Skip to main content
Tag

SDGs#4Pendidikan Archives - Desamind

Ciptakan Sekolah Peduli Lingkungan, Desamind Chapter Gunung Kidul Kembangkan Sayur Hidroponik 

By Berita Terkini, Desamind Chapter

Gunungkidul (13/11) – Desamind Chapter Gunungkidul melakukan kolaborasi menggandeng Bapak/Ibu Guru SD Muhammadiyah 1 Patuk dan Tim Kuliah Kerja Nyata Universitas Gadjah Mada (KKN UGM) dalam mengupayakan kegiatan sekolah ramah lingkungan pada Rabu, 13 November 2024.

Langkah ini diambil oleh Desamind Chapter Gunungkidul berdasarkan permasalahan banyaknya botol plastik bekas di SD Muhammadiyah 1 Patuk dan belum adanya pengolahan karena dianggap sampah yang tidak ada nilai gunanya lagi. Mereka acapkali hanya menumpuk dalam jumlah banyak kemudian dibakar atau diserahkan ke tukang rongsok. Dari fenomena tersebut, inovasi mengubah sampah menjadi media tanam secara hidroponik yang bermanfaat untuk lingkungan maupun sebagai pembelajaran anak-anak dinilai sangat tepat. 

Gambar 1. Proses Percontohan Pembuatan Media Tanam kepada Siswa/Doc. Desamind Chapter Gunungkidul

Putri Felita, Kepala Desamind Chapter Gunungkidul selaku inisiator program menuturkan menanam dengan hidroponik juga memiliki esensi mengenalkan anak-anak terkait budidaya tanaman memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah. 

“Dengan demikian, pembelajaran terkait ramah lingkungan yaitu daur ulang dan metode penanaman sayur secara praktis bisa didapatkan,” tutur Putri.

Acara ini mendapatkan antusias yang luar biasa dari 46 siswa yang terlihat bersemangat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir. Apalagi menanam sayuran dengan cara hidroponik dianggap asing dan belum pernah dilakukan. 

“Dengan sabar dan teliti mereka memperhatikan tahapan demi tahapan yang dipraktekkan mulai dari menyiapkan alat dan bahan, membuat media tanam, serta menyemai benih seperti pakcoy, sawi, seledri, kangkung, dan bayam,” tambahnya.

Gambar 2. Sesi Praktek secara Langsung oleh Siswa/Doc. Desamind Chapter Gunungkidul

Bima Darpa Pradita, salah satu peserta kegiatan merasa senang bisa merasakan menanam sayuran dengan metode baru.

“Saya baru pertama kali menanam seperti ini. Biasanya hanya ditaruh di tanah dan dibiarkan. Kalau ini kan unik, apalagi tidak perlu capek-capek menyiram setiap hari,” ungkap siswa kelas 5 itu. 

Lebih lanjut, Purwanto, S.Pd. SD., Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Patok merespon positif dan berterima kasih telah mengadakan kegiatan yang sangat positif. Beliau berharap gerakan tersebut mampu dilakukan secara terus menerus baik di SD Muhammadiyah 1 Patok maupun di sekolah lainnya.

“Semoga terobosan yang dilakukan oleh Desamind Chapter Gunungkidul dan TIM KKN UGM bisa disebarluaskan di manapun berada dan mampu membuat inovasi lainnya sehingga bermanfaat untuk lingkungan dan masyarakat,” tegas Purwanto. 

Penulis : Ahmad Zamzami

Lestarikan Kesenian Gamelan, Desamind digandeng PPK Ormawa BEM FKIP UMS Jalankan Program Lentera Budaya

By Berita Terkini, Pemberdayaan Kepemudaan

DESAMIND.ID – Surakarta, (8/8) Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan Badan Eksekutif Mahasiswa  Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta (PPK Ormawa BEM FKIP UMS) berkolaborasi dengan Desamind menjaga kelestarian budaya dengan melaksanakan Pelatihan Kesenian dan Kebudayaan di Desa Wirun, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Surakarta, Jawa Tengah.

Desa Wirun terkenal dengan kekayaan budaya salah satunya yaitu seni tradisional gamelan. Desa ini memiliki tradisi turun temurun dalam seni musik gamelan dan merupakan pusat pengembangan serta pelestarian budaya. Setiap hajat atau acara seperti pernikahan, sunat, sedekah desa, dan lain sebagainya, pertunjukan gamelan tidak pernah tertinggal. Namun dibalik tenarnya kesenian tersebut, minat anak-anak dan pemuda dalam mengembangkan kesenian gamelan sangat kurang. Hal ini bisa dilihat dari tidak adanya pemain dan pendidikan atau pelatihan bagi mereka. Pertunjukan-pertunjukan selama ini hanya dilakukan oleh orang-orang tua dengan rentang usia 50-70 tahun.

Melihat fenomena tersebut, PPK Ormawa BEM FKIP UMS berkolaborasi dengan Desamind Indonesia membuat terobosan berupa Program Lentera Budaya. Program ini dikemas berupa  pelatihan gamelan bagi anak-anak dan pemuda desa setiap dua minggu sekali.

Antusiasme Anak-Anak Berlatih Gamelan (Dok. Desamind)

Budi, selaku pelatih kesenian merasa senang dengan adanya kegiatan ini karena mampu menumbuhkan semangat anak-anak dalam melestarikan kekayaan berharga kesenian gamelan yang ada di desanya.

“Saya rasa Lentera Budaya ini menggugah semangat kami semua dalam melestarikan gamelan yang ada di desa agar tidak hilang tergerus zaman,” jelas pemuda asli Desa Wirun itu.

Sazkia, Siswa SDN 1 Wirun sangat antusias mengikuti pelatihan yang diadakan setiap Rabu sore dan Sabtu sore. Ia bersama teman-temannya mengaku bangga bisa belajar gamelan.

“Aku dan temen-temen berjumlah kira-kira 20 anak merasa senang bisa menabuh gamelan dan melantunkan tembang-tembang Jawa. Apalagi nanti untuk ditampilkan saat Agustusan,” ungkap Kia.

Kia dan Teman-Temannya Berlatih Tembang Jawa (Dok. Desamind)

Adelia selaku ketua pelaksana program berharap pelatihan ini terus berlanjut dan  bisa menjangkau banyak pihak agar kesenian yang ada di Desa Wirun bisa terjaga dan menjadi aset berharga di masa depan.

“Semoga pelatihan ini mampu menjadi penggugah dan langkah awal dalam menjaga gamelan dan budaya Jawa sehingga menjadi percontohan,” pungkas Adel.

Penulis: Ahmad Zamzami (PR Desamind)