Skip to main content

Surakarta — Desamind Indonesia terus berkomitmen mendorong pemberdayaan masyarakat melalui penguatan gerakan literasi berbasis rumah baca. Komitmen ini diwujudkan dengan partisipasi aktif dalam Forum Urun Rembug yang diinisiasi TRANSID (Sentra Transformasi Peradaban), pada Kamis (10/07), di Pendopo Lodji Gandrung, Rumah Dinas Wali Kota Surakarta. Kegiatan kolaboratif ini menghadirkan berbagai elemen gerakan sosial, mulai dari pelajar, mahasiswa, relawan Non-governmental Organization (NGO), hingga perwakilan instansi pemerintah.

Desamind Indonesia diwakili oleh Ahmad Zamzami, dari Divisi Public Relation Divisions, yang membagikan pandangan mengenai peran strategis rumah baca dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

“Rumah baca memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Ia bisa menjadi pusat kegiatan literasi, pendidikan, pengembangan keterampilan, hingga penguatan solidaritas sosial,” tegas Zamzami.

Zamzami menekankan bahwa rumah baca mampu menjadi motor penggerak literasi, pendidikan, pengembangan keterampilan, dan penguatan solidaritas sosial di tingkat akar rumput. Sebagai contoh konkret, Zamzami memaparkan dua inisiatif rumah baca yang telah berhasil memberikan dampak positif, yakni Saung Lentera Nglegi di Patuk, Gunungkidul, dan Laila Learning Center (LLC) di Klaten. Kedua ruang belajar ini telah menjadi pusat kolaborasi warga, tempat anak-anak belajar bersama, berdiskusi, dan mengembangkan potensi diri.

“Saung Lentera Nglegi dan LLC membuktikan bahwa rumah baca bukan hanya tentang buku, tetapi tentang membangun komunitas yang hidup, belajar, dan saling menguatkan,” tambahnya.

Turut hadir dalam forum ini Arif Handoko, S.Sos., M.H., Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Kadispersip) Surakarta. Ia menggarisbawahi pentingnya rumah baca sebagai ruang belajar masyarakat yang adaptif terhadap tantangan zaman.

Gambar 1. Sesi bersama Arif Handoko, S.Sos., M.H., Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Kadispersip) Surakarta (Arsip TRANSID)

“Rumah baca bisa menjadi wadah untuk mengembangkan berbagai keterampilan seperti membaca, menulis, berbicara, dan memecahkan masalah. Ia juga dapat menjadi ruang gotong royong dalam membangun lingkungan yang lebih baik,” ungkapnya.

Forum Urun Rembug juga diikuti oleh perwakilan BEM se-Soloraya, Forum OSIS Surakarta, serta berbagai NGO dan komunitas literasi. Salah satu peserta, Ninda Rahmawati, siswi SMK Negeri 7 Surakarta, mengungkapkan antusiasmenya mengikuti kegiatan ini.

“Kami jadi tahu bagaimana bisa aktif membangun masyarakat dari hal-hal sederhana, seperti rumah baca,” ujarnya.

Forum Urun Rembug TRANSID Surakarta menjadi ruang kolaborasi strategis yang mempertemukan komunitas, pemerintah, dan generasi muda untuk menciptakan perubahan sosial yang nyata. Dengan semangat kebersamaan, Desamind Indonesia terus menguatkan peran rumah baca sebagai titik temu literasi, solidaritas, dan kemandirian masyarakat.

Penulis: Syifa Adiba