DESAMIND.ID — Dari sebuah kota kecil di ujung selatan Jawa Tengah, tumbuh seorang pemudi bernamaYanuar Laely Lu’iuatul Adha (20 tahun), atau yang akrab disapa Lulu. Ia berasal dari Desa Sidamulya, Kecamatan Sidareja, Cilacap, wilayah yang jauh dari hiruk-pikuk kota, tetapi kaya akan semangat dan cita-cita. Lulu adalah mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat di STIKes Surya Global Yogyakarta, sekaligus salah satu awardee Beasiswa Desamind 4.0.
Sejak awal kuliah, Lulu dikenal sebagai pribadi yang senang membaca, berdiskusi, dan terlibat dalam kegiatan sosial. “Dari semester dua sudah sering ikut volunteer dan lomba-lomba. Aku memang suka banget sama dunia pemberdayaan.” tuturnya.
Perjalanan Lulu menjadi bagian dari awardee Beasiswa Desamind bukan tanpa liku. Proyek yang ia usung awalnya adalah bagian dari proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM). Sayangnya, proposal tersebut belum lolos pendanaan. Namun, Lulu tidak menyerah. Ia justru menghidupkan kembali gagasannya melalui beasiswa Desamind, hingga lahirlah proyek bertajuk: STEVANTIC – Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) dalam Budidaya Tanaman Stevia Rebaudiana sebagai Upaya Preventif Diabetes Melitus.
“Aku ingin ada solusi yang menjawab permasalahan, sederhana, dan bisa dijalankan bersama masyarakat. Stevia adalah tanaman lokal yang manis alami bisa jadi pengganti gula, dan ini sangat relevan untuk pencegahan diabetes melitus di Dusun Sayangan, Kalurahan Jagalan, Banguntapan, Bantul,” jelas Lulu.
Dalam proyek ini, Lulu menggandeng Kelompok Wanita Tani (KWT) di desanya yang sebagian besar juga merupakan kader posyandu. Ia tak hanya mengajarkan cara budidaya dan pengolahan stevia, tetapi juga menyelipkan edukasi kesehatan. Bersama Sobat Diabetes Yogyakarta, Puskesmas, dan para kader posyandu, Lulu memadukan pendekatan edukatif, sosial, dan budaya (Edu-Sos-Bud) yang menyeluruh dan membumi.
Prosesnya pun penuh warna. Dari ikut menanam dan memanen stevia, berdiskusi dengan ibu-ibu KWT, hingga menghadapi tantangan ketika tanaman mulai layu pasca Ramadhan akibat keterbatasan penyiraman. “Ini bukan hanya soal tanaman. Ini soal komunikasi, komitmen, dan bagaimana membangun rasa memiliki bersama,” ucapnya.
Gambar 1 Cek Kesehatan dan Panen Stevia
Meski berasal dari kampus yang relatif kecil, Lulu tidak merasa minder. Awalnya ia sempat insecure karena banyak awardee Desamind berasal dari kampus-kampus besar. “Tapi justru aku merasa ditemani dan dipeluk semangatnya. Bahkan ketika postinganku di-like tim Desamind aja rasanya seperti dapet pelukan,” kenangnya sambil tertawa.
Tak berhenti di sana, Lulu juga aktif secara nasional. Saat ini, ia menjabat sebagai Kepala Direktorat Penelitian dan Pengembangan ISMKMI Nasional (Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia), serta menjadi relawan MER-C Yogyakarta yang fokus pada isu-isu kemanusiaan dan kesehatan di daerah konflik dan bencana.
Kini, setelah Nomor Induk Berusaha (NIB) kelompok KWT berhasil didapatkan, Lulu sedang merintis jalur pemasaran legal untuk produk stevia dan herbal lainnya. Ia juga tengah membangun sebuah komunitas bernama “Sadar Sehat”, yang berawal dari inisiatif kampus dan mulai merambah kolaborasi lintas daerah.
“Aku ingin ilmu dan pengalaman dari Desamind, khususnya dari Program Beasiswa Desamind 4.0 tidak berhenti di aku. Tapi bisa tumbuh jadi gerakan yang hidup yang dari desa, untuk desa, dan bersama desa,” ujarnya mantap.
Dengan ketulusan, keberanian, dan konsistensi, Lulu membuktikan bahwa dari seorang anak yang tumbuh di sudut Cilacap, bisa tumbuh mimpi besar yang berdampak nyata bagi masyarakat. Bahwa dari tanah kecil, seorang anak muda bisa menabur asa dan menumbuhkan harapan baru untuk hidup yang lebih sehat, berdaya, dan saling menjaga.
Purbalingga (01/06) –Upaya meningkatkan kesadaran literasi digital masyarakat terus diperkuat oleh Sahabat Digital Cakra, Satgas Literasi Digital yang dibentuk melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Literasi Digital Lawan Hoaks dan Judi Online pada Sabtu, 31 Mei 2025 oleh Tim Program Pengabdian Masyarakat Persyarikatan/AUM/Desa Binaan (P2AD) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Mereka sukses menggelar kegiatan edukasi door-to-door kepada masyarakat Desa Cipaku, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga.
Sebanyak 70 siswa dari PKBM Cakra bersama 26 pendamping diterjunkan langsung ke lima dusun untuk memberikan edukasi mengenai pencegahan hoaksdan bahaya judi online. Dengan pendekatan langsung ke rumah-rumah warga, kegiatan ini menjadi bentuk pembelajaran kontekstual yang menghubungkan dunia pendidikan dengan kebutuhan riil masyarakat.
Gambar 1. Penerjunan Sahabat Digital Cakra Sosialisasi ke Masyarakat
M. Raihan Al Fauzan, Kepala PKBM Cakra menyambut positif adanya kegiatan ini. Program sosialisasi door to door dinilai mampu menggerakkan siswa mengaplikasikan ilmunya dan memberikan manfaat kepada masyarakat.
“Kami mengapresiasi dukungan dari tim P2AD UMS, Desamind Indonesia dan semua pihak yang telah terlibat. Inisiatif ini bukan hanya meningkatkan kompetensi siswa, tetapi juga berdampak langsung bagi warga,” ujar Fauzan.
Irfa Diani, salah satu siswa PKBM Cakra, mengaku mendapat pengalaman dalam memperluas cara pandangnya terhadap peran pemuda dalam pemberdayaan masyarakat.
“Ini pengalaman pertama saya turun langsung ke masyarakat. Saya belajar banyak hal, mulai dari cara berkomunikasi efektif hingga menyampaikan informasi penting seperti literasi digital,” ungkap Irfa.
Gambar 2. Sosialisasi Literasi Digital Cegah Hoaks dan Judol kepada Masyarakat
Respon positif pun datang dari warga yang merasa terbantu dengan informasi yang dibagikan secara langsung dan interaktif.
“Sekarang saya jadi lebih paham bagaimana menghadapi berita yang tidak jelas dan menghindari aplikasi-aplikasi judi online yang sering muncul,” ungkap Umiyah, warga RT 02 RW 06 Desa Cipaku.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bagaimana kolaborasi antara lembaga pendidikan dan pemuda dapat menjadi motor perubahan sosial di tingkat akar rumput. Diharapkan, model edukasi door-to-door ini bisa menjadi praktik baik yang direplikasi di wilayah lain dalam upaya membangun masyarakat yang cakap digital dan tahan terhadap disinformasi.
Purbalingga (31/05) – Dalam upaya menumbuhkan kesadaran literasi digital dan membangun ketahanan komunitas terhadap penyebaran hoaks dan praktik judi online, Tim Program Pengabdian Masyarakat Persyarikatan/AUM/Desa Binaan (P2AD) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Platform dan Satgas Hoaks-Judi Online” di Gedung Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Cakra, Desa Cipaku, Purbalingga.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian pengabdian masyarakat UMS dalam program multiyear bersama PKBM Cakra dengan melibatkan jajaran tutor, pengurus OSIS, Pramuka, serta perwakilan siswa PKBM dan Desamind Indonesia. Desamind Indonesia hadir sebagai mitra strategis sekaligus pendamping dalam kegiatan literasi digital tersebut.
Gambar 1. Proses Diskusi dan Perencanaan Pembentukan Satgas Hoaks dan Judol
Bashri, tutor PKBM Cakra, dalam sambutannya menekankan pentingnya membekali generasi muda dengan kemampuan berpikir kritis dalam memilah informasi di era digital sehingga tidak terjebak dalam lingkaran berita hoaks dan judi online.
“Kegiatan ini menjadi langkah awal dalam menciptakan lingkungan digital yang sehat dan bertanggung jawab. Anak-anak muda perlu menyadari bahwa mereka bisa menjadi garda terdepan dalam menangkal hoaks dan menjauhi praktik destruktif seperti judi online,” ujar Bashri.
Hardika Dwi Hermawan, S.Pd., M.Sc., Dosen Pendidikan Teknik Informatika (PTI) UMS dan Ketua Tim P2AD FKIP UMS, yang menjadi narasumber sekaligus pemantik FGD, mengungkapkan fakta mencengangkan bahwa Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jateng pernah menggerebek markas judi online jaringan Kamboja di Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga pada tahun 2022.
“Ini bukan hanya sejarah kelam, tapi juga pengingat serius. Kita tidak bisa tinggal diam. Pembentukan Satgas Literasi Digital adalah langkah preventif yang penting agar komunitas, khususnya anak muda, memiliki ketahanan digital sejak dini,” tegas Hardika.
Gambar 2. Pembekalan kepada Tim Utama Sahabat Digital Cakra
Dalam diskusi yang berlangsung aktif dan partisipatif, para peserta menyepakati pembentukan Satgas Literasi Digital yang diberi nama “Sahabat Digital Cakra”. Satgas ini akan menjadi wadah gerakan edukatif untuk menyebarkan informasi yang benar serta memerangi praktik digital yang merugikan masyarakat.
Ayu Septiana Ramadhani, Ketua OSIS PKBM Cakra sangat antusias dengan hadirnya forum ini dan siap terlibat langsung dalam kegiatan sosialisasi ke masyarakat.
“Saya senang bisa menjadi bagian dari FGD ini. Semoga hasil diskusinya tidak berhenti sebagai teori, tapi bisa menjadi gerakan nyata. Saya dan teman-teman sudah siap untuk melakukan sosialisasi hoaks dan judi online secara door to door,” ucap Ayu.
FGD ini tidak hanya menjadi ruang diskusi, tetapi juga titik tolak aksi nyata. Desamind Indonesia sebagai mitra penggerak pemuda menyambut positif kolaborasi ini, dan siap mendukung kelanjutan program “Sahabat Digital Cakra” sebagai model penguatan kapasitas digital berbasis komunitas.
Dengan pendekatan edukatif dan kolaboratif bersama tim P2AD UMS, kegiatan ini diharapkan mampu melahirkan agen-agen perubahan di Desa Cipaku yang mampu menjawab tantangan era digital dengan sikap kritis, bijak, dan bertanggung jawab, khususnya dalam mencegah hoaksdan judi online.
DESAMIND.ID Karanganyar – Desamind Leadership Camp (DLC) 5.0 resmi digelar pada 23-25 Mei 2025, di Rumah Revolusi Mental WCS Mojogedang, Karanganyar, Jawa Tengah. Kegiatan ini mengusung tema “Pemberdayaan Pemuda melalui Kepemimpinan Kolaboratif dan Praktik Pembangunan Perdamaian (Peacebuilding): Membangun Desa yang Harmonis dan Berdaya melalui Kepemimpinan Berbasis Komunitas”, acara ini bertujuan mencetak pemimpin muda yang mampu membangun desa yang harmonis, inklusif, dan berdaya.
Sebanyak 50 peserta terpilih dari seluruh Indonesia mengikuti program intensif ini dan menjadi bagian dari perjalanan Adikara Bhaskara, sebuah filosofi kepemimpinan yang berarti “sang cahaya perubahan”.
DLC 5.0 secara resmi dibuka oleh Plt. Camat Mojogedang bersama President Director Desamind Indonesia, Hardika Dwi Hermawan, S.Pd., M.Sc. (ITE). Dalam sambutannya, Hardika menyampaikan pentingnya kolaborasi dan kepemimpinan transformatif dalam pembangunan desa.
Pada hari pertama dimulai dengan Group Dynamics yang dipandu oleh Zuhal Qolbi, diikuti sesi refleksi diri Discover You! bersama Syifa Adiba. Para peserta diajak menggali potensi diri, nilai kepemimpinan, serta visi masa depan mereka.
Gambar 1 Group Dynamics yang bersama Zuhal Qolbi (doc desamind.id)
Sesi dilanjutkan dengan diskusi Peace in Diversity: Socio-Cultural Issue oleh Hardika, yang menekankan pentingnya perdamaian dan harmoni dalam masyarakat multikultural.
Memasuki hari kedua, kegiatan diawali dengan senam pagi dan aktivitas ringan yang membangkitkan semangat serta energi peserta. Setelah itu, peserta mengikuti sesi Design Thinking yang kembali difasilitasi oleh Hardika Dwi Hermawan. Dalam sesi ini, peserta diajak untuk mengeksplorasi ide-ide inovatif dan merancang solusi kreatif guna menjawab berbagai tantangan yang dihadapi desa.
Tanpa jeda panjang, para peserta langsung terjun ke lapangan melalui program Empathy of Action dengan menyambangi warga Desa Sumberbulu. Kegiatan ini menjadi praktik nyata dari pendekatan design thinking, di mana peserta mendengarkan secara langsung aspirasi dan kebutuhan masyarakat, sekaligus mengidentifikasi potensi lokal. Pengalaman ini menjadi langkah konkret dalam membangun empati dan pemahaman mendalam terhadap dinamika desa.
Gambar 2 Program Empathy of Action terjun ke rumah warga (doc desamind.id)
Siang harinya, peserta mengikuti sesi Plan It Right! bersama Zakky Muhammad Noor yang membekali mereka dengan panduan menyusun rencana aksi yang sistematis, terukur, dan berorientasi pada dampak. Wawasan mereka semakin diperkaya melalui diskusi mendalam bersama Aland Dinda Pradana yang membahas mengenai Strategi Pitching Ide (Plan It Right). Materi ini menjadi modal peserta nantinya untuk menaklukan sesi Pitch It On.
Pada sore hari, para peserta memasuki sesi Pitch It On!—sebuah ajang presentasi ide dan rencana aksi hasil dari interaksi langsung dengan warga. Sesi ini dipandu oleh Muhammad Ertam dan Dewi Fajar sebagai MC, serta dinilai oleh dewan juri yang terdiri dari Aland Dinda Pradana, Syifa Adiba, dan Putri Aulia Pasa. Energi dan antusiasme para peserta sangat terasa ketika mereka menyampaikan gagasan dengan percaya diri dan semangat yang tinggi.
Malam harinya, inspirasi kembali mengalir melalui sesi Voices of Impact! bersama dua narasumber hebat, yakni Restu Andini (Executive Director of Inovasi Muda Foundation) dan Zakky Muhammad Noor. Keduanya membagikan kisah perjuangan dan kontribusi nyata mereka dalam memberdayakan masyarakat, yang menyentuh hati dan membangkitkan semangat perubahan. Sejatinya, kegagalan adalah langkah awal yang mengantarkan kita menuju keberhasilan.
Rangkaian hari kedua ditutup dengan hangatnya sesi Tungku Cerita, sebuah ruang kebersamaan di sekitar api unggun, di mana para peserta menampilkan beragam ekspresi seni seperti lagu, puisi, hingga tarian tradisional. Gelak tawa, tepuk tangan, dan rasa syukur mengalir dalam suasana yang akrab dan penuh makna.
Gambar 3 Sesi Tungku Cerita (doc desamind.id)
Hari terakhir dimulai dengan senam pagi yang membangkitkan semangat. Suasana menjadi semakin hidup ketika peserta bermain tarik tambang, permainan sederhana yang memacu kerja sama dan keceriaan. Aktivitas ini mengingatkan bahwa kolaborasi dan kekompakan adalah kunci dalam memimpin dan membangun desa.
Setelah itu, peserta menjalani aktivitas pribadi untuk merenung dan memetakan kembali mimpi serta rencana masing-masing. Momen jeda yang mendalam ini mendorong setiap individu menemukan kembali niat dan arah perjalanan mereka.
Sesi “Empathy and Games” menjadi sorotan penting di hari terakhir. Menggabungkan permainan seru dengan latihan empati, sesi ini mengajarkan peserta untuk saling memahami, mendukung, dan menguatkan. Tawa, pelukan hangat, dan cerita terbuka memenuhi ruang, membentuk ikatan persaudaraan yang akan menjadi kenangan indah.
Selanjutnya, Diki Angger memandu sesi “Green Action” yang mengajak peserta menelaah isu lingkungan dan tanggung jawab pemuda dalam menjaga bumi memfokuskan pada pengolahan sampah. Bersama warga setempat, peserta juga mempraktikkan Eco-print menggunakan daun dan bahan alami menghias taplak meja dan totebag. Kegiatan ini tidak hanya mengasah kreativitas, tetapi juga mempererat hubungan dengan masyarakat desa.
Gambar 4 Green Action menghias totebag bersama warga (doc desamind.id)
Sambutan hangat dari Ketua RT setempat menjadi momen penuh makna: “Kami sangat bangga dan bersyukur atas kehadiran kalian. Semangat dan kepedulian kalian menjadi penyemangat baru bagi kami. Terima kasih sudah mengajak kami merawat desa dan lingkungan ini bersama-sama.”
DLC 5.0 ditutup dengan refleksi bersama dan sesi pembagian kesan dan pesan dari para peserta. Pengumuman pemenang games dan nominasi menjadi salah satu momen yang paling dinanti, menegaskan bahwa perjalanan ini adalah kolaborasi yang menghasilkan karya dan persahabatan.
Pada sesi pengumuman pemenang, berbagai kategori menjadi sorotan dan mendapat sambutan antusias dari peserta. Untuk LinkedIn Quiz, juara diraih oleh Bayu Hardito, Ahista, dan Nur Afifah yang berhasil menunjukkan kemampuan terbaik mereka.
Dalam kategori kelompok, Kelompok 2 dinobatkan sebagai Kelompok Terkompak, sementara Kelompok 8 mendapatkan predikat Kelompok Terkritis. Kelompok 7 keluar sebagai Kelompok Terkreatif, disusul Kelompok 5 sebagai Kelompok Teramai, dan Kelompok 1 sebagai Kelompok Terrajin.
Pada ajang kompetisi games, juara ketiga diraih Kelompok 3, juara kedua Kelompok 4, dan juara pertama jatuh kepada Kelompok 6. Sedangkan pada sesi pitching “Pitch It On,” Kelompok 3 berhasil meraih juara pertama, diikuti Kelompok 5 di posisi kedua, dan Kelompok 6 sebagai juara ketiga.
Untuk nominasi peserta individu, penghargaan Peserta Terproaktif diberikan kepada Taufik Ardiansyah, Peserta Terinspiratif diraih oleh Diki Angger, dan Peserta Terbaik disematkan kepada Abyan Putra.
Pengumuman ini sekaligus menegaskan bahwa setiap peserta dan kelompok telah menunjukkan dedikasi, kreativitas, dan semangat kolaborasi yang tinggi selama rangkaian acara berlangsung.
Ketua Panitia DLC 5.0, Alwi Dwi Rahmadi, menutup acara dengan penuh semangat dan harapan: “Semoga setiap langkah yang kita tapaki di sini menjadi awal perjalanan panjang untuk menghadirkan perubahan nyata. Kalian adalah pemuda hebat yang mampu menyalakan cahaya kebaikan di desa masing-masing. Mari terus bergerak bersama, membangun perdamaian dan kesejahteraan.”
Sementara itu, Abdul Aziez, Steering Committee DLC 5.0, menambahkan pesan penuh makna: “Saya sangat bangga kepada seluruh panitia dan peserta DLC 5.0. Terima kasih bukan hanya karena kalian kuat saling menguatkan, tapi juga hebat dalam saling menghebatkan. Kalian hadir bukan sekadar untuk belajar, melainkan untuk saling menopang, mendukung, dan meninggalkan jejak berarti. Semoga perjalanan ini menjadi fondasi kokoh untuk melangkah lebih jauh, karena setiap langkah kita hari ini adalah cahaya yang kelak akan menuntun banyak orang. Teruslah menjadi pemimpin yang berempati, berani, dan membawa damai di mana pun kalian berada.”
Gambar 5 Potret Adikara Bhaskara pada DLC 5.0 (doc desamind.id)
DLC 5.0 bukan sekadar program pelatihan, melainkan perjalanan penuh makna di mana setiap pemuda belajar menjadi pemimpin yang berempati, berani, dan siap menyalakan lentera perubahan di setiap sudut desa.
Sukoharjo(28/05)– Tiga Serangkai University (TSU) bersama Desamind Indonesia sukses menyelenggarakan kolaborasi pengabdian inovatif dan inspiratif di Sekolah Alam Aminah (SAA) Sukoharjo. Kolaborasi ini memperkenalkan pendekatan pembelajaran berbasis Computational Thinking dan teknologi mutakhir seperti Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) kepada para siswa Sekolah Alam dengan cara yang menyenangkan dan penuh eksplorasi.
SAA merupakan lembaga pendidikan yang memadukan nilai-nilai Islami dengan metode belajar berbasis alam. Memanfaatkan lingkungan sebagai laboratorium belajar, SAA berfokus pada pengembangan potensi visual, kinestetik, dan auditori anak. Kegiatan pengabdian kali ini menjadi momen penting karena menghadirkan dimensi baru dalam proses belajar, melalui pemanfaatan teknologi digital tanpa menghilangkan nilai-nilai religius yang dipegang teguh oleh sekolah.
Dalam kegiatan tersebut, para siswa dikenalkan dengan berbagai alat dan metode pembelajaran baru yang interaktif, seperti Makey-Makey (alat pengubah tumbuhan menjadi instrumen musik digital), buku cerita yang dilengkapi dengan fitur AR, serta permainan edukatif berbasis VRyang memicu rasa ingin tahu dan kreativitas mereka.
Gambar 1. Siswa SAA Belajar Menggunakan AR dan Makey-Makey
Laila Rohmah, Dosen Tiga Serangkai University yang turut menjadi fasilitator mengaku senang bisa mengadakan kegiatan di SAA. Ia yakin pengabdian ini mampu mendorong motivasi belajar anak-anak dengan memanfaatkan teknologi era sekarang.
“Anak-anak tampak antusias karena menjadi pengalaman pertama mereka melihat kemajuan teknologi. Kami percaya pendekatan ini bisa menjadi pintu masuk untuk menanamkan kemampuan berpikir logis dan problem solving sejak dini,” ujar Laila.
Kepala Sekolah SAA, Taqwa Hasma Septyaninda, S.Psi., S.Pd.I., menyampaikan apresiasinya kepada TSU dan Desamind karena kehadiran mereka memberikan warna baru dan pendekatan inivotif yang bisa diterapkan dalam pembalajaran SAA ke depan.
“Terima kasih kepada TSU dan Desamind. Kehadiran mereka menjadi angin segar bagi kami dalam mengembangkan metode belajar yang lebih beragam dan menyenangkan, namun tetap berlandaskan nilai-nilai Islam.”
Tidak hanya guru, para siswa juga menunjukkan kegembiraan mereka setelah mengikuti rangkaian kegiatan pembelajaran. Salah satu siswa, M. Dzaki Al Ghazali, menceritakan keseruannya mencoba berbagai permainan edukatif.
Gambar 2. Potret Keceriaan Usai Kegiatan
“Senang sekali bisa belajar sambil main. Permainannya aneh, tapi seru. Aku jadi tahu banyak hal baru!,” ucap siswa kelas 5 itu.
Kegiatan ini menjadi bentuk nyata komitmen Desamind dan TSU dalam memajukan pendidikan anak-anak Indonesia, terutama di sekolah-sekolah alternatif berbasis alam dan nilai spiritual. Kolaborasi ini tidak hanya menjawab kebutuhan zaman akan literasi teknologi, tetapi juga memperkuat gagasan bahwa pendidikan masa depan harus adaptif, menyenangkan, dan bermakna.
Ke depan, Desamind dan TSU berencana melanjutkan kerja sama serupa di berbagai sekolah berbasis komunitas lainnya. Tujuannya adalah untuk menjembatani kesenjangan digital di kalangan pelajar daerah, sekaligus mengintegrasikan teknologi dan spiritualitas dalam satu ekosistem pendidikan yang utuh.
DESAMIND.ID Surakarta (26/04)– Desamind Indonesia sukses menyelenggarakan Temu Perdana Awardee Beasiswa Desamind 5.0 pada Sabtu (26/4). Acara ini menjadi momen penting untuk mempererat silaturahmi antar awardee serta memperkenalkan nilai-nilai dan visi besar Desamind dalam pemberdayaan desa di Indonesia.
Awardee Beasiswa Desamind terdiri dari Anisatul Himmah (Universitas Jember), Wawan Sulaeman (UIN Sunan Gunung Djati), Bayu Hardito (Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya), Ruhillah Khadijah El Basri (Universitas Brawijaya), dan Aprilia Kusuma Dewi (Universitas Gadjah Mada). Kelima penerima beasiswa tersebut siap menjalankan program pemberdayaan di wilayah masing-masing.
Awardee Beasiswa Desamind 5.0
Acara dimulai pukul 09.00 WIB dengan sesi pembukaan dan perkenalan yang dipandu oleh Nazwa dari Tim Beasiswa. Suasana hangat terasa sejak awal, terutama saat sambutan dari Yulia Susanti selaku Director of Scholarship Division. Dalam sambutannya, Yulia berharap para awardee dapat menjadi “lilin-lilin baru” yang menerangi desa dengan gagasan dan aksi nyata.
Memasuki sesi inti, Hardika Dwi Hermawan selaku President Director of Desamind Indonesia, memaparkan tentang Pengenalan Desamind, membawa para awardee memahami lebih dalam tentang sejarah, tujuan, serta dampak nyata program ini di berbagai desa. Penjelasan ini diperkuat dengan penayangan video Company Profile.
Selanjutnya, Dewi Fajar Sariningtyas memberikan gambaran terkait Linimasa Beasiswa, menjelaskan alur kegiatan dan tanggung jawab awardee sepanjang masa program. Meilani Intan P turut melengkapi sesi dengan menjelaskan secara rinci mengenai Akad Beasiswa, memastikan komitmen peserta terhadap nilai dan tanggung jawab yang diemban.
Diskusi semakin hidup dalam sesi tanya jawab selama 30 menit, dipandu oleh Nazwa dan Yulia Susanti, yang membuka ruang interaksi antara peserta dan tim penyelenggara.
Acara ditutup secara resmi oleh Nazwa dan melalui pertemuan ini harapannya seluruh awardee dapat menjadi agen perubahan yang membawa ilmu, semangat, dan kontribusi nyata bagi pembangunan desa di Indonesia yang lebih maju.
DESAMIND.ID– Surakarta (27/04) Dalam rangka memperkuat gerakan pemuda desa di seluruh penjuru nusantara, Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) melalui Deputi Bidang Pelayanan Kepemudaan, Dr. Drs. Yohan, M.Si, membuka Pelantikan Perangkat Chapter Desamind Indonesia Periode 2025/2026 secara resmi melalui virtual zoom meeting. Pelantikan ini diikuti oleh 269 perangkat chapter yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.
Mengusung tema “Desamind Chapter with Impact: Kolaborasi Komunitas Pemuda Indonesia untuk Transformasi Sosial Desa”, pelantikan ini menjadi momen penting untuk menyatukan visi, semangat, dan energi baru dalam membangun desa melalui kekuatan pemuda.
Dalam sambutannya, Dr. Drs. Yohan, M.Si menyampaikan apresiasi atas langkah Desamind Indonesia dalam membina dan menggerakkan generasi muda sebagai agen perubahan.
“Pemuda adalah agen perubahan yang sesungguhnya. Apa yang dilakukan Desamind Indonesia hari ini adalah bukti bahwa perubahan besar dimulai dari semangat kolaborasi kecil. Saya berharap para perangkat chapter yang dilantik mampu menjadi motor penggerak transformasi sosial yang berkelanjutan, menghidupkan desa dengan inovasi, kepedulian, dan aksi nyata,” ujar beliau.
Hardika Dwi Hermawan, President Director of Desamind membacakan Surat Keputusan Pengangkatan Perangkat Chapter dengan total 11 chapter dimulai dari Chapter Bogor, Chapter Majalengka, Chapter Solo Raya, Chapter Purbalingga, Chapter Magelang, Chapter Yogyakarta, Chapter Gunungkidul, Chapter Malang, Chapter Pasuruan, Chapter Lombok Timur, dan Chapter Asmat.
Foto 1. Prosesi Pelantikan (Dok. Desamind)
Pelantikan ini tidak hanya menjadi seremoni, tetapi juga ruang pembelajaran dan penguatan kapasitas. Agenda pelantikan diisi dengan berbagai sesi inspiratif. Dalam sesi Desamind 101: Lilin-Lilin Desa Memimpin dengan Hati, Mengubah dengan Aksi, Managing Director of Desamind, Zakky Muhammad Noor, mendorong peserta untuk menghidupkan nilai ketulusan dalam kepemimpinan.
Selanjutnya, dalam sesi Inspirational Talk: Lead Local, Impact Global, Roikhanatun Nafi’ah, Founder & CEO Crustea Indonesia, membagikan perjalanan membangun dampak global dari akar lokal. Dalam sesi inspirasi tersebut, Roikhanatun Nafi’ah turut menyampaikan pandangannya tentang pentingnya memulai perubahan dari komunitas terdekat.
“Kepemimpinan sejati dimulai dari keberanian untuk bertindak di lingkungan kita sendiri. Ketika kita mampu membawa perubahan nyata di komunitas lokal, dampaknya akan beresonansi hingga ke tingkat global. Pemuda desa hari ini adalah pemimpin dunia esok hari,” tutur Nafi.
Foto 2. Sesi Inspirational Talk: Lead Local, Impact Global (Dok. Desamind)
Pelantikan ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan Desamind Indonesia untuk memperluas gerakan pemuda desa, sekaligus mempertegas peran komunitas dalam mencapai pembangunan desa yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan.
Desamind Indonesia terus menyalakan semangat perubahan dari desa untuk dunia, dengan keyakinan bahwa transformasi besar selalu dimulai dari tindakan kecil yang konsisten, penuh cinta, dan kolaboratif.
DESAMIND.ID – Asmat, 10 Maret 2025. Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia Kawasan Asia-Oseania (PPIDK Asia-Oseania) bersama Desamind Indonesia Foundation menggelar kegiatan inspiratif bertajuk Lentera Asa Papua dengan tema “Merajut Harapan Asmat dengan Pendidikan Tinggi” di SMA Agama Katolik Seminari Yohanes Penginjil Asmat, Papua Selatan pada (10/03). Kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari kolaborasi strategis para pelajar diaspora Indonesia di luar negeri dengan masyarakat akar rumput, khususnya untuk meningkatkan akses pendidikan tinggi di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal), seperti Kabupaten Asmat.
Kegiatan yang berlangsung dari pukul 08:00 hingga 12:00 WIT ini diselenggarakan secara hybrid, turut mengundang narasumber dari berbagai negara untuk berbagi wawasan dan pengalaman mereka. Acara dibuka dengan sambutan hangat dari Kepala Desamind Asmat, Kepala Sekolah SMA Seminari Yohanes Penginjil, Ketua PPI Asia-Oceania, serta President Director Desamind Foundation. Kehadiran mereka menandai komitmen bersama dalam membangun jembatan harapan melalui pendidikan tinggi, terutama bagi anak-anak muda di Papua Selatan yang selama ini menghadapi keterbatasan akses informasi dan sumber daya pendidikan.
Pada sesi utama, peserta diajak untuk menyelami pentingnya pendidikan tinggi sebagai kunci pembangunan individu dan daerah. Dr. Widaningsih, SH., M.Si, yang merupakan akademisi dan Kepala Bagian Kerja Sama dari salah satu institusi pendidikan tinggi, memaparkan urgensi pendidikan tinggi serta berbagai peluang beasiswa pemerintah dan universitas yang dapat diakses oleh putra-putri Asmat. Melalui penjelasan yang membumi dan penuh semangat, beliau mendorong peserta untuk membayangkan masa depan mereka melampaui batas-batas geografis yang selama ini membatasi potensi mereka.
Foto 1: Sambutan dari ketua PPIDK Asia Oseania (sumber pribadi)
Kisah inspiratif juga datang dari Dina Madelin Woisiri, S.Par. secara luring, penerima Beasiswa LPDP yang berasal dari Asmat. Ia membagikan kisah perjuangannya dalam meraih beasiswa prestisius tersebut, serta memberikan tips dan strategi praktis agar siswa Asmat percaya diri melangkah menuju pendidikan tinggi. Kehadiran Dina memberikan bukti nyata bahwa keberhasilan akademik bukanlah monopoli mereka yang tinggal di kota besar, melainkan hak dan peluang yang setara bagi siapa pun yang berani bermimpi dan bekerja keras.
Selanjutnya, dua narasumber muda yang tengah menempuh pendidikan internasional, yakni Sakinah Hilya Abida, S.Biotek., M.Sc, mahasiswa doktoral di University of Science and Technology Korea Selatan, dan Odeta Mutia Adlina, mahasiswa sarjana di Tokyo International University, Jepang, turut membagikan pengalaman mereka dalam meraih beasiswa dan menyesuaikan diri dengan lingkungan akademik global. Mereka tidak hanya memberikan informasi tentang peluang beasiswa, tetapi juga mengangkat pentingnya soft skills, jejaring internasional, dan semangat pantang menyerah dalam mengejar cita-cita.
Kegiatan ini memberikan ruang dialog dua arah yang mempertemukan dunia pemuda Papua dengan perspektif global dari pelajar diaspora. Para peserta dari kelas X hingga XII terlihat antusias, bahkan beberapa menyatakan secara langsung ketertarikan mereka untuk melanjutkan studi ke luar Papua, baik di dalam negeri maupun ke mancanegara.
Foto 2: Siswa SMA Seminari saat mengikuti webinar (sumber pribadi)
Lentera Asa Papua Batch 1 bukan sekadar acara formal, melainkan gerakan kolektif untuk menyalakan cahaya harapan baru di tengah keterbatasan. PPIDK Asia-Oseania dan Desamind Indonesia Foundation meyakini bahwa pendidikan adalah hak fundamental setiap anak bangsa. Dengan membuka akses terhadap informasi, pengalaman, dan jejaring pelajar global, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi titik awal perubahan yang berdampak panjang bagi masa depan generasi Asmat.
Melalui kegiatan ini, semangat gotong royong, kolaborasi, dan pemberdayaan semakin dikuatkan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Lentera Asa Papua akan terus hadir sebagai program berkelanjutan yang mendorong transformasi sosial melalui pendidikan, budaya, dan partisipasi aktif pelajar Indonesia di seluruh penjuru dunia. Dalam waktu mendatang, diharapkan lebih banyak inisiatif serupa menjangkau wilayah-wilayah lain yang memerlukan perhatian khusus dalam hal akses pendidikan.
DESAMIND.ID – Surakarta (19/04) Desamind Indonesia resmi menutup program magang (internship). Divisi Beasiswa yang telah berlangsung selama periode Januari-Maret 2025. Program ini melibatkan empat anak muda berbakat yang turut mewarnai perjalanan Desamind dengan kontribusi nyata dalam pengembangan teknologi dan manajemen konten beasiswa.
Peserta internship terdiri dari Arya Veda Setyanindito dan Vio Arvendha, mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta, yang berfokus pada pengembangan dan peremajaan website Beasiswa Desamind. Sementara itu, Putra Akbar Wahyu, alumni ISI Surakarta dan Diki Angger mahasiswa Universitas Jember turut memperkuat tim melalui peran sebagai content planner yang merancang strategi dan ide konten beasiswa secara kreatif dan informatif.
Selama program berjalan,para peserta tidak hanya mengasah kemampuan teknis dan kreatif, tetapi juga mendapatkan pengalaman nyata dalam sistem kerja organisasi sosial berbasis kepemudaan. Mereka terlibat dalam diskusi lintas divisi, membangun relasi profesional, dan belajar langsung dari ekosistem kerja Desamind yang kolaboratif.
Dalam acara pe nutupan pada 19 April 2025, Hardika Dwi Hermawan, President of Desamind Indonesia menyampaikan apresiasi atas dedikasi para peserta intern.
“Tiga bulan bukan waktu lama, tetapi cukup untuk melihat bagaimana semangat, rasa ingin tahu, dan kontribusi kalian telah membawa warna baru untuk divisi Beasiswa. Kami bangga dan berterima kasih atas semua kerja keras kalian,” ujarnya.
Sementara itu, Yulia Susanti, Director of Scholarship Division Desamind turut memberikan penghargaan dan refleksi.
“Kami tidak hanya mendapatkan bantuan tenaga, tapi juga gagasan segar dari para intern. Mereka menjadi bagian dari perjalanan penting dalam memperkuat wajah dan makna program beasiswa Desamind di mata publik,” ungkapnya.
Sebagai bentuk kesan mendalam, para peserta menyampaikan testimoni bagaimana perjalanan selama 3 bulan ini. Arya Veda mengaku mendapat banyak pengalaman bukan hanya dari sisi ilmu pengetahuan, namun juga koneksi dari lingkungan Desamind.
“Kami sangat bersyukur telah diberikan kesempatan untuk magang di Desamind. Di sini, kami tidak hanya belajar hal teknis, tetapi relasi.”
Sementara itu, Diki Angger mengucapan terima kasih atas ruang belajar yang telah diberikan Desamind selama program berjalan.
“Terima kasih telah memberikan pembelajaran yang berharga. Saya sangat bersyukur berada di sini.”
Program internship ini menjadi wujud nyata komitmen Desamind Indonesia dalam mengembangkan kapasitas pemuda melalui pengalaman kerja bermakna. Ke depan, Desamind berkomitmen untuk terus menghadirkan ruang belajar serupa demi membentuk generasi muda yang siap menjadi agen perubahan di komunitasnya.
DESAMIND.ID – Gonoharjo (30/03) Karang Taruna Dusun Kluwak (KOMPAK) berkolaborasi bersama Desamind dalam rangka menyemarakkan malam Hari Raya Idul Fitri 1446 H dengan menyelenggarakan Gema Takbir di Dusun Kluwak, Limbangan, Kendal.
Berbagai rangkaian kegiatan seperti Takbir Keliling, Festival 100 Obor, Do’a bersama, Pesta Kembang Api dan Bagi-Bagi Doorprize. Masyarakat berbondong-bondong memeriahkan malam Hari Raya yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kesuksesan acara ini melibatkan berbagai pihak dan pemuda di 3 wilayah sekaligus yaitu Dusun Kluwak, Dukuh Sekacangan, dan Dukuh Gabuk.
Foto 1. Potret Kemeriahan Masyarakat Mengikuti Gema Takbir
Ali Masduki, Kepala Dusun Kluwak mengaku kagum dan terharu dengan diadakannya kegiatan malam takbiran seperti ini. Ia menceritakan antusiasme warganya menyambut malam penuh meriah dan dinanti-nantikan. Bahkan, sejak munculnya ide kegiatan yang diinisiasi oleh KOMPAK dan Desamind, mereka dengan semangat mendukung penuh baik secara material maupun immaterial.
“Saat saya informasikan, para warga langsung berinisiatif mulai dari membantu konsumsi, iuran, dan memberikan berbagai bantuan demi mensukseskan acara,” ungkap Masduki.
Foto 2. Tim Komunitas Pemuda Kluwak (KOMPAK)
Misbahus Surur, Ketua KOMPAK mengungkapkan terselenggarakan Gema Takbir merupakan salah satu pencapaian luar biasa pemuda karena mampu memberikan kebermanfaatan positif bagi masyarakat di hari raya.
“Kami bersama-sama bisa merasakan kebahagian dan semoga menjadi langkah awal terselenggaranya kegiatan-kegiatan selanjutnya, tutur Misbah.