Purbalingga – (14/07) Dalam rangka kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Ramah di SMP Negeri 3 Kutasari, tim Desamind Purbalingga mendapatkan kesempatan mengisi sesi pembuka dengan melaksanakan kegiatan “Pencegahan dan Penanganan Bullying, Kekerasan, dan Pelecehan Seksual di Lingkungan Sekolah”
Acara ini menjadi salah satu upaya membangun ruang belajar inklusif, aman, dan penuh empati. Isu yang dibedah pun beragam, mulai dari bullying, kesehatan mental, seksual, dan relasi remaja.
Priyanto, S.Pd., M.Pd., Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Kutasari, sangat mengapresiasi tim Desamind dan seluruh komunitas mitra atas dedikasinya menggalakkan sekolah yang aman bagi siswa.
“Rumah kedua bagi anak-anak kita adalah sekolah. Sudah semestinya sekolah menjadi ruang yang aman dan nyaman untuk belajar dan tumbuh,” ungkap Priyanto.
Gambar 1. Sesi sharing dan diskusi (Arsip Desamind Chapter Purbalingga)
Selain memberikan materi, para siswa juga diajak untuk diskusi kelompok dan menyuarakan pendapat. Meysa, salah satu siswi mengaku mendapatkan banyak pemahaman mendalam yang sebelumnya tidak pernah ia dapatkan
“Aku jadi tahu ternyata bullying itu bukan cuma fisik, tapi juga bisa lewat kata-kata. Aku senang bisa diajak ngobrol bareng teman-teman di grup kecil, jadi lebih nyaman buat cerita,” ujar Meysa.
Gambar 2. Pendampingan kelompok sesi suarakan pendapat (Arsip Desamind Chapter Purbalingga)
Program MPLS Ramah ini juga menjadi wadah kolaborasi antar komunitas dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman . Desamind Purbalingga menggandeng sejumlah mitra di antaranya, Forum Anak Purbalingga, GenRe Purbalingga, Ruang Inspirasi, serta rekan-rekan BEM Universitas Perwira Purbalingga (UNPERBA).
“Kami sadar, menciptakan lingkungan yang aman bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi kita semua,” ungkap Muhammad Wafa, Kepala Desamind Purbalingga.
Penulis: Desamind Chapter Purbalingga
Editor: Ahmad Zamzami
