Skip to main content

Surakarta – Desamind Indonesia Foundation kembali menggelar kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Akhir Program Beasiswa Desamind 4.0 pada Minggu (22/06). Kegiatan ini menjadi puncak dari proses pendampingan selama satu tahun kepada para awardee yang telah berjuang menciptakan dampak nyata melalui program pengabdian masyarakat desa.

Kegiatan dibuka pada pukul 08.00 WIB dengan sambutan dari Hardika Dwi Hermawan selaku President Director Desamind Indonesia. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya proses refleksi sebagai bagian dari penguatan gerakan pemuda desa.

 “Kita tidak hanya mencetak pelaksana program, tetapi juga pencetus perubahan jangka panjang,” tuturnya.

Tahun ini, sebanyak lima awardee berhasil menjalankan program mereka di berbagai wilayah Indonesia. Para awardee kemudian mempresentasikan capaian program bersama panel juri mulai dari latar belakang persoalan desa, pendekatan yang digunakan, hingga cerita dampak dan keterlibatan masyarakat. 

Gambar 1. Tabel Awardee Beasiswa Desamind 4.0 dan Proyeknya (Arsip Desamind)

Panel juri terdiri dari akademisi dan praktisi pembangunan desa. Mereka tidak hanya menilai dari sisi hasil akhir, tetapi juga memperhatikan proses, metode partisipatif, serta peluang pengembangan program di desa lain. Penilaian dilakukan secara menyeluruh dan dituangkan dalam formulir evaluasi sebagai dasar skor akhir masing-masing peserta.

Setelah seluruh sesi presentasi selesai, para panelis melakukan diskusi tertutup untuk menyusun catatan evaluasi dan rekomendasi strategis yang akan menjadi bahan pengembangan program Desamind di masa mendatang.

Momentum penuh makna ini ditutup dengan Graduation Ceremony yang menandai berakhirnya masa pendampingan bagi para awardee Beasiswa Desamind 4.0. Taufiq Bayu Nur Rahmat mengaku bersyukur bisa belajar selama satu tahun di ekosistem Desamind. Baginya, Desamind adalah ruang sesungguhnya untuk pengabdian dan bertumbuh bersama masyarakat.

“Program ini mengubah cara saya melihat desa. Saya belajar untuk tidak datang sekedar membawa solusi, tapi hadir untuk mendengar dan bertumbuh bersama masyarakat,” ungkap Taufiq.

Para mentor juga turut menyampaikan apresiasi terhadap dedikasi dan ketekunan para awardee. Mereka menegaskan bahwa keberhasilan program bukan hanya dinilai dari luaran, tetapi dari proses pembelajaran dan transformasi pribadi yang dialami peserta.

Yulia Susanti, Director of Scholarship Division Desamind Indonesia, berharap para awardee tidak berhenti berkarya setelah program ini berakhir. Ia menegaskan, menjadi local hero bukan peran jangka pendek. 

“Ini adalah komitmen panjang untuk terus menyalakan harapan di desa,” tegasnya. 

Melalui kegiatan Monev ini, Desamind Indonesia akan terus menjaga komitmennya untuk memastikan setiap program pengabdian tidak berhenti sebagai laporan administratif, tetapi benar-benar meninggalkan dampak sosial yang nyata, terukur, dan berkelanjutan.

Penulis: Kiki Irafa Candra

Editor: Ahmad Zamzami