budidaya tanaman, serta bijak mengelola plastik untuk menarik minat warga masyarakat. Tidak hanya itu, Saung Lentera Nglegi juga mengadakan berbagai perlombaan, mulai dari lomba bercerita hingga bermain dolanan anak. Hal ini dilaksanakan agar anak-anak memilki lebih banyak variasi kegiatan dan mengurangi kebosanan.

Tidak hanya bergerak dengan sumber daya manusia di desa, Saung Lentera Nglegi juga berkolaborasi dengan beberapa komunitas/lembaga untuk mendukung peningkatan kualitas pengurus dan peserta. Beberapa komunitas/lembaga yang telah bekerja sama dengan Saung Lentera Nglegi, meliputi:1. PKBM Handayani; 2. Karang Taruna Wahana Kartika Muda Nglegi; 3. Dinas Pendidikan Gunungkidul; 4. Dinas Pemuda dan Olahraga Gunungkidul; 5. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Gunungkidul; 6. Kelompok Tani Ngudi Mulyo Nglegi; 7. Kelompok desa prima sejahtera Nglegi; 8. Yayasan pendidikan integral satu bumi Bali binaan danone; 9. Balai Bahasa Yogyakarta; 10. Komunitas sahabat pulau chapter Yogyakarta; 11. Forum Mahasiswa Gedangsari (FORMASI); 12. Pemkal Nglegi dan 13. Puskesmas Patuk II.

Output yang dicapai dari program ini adalah peningkatan kondisi sosial ekonomi masyarakat Nglegi, termasuk budaya literasi, numerasi, sains, digital, dan finansial anak-anak Desa Nglegi; semakin luas gerak pemanfaatan ilmu teknologi serta pengembangan masyarakat dan potensi daerah; terbentuknya kader penggerak literasi anak Desa Nglegi. 

Proses keberlanjutan kegiatan ini berfokus pada perbaikan kelemahan-kelemahan yang ada berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi. Sehingga, program yang dijalankan tidak hanya berjalan selama periode Beasiswa Desamind yang berlangsung selama satu tahun saja. AKan tetapi, juga berkelanjutan dan memiliki jangkuan yang lebih luas.

Saat ini, Program Saung Lentera Nglegi sudah berjalan rutin setiap bulannya. Apalagi, dengan keberadaan kader penggerak literasi yang memberikan inovasi dalam berkegiatan sehingga tidak terkesan monoton. Hal ini membuat anggota menjadi lebih antusias untuk mengikuti kegiatan. Sebagai salah satu awardee, Imel juga memaparkan bahwasannya dia sangat merasakan manfaat yang besar dan berdampak dari kegiatan mentoring Beasiswa Desamind 2.0. 

Program mentoring beasiswa ini bertujuan untuk membimbing awardee menjadi pribadi yang memiliki pemikiran luas, terobosan yang bagus, jiwa kepemimpinan yang tinggi, dan kolaboratif. Selain itu, mentoring Beasiswa Desamind juga melatih awardee untuk mengembangkan potensi desa dan mengoptimalkan pemberdayaan sumber daya manusia yang ada, sebagai bentuk pengupayaan kebermanfaatan untuk desa dengan timeline yang tertata. Evaluasi dari setiap program yang sudah dijalankan maupun yang tidak berjalan juga berdampak positif. Awardee diarahkan untuk bisa menemukan solusi dari permasalahan kegiatan yang dilaksanakan.

Imel berharap, teman-teman yang akan berjuang di Beasiswa Desamind 3.0 untuk senantiasa semangat. Bagi Imel, “Tak ada sesuatu yang instan. Orang sukses perlu sebuah proses. Lakukan dan tunjukkan yang terbaik karena hasil tidak akan mengingkari proses. Indonesia memiliki banyak anak muda yang mampu mendorong lahirnya local heros bagi pengembangan desa yang berkompetensi global. Jadilah salah satunya karena sesuatu yang besar diawali dari hal kecil dan hal-hal terdekat kita”.

Penulis: Putri Aulia Pasa

Asa di Desa Gandis, Saksi Perjuangan Anak Buruh Sawit Gapai Pendidikan

By Artikel

“Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

”Bunyi Pasal 28E Ayat 1 UUD 1945 di atas membuktikan dengan jelas bahwa pendidikan merupakan sebuah hak yang wajib didapatkan oleh semua warga negara tanpa terkecuali. Namun, tidak bisa dipungkiri permasalahan pendidikan selalu menjadi isu pelik di negeri ini.

Berdiam diri menyalahkan keadaan tentu bukan sebuah pemecahan solusi. Jika ditelisik lebih dalam, pendidikan bukan sekedar urusan pemerintah maupun guru belaka, namun urusan kita bersama.

Mengamati sejenak dan mengambil hal positif dari isu-isu yang ada bisa menjadi langkah awal menuju sebuah perubahan. Salah satunya bisa melihat dari perjuangan pendidikan anak buruh sawit di SD 015 Best Agro yang terletak di Desa Gandis, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah.

SD swasta di bawah naungan perusahaan kelapa sawit Best Agro International ini secara keseluruhan diisi siswa dari anak buruh sawit yang mengadu nasib merantau dari desa-desa di luar Pulau Kalimantan. Secara data, 65% dari Jawa, 10% dari Kalimantan dan 25% kumpulan dari berbagai daerah yang ada di Indonesia dengan total siswa mencapai 157. Tidak heran jika dalam satu kelas berisikan siswa berasal dari Banjarnegara, Wonosobo, Cilacap, Jombang, Kupang, Bima dan wilayah lainnya.

Perjuangan mereka untuk mendapatkan akses pendidikan terasa berkali-kali lipat lebih sulit dibandingkan kita yang berada di daerah dengan akses dan fasilitas yang tercukupi. Walaupun sudah ada fasilitas transportasi berupa bus penjemputan yang disediakan perusahaan, jarak jauh dan jalan hutan sawit penuh lumpur sering kali menjadi penghambat menuju sekolah. Sejak pukul 5 pagi, mereka harus siap untuk dijemput. Jadi, bukan sesuatu yang aneh jika banyak ditemui siswa dengan muka kusam dan belum mandi, bahkan tidak sempat cuci muka, masih memakai pakaian bebas, dan tergesa-gesa serta salah memakai seragam karena listrik sudah padam. Aliran listrik sendiri hanya ada di jam 6 sore hingga 10 malam.

Hal yang juga sering dijumpai adalah ketika sekolah sepi karena mereka tidak masuk. Bukan karena malas, melainkan hujan membuat jalanan tidak bisa dilalui atau secara tiba-tiba bus mogok. Akses menuju sekolah memang hanya bisa mereka tempuh dengan mengandalkan jemputan. Membutuhkan waktu yang lama jika berjalan kaki karena dengan bus saja, waktu tempuhnya sekitar 1,5 jam. Tidak mungkin juga diantarkan sepeda motor. Orangtua mereka dari pagi sampai sore sudah meninggalkan rumah untuk bekerja mengurus sawit. Pembelajaran model jarak jauh pun tidak menjadi solusi. Lokasi di tengah hutan sawit seperti ini keberadaan sinyal internet sangat minim sekali.

Melihat kondisi tersebut, semangat mereka dalam mendapatkan pendidikan tidak pudar. Bahkan dijadikan penyemangat untuk selalu berusaha menggapai impian. Prestasi-prestasi yang diperoleh tidak kalah dengan SD yang lain, bahkan lebih unggul. Seringkali mereka memenangkan perlombaan di kecamatan dan mewakili lomba di tingkat kabupaten bahkan pernah ada yang sampai ke tingkat nasional.

Problematika yang dihadapi oleh anak-anak buruh sawit membuktikan bahwa di mana pun keberadaannya, pendidikan merupakan sesuatu yang harus diperjuangkan. Tanah rantau yang serba terbatas tidak menjadi sebuah hambatan bahkan dijadikan motivasi untuk melampaui batas.

Penulis: Ahmad Zamzami

Editor: Putri Aulia Pasa, Syifa Adiba dan Muhammad Ertam Hidayat

Saung Lentera Nglegi

GPT Saung Lentera Nglegi, Upaya Pembentukan Karakter Budaya Literasi Anak

By Berita Terkini, Pemberdayaan Kepemudaan

Penutupan kegiatan Saung Lentera Nglegi (awardee Beasiswa Desamind 2.0) dilaksanakan pada Minggu (14/11/2022) dengan mengadakan ‘Gebyar Permainan Tradisional GPT’. Acara ini diselenggarakan di area Komplek Balai Kalurahan Nglegi. Beragam kegiatan dolanan anak ini diikuti oleh 35 orang dari anggota maupun non-anggota Saung Lentera Nglegi.

Peserta berasal dari latar belakang pendidikan yang bervariasi, mulai dari anak usia dini hingga sekolah menengah pertama. Acara ini merupakan kolaborasi antara Taman Baca Masyarakat (TBM) Handayani Kapanewon Patuk, Karang Taruna Wahana Kartika Muda, Desamind Chapter Gunungkidul, serta Kak Papsky selaku mentor Beasiswa Desamind 2.0. Kegiatan ini diadakan dengan tujuan untuk mengajarkan anak–anak pentingnya bersosialisasi dan tetap menjaga kebudayaan bangsa Indonesia.

GPT Saung Lentera Nglegi 2022 diawali dengan upacara pembukaan di Pendopo Kalurahan Nglegi. Acara ini dihadiri oleh semua peserta GPT Saung Lentera Nglegi 2022. Acara dilanjutkan dengan sambutan serta pengarahan kegiatan dari Ibu Wasriyati selaku salah satu penanggungjawab acara.

GPT Saung Lentera Nglegi 2022 yang diadakan sejak pukul 09.00 WIB hingga 13.00 WIB. Acara diisi dengan beragam permainan tempo dulu yang biasa dimainkan anak-anak generasi sebelum Milenial (tahun 2000an). Ragam permainan tradisional yang diperkenalkan dan dimainkan meliputi: suda manda, gobag sodor, dingklik oglak-aglik dan masih banyak lagi.

Sebagai contoh, permainan gobak sodor atau galah asin merupakan permainan ketiga di GPT yang dilombakan serta membutuhkan kekompakan regu. Permainan ini dimainkan oleh 2 kelompok yang terdiri dari 4 anak setiap kelompoknya. Butuh tenaga ekstra dan strategi yang mumpuni untuk memenangkan permainan ini.

Inti permainan gobak sodor adalah menghadang lawan agar tidak lolos melewati garis depan menuju garis belakang. Jika, ada lawan yang bisa lolos sampai ke garis belakang dihadang lagi agar tak sampai ke garis depan kembali. Permainan ini dimainkan di lapangan dengan bentuk garis segi empat mirip garis lapangan bulu tangkis.

Dalam acara gebyar permainan tradisional ini, juga terdapat kegiatan peragaan busana adat Jawa. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan pakaian khas Jawa kepada anak-anak, serta cinta produk lokal.

Di tengah maraknya permainan digital yang semakin modern, anak-anak diharapkan tidak kehilangan masa bermainnya dan mampu mendorong kreativitas anak. Gebyar permainan tradisional ini juga bertujuan sebagai upaya mengurangi candu dari gawai yang menjadi salah satu permasalahan anak belakangan ini. 

Semoga Saung Lentera Nglegi bisa menjadi lentera bagi Desa Nglegi, Gunung Kidul dan Indonesia. Desamind, Ingat Bangsa! Ingat Desa!

Penulis : Imelta
Editor : Papsky dan Syifa

WOS CIPAKU, Produk Kolaborasi Desamind, Karangtaruna Trigantara Desa Cipaku dan Zahira Mitra Syariah di Tengah Pandemi

By Berita Terkini

Purbalingga, Jawa Tengah –  Wos Cipaku merupakan produk Beras asli petani lokal yang dikelola langsung oleh Karangtaruna Trigantara Desa Cipaku, Mrebet, Purbalingga, Jawa Tengah. Produk ini merupakan hasil kerjasama dan binaan Desamind beserta Zahira Mitra Syariah yang berkolaborasi dengan Karangtaruna Trigantara yang bertujuan untuk mewujudkan kemandirian Karangtaruna dan juga mendukung program-program kebaikan karangtaruna, seperti kegiatan Komunitas Cipaku Peduli (KCP) yang berada di bawah naungan karangtaruna yang telah berlangsung selama 2 tahun. KCP aktif dalam melakukan kegiatan sosial, pendidikan, dan kolaborasi kebaikan lainnya yang fokus terhadap masyarakat Desa Cipaku.

PEMBENTUKAN KOMUNITAS CIPAKU PEDULI (KCP) OLEH KARANGTARUNA TRIGANTARA DESA CIPAKU DENGAN KKN UNSIQ (MARET, 2019)

Selama ini, program-program yang dilaksananakan oleh Komunitas Cipaku Peduli (KCP) banyak didukung oleh swadana masyarakat, baik berupa uang maupun materi. Adanya Wos Cipaku yang mulai diproduksi pada tanggal 2 Februari 2021 ini menambah peluang pemasukan dengan mengangkat semangat “Membeli = Bersedekah.”. Keuntungan Wos Cipaku sebagian dimasukan dalam kas Karangtaruna untuk mendukung Program Komunitas Cipaku Peduli.

“Karangtaruna dan KCP telah aktif melakukan berbagai kegiatan di Desa Cipaku sejak 2 tahun yang lalu, seperti pendirian rumah singgah, pembagian sembako kepada warga secara rutin, pemberian bantuan dana pendidikan kepada anak yatim/dhuafa, kolaborasi program bersama KKN, Mata Garuda LPDP, dan komunitas lainnya. Dan saat ini kami sangat bersyukur dengan adanya Wos Cipaku hasil kerjasama dengan Desamind dan Zahira Mitra Syariah.” Ungkap Dheni Fedianto, Ketua Karangtaruna Trigantara Desa Cipaku

KEGIATAN SOSIAL BERSAMA KKN UMP/UTY DI DESA CIPAKU

Dalam hal ini, Desamind berperan dalam menjadi partner dan Pembina produk Wos Cipaku. Mulai dari perencanaan, desain, pencarian kerjasama pemodalan hingga dukungan marketing dan promosi. Wos Cipaku sendiri telah memiliki akun instagram dan tiktok yang dikelola langsung oleh tim dari Desamind dan Karangtaruna (akun ig dan tiktok @woscipaku.pbg).

Zahira Mitra Syariah, sebagai mitra pembiayaan berbasis syariah memberikan dukungan penuh untuk memberikan modal agar produk ini bisa diterapkan. Zahira Mitra Syariah sendiri merupakan salah satu partner strategis Desamind dalam pemberian dukungan terhadap UMKM ataupun produk-produk masyarakat lainnya.

WOS CIPAKU

Desamind, Zahira Mitra Syariah, dan tentunya Karangtaruna Trigantara Desa Cipaku berharap kolaborasi ini terus berjalan. Mengingat beras merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Membeli Wos Cipaku, tidak hanya membuat perut kita kenyang, namun juga dapat menjadi pahala, karena membeli  sama dengan bersedekah. Semoga Wos Cipaku menjadi salah satu jalan kebaikan  untuk membuka semangat pemuda Desa untuk aktif dalam memperdayakan Desanya.

Wos Cipaku tersedia dalam dua kemasan yaitu 2,5 dan 5 kg. Wos Cipaku dapat menjadi pilihan kebutuhan rumah tangga ataupun kegiatan komunitas. Desamind, Ingat Bangsa, Ingat Desa!

Pengumuman Lima Peserta Lolos Beasiswa Desamind 1.0

By Beasiswa Desamind, Berita Terkini, Program Unggulan Desamind

Beasiswa Desamind 1.0 Tahun 2020 dibuka pada awal bulan Agustus 2020 hingga akhir September 2020. Beasiswa Desamind 1.0 dipersembahkan khusus bagi mahasiswa yang berasal dari Desa di Seluruh Indonesia namun sedang menempuh studi S1/Diploma di PTN/PTS di Solo Raya dan DIY. Sejak dua bulan pendaftaran dibuka, 409 mahasiswa mendaftar program tersebut yang kemudian dipilih menjadi 16 orang finalis yang maju di babak substansi untuk kemudian dipilih lima orang terbaik untuk menjadi awardee Beasiswa Desamind 1.0. Acceptance rate (presentase penerimaan) Beasiswa Desamind 1.0 hanya 1,2%, menunjukan betapa ketatnya proses yang dilalui para penerima.

Seleksi tahap pertama adalah seleksi administrasi dan validasi data. Bagi peserta yang lengkap dan lolos administrasi dan validasi data, peserta akan masuk ke bagian penilaian berkas, termasuk grand desain program pengabdian yang dilakukan oleh lima tim penilai. Selanjutnya diperoleh 16 nama finalis yang lolos tahap substansi yang akan mengikuti tahap wawancara. Tahap wawancara dilakukan oleh tiga orang juri yaitu Hardika Dwi Hermawan, S.Pd., M.Sc(ITE), Evi Lesatari, B.Ed, dan Zakky Muhammad Noor, S.E secara online. Ketiga juri tersebut menilai grand desain dan juga karakter diri dari para calon penerima Beasiswa Desamind 1.0.

Proses seleksi tahap Akhir dengan salah satu calon Penerima Beasiswa Desamind.10

Para penerima Beasiswa Desamind 1.0 ini nantinya tidak hanya mendapatkan uang saku bulanan selama satu tahun penuh, namun mereka juga akan mendapatkan dana program bantuan pengabdian untuk grand desain yang telah diajukan. Selain itu, penerima Beasiswa Desamind 1.0 juga berhak mengikuti Leadership Camp, mendapat mentor untuk program pengabdian, mengikuti beragam kelas pengembangan, serta mengikuti program-program unggulan Desamind lainnya.

Berikut lima nama yang berhasil lolos Beasiswa Desamind 1.0:

  1. Aan Munandar mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta (UPNYK) berasal dari Desa Sendangsari, Yogyakarta.
  2. Alfiana Eka Priyanika mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS), berasal dari Desa Jombor, Kab. Klaten.
  3. Aulia Syifa Ardiati mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Yogkakarta (UPNYK) berasal dari Desa Adipala, Kabupaten Cilacap.
  4. Bagas Primandaru mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), berasal dari Desa Trikarso Kab. Kebumen.
  5. Emi Triani mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS), berasal dari Desa Sambon, Kab. Boyolali.

Berpegang pada kutipan Bung Hatta “Indonesia tidak akan besar karena obor di Jakarta, Tapi Indonesia akan bercahaya karena lilin-lilin di Desa.” Desamind berusaha untuk membangun rasa optimis dalam diri setiap pemuda/i untuk bergerak bersama memajukan bangsa lewat akar rumput yaitu desa.

Desamind! Ingat Bangsa, Ingat Desa!