Skip to main content
Category

Berita Terkini

Wos Cipaku Meraih Penghargaan Mata Garuda Prize LPDP 2021

By Berita Terkini

os Cipaku berhasil memperoleh penghargaan Mata Garuda Prize LPDP Kategori Ekonomi dan Bisnis yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) 2021 pada Sabtu (9/11/2021). Penganugerahan penghargaan dilakukan secara daring dalam puncak kegiatan LPDP Week 2021 yang dihadiri juga oleh Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani. Penganugerakan ini diwakilkan oleh Hardika Dwi Hermawan, selaku President Director Desamind Indonesia sekaligus Alumni LPDP PK-105.

Read More

300 Tahun Mempertahankan Tradisi Bikin Parang, Desa Talwa, Ulet Atau Konservatif?

By Berita Terkini, Ensiklopedia Desa

Tau Provinsi Nusa Tenggara Barat tidak? Tidak? Lemah. Hehe canda lemah. Sering tuh muncul di media sosial-ku tren sound TikTok yang ini. Oke, back to topic, kalian tau NTB kan yaa? Atau cuma pernah dengar aja? Biasanya kalau dengar NTB orang-orang langsung membayangkan pulau Lombok dengan wisata Gili Terawangan yang eksotis, destinasi para turis asing, atau Mandalika yang bakal jadi tempat sirkuit balap MotoGP tahun 2022. Tapi, NTB tidak hanya punya satu pulau, lho. Tahu tidak kalau ke timur lagi ada satu pulau yang masih termasuk dalam Provinsi Nusa Tenggara Barat. Yap, Pulau Sumbawa dan Bima. Nah, di sebuah tempat di Pulau Sumbawa konon ada desa bernama Talwa. Tidak, aku tidak mencoba untuk mengubah genre ini menjadi horor 😀

Oke, lanjut. Seperti judulnya, desa Talwa ini dikenal sebagai desa yang sudah mempertahankan tradisi pembuatan parang secara tradisional kurang lebih sekitar 300 tahun. Desa Talwa merupakan dusun pandai besi, atau bahasa kerennya blacksmith. Menurut artikel yang aku baca dari website resmi Pemerintah Kabupaten Sumbawa, wisatawan bahkan menjuluki desa Talwa ini dengan sebutan “Blingin Jerman”. Produk-produk yang dihasilkan dari desa ini antara lain parang khas Sumbawa, pisau, cangkul, tembilang dan lain sebagainya.

Desa yang berjarak 14 km dari kota Sumbawa ini digadang-gadang memiliki parang yang berkualitas sangat baik. Parang Sumbawa bahkan sudah diekspor ke pulau Jawa dan Bali. Poin yang membuat parang ini sangat diminati oleh masyarakat adalah kualitas dan desainnya yang unik. Menurut sejarah kepercayaan masyarakat Sumbawa sih, pada masa pemerintahan Sultan Jalaludin III (1883-1931), Talwa sudah dijadikan sebagai desa sentra pandai besi utama di Tana’ Samawa (Tanah Sumbawa). Keterampilan yang dimiliki oleh para pengrajin besi sekarang ini diklaim merupakan warisan secara turun temurun oleh generasi sebelumnya yang tetap dilestarikan hingga saat ini. Itulah kenapa kualitas dari produk-produknya sangat bagus, terutama parangnya.

Adapun parangnya, masyarakat dusun Talwa masih mempertahankan kualitas dan tampilan parang Sumbawa. Sebab parang masih dibuat menggunakan teknik tradisional, kualitas besinya sangat baik hingga digemari banyak orang. Parangnya dapat diandalkan untuk pekerjaan seperti merimbas semak dan tumbuhan liar, sekadar memotong ranting-ranting liar ataupun menyingkirkan gangguan di jalan. Tidak dianjurkan buat kerjaan berat sih, karena parang ini memang didesain ringan, ramping dan efisien.

Untuk ciri khas dan keunikan kedua dari parang Sumbawa ada pada sarung dan gagang parangnya nih. Sarung dan gagang parang terbuat dari kayu kelicung yang juga merupakan ikon flora provinsi NTB loh. Bukan tanpa alasan memilih kayu kelicung sebagai bahan untuk sarung dan gagang parang Sumbawa. Pohon kelicung banyak tumbuh di pulau Lombok dan Sumbawa. Namun, akibat penebangan liar, pohon ini hampir punah. Kualitas kayu kelicung juga bukan main. Kayu pohon kelicung sangat kuat dan memiliki pola serat yang indah, menampilkan warna yang eksotis. Hal ini yang bikin kayu kelicung mahal, dan parang Sumbawa pun jadi mahal. Sarung dan gagang parang Sumbawa juga tidak asal bikin. Gagang dan sarungnya diukir dengan gambar dan bentuk ukiran yang indah dan kental dengan estetika budaya khas Sumbawa.

Ukiran pada ujung gagang dan sarung parang Sumbaawa

Sampai sekarang, dusun Talwa yang bertempat di Desa Leseng Kecamatan Moyo Hulu Kabupaten Sumbawa ini masih tetap melestarikan tradisinya. Selain Talwa, ada sebuah dusun yang juga dikenal sebagai desa pandai besi karena sebagian besar masyarakatnya juga menekuni aktivitas ini sebagai mata pencaharian. Dusun Batu Alang yang dikatakan bahwa sebagian besar penduduknya merupakan pindahan dari Talwa. Desa ini terletak tidak jauh dari Talwa dan hanya menempuh sekitar 15 menit atau lebih dari kota Sumbawa Besar. Meskipun di beberapa sumber ada yang mengatakan bahwa Batu Alang adalah lokasi asli sentra pandai besi sejak zaman kesultanan Sumbawa, namun kedua daerah tersebut sama-sama menghasilkan produk-produk yang berkualitas tinggi.

Dikutip dari berbagai sumber.

Tradisi Unik: Tidak Dikubur dan Tidak Berbau Busuk, Jenazah di Desa Trunyan Hanya Diletakkan Begitu Saja

By Berita Terkini, Ensiklopedia Desa

Di kancah nasional maupun internasional, Bali tidak hanya dikenal sebagai pulau yang sangat indah, tapi juga sebagai tempat wisata. Selain keindahannya yang mempesona, keanekaragaman budaya di Pulau Dewata ini dapat membuat wisatawan terkagum-kagum. Salah satu daya tarik yang ada di Pulau Seribu Pura ini adalah Desa Trunyan yang terletak di daerah terpencil Bali, tepatnya di sebelah timur Tepi Danau Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali. Desa Trunyan mungkin sudah tidak asing di telinga para pembaca sekalian. Akan tetapi, sekedar untuk me-refresh ulang ingatan yang agak luntur, mari simak seluk beluk Desa Trunyan berikut ini. Desa Trunyan adalah salah satu desa tertua yang ada di Bali. Diperkirakan jarak dari Denpasar menuju ke Kecamatan Kintamani ± 66.8 KM dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 56 menit.

Read More

Gerakan Mahasiswa Masbagik Melalui Sasak Care Community Pada Masa Pandemi Covid-19

By Berita Terkini, Ensiklopedia Desa, Pemberdayaan Kepemudaan

Tahun 2020 merupakan tahun yang sangat berat bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat, hal ini diakibatkan oleh adanya wabah pandemi Covid-19. Wabah pandemi Covid-19 telah merubah merubah sendi-sendi kehidupan masyarakat, baik dari sisi ekonomi, politik, keamanan, kesehatan, pendidikan, pariwisata, dan lainnya.

Read More

Internal Mentoring #2 Divisi Public Relation Desamind dengan Tema Mastering Public Speaking: Pelatihan MC dan Moderator

By Berita Terkini, Press Release

Kamis, 26 Agustus 2021 – Setelah sukses menggelar acara mentoring internal pertama beberapa pekan lalu, Divisi Public Relation Desamind kembali melaksanakan mentoring internal kedua pada Kamis malam (26/08/2021). Tema yang diusung pada sesi kali ini adalah “Mastering Public Speaking: Pelatihan MC dan Moderator”. Tidak berbeda dengan kegiatan sebelumnya, mentoring internal kedua ini juga dibutuhkan oleh para Associate Divisi Public Relation guna meningkatkan kemampuan Public Speaking saat melakukan hubungan kerjasama antara Desamind dengan pihak luar.

Menghadirkan pembicara yakni Meilinda Putri Wijayanti, S.T., mahasiswi S2 Institut Teknologi Bandung yang sudah malang-melintang berperan sebagai MC dan moderator di berbagai acara, mulai dari tingkat Fakultas hingga tingkat Nasional. Acara yang diselenggarakan pada Kamis malam tersebut berhasil mendapat antusiasme dari peserta pelatihan yang hadir. Terlihat peserta yang hadir pada acara webinar kali ini berjumlah 78 orang dengan komposisi 42 orang berasal dari pengurus Desamind Pusat, 21 orang dari pengurus Desamind Chapters, dan 15 orang peserta dari LLD Community.

Sesi foto bersama acara Webinar Internal Mentoring 2.0

Pemateri yang kerap dipanggil kak Putri ini sudah mengantongi banyak pengalaman menjadi Master of Ceremony, Moderator bahkan Speaker di berbagai acara selama masa kuliahnya hingga sekarang. Sehingga, dapat dilihat dari konten materi pada acara webinar tersebut yang berisi “daging semua”, seperti istilah yang diutarakan beliau.

Acara ini berlangsung sekitar dua jam dan diawali dengan pembukaan langsung oleh moderator acara, yakni Kamilya Anjani Putri dari divisi Public Relation. Kemudian, dilanjutkan dengan foto bersama di awal acara oleh seluruh peserta, pembacaan timeline, dan penyampaian sambutan oleh Presiden Direktur Desamind, Hardika Dwi Hermawan,S.Pd., M.Sc(ITE). Setelah sambutan dan pembacaan profil pemateri, acara berlanjut ke pemaparan materi dari kak Putri dan sesi QnA.

Penyampaian materi berlangsung sekitar 60 menit. Kak Putri membuka materi dengan memperkenalkan diri dan berbagi pengalaman beliau sekitar 15 menit. Kemudian, beliau melanjutkan dengan pembahasan awal mengenai definisi public speaking. Beliau juga menjelaskan mengenai kunci dari public speaking yang dibatasi hanya dua komponen, yakni ide dan rasa percaya diri. Setelahnya, Kak Putri menjelaskan tentang pentingnya kemampuan public speaking, manfaat, tips dan trik memiliki kemampuan komunikasi yang bagus, lalu diakhiri dengan teknik menjadi MC dan moderator yang baik.

Sesi penyampaian materi oleh Pemateri, Kak Putri

Setelah sesi materi berakhir, maka dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Moderator mengambil alih acara lalu menunjuk peserta yang hendak bertanya kepada pemateri. Sesi tanya jawab berlangsung dengan baik dan atraktif. Pertanyaan diajukan dan langsung dijawab oleh kak Putri (pertanyaan tidak ditampung terlebih dahulu). Ada perkataan Kak Putri yang penulis catat sebagai quote yang bagus. “Great things never come from your comfort zone,” yang berarti hal-hal besar tidak akan datang dari zona nyamanmu. Hal yang ditekankan oleh kak Putri pada mentoring kali ini adalah tetap mencoba, berani menghadapi tantangan, jangan menyerah, dan perbanyak koneksi.

Setelah sesi tanya jawab berakhir, ada closing statement yang disampaikan oleh kak Putri dan selanjutnya acara ditutup oleh moderator. Seperti mentoring sebelumnya, harapannya mentoring kali ini juga dapat meningkatkan kemampuan public speaking dan komunikasi yang baik bagi para anggota divisi Public Relation Desamind dan peserta yang hadir pada umumnya. Dengan begitu, peserta dapat melakukan komunikasi yang efektif, bukan hanya sekadar berbicara tanpa tujuan yang jelas.

Pengiriman Donasi Pakaian ke Yogyakarta

Membanjirnya Donasi Pakaian untuk Kampung Duofo, Papua dalam Kolaborasi Aksi Donasi Pakaian

By Berita Terkini, Press Release

Senin, 16 Agustus 2021 – Desamind Chapter Purbalingga telah mengirimkan donasi berupa pakaian layak pakai untuk disalurkan kepada warga di Kampung Duofo, Timika, Papua. Kegiatan donasi ini merupakan kolaborasi antara Desamind Chapter Purbalingga, Orbit Paper, Elemenesia Foundation, dan Yasara Indonesia. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menyediakan pakaian layak pakai kepada warga di Kampung Doufo.

Read More
Penyampaian Materi oleh Zakky Muhammad Noor, S.E. dibersamai Dwi Purworahayu, S.Psi. sekalu moderator

Serunya Peringatan Hut Ri Ke-76 dalam Rangkaian Acara Semarak Kemerdekaan Bersama Desamind Chapter Purbalingga X Desamind Chapter Bandung yang Diadakan Secara Virtual

By Berita Terkini, Press Release

17 Agustus 2021 – Desamind Chapter Purbalingga (DCP) kali ini berkolaborasi dengan Desamind Chapter Bandung (DCB) untuk bersama-sama meramaikan HUT RI yang ke-76 yang diadakan pada hari Selasa (17/08/2021) pukul 13.35 WIB. Acara Semarak Kemerdekaan yang digelar tersebut mengangkat tema “Meningkatkan Kapasitas Diri Lewat Komunitas Sosial”. Acara ini diikuti oleh 32 orang mencakup pemateri, perangkat DCP dan DCB, serta tamu undangan, dengan menggunakan dress code bertemakan “merah putih”.

Read More

Monitoring dan Evaluasi (MONEV) Tahap 1 Awardee Beasiswa Desamind 1.0

By Berita Terkini, Press Release

Minggu, 1 Agustus 2021 – Desamind sukses  menyelenggarakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi (MONEV) Awardee Beasiswa Desamind 1.0 melalui platform Zoom Meeting pada hari Minggu (1/8/2021). Kegiatan ini diselenggarakan untuk mengevaluasi hasil kinerja para awardee Beasiswa Desamind 1.0 dalam mengimplementasikan program pengabdian di desa masing-masing. Para awardee Beasiswa Desamind 1.0 yang melakukan presentasi pada kegiatan tersebut ialah Aan Munandar, Emi Triani, Aulia Syifa Ardianti, Bagas Peimandaru, dan Alfiana Eka Priyanika yang masing-masing berasal dari daerah yang berbeda-beda.

Sambutan oleh Yulia Susanti selaku penanggung jawab Beasiswa Desamind

Acara dibuka oleh pemandu acara, yaitu Dewi Fajar, yang merupakan salah satu associate dari divisi Program Development Desamind. Pembukaan acara diawali dengan pembacaan susunan acara yang kemudian diikuti dengan sambutan dari Yulia Susanti sebagai penanggung jawab Beasiswa Desamind serta Evi Lestari selaku trustee Desamind. Pada kata sambutannya, Yulia Susanti memaparkan bahwa kegiatan MONEV ini tidak hanya dilaksanakan untuk mengevaluasi para awardee saja, tetapi juga sebagai bahan evaluasi serta masukan para panitia dalam menyelenggarakan Beasiswa Desamind di masa yang akan datang. Sedangkan Evi Lestari, pada kata sambutannya, banyak memberikan pengingat untuk keluarga besar Desamind, termasuk para awardee Beasiswa Desamind. “Entah dengan cara apa pun kita mengukir kebaikan, yang harus diingat hanya satu; kita harus selalu berpegang kepada iman dan adab,” ujar Evi Lestari dalam kata sambutannya. 

Sesi pembuka kemudian diikuti oleh sesi presentasi awardee. Pada kegiatan ini, para awardee akan memaparkan progress kinerja mereka selama enam bulan dalam program pengabdian masyarakat sebagai salah satu rangkaian kegiatan Beasiswa Desamind. Setiap presentasi dari masing-masing awardee akan diikuti oleh sesi tanya-jawab dari tim juri. Tim juri yang hadir dalam kegiatan kali ini antara lain; Hardika Dwi Hermawan selaku founder sekaligus president director Desamind, Evi Lestari, Zakky Muhammad Noor selaku managing director Desamind, Dita Puji Rahayu selaku director divisi Growth Management Desamind, dan Lailati Rohmah selaku director divisi Sekretariat Desamind. Jajaran tim juri ini juga merupakan mentor untuk masing-masing awardee. 

Presentasi Program Kerja Bumi Trikarso: Mengolah Lidah Buaya Menjadi Keripik & Minuman oleh Bagas Primandaru

Sesi presentasi pertama diawali oleh Bagas Primandaru yang mengusung program kerja Pemanfaatan Lidah Buaya Menjadi Keripik dan Minuman. Program kerja yang dimentori oleh Evi Lestari ini dilaksanakan di Desa Trikarso, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen dan akan dieksekusi pada bulan Juli 2021 hingga akhir tahun 2021. Metode pelaksanaan program ini meliputi lima tahapan, yaitu: tahap persiapan Bumi Trikarso, pemanfaatan lahan pekarangan, tahap pengolahan lidah buaya, tahap pemasaran produk, dan evaluasi. Bagas Primandaru, pada presentasinya, memaparkan bahwa terdapat beberapa kendala dalam proses eksekusi program. Kendala-kendala tersebut antara lain, terbatasnya alat produksi yang membuat pengerjaan menjadi tidak efektif dan efisien, terbatasnya bahan baku daun lidah buaya yang sesuai dengan kualifikasi produksi, serta belum adanya pelatihan pengolahan lidah buaya menjadi makanan yang menyebabkan minimnya inovasi produk olahan lidah buaya. Dalam presentasinya, Bagas Peimandaru juga memaparkan rencana-rencana yang akan dilaksanakan untuk mengembangkan program ini diantaranya adalah mengembangkan inovasi produk olahan lidah buaya lain serta memperluas target pemasaran. Setelah presentasi berakhir, dilanjutkan oleh sesi tanya jawab dengan tim juri yang dibuka oleh Dita Puji Rahayu. Pada sesi tanya jawab tersebut disampaikan pula masukan-masukan yang dapat mendukung kegiatan program Bumi Trikarso hingga berakhir. 

Presentasi Program Kerja kianmembumi: Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Menggunakan Prinsip Circular Economy pada Masa Pandemi COVID-19 oleh Aulia Syifa Ardianti

Presentasi dari Bagas Peimandaru kemudian dilanjutkan oleh Aulia Syifa Ardianti dengan program kerja bertajuk kianmembumi, yang dimentori oleh Dita Puji Rahayu. Program kerja ini mengusung konsep Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Menggunakan Prinsip Circular Economy pada Masa Pandemi COVID-19 dan diaplikasikan di Desa Adipala, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap bersama dengan Kelompok Wanita Tani Sida Megar. Dalam menyusun program kianmembumi, awardee asal Cilacap ini menyorot tiga poin masalah yang melatarbelakangi program tersebut. Poin pertama yang dikemukakan oleh Aulia Syifa Ardianti adalah mengenai eksekusi Sustainable Development Goals (SDGs) yang diharapkan tidak hanya mencakup wilayah perkotaan atau industri-industri besar saja, melainkan juga perlu mencakup daerah-daerah kecil seperti pedesaan. “Apabila bicara mengenai lingkungan, industri-industri skala besar sudah ada AMDAL dan UKL UPL. Secara tidak langsung, sudah menjamin SDGs dari sekitar kawasan industri yang umumnya berada di daerah perkotaan,” tutur Aulia Syifa Ardianti, “berangkat dari hal tersebut, muncul pertanyaan; bagaimana pengelolaan SDGs di daerah pedesaan?” Poin selanjutnya yang dijabarkan adalah mengenai pencemaran udara akibat pembakaran sampah yang marak dijumpai di daerah Desa Adipala serta penurunan kegiatan ekonomi masyarakat akibat pandemi COVID-19, sebagai contoh dari krisis tersebut adalah berhentinya kegiatan KWT Sida Megar. Berangkat dari permasalahan-permasalahan tersebut, Aulia Syifa Ardianti memutuskan untuk menganut metode circular economy yang nantinya akan memanfaatkan kembali sampah sebagai modal awal dalam laju perputaran uang. Pada presentasinya, Aulia Syifa Ardianti memaparkan rangkaian rencana program kerja kianmembumi yang diantaranya adalah melakukan publikasi kegiatan “jemput sampah”. Dalam kegiatan ini, sampah-sampah yang dikumpulkan nanti akan dijual dan dijadikan modal untuk pelaksanaan kegiatan lainnya yaitu pembuatan pupuk, budidaya ikan, pembuatan produk abon ikan patin, serta memasarkan produk-produk KWT Sida Megar lainnya. Sedangkan hambatan-hambatan yang terjadi selama berlangsungnya program ini salah satu diantaranya adalah perlunya usaha lebih dalam membangun perspektif masyarakat untuk mengurangi budaya pembakaran sampah. Sesi tanya jawab yang dibuka oleh Zakky Muhammad Noor menjadi penutup untuk presentasi dari Aulia Syifa Ardianti.

Presentasi Program Kerja Menyapa Lereng Merapi oleh Alfiana Eka Priyanika

Alfiana Eka Priyanika menjadi awardee berikutnya yang mempresentasikan pelaksanaan program kerjanya. Menyapa Lereng Merapi menjadi tajuk untuk program kerja Alfiana Eka Priyanika dan dimentori oleh Hardika Dwi Hermawan. Program kerja ini dilaksanakan di Padukuhan Gilir Pasang dan Padukuhan Ngaringin, Desa Tegal Mulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dengan mengusung bidang pendidikan, pengembangan masyarakat dan potensi daerah. Faktor-faktor yang melatarbelakangi program kerja tersebut diantaranya adalah akses pendidikan yang terbatas serta  kurangnya inisiatif dari generasi muda desa tersebut. Berdasarkan permasalahan serta latar belakang yang telah disebutkan, Alfiana Eka Priyanika memaparkan program-program kerja yang diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi di Desa Tegal Mulyo khususnya di Padukuhan Gilir Pasang dan Padukuhan Ngaringin. Program-program kerja tersebut diantaranya adalah Waste Scholarship, Rumah Belajar Lentera, dan Mentoring. Rumah Belajar Lentera terdiri dari beberapa buah kegiatan yakni Taman Baca yang bertujuan untuk meningkatkan literasi anak-anak Desa Tegal Mulyo, Taman Berdongeng yang dilaksanakan untuk meningkatkan budaya bertutur, serta Pohon Impian untuk meningkatkan rasa percaya diri serta optimisme anak-anak di desa setempat. Diharapkan, dengan dibuatnya Pohon Impian, Alfiana Eka Priyanika dan tim dapat membantu anak-anak Desa Tegal Mulyo untuk selalu bermimpi dan bercita-cita tinggi. Tak ketinggalan, juga dilaksanakan program beasiswa Waste Scholarship untuk anak-anak daerah setempat yang penggalangan dananya didapatkan dari Donasi Sampah dengan ikut memberdayakan masyarakat setempat dalam kegiatan ini. 

Presentasi Program Kerja Lingkar Dahan: Peningkatan Ekonomi Ibu Rumah Tangga Berbasis Pemanfaatan Sampah Organik di Padukuhan Denokan, Sendangsari, Minggir, Sleman oleh Aan Munandar

Presentasi keempat diisi oleh pemaparan program kerja milik Aan Munandar, yang dimentori oleh Zakky Muhammad Noor, dengan tema Peningkatan Ekonomi Ibu Rumah Tangga Berbasis Pemanfaatan Sampah Organik di Padukuhan Denokan, Sendangsari, Minggir, Sleman. Program kerja ini didasari oleh beberapa poin permasalahan yang kerap dijumpai di Padukuhan Denokan. Wilayah padukuhan yang didominasi oleh perkebunan membuat dahan-dahan dan ranting kayu pepohonan dari perkebunan berakhir menjadi limbah karena tidak dimanfaatkan dengan baik. Hal ini menjadi poin permasalahan pertama yang melatarbelakangi program kerja Aan Munandar. Selanjutnya, permasalahan kedua, yakni banyaknya ibu rumah tangga usia produktif yang berada di Padukuhan Denokan, dan tergabung dalam komunitas PKK, tidak memiliki mata pencaharian tetap. Berangkat dari permasalahan yang dipaparkan, Aan Munandar dan tim bermaksud untuk memberdayakan Ibu-Ibu PKK untuk memanfaatkan limbah ranting-ranting kayu menjadi produk yang dapat dijual dan dipasarkan. Dalam pelaksanaanya, Aan Munandar merancang beberapa tahap kegiatan. Kegiatan pertama yaitu melakukan survey pendahuluan koordinasi dengan karang taruna padukuhan setempat serta kepala padukuhan. Kemudian, tahap selanjutnya adalah penyortiran ranting-ranting kayu yang layak produksi serta pengadaan bahan. Tahap berikutnya, yang sedang dilaksanakan saat ini, ialah tahap produksi. Tahap ini meliputi tahap percobaan, perakitan produk dan finishing. Tahap keempat adalah pemasaran serta di tahap terakhir akan dilakukan koordinasi lembaga-lembaga yang akan terlibat, monitoring, serta pendampingan.

Presentasi Program Kerja Baladesa.id oleh Emi Triani

Sesi presentasi awardee ditutup oleh presentasi Emi Triani dengan program kerjanya yang bertajuk Baladesa.id dan dimentori oleh Lailati Rohmah. Latar belakang dilaksanakannya program kerja ini adalah minimnya generasi muda desa yang ingin terlibat dalam kemajuan desa. Banyak anak-anak muda yang berasal dari desa, dan telah sukses meniti karir, enggan untuk kembali dan membangun desanya. Sementara itu, tidak sedikit pula orang-orang desa yang merasa kalah bersaing dan pesimis dapat memberi dampak terhadap desanya. Ada juga yang tergerak untuk berkontribusi namun terkendala oleh berbagai macam faktor. “Padahal, pembangunan desa yang berkelanjutan menyumbang 74% pada pembangunan nasional,” ujar Emi Triani dalam presentasinya. Sehingga, menurut Emi Triani, sangat penting untuk membantu para pemuda desa dalam memunculkan jiwa kepemimpinan serta membagikan ilmu yang dapat berguna untuk pengelolaan desa. Dari pemaparan tersebut, Emi Triani kemudian berangkat membangun sebuah platform yang bertujuan untuk memberikan informasi-informasi terkait desa, yakni platform Baladesa.id. Konten-konten yang disajikan dalam platform ini antara lain adalah, funfact seputar desa, informasi desa dari segi sosial, budaya, dan politik, kajian antroposentris desa, serta bincang desa yang merupakan media podcast para pemuda desa untuk menyampaikan harapan serta pandangannya terhadap desa. Baladesa.id juga memiliki sebuah kegiatan bertajuk Sekolah Desa yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada para pemuda desa dalam mengembangkan desa seperti kebijakan anggaran, pengelolaan desa yang berkelanjutan, dan pemberdayaan sumber daya manusia. Selanjutnya, terdapat pula kegiatan Swadaya Desa untuk wadah melakukan sosialisasi dan penyuluhan terhadap kelompok desa. Emi Triani berharap Swadaya Desa dapat menjadi output dari keberlangsungan Sekolah Desa karena, melalui program Sekolah Desa, ia berharap dapat mencetak penggerak-penggerak desa yang dapat menjalankan Swadaya Desa. Sekolah Desa akan dimulai di Dusun Etanan, Desa Bantengan, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali dan harapannya dapat mencakup beberapa desa lainnya di masa depan. Sesi presentasi terakhir ini diakhir dengan sesi tanya jawab yang dibuka oleh Dita Puji Rahayu.

Sesi Foto Bersama Monitoring dan Evaluasi (MONEV) Awardee Beasiswa Desamind 1.0 hari Minggu, 1 Agustus 2021, 13.00 WIB – 16.30 WIB

Acara ditutup oleh closing statement dari setiap juri yang diawali oleh Zakky Muhammad Noor dan diakhiri oleh Hardika Dwi Hermawan kemudian dilanjutkan dengan sesi foto bersama. Harapannya, dengan berlangsungnya kegiatan Monitoring dan Evaluasi Awardee Beasiswa Desamind 1.0 ini, para awardee dapat saling menginspirasi satu sama lain dan menjadi pelajaran serta catatan penting untuk keberlangsungan program kerja masing-masing.

WEBINAR MIND CLOUD 7.0 DESAMIND BERTEMAKAN BEASISWA LPDP MENDAPAT ANTUSIASME TINGGI DARI LEBIH 700 PESERTA

By Berita Terkini, Press Release

Jum’at, 30 Juli 2021 — Desamind kembali menggelar acara Mind Cloud yang ketujuh kalinya pada Jum’at malam (30/07/2021). Acara Mind Cloud 7.0 ini merupakan salah satu program unggulan Desamind selain Beasiswa Desamind, Mind Talk, dan Desamind Leadership Camp (DLC).

Acara Mind Cloud 7.0 kali ini mengusung tema “Gerbang LPDP: Perjalanan Menuju Sebuah Petualangan Meraih Asa, Cita, dan Cinta”. Acara ini menghadirkan tujuh pembicara awardee Beasiswa LPDP sebagai pembicara yang dipandu oleh seorang moderator yang juga merupakan awardee Beasiswa LPDP. Acara ini sukses menarik minat peserta sebanyak 725 orang yang berasal dari berbagai macam latar belakang dan sekitar 68%-nya berasal dari desa. Hal lain yang membuat acara ini lebih spesial yaitu semua pembicara acara hingga moderator merupakan Executive of Desamind 2.0.

Rangkaian acara dibuka oleh Master of Ceremony (MC) yaitu Thoriqul Falah dari divisi Growth Management. Setelah sesi pembukaan dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, acara dilanjutkan dengan sambutan oleh Zakky Muhammad Noor yang juga menjabat sebagai Managing Director di Desamind. “Kita ingin membentuk agen-agen baru, orang-orang yang punya pendidikan tinggi tapi juga tetap melek sama grass root-nya. Karena yang terjadi sekarang adalah banyak orang yang memiliki world-class competency, kuliah ke Luar Negeri tapi kalau teman-teman tidak balik lagi ke masyarakat, tidak melihat ‘akar rumput’ itu sama aja bohong teman-teman,” ujar Zakky. Ia juga menambahkan bahwa LPDP sangat menjunjung tinggi kontribusi balik lagi ke Indonesia. Oleh karena itu, dalam acara ini akan membahas tentang teman-teman awardee Beasiswa LPDP yang turut berkontribusi untuk Indonesia melalui Desamind.

Acara Mind Cloud 7.0 yang berlangsung pada Jum’at malam (30/07/2021)

Setelah sambutan berakhir, acara dilanjutkan dengan pengenalan moderator acara yaitu Edi Setiawan yang merupakan anggota divisi Secretariat di Desamind yang juga penerima Beasiswa LPDP 2021. Edi, sebagai moderator acara memandu jalannya diskusi dari awal hingga akhir. Sebelumnya, ada sesi penayangan video profil LPDP untuk mengenal lebih jauh mengenai beasiswa dari Kementerian Keuangan RI ini.

Memasuki acara inti, acara Mind Cloud 7.0 terbagi menjadi dua sesi yang berhasil dikemas dengan menarik. Sesi pertama yakni diskusi mengenai beasiswa LPDP Dalam Negeri yang diisi oleh Ujang Hartanto, S.Pd, M.Acc  dari divisi Finance, Laila Rohmah, S.Pd dari divisi Secretariat yang juga menjabat sebagai Direkturnya, dan Dita Puji Rahayu, S.Pd., M.Pd, Direktur divisi Growth Management. Diskusi berjalan dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan dari peserta yang sudah dituliskan sebelumnya. Tidak langsung beranjak ke sesi dua, acara ini menyisipkan kegiatan Ice Breaking setelah Closing Statement sesi 1. Trik ini cukup efektif mengembalikan semangat dan antusias peserta dan sebagai cooling down sebelum beranjak ke sesi kedua.

Sesi diskusi 1 dengan awardee Beasiswa LPDP Dalam Negeri.

Berlanjut ke sesi kedua, kali ini juga tidak kalah menariknya. Diskusi ini mengenai Beasiswa LPDP Luar Negeri, yang diisi oleh Hardika Dwi Hermawan, S.Pd., M.Sc(ITE) yang juga merupakan Founder dan President Director of Desamind, Syifa Adiba, S.Hum, MDigHmnPubC yang juga direktur divisi Public Relation, Lily Suherlina Ahmad, S.Si., M.Sc dari divisi Program Development, serta Hafidzah, B.BA., M.Sc dari divisi Finance.

Serupa dengan diskusi pertama, sesi diskusi kedua ini juga lebih kepada tanya jawab dan diskusi ringan tentang pengalaman kuliah di luar negeri dan tips triknya agar lolos beasiswa LPDP Luar Negeri. Diskusi ini memberikan cerita yang mungkin jarang didengar orang serta pengalaman unik saat berkuliah di negeri orang. Hal ini membuka insight baru bagi para calon pendaftar beasiswa LPDP ataupun orang lainnya. Setelah diskusi dan tanya jawab pertanyaan dari peserta acara Mind Cloud 7.0 selesai, sesi ini diakhiri dengan Closing Statement dari keempat pembicara. Rangkaian diskusi ini diutup oleh Edi sebagai moderator dan dikembalikan kepada MC.

Sesi diskusi 2 dengan awardee Beasiswa LPDP Luar Negeri.

Acara kemudian diakhiri oleh Thoriq sebagai MC setelah penyampaian info program #1000untukdesa oleh perwakilan dari divisi Donation and Fundraising. Tidak lupa jargon Desamind, Ingat Bangsa Ingat Desa pada akhir acara dan foto bersama. Seperti tujuannya dan yang telah disampaikan saat sambutan, Desamind sebagai wadah bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk dapat berkontribusi bagi Indonesia dengan aksi kecil namun berdampak besar dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Harapannya, suksesnya acara ini dapat memberikan motivasi kepada peserta Mind Cloud 7.0 dan masyarakat Indonesia umumnya untuk berani bermimpi dan bercita-cita besar untuk kemajuan Indonesia.

Bagi yang ingin melihat rekaman kegiatan Mind-Cloud 7.0, silahkan dapat klik link di bawah ini: