Skip to main content
All Posts By

Kamilya Anjani Putri

Ramadhan Ceria: Meriahkan Ramadhan Bersama Desamind Chapter Purbalingga

By Berita Terkini, Press ReleaseNo Comments

Purbalingga, 28 April 2022 – Momentum bulan Ramadhan yang penuh berkah menjadi waktu yang tepat untuk berbagi dalam berbagai bentuk. Hal inilah yang menjadi semangat Perangkat Desamind Chapter Purbalingga (DCPBG) untuk menggelar kegiatan pada bulan Ramadhan 1443H ini. DCPBG telah sukses menggelar kegiatan ‘Ramadhan Ceria’ yang dilaksanakan di TPQ Al Mubarok, Dusun III Karangjengkol, Kutasari, Purbalingga. Acara yang dikemas dalam tiga kegiatan utama ini (Lomba Kreativitas Anak, Bazaar baju, dan buka bersama) disambut baik dengan antusias tinggi dari masyarakat sekitar.

Ramadhan Ceria merupakan inisiatif Perangkat DCPBG untuk memeriahkan bulan Ramadhan di desa mitra dan sebagai langkah awal dalam memulai serangkaian program kerja yang akan dilaksanakan di sana. Desa Karangjengkol menjadi desa mitra DCPBG selama tahun 2022. Sebagai langkah pembuka, diharapkan hadirnya DCPBG semakin dikenal dan disadari oleh masyarakat Desa Karangjengkol.

Dalam pelaksanaannya, Ramadhan Ceria kali ini bekerja sama dengan Pengurus Forum Silaturahmi Mahasiswa Purbalingga Universitas Negeri Yogyakarta (Forsimangga UNY). Di samping itu, kegiatan tidak akan berjalan lancar tanpa dukungan dan bantuan dari pihak donatur maupun sponsor, diantaranya Sebungkus Keberkahan Purbalingga, RSIA Ummuhani, TB. Murah Rizky 2, Hyubusin San Indonesia (HSI), Omadira, Bebek Goreng Haji Slamet, Baby Crab Sultan, Doraemon Kutasari, Desamind Indonesia, serta pihak-pihak lain yang turut terlibat.

Diawali dengan persiapan panitia pada pukul 10.00 WIB di lokasi, acara dibuka pada pukul 13.30 WIB dengan sambutan dari Rizal Nur Rochman selaku Ketua Panitia, Kepala Dusun III Karangjengkol, dan Hardika Dwi Hermawan selaku Ketua Desamind Indonesia. Kegiatan dilanjutkan dengan Lomba Kreativitas Anak dan Bazaar yang dilaksanakan mulai pukul 14.20 WIB hingga 16.00 WIB. Terlihat antusias Santri TPQ Al Mubarok dalam mengikuti lomba yang diselenggarakan, serta masyarakat sekitar yang ramai mengunjungi Bazaar baju. Meskipun cuaca sempat hujan ketika memasuki waktu sore, kegiatan berjalan dengan kondusif dan meriah.

Acara Bazaar Baju. Sumber: Desamind Chapter Purbalingga

Lomba Kreativitas Anak terdiri dari beberapa lomba, meliputi Lomba Pidato Islami, Hafalan Surat Pendek, Hafalan Doa Sehari-Hari, Tartil Quran, dan Lomba Hafalan Bacaan Sholat. Kegiatan lomba diikuti sebanyak 67 anak. Kegiatan Lomba Kreativitas Anak diakhiri dengan pengumuman 3 juara untuk setiap kategori lomba. Peserta yang menjadi juara mendapatkan apresiasi berupa piala, bingkisan, dan juga sertifikat.

Menjelang buka bersama, acara dimeriahkan dengan cerita nabi dan ice breaking yang dibersamai oleh Hardika Dwi Hermawan dan Perangkat Desamind, yang tentunya disambut pula dengan antusias Santri TPQ Al Mubarok. Terakhir, acara dilanjutkan dengan kegiatan buka bersama meliputi Panitia, tamu undangan, dan Santri TPQ Al Mubarok. Meski suasana hujan, buka bersama terlaksana dengan lancar dan kondusif.

Pukul 20.00, penghujung kegiatan ‘Ramadhan Ceria’ dimeriahkan dengan kegiatan keakraban dan tukar kado pengurus Desamind Chapter Purbalingga dengan pengurus Forsimangga. Kegiatan berjalan dengan meriah dan ditutup dengan foto bersama, yang menandai berakhirnya kegiatan ‘Ramadhan Ceria’.

Penulis: Muhammad Wafa, Desamind Chapter Purbalingga

Editor: Kamilya Anjani Putri

Desa Mitra 2022: Desamind Chapter Purbalingga Hadir Berkontribusi Untuk Desa

By Berita Terkini, Press ReleaseNo Comments

Purbalingga, 05 April 2022. Kegiatan ‘Jumpa Desa #1’ oleh Desamind Chapter Purbalingga telah dilaksanakan pada Kamis, 24 Maret 2022. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Karangjengkol, Kec. Kutasari, Purbalingga. Jumpa Desa merupakan awal kegiatan dari rangkaian Program Desa Mitra dari Desamind Chapter Purbalingga tahun 2022.

Tujuan kegiatan Jumpa Desa ini guna mengenal lebih dekat kondisi dan potensi desa serta penandatanganan nota kesepakatan antara pihak perangkat desa dengan pengurus Desamind. Kegiatan yang dikoordinasi oleh Divisi Pengembangan Program (P2) ini,  menjadi sarana untuk penentuan kegiatan apa yang cocok dilaksanakan di desa mitra nantinya.

Desa Karangjengkol merupakan salah satu desa di Kecamatan Kutasari, Kabupaten Purbalingga. Desa yang berjarak 11 KM dari ibukota kabupaten ini, dipilih sebagai desa mitra dikarenakan potensi yang beragam yang bisa dikembangkan di desa Karangjengkol. Hasil diskusi Divisi Pengembangan Program (P2) bersama dengan Ibu Narsiti sebagai Kepala Desa Karangjengkol yaitu membahas potensi-potensi desanya. Beberapa potensi desa Karangjengkol yang dapat dikembangkan antara lain produksi gula merah, lokasi curug, dan wisata baru yang hendak dikembangkan bersama Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Desa Karangjengkol.

Program Desa Mitra menjadi program unggulan Desamind Chapter Purbalingga yang diadakan setiap tahun. Program ini menjadi sarana bagi Desamind Chapter Purbalingga untuk berkontribusi secara nyata membangun masyarakat desa berbasis pengembangan potensi yang ada. Program yang dipegang oleh Divisi Pengembangan Program (P2) yang bekerja sama dengan perangkat desa terkait, akan berlangsung selama satu tahun. Serangkaian kegiatan yang akan berlangsung adalah Ramadhan Ceria di Desa Karangjengkol, yang akan dilaksanakan di bulan Ramadhan.

Diharapkan melalui Program Desa Mitra Desamind Chapter Purbalingga ini menjadi sarana untuk belajar sambil memberikan manfaat secara nyata bagi masyarakat desa, khususnya di Purbalingga. “Ngapak Kompak Nata Desa”.

Penulis: Muhammad Wafa, Desamind Chapter Purbalingga

Editor: Kamilya Anjani Putri

Desamind Ikut Terlibat Dalam Kegiatan Pelatihan Peningkatan Karakter Pemuda yang Diselenggarakan Oleh Kemenpora

By Berita Terkini, Press ReleaseNo Comments
Sumber: Desamind Indonesia

Solo (14/02) – Desamind turut serta dalam kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh Kemenpora Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda pada 14 – 18 Februari 2022 lalu. Kegiatan ini mengambil tema Pelatihan Peningkatan Karakter Pemuda Dalam Era Digital dan diselenggarakan di Hotel Novotel, Solo, Jawa Tengah.

Penyelenggaraan pelatihan ini ditujukan untuk membentuk karakter masyarakat terkhususnya pemuda yang beretika dalam berinteraksi di dunia maya. Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Faisal Abdullah, dalam sambutannya menyampaikan harapan agar kegiatan pelatihan ini dapat membentuk karakter pemuda yang terampil dalam bidang digital dan berkarakter positif sebagai agen perubahan, kontrol sosial, dan influencer bagi pemuda dan masyarakat Indonesia lainnya.

Kegiatan Pelatihan Peningkatan Karakter Pemuda Oleh Kemenpora

Acara ini dihadiri oleh 50 peserta perwakilan pemuda dari berbagai unsur seperti pemuda difabel, mahasiswa, komunitas Pemuda, Pemuda binaan Kemenpora/Dispora serta pegawai/ASN/Dispora, salah satunya yaitu perwakilan dari Desamind.

Selama lima hari pelaksanaan, kegiatan pelatihan ini diisi oleh berbagai materi mengenai keterampilan digital. Melihat kondisi anak muda zaman sekarang, Perwakilan Wali Kota Surakarta, Joni Hari Sumantri mengatakan bahwa industri kreatif berbasis konten digital telah menjadi sektor yang paling produktif di masa pandemi sekarang ini.

Putri Aulia Pasa, Vice Director of Public Relations, sebagai perwakilan dari Desamind juga menyampaikan bahwasannya kegiatan kepemudaan seperti ini dapat menumbuhkan keterampilan digital, meningkatkan rasa empati dan kolaboratif, dan menumbuhkan pemuda yang bisa memimpin, kreatif, produktif, bisa menghasilkan konten digital dan memberi arti dan manfaat terhadap sekitarnya. Harapannya Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora dapat membuat pelatihan kepemudaan di daerah lainnya secara continue dengan mempertimbangkan urgensi dan kebutuhan.

Desamind yang merupakan organisasi non-profit dalam pelaksanaan visi misinya juga menyertakan pemuda-pemuda desa untuk memajukan desa yang berpendidikan dan melek peradaban. Oleh karena itu, kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi Desamind dalam peningkatan karakter pemuda yang melek teknologi, kreatif, menginspirasi dan memiliki tekad untuk memajukan negeri.

Penulis: Kamilya Anjani Putri

Editor: Putri Aulia Pasa

Tradisi Kematian di Batipuh, Tempat Proses Syuting Film Fenomenal “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”

By Berita Terkini, Ensiklopedia DesaNo Comments
foto dari infosumbar.net

Siapa yang tidak tahu Film karya Buya Hamka yang berjudul “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”? Sepertinya film ini cukup dikenal oleh orang Indonesia. Pada tahun perilisannya di 2013, film ini menjadi fenomena di kalangan masyarakat. Banyak sekali masyarakat dari kalangan pemuda-pemudi yang menggemari film bernuansa etnik tersebut.

Penulis sendiri, saat film ini dirilis, langsung menjadi bahan perbincangan di kalangan teman-teman sekolah. Tidak sedikit orang yang memparodikan adegan romantis dan iconic dari film ini. Adapun proses pembuatan film ini tidaklah instan. Latar tempat perekaman scene epik dalam film ini dilakukan di berbagai tempat di Indonesia. Sebut saja, Padang, Surabaya, Lombok dan Jakarta.

Kali ini penulis akan mengulas salah satu daerah yang menjadi tempat syuting film “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” yaitu di Batipuh. Jika kalian ingat adegan ketika tokoh Zainuddin menuntut ilmu di sebuah surau (masjid), nah surau tersebut adalah Surau Lubuak Bauk yang terletak di Jorong Lubuak Bauk, Nagari Batipuah Baruah, Kecamatan Batipuah, Tanah Datar, provinsi Sumatera Barat.

Ada sebuah tradisi yang masih dipertahankan oleh penduduk Nagari Batipuah/Batipuh sampai sekarang, yaitu Bakayu dan Mangampiang. Bakayu dan Mangampiang adalah tradisi kematian suku Minangkabau. Kegiatan ini dilakukan sehari pasca seseorang meninggal dunia.

sumber: mesintiktangan.blogspot.com

Bakayu adalah tradisi yang biasa dilakukan oleh pelayat laki-laki yang tidak bergelar Datuak. Para pelayat laki-laki ini akan menuju hutan untuk mencari kayu dengan membawa kapak masing-masing. Ini bertujuan untuk meringankan pekerjaan tuan rumah. Kayu-kayu yang didapatkan lalu diapiang (dibelah) di depan rumah duka. Nantinya, kayu-kayu tersebut digunakan untuk memasak hidangan memperingati tiga hari, tujuh hari, hingga empat puluh hari kematian.

Adapun mangampiang adalah tradisi yang dilakukan oleh pelayat perempuan. Waktu mangampiang dilakukan bersamaan dengan bakayu. Ibu-ibu akan datang ke rumah duka sambil membawa beras. Seperti bakayu, tujuan membawa beras oleh ibu-ibu ialah untuk meringankan tuan rumah yang sedang berduka dan sebagai tanda belasungkawa. Selanjutnya ibu-ibu akan menumbuk beras ampiang menggunakan lesung secara bersama-sama yang nantinya beras ini akan diberikan kepada anak-anak sekitar untuk dimakan oleh mereka.

Jika ada yang bertanya, apa itu beras ampiang. Sepertinya cukup menggerakkan jari di pencarian Google, kalian akan mendapatkan jawabannya. Tetapi, penulis akan berbaik hati memberi tahu. Menurut tulisan pada laman Kompas.com, ampiang adalah beras ketan yang ditumbuk pipih. Ampiang merupakan makanan khas rumahan penduduk Batipuh Baruah, Kecamatan Batipuh, Tanah Datar, khususnya daerah Jorong Ladang Laweh dan sekitarnya.

Kembali kepada tradisi Bakayu dan Mangampiang, seiring perkembangan zaman dan teknologi, tradisi ini hampir tidak lagi digunakan. Mengingat sekarang masyarakat memasak tidak lagi menggunakan kayu melainkan kompor gas. Oleh karena itu, bakayu hanya dapat dilakukan di beberapa rumah duka yang masih memasak menggunakan kayu. Sedangkan di beberapa daerah, bakayu digantikan dengan para pelayat laki-laki duduk di atas terpal yang digelar oleh tuan rumah.

Selain dua tradisi di atas, ada tradisi bernama manyiriah rokok (memberikan rokok) kepada ahli waris oleh para pelayat. Kegiatan ini sebelumnya adalah akhir dari prosesi bakayu. Namun karena bakayu sudah jarang dilakukan, maka manyiriah rokok sudah cukup mewakili tradisi bakayu dan mangampiang.

Sumber referensi:

Kompas.com (2020) “Mengenal Ampiang Dadiah, Makanan Minang yang Dicari Gordon Ramsay” dikutip dari https://www.kompas.com/food/read/2020/07/29/140300775/mengenal-ampiang-dadiah-makanan-minang-yang-dicari-gordon-ramsay?page=all#:~:text=Ampiang%20adalah%20beras%20ketan%20yang,di%20Jorong%20Ladang%20Laweh%20sekitarnya pada 28 Februari 2022

Suluah.id (2022) “Mengulas Tradisi Bakayu dan Mangampiang” dikutip dari https://www.suluah.id/2022/02/mengulas-tradisi-bakayu-dan-mangampiang.html pada 28 Februari 2022

Wisuda dan Monev Akhir Awardee Beasiswa Desamind 1.0, “Satu Tahun Menjadi Awardee, Seumur Hidup Menginspirasi.”

By Berita Terkini, Press ReleaseNo Comments

Minggu, 2 Januari 2022 – Desamind Indonesia Foundation sukses menyelenggarakan acara Monitoring & Evaluasi (Monev) dan Wisuda Awardee Beasiswa Desamind 1.0 secara daring. Acara ini menandakan berakhirnya pemberian beasiswa kepada para awardee beasiswa yang telah diseleksi oleh para juri pada 30 November 2020 lalu. 

Acara ini dihadiri oleh seluruh Awardee Beasiswa Desamind 1.0, mentor awardee merangkap juri, Awardee Beasiswa Desamind 2.0, dan divisi Program Development sebagai panitia acara. Acara ini diawali dengan pembukaan oleh MC, Fiki Nila dari divisi Program Development dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Lalu dilanjutkan dengan sambutan oleh Hardika Dwi Hermawan, M.Sc(ITE) selaku President Director Desamind Indonesia Foundation.

“Sumber daya terbesar yang dimiliki Indonesia bukan Sumber Daya Alamnya, tetapi Sumber Daya Manusianya itu sendiri. Kalau Sumber Daya Alamnya bagus, tapi Sumber Daya Manusianya tidak diolah dengan bagus, bisa jadi kita hanya merusak lingkungan. Harapannya, pengalaman yang didapatkan di lapangan akan menjadi momen berharga untuk diingat bahwa ada anak-anak yang menunggu saya untuk kembali ke Indonesia dan mengabdi”, ujar Kak Dika

Kak Dika menutup sambutan dengan sebuah quote “Jika kita tidak bisa menjadi jalan raya, cukup menjadi jalan setapak yang dapat dilalui oleh orang. Jika kita tidak bisa menjadi matahari, cukup menjadi lentera yang dapat menyinari sekitar. Jika kita tidak dapat menjadi obor di Jakarta, cukup dengan menjadi lilin-lilin di desa yang bisa menerangi lebih dari 70 ribu desa”.

Sambutan kedua oleh Evi Lestari, B.Ed selaku trustee (pembina) dari Yayasan Desamind Indonesia Foundation. “Harapannya, nilai-nilai kebermanfaatan yang terlahir melalui program yang sudah terlaksana ini terus mengalir dan berlanjut meskipun nanti sudah wisuda dan selesai.” 

Mba Evi mengakhiri sambutannya dengan memberikan pesan bahwa tidak cukup untuk menjadi baik dan sukses, tetapi perlu ada usaha, kepedulian, semangat mengambil peran, dan peka terhadap sekitar sehingga kita dapat membawa jejak-jejak kebaikan di muka bumi. Setelah sambutan, dilanjut dengan penyampaian hasil monev awardee beasiswa Desamind 1.0 yang diurutkan berdasarkan undian. Setiap awardee diberikan waktu 15 menit untuk mempresentasikan program dan tanya jawab.

Presentasi pertama disampaikan oleh Emi Triani yang dimentori oleh Lailati Rohmah dengan Program Baladesa.id. Program ini bertujuan untuk merevitalisasi komponen penggerak desa, mengajak pemuda bagaimana caranya berkontribusi di desanya masing-masing dengan memberikan edukasi mengenai desa. Beberapa programnya antara lain membentuk sekolah desa dan karang taruna, projek sosial (omah dhewe) sebagai tempat literasi dan pengembangan anak-anak desa. Program ini dilaksanakan di desa Bantengan, Karanggede, Boyolali. Selengkapnya bisa dilihat di Instagram @baladesa_id.

Bagas Primandaru yang dimentori oleh Evi Lestari menyampaikan hasil monev program Bumi Trikarso: Dari Desa Untuk Indonesia. Program dari Bumi Trikarso yaitu memanfaatkan lahan Desa Trikarso, Kec. Sruweng, Kebumen yang masih kosong dengan menanam tumbuhan yang bernilai jual, seperti lidah buaya yang dapat diolah menjadi keripik dan minuman lidah buaya. Info selengkapnya bisa dilihat di Instagram @bumi_trikarso.

Selanjutnya, presentasi disampaikan oleh awardee ketiga yaitu Aan Munandar yang dimentori oleh Zakky Muhammad Noor dengan program Lingkar Dahan. Berangkat dari masalah banyaknya dijumpai sampah organik ranting dan kayu di Desa Sendangsari, Sleman, Yogyakarta. Aan berinisiatif untuk mengolah sampah tersebut menjadi produk layak jual, salah satunya jam dinding kayu yang diberi nama “Divine Timepiece”. Info lengkapnya bisa dilihat di Instagram @lingkar.dahan.

Awardee keempat yang menyampaikan program adalah Aulia Syifa Ardiati yang dimentori oleh Dita Puji Rahayu dengan program Kianmembumi.id. Berangkat dari masalah pencemaran udara dan penurunan pendapatan karena COVID-19, Syifa merancang program pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Adipala, Kabupaten Cilacap. Produk yang dihasilkan berupa penanaman kangkung, pemberdayaan kebun KWT, pembuatan abon lele, pembuatan pupuk kompos, dan lain sebagainya. Info selengkapnya dapat dilihat di Instagram @kianmembumi.id.

Terakhir Alfiana Eka Priyanika yang dimentori oleh Hardika Dwi Hermawan menyampaikan monev program Menyapa Lereng Merapi. Program ini merupakan kegiatan pengabdian masyarakat guna meningkatkan kualitas pendidikan di Dukuh Gilir Pasang dan Dukuh Ngringin, Desa Tegalmulyo, Kec. Kemalang, Kab. Klaten. Program dari Menyapa Lereng Merapi ini antara lain Waste scholarship, rumah belajar lentera, dan mentorship. Info mengenai program ini dapat dilihat di Instagram @menyapa.lerengmerapi.

Dokumentasi sesi monev: presentasi program oleh salah satu awardee

Setelah awardee menyampaikan hasil monev dan ditanggapi oleh juri, acara selanjutnya yaitu Wisuda Awardee Beasiswa Desamind 1.0. Wisuda dilakukan simbolis dengan penyerahan sertifikat kepada para awardee dan para mentor disertai sepatah kata dari mereka. 

Penyerahan sertifikat diawali oleh Aan Munandar dengan mentor Zakky Muhammad Noor, Alfiana Eka dengan mentor Hardika Dwi Hermawan, Aulia Syifa dengan mentor Dita Puji Rahayu, Bagas Primandaru dengan mentor Evi Lestari, dan terakhir Emi Triani dengan mentor Lailati Rohmah. Acara selanjutnya yaitu pembacaan surat keputusan mengenai penetapan kelulusan Awardee Beasiswa Desamind 1.0 dan diakhiri dengan penutup dan sesi foto bersama. 

Dokumentasi sesi foto bersama di akhir acara

Yulia Susanti, selaku PIC Program Beasiswa Desamind 1.0 ini berharap semoga para alumni Beasiswa Desamind 1.0 dapat memberikan dampak dan kebermanfaatan di setiap pijakan bumi. Desamind, Ingat Bangsa Ingat Desa!

Penulis : Kamilya Anjani Putri
Editor : Hardika Dwi Hermawan dan Putri Aulia Pasa

300 Tahun Mempertahankan Tradisi Bikin Parang, Desa Talwa, Ulet Atau Konservatif?

By Berita Terkini, Ensiklopedia DesaNo Comments

Tau Provinsi Nusa Tenggara Barat tidak? Tidak? Lemah. Hehe canda lemah. Sering tuh muncul di media sosial-ku tren sound TikTok yang ini. Oke, back to topic, kalian tau NTB kan yaa? Atau cuma pernah dengar aja? Biasanya kalau dengar NTB orang-orang langsung membayangkan pulau Lombok dengan wisata Gili Terawangan yang eksotis, destinasi para turis asing, atau Mandalika yang bakal jadi tempat sirkuit balap MotoGP tahun 2022. Tapi, NTB tidak hanya punya satu pulau, lho. Tahu tidak kalau ke timur lagi ada satu pulau yang masih termasuk dalam Provinsi Nusa Tenggara Barat. Yap, Pulau Sumbawa dan Bima. Nah, di sebuah tempat di Pulau Sumbawa konon ada desa bernama Talwa. Tidak, aku tidak mencoba untuk mengubah genre ini menjadi horor 😀

Oke, lanjut. Seperti judulnya, desa Talwa ini dikenal sebagai desa yang sudah mempertahankan tradisi pembuatan parang secara tradisional kurang lebih sekitar 300 tahun. Desa Talwa merupakan dusun pandai besi, atau bahasa kerennya blacksmith. Menurut artikel yang aku baca dari website resmi Pemerintah Kabupaten Sumbawa, wisatawan bahkan menjuluki desa Talwa ini dengan sebutan “Blingin Jerman”. Produk-produk yang dihasilkan dari desa ini antara lain parang khas Sumbawa, pisau, cangkul, tembilang dan lain sebagainya.

Desa yang berjarak 14 km dari kota Sumbawa ini digadang-gadang memiliki parang yang berkualitas sangat baik. Parang Sumbawa bahkan sudah diekspor ke pulau Jawa dan Bali. Poin yang membuat parang ini sangat diminati oleh masyarakat adalah kualitas dan desainnya yang unik. Menurut sejarah kepercayaan masyarakat Sumbawa sih, pada masa pemerintahan Sultan Jalaludin III (1883-1931), Talwa sudah dijadikan sebagai desa sentra pandai besi utama di Tana’ Samawa (Tanah Sumbawa). Keterampilan yang dimiliki oleh para pengrajin besi sekarang ini diklaim merupakan warisan secara turun temurun oleh generasi sebelumnya yang tetap dilestarikan hingga saat ini. Itulah kenapa kualitas dari produk-produknya sangat bagus, terutama parangnya.

Adapun parangnya, masyarakat dusun Talwa masih mempertahankan kualitas dan tampilan parang Sumbawa. Sebab parang masih dibuat menggunakan teknik tradisional, kualitas besinya sangat baik hingga digemari banyak orang. Parangnya dapat diandalkan untuk pekerjaan seperti merimbas semak dan tumbuhan liar, sekadar memotong ranting-ranting liar ataupun menyingkirkan gangguan di jalan. Tidak dianjurkan buat kerjaan berat sih, karena parang ini memang didesain ringan, ramping dan efisien.

Untuk ciri khas dan keunikan kedua dari parang Sumbawa ada pada sarung dan gagang parangnya nih. Sarung dan gagang parang terbuat dari kayu kelicung yang juga merupakan ikon flora provinsi NTB loh. Bukan tanpa alasan memilih kayu kelicung sebagai bahan untuk sarung dan gagang parang Sumbawa. Pohon kelicung banyak tumbuh di pulau Lombok dan Sumbawa. Namun, akibat penebangan liar, pohon ini hampir punah. Kualitas kayu kelicung juga bukan main. Kayu pohon kelicung sangat kuat dan memiliki pola serat yang indah, menampilkan warna yang eksotis. Hal ini yang bikin kayu kelicung mahal, dan parang Sumbawa pun jadi mahal. Sarung dan gagang parang Sumbawa juga tidak asal bikin. Gagang dan sarungnya diukir dengan gambar dan bentuk ukiran yang indah dan kental dengan estetika budaya khas Sumbawa.

Ukiran pada ujung gagang dan sarung parang Sumbaawa

Sampai sekarang, dusun Talwa yang bertempat di Desa Leseng Kecamatan Moyo Hulu Kabupaten Sumbawa ini masih tetap melestarikan tradisinya. Selain Talwa, ada sebuah dusun yang juga dikenal sebagai desa pandai besi karena sebagian besar masyarakatnya juga menekuni aktivitas ini sebagai mata pencaharian. Dusun Batu Alang yang dikatakan bahwa sebagian besar penduduknya merupakan pindahan dari Talwa. Desa ini terletak tidak jauh dari Talwa dan hanya menempuh sekitar 15 menit atau lebih dari kota Sumbawa Besar. Meskipun di beberapa sumber ada yang mengatakan bahwa Batu Alang adalah lokasi asli sentra pandai besi sejak zaman kesultanan Sumbawa, namun kedua daerah tersebut sama-sama menghasilkan produk-produk yang berkualitas tinggi.

Dikutip dari berbagai sumber.

Internal Mentoring #2 Divisi Public Relation Desamind dengan Tema Mastering Public Speaking: Pelatihan MC dan Moderator

By Berita Terkini, Press ReleaseNo Comments

Kamis, 26 Agustus 2021 – Setelah sukses menggelar acara mentoring internal pertama beberapa pekan lalu, Divisi Public Relation Desamind kembali melaksanakan mentoring internal kedua pada Kamis malam (26/08/2021). Tema yang diusung pada sesi kali ini adalah “Mastering Public Speaking: Pelatihan MC dan Moderator”. Tidak berbeda dengan kegiatan sebelumnya, mentoring internal kedua ini juga dibutuhkan oleh para Associate Divisi Public Relation guna meningkatkan kemampuan Public Speaking saat melakukan hubungan kerjasama antara Desamind dengan pihak luar.

Menghadirkan pembicara yakni Meilinda Putri Wijayanti, S.T., mahasiswi S2 Institut Teknologi Bandung yang sudah malang-melintang berperan sebagai MC dan moderator di berbagai acara, mulai dari tingkat Fakultas hingga tingkat Nasional. Acara yang diselenggarakan pada Kamis malam tersebut berhasil mendapat antusiasme dari peserta pelatihan yang hadir. Terlihat peserta yang hadir pada acara webinar kali ini berjumlah 78 orang dengan komposisi 42 orang berasal dari pengurus Desamind Pusat, 21 orang dari pengurus Desamind Chapters, dan 15 orang peserta dari LLD Community.

Sesi foto bersama acara Webinar Internal Mentoring 2.0

Pemateri yang kerap dipanggil kak Putri ini sudah mengantongi banyak pengalaman menjadi Master of Ceremony, Moderator bahkan Speaker di berbagai acara selama masa kuliahnya hingga sekarang. Sehingga, dapat dilihat dari konten materi pada acara webinar tersebut yang berisi “daging semua”, seperti istilah yang diutarakan beliau.

Acara ini berlangsung sekitar dua jam dan diawali dengan pembukaan langsung oleh moderator acara, yakni Kamilya Anjani Putri dari divisi Public Relation. Kemudian, dilanjutkan dengan foto bersama di awal acara oleh seluruh peserta, pembacaan timeline, dan penyampaian sambutan oleh Presiden Direktur Desamind, Hardika Dwi Hermawan,S.Pd., M.Sc(ITE). Setelah sambutan dan pembacaan profil pemateri, acara berlanjut ke pemaparan materi dari kak Putri dan sesi QnA.

Penyampaian materi berlangsung sekitar 60 menit. Kak Putri membuka materi dengan memperkenalkan diri dan berbagi pengalaman beliau sekitar 15 menit. Kemudian, beliau melanjutkan dengan pembahasan awal mengenai definisi public speaking. Beliau juga menjelaskan mengenai kunci dari public speaking yang dibatasi hanya dua komponen, yakni ide dan rasa percaya diri. Setelahnya, Kak Putri menjelaskan tentang pentingnya kemampuan public speaking, manfaat, tips dan trik memiliki kemampuan komunikasi yang bagus, lalu diakhiri dengan teknik menjadi MC dan moderator yang baik.

Sesi penyampaian materi oleh Pemateri, Kak Putri

Setelah sesi materi berakhir, maka dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Moderator mengambil alih acara lalu menunjuk peserta yang hendak bertanya kepada pemateri. Sesi tanya jawab berlangsung dengan baik dan atraktif. Pertanyaan diajukan dan langsung dijawab oleh kak Putri (pertanyaan tidak ditampung terlebih dahulu). Ada perkataan Kak Putri yang penulis catat sebagai quote yang bagus. “Great things never come from your comfort zone,” yang berarti hal-hal besar tidak akan datang dari zona nyamanmu. Hal yang ditekankan oleh kak Putri pada mentoring kali ini adalah tetap mencoba, berani menghadapi tantangan, jangan menyerah, dan perbanyak koneksi.

Setelah sesi tanya jawab berakhir, ada closing statement yang disampaikan oleh kak Putri dan selanjutnya acara ditutup oleh moderator. Seperti mentoring sebelumnya, harapannya mentoring kali ini juga dapat meningkatkan kemampuan public speaking dan komunikasi yang baik bagi para anggota divisi Public Relation Desamind dan peserta yang hadir pada umumnya. Dengan begitu, peserta dapat melakukan komunikasi yang efektif, bukan hanya sekadar berbicara tanpa tujuan yang jelas.

WEBINAR MIND CLOUD 7.0 DESAMIND BERTEMAKAN BEASISWA LPDP MENDAPAT ANTUSIASME TINGGI DARI LEBIH 700 PESERTA

By Berita Terkini, Press ReleaseNo Comments

Jum’at, 30 Juli 2021 — Desamind kembali menggelar acara Mind Cloud yang ketujuh kalinya pada Jum’at malam (30/07/2021). Acara Mind Cloud 7.0 ini merupakan salah satu program unggulan Desamind selain Beasiswa Desamind, Mind Talk, dan Desamind Leadership Camp (DLC).

Acara Mind Cloud 7.0 kali ini mengusung tema “Gerbang LPDP: Perjalanan Menuju Sebuah Petualangan Meraih Asa, Cita, dan Cinta”. Acara ini menghadirkan tujuh pembicara awardee Beasiswa LPDP sebagai pembicara yang dipandu oleh seorang moderator yang juga merupakan awardee Beasiswa LPDP. Acara ini sukses menarik minat peserta sebanyak 725 orang yang berasal dari berbagai macam latar belakang dan sekitar 68%-nya berasal dari desa. Hal lain yang membuat acara ini lebih spesial yaitu semua pembicara acara hingga moderator merupakan Executive of Desamind 2.0.

Rangkaian acara dibuka oleh Master of Ceremony (MC) yaitu Thoriqul Falah dari divisi Growth Management. Setelah sesi pembukaan dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, acara dilanjutkan dengan sambutan oleh Zakky Muhammad Noor yang juga menjabat sebagai Managing Director di Desamind. “Kita ingin membentuk agen-agen baru, orang-orang yang punya pendidikan tinggi tapi juga tetap melek sama grass root-nya. Karena yang terjadi sekarang adalah banyak orang yang memiliki world-class competency, kuliah ke Luar Negeri tapi kalau teman-teman tidak balik lagi ke masyarakat, tidak melihat ‘akar rumput’ itu sama aja bohong teman-teman,” ujar Zakky. Ia juga menambahkan bahwa LPDP sangat menjunjung tinggi kontribusi balik lagi ke Indonesia. Oleh karena itu, dalam acara ini akan membahas tentang teman-teman awardee Beasiswa LPDP yang turut berkontribusi untuk Indonesia melalui Desamind.

Acara Mind Cloud 7.0 yang berlangsung pada Jum’at malam (30/07/2021)

Setelah sambutan berakhir, acara dilanjutkan dengan pengenalan moderator acara yaitu Edi Setiawan yang merupakan anggota divisi Secretariat di Desamind yang juga penerima Beasiswa LPDP 2021. Edi, sebagai moderator acara memandu jalannya diskusi dari awal hingga akhir. Sebelumnya, ada sesi penayangan video profil LPDP untuk mengenal lebih jauh mengenai beasiswa dari Kementerian Keuangan RI ini.

Memasuki acara inti, acara Mind Cloud 7.0 terbagi menjadi dua sesi yang berhasil dikemas dengan menarik. Sesi pertama yakni diskusi mengenai beasiswa LPDP Dalam Negeri yang diisi oleh Ujang Hartanto, S.Pd, M.Acc  dari divisi Finance, Laila Rohmah, S.Pd dari divisi Secretariat yang juga menjabat sebagai Direkturnya, dan Dita Puji Rahayu, S.Pd., M.Pd, Direktur divisi Growth Management. Diskusi berjalan dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan dari peserta yang sudah dituliskan sebelumnya. Tidak langsung beranjak ke sesi dua, acara ini menyisipkan kegiatan Ice Breaking setelah Closing Statement sesi 1. Trik ini cukup efektif mengembalikan semangat dan antusias peserta dan sebagai cooling down sebelum beranjak ke sesi kedua.

Sesi diskusi 1 dengan awardee Beasiswa LPDP Dalam Negeri.

Berlanjut ke sesi kedua, kali ini juga tidak kalah menariknya. Diskusi ini mengenai Beasiswa LPDP Luar Negeri, yang diisi oleh Hardika Dwi Hermawan, S.Pd., M.Sc(ITE) yang juga merupakan Founder dan President Director of Desamind, Syifa Adiba, S.Hum, MDigHmnPubC yang juga direktur divisi Public Relation, Lily Suherlina Ahmad, S.Si., M.Sc dari divisi Program Development, serta Hafidzah, B.BA., M.Sc dari divisi Finance.

Serupa dengan diskusi pertama, sesi diskusi kedua ini juga lebih kepada tanya jawab dan diskusi ringan tentang pengalaman kuliah di luar negeri dan tips triknya agar lolos beasiswa LPDP Luar Negeri. Diskusi ini memberikan cerita yang mungkin jarang didengar orang serta pengalaman unik saat berkuliah di negeri orang. Hal ini membuka insight baru bagi para calon pendaftar beasiswa LPDP ataupun orang lainnya. Setelah diskusi dan tanya jawab pertanyaan dari peserta acara Mind Cloud 7.0 selesai, sesi ini diakhiri dengan Closing Statement dari keempat pembicara. Rangkaian diskusi ini diutup oleh Edi sebagai moderator dan dikembalikan kepada MC.

Sesi diskusi 2 dengan awardee Beasiswa LPDP Luar Negeri.

Acara kemudian diakhiri oleh Thoriq sebagai MC setelah penyampaian info program #1000untukdesa oleh perwakilan dari divisi Donation and Fundraising. Tidak lupa jargon Desamind, Ingat Bangsa Ingat Desa pada akhir acara dan foto bersama. Seperti tujuannya dan yang telah disampaikan saat sambutan, Desamind sebagai wadah bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk dapat berkontribusi bagi Indonesia dengan aksi kecil namun berdampak besar dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Harapannya, suksesnya acara ini dapat memberikan motivasi kepada peserta Mind Cloud 7.0 dan masyarakat Indonesia umumnya untuk berani bermimpi dan bercita-cita besar untuk kemajuan Indonesia.

Bagi yang ingin melihat rekaman kegiatan Mind-Cloud 7.0, silahkan dapat klik link di bawah ini: