Desa Kajongan, Bojongsari, Purbalingga – Minggu, 13 November 2022 Desamind Farm dari Desamind Indonesia bertemu kembali dengan Mas Sidik selaku peternak kambing untuk melanjutkan kerjasama tahun kedua pembudidayaan kambing. Kesepakatan kerjasama dilakukan dengan melakukan penandatanganan MoU kembali yang akan berjalan 1 tahun mendatang.
Kegiatan pembudidayaan kambing yang dilakukan Desamind dan Peternak menjadi langkah strategis Desamind untuk mendorong masyarakat Desa tetap produktif dan menghidupi sektor ramah lingkungan. Beberapa permasalahan yang ditemukan di Desa salah satunya adalah terdapatnya kandang ternak, namun tidak berisi ternak karena terkendala modal usaha. Desamind membantu untuk mencukupi kebutuhan modal dengan pembagian hasil yang adil, sesuai kesepakatan dan sebagian digunakan untuk kegiatan sosial ataupun pengembangan Desa. Tujuan utama dari kerjasama ini adalah mendukung para peternak di Desa untuk terus tumbuh dan berkembang serta memberikan dampak sosial yang lebih dengan memberikan alokasi keuntungan yang digunakan untuk projek sosial bagi pemberdayaan desa.
Mas Sidik yang mewakili Pengelola dan Hardika dari Desamind melakukan penandatanganan MoU
Kerjasama ini disambut dengan baik oleh kedua belah pihak. Hardika yang mewakili pihak Desamind yang ditemani Tim dari Desamind Indonesia dan Desamind Chapter Solo Raya berharap program ini akan semakin berkembang di beberapa titik Desa dan membangkitkan semangat anak muda untuk berinfestasi di sektor produktif, mendorong petani, dan menumbuhkan jiwa sosial. Perwakilan dari Desamind Chapter Solo Raya yang diwakili oleh Vivin dan Anis pun menanggapi sangat postif dan membuka wawasan baru terkait dengan pemberdayaan masyarakat Desa.
Penutupan kegiatan Saung Lentera Nglegi (awardee Beasiswa Desamind 2.0) dilaksanakan pada Minggu (14/11/2022) dengan mengadakan ‘Gebyar Permainan Tradisional GPT’. Acara ini diselenggarakan di area Komplek Balai Kalurahan Nglegi. Beragam kegiatan dolanan anak ini diikuti oleh 35 orang dari anggota maupun non-anggota Saung Lentera Nglegi.
Peserta berasal dari latar belakang pendidikan yang bervariasi, mulai dari anak usia dini hingga sekolah menengah pertama. Acara ini merupakan kolaborasi antara Taman Baca Masyarakat (TBM) Handayani Kapanewon Patuk, Karang Taruna Wahana Kartika Muda, Desamind Chapter Gunungkidul, serta Kak Papsky selaku mentor Beasiswa Desamind 2.0. Kegiatan ini diadakan dengan tujuan untuk mengajarkan anak–anak pentingnya bersosialisasi dan tetap menjaga kebudayaan bangsa Indonesia.
GPT Saung Lentera Nglegi 2022 diawali dengan upacara pembukaan di Pendopo Kalurahan Nglegi. Acara ini dihadiri oleh semua peserta GPT Saung Lentera Nglegi 2022. Acara dilanjutkan dengan sambutan serta pengarahan kegiatan dari Ibu Wasriyati selaku salah satu penanggungjawab acara.
GPT Saung Lentera Nglegi 2022 yang diadakan sejak pukul 09.00 WIB hingga 13.00 WIB. Acara diisi dengan beragam permainan tempo dulu yang biasa dimainkan anak-anak generasi sebelum Milenial (tahun 2000an). Ragam permainan tradisional yang diperkenalkan dan dimainkan meliputi: suda manda, gobag sodor, dingklik oglak-aglik dan masih banyak lagi.
Sebagai contoh, permainan gobak sodor atau galah asin merupakan permainan ketiga di GPT yang dilombakan serta membutuhkan kekompakan regu. Permainan ini dimainkan oleh 2 kelompok yang terdiri dari 4 anak setiap kelompoknya. Butuh tenaga ekstra dan strategi yang mumpuni untuk memenangkan permainan ini.
Inti permainan gobak sodor adalah menghadang lawan agar tidak lolos melewati garis depan menuju garis belakang. Jika, ada lawan yang bisa lolos sampai ke garis belakang dihadang lagi agar tak sampai ke garis depan kembali. Permainan ini dimainkan di lapangan dengan bentuk garis segi empat mirip garis lapangan bulu tangkis.
Dalam acara gebyar permainan tradisional ini, juga terdapat kegiatan peragaan busana adat Jawa. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan pakaian khas Jawa kepada anak-anak, serta cinta produk lokal.
Di tengah maraknya permainan digital yang semakin modern, anak-anak diharapkan tidak kehilangan masa bermainnya dan mampu mendorong kreativitas anak. Gebyar permainan tradisional ini juga bertujuan sebagai upaya mengurangi candu dari gawai yang menjadi salah satu permasalahan anak belakangan ini.
Semoga Saung Lentera Nglegi bisa menjadi lentera bagi Desa Nglegi, Gunung Kidul dan Indonesia. Desamind, Ingat Bangsa! Ingat Desa!
Disparitas informasi dan teknologi menjadi gap terbesar inovasi dan kemajuan bagi wilayah-wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal di Indonesia. Hingga saat ini, Indonesia masih memiliki banyak pulau terluar yang tidak mendapatkan akses yang sama dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Padahal, potensi manusia untuk tumbuh berkembang menjadi masyarakat sejahtera cukup besar, namun mereka dibatasi akses. Salah satu daerah 3T di Indonesia yang hingga kini hanya memiliki akses listrik dan internet terbatas adalah adalah Pulau-pulau Babar yang terletak di ujung selatan Indonesia yang berbatasan dengan Autralia dan Timor-Timur. Tidak adanya listrik yang mencukupi, menjadikan pulau-pulau Babar yang juga merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Maluku Barat Daya di tahun 2008 memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPB) rendah. Tidak hanya itu, daerah ini juga menduduki rangking terakhir IPM dari 11 kabupaten/kota di Provinsi Maluku dari tingkat (BPS, 2020).
Desamind Indonesia melalui keikutsertaanya dalam kompetisi Projek Sosial PFmuda pertamina, ambil bagian dalam upaya meminimalisasi gap disparitas informasi dan teknologi yang terjadi. Melalui projek bertajuk Babar Kalesang: Laboratorium Low-Tech Environment Pulau-Pulau Babar, nama Babar Kalesang yang diambil dari nama daerahnya “Babar” dan “Kalesang” yang berarti mengayomi/peduli dalam bahasa Maluku. Desamind Indonesia berkolaborasi dengan Bebras Indonesia Biro UMS, Pendidikan Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta (PTI UMS) serta Lembaga Pendidikan yang ada di Desa Tepa melakukan kegiatan dan pelatihan guna mendorong peningkatan wawasan, kapasitas, dan kapabilitas masyarakat Pulau-Pulau Babar dalam bidang akses informasi Pendidikan dan Teknologi.
Bersama Anak-Anak di Babar Timur
Laboratorium Low-Tech Environment merupakan sebuah komitmen untuk memanfaatkan teknologi informasi yang dapat digunakan dalam kondisi rendah teknologi, SMK Negeri 3 Maluku Barat Daya dan SMA Negeri 5 Maluku Barat Daya yang berlokasi di Desa Tepa, Pulau-Pulau Babar dipilih menjadi pilot projek pelaksanaan program ini. Perjalanan Panjang ditempuh selama 6 hari dan 4 hari ditempuh dengan kapal. Kondisi cuaca yang cukup buruk mengakibatkan kapal-kapal lain tidak dapat berlayar. Sabtu, 17 Juli 2022 pukul 12.30 WIT setelah 4 harimelewati cuaca buruk diperjalanan di atas Laut Banda, rombongan baru dapat menepi dengan penjemputan dari pihak kedua sekolah (SMA N 5 dan SMK N 3 MBD). Kegiatan dimulai pada hari Minggu, 18 Juli 2022 dengan melakukan kordinasi lintas sectoral mulai dari sekolah, kepala desa, pengawas sekolah hingga masyarakat umum. Kegiatan penguatan Laboratorium LTE di Desa Tepa mulai berlangsung dari tanggal 18 – 22 Juli 2022 dengan melibatkan tiga komunitas/instansi sebagai peserta kegiatan yaitu anak-anak usia SD-SMP di Desa Tepa, Siswa-Siswi dan guru-guru di SMA Negeri 5 Maluku Barat Daya dan SMK Negeri 3 Maluku Barat Daya. Total peserta yang terlibat dalam Projek ini sekitar 250 peserta (angka yang besar untuk sebuah projek di Daerah 3T). Hal ini dapat dicapai dengan adanya Kerjasama lintas sector dan instansi di Pulau-Pulau Babar.
Bersama Guru peserta Workshop Computational Thinking dan Kurikulum Merdeka
Dengan kondisi lingkungan minim teknologi, projek ini berupaya memaksimalkan teknologi informasi namun dengan penyesuaian kondisi low-tech environment. Beberapa hal yang dilakukan adalah sebelum menyerahkan perangkat teknologi yang dapat digunakan dalam kondisi Low-Tech Environment, tim melakukan pelatihan penggunaan aplikasi offline pembelajaran berbasis android, aplikasi Augmented Reality dan Virtual Reality offline yang ditanam diperangkat mobile, serta penggunaan buku-buku terintegrasi Augmented Reality yang dapat digunakan dalam kondisi tanpa internet.
Pelatihan penggunaan perangkat high tech untuk kondisi minim teknologi seperti VR Box, AR, LED Projector Portable yang mendapatkan antusiasme yang sangat tinggi dari siswa dan guru. Tim menghibahkan perangkat tersebut untuk digunakan dalam sekolah sebagai laboratorium low-tech dan dapat dinikmati di Perpustakaan di kedua Sekolah. Selain itu, tim juga melaksanakan Lilin Inspirasi bagi sekitar lebih dari 100 anak-anak usia SD-SMP di Desa Tepa dengan berbagai game yang mengimplementasikan computational thinking metode CS unplugged. CS Unplugged menjadi inovasi yang sangat cocok bagi daerah tanpa teknologi. Kegiatan penguatan Laboratorium LTE juga diberikan dengan memberikan kegiatan parallel bagi siswa dan guru berupa seminar Pendidikan, Seminar Literasi Teknologi, Pengenalan Perangkat Teknologi serta game untuk Siswa-siswa SMA N 5 Maluku Barat Daya dan SMK N 3 Maluku Barat. Hari selanjutnya diisi dengan kegiatan Bersama keluarga SMA N 5 dan SMK N 3 MBD di Kilo 3 dengan mengenal dan menari tradisional khas maluku Bersama dan berolahraga Bersama sembari menikmati pantai.
Pelatihan penggunaan Perangkat Laboratorium LTE
Workshop Computational Thinking dan Sosialisasi Kuirkulum Merdeka juga kepada bapak/ibu guru SMA N 5 dan SMK N 3 Maluku Barat Daya. Pendampingan bagi Siswa dalam belajar Computational Thinking dan persiapan pengikuti tantangan Bebras Indonesia juga diberikan. Selain itu, guru dari kedua sekolah juga diberikan pendampingan dalam pembuatan bahan ajar CT infused. Kegiatan yang dilaksanakan selama empat hari yang dimulai dari kordinasi langsung ini mendapat sambutan yang luar biasa karena mereka sangat jarang sekali mendapatkan kesempatan pelatihan dan kegiatan menginspirasi seperti ini. Peserta pelatihan berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut dikemudian hari dan wilayah-wilayah terluar Indonesia semakin mendapatkan perhatian serta laboratorium Low-Tech Environment ini dapat menjadi awal yang baik untuk mengurangi disparitas informasi yang ada.
Bersama para siswa SMA N 5 dan SMK 3 Maluku Barat Daya setelah kegiatan Seminar dan Workshop
Selain itu, salah satu luaran yang diharapkan adalah sekolah dan desa dapat teraliri internet dengan baik. Dari survey broadband yang dilakukan oleh tim, SMK N 3 MBD mengalami gangguan dalam akses internet dan menghambat berbagai pelaksanaan kegiatan dan akses informasi. Tim Desamind kemudian berkordinasi dengan Kominfo dalam program BAKTI – Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi, dan sekarang sekolah tersebut sudah dapat terhubung dengan Internet Satelit.
Berikut para relawan yang tergabung dalam Projek Sosial Babar Kalesang:
Jakarta (28/6) Desamind Indonesia menghadiri Rapat Pembahasan Implementasi Pedoman Sentra Pemberdayaan Pemuda Desa/Kelurahan berbasis Data Desa Presisi. Rapat yang digelar di lantai 3 Gedung Graha Pemuda Kemenpora RI Pukul 13.00 WIB, dibuka langsung oleh Sekretaris Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Esa Sukmawijaya.
Kegiatan ini merupakan tindaklanjut dan arahan Presiden pada Peraturan Presiden (PP) Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia, Permenpora Nomor 32 Tahun 2016 tentang Sentra Pemberdayaan Pemuda, Permenpora Nomor 1 Tahun 2018 tentang Strategi, Capaian dan Kurikulum Sentra Pemberdayaan Pemuda, dimana secara kelembagaan, SPP pada tingkat desa harus ditetapkan oleh Bupati. Merujuk arahan dan amanat tersebut, Kemenpora telah menjalin kerjasama dengan IPB University untuk menerapkan inovasi Data Desa Presisi sejak tahun 2021 lalu.
Pak Esa pada sambutannya mengingatkan kembali kepada peserta rapat bahwasannya Pak Menpora pernah berpesan bahwa dalam disetiap kota/kabupaten minimal ada 1 Sentra Pemuda Desa (SPP) yang akan komparasikan atau dikombinasikan dengan Data Desa Perisisi dan perihal anggaran tentunya akan melibatkan pengambil kebijakan terkait.
Rapat ini membahas mengenai implementasi dari SPP, mulai dari pengambilan datanya sampai manfaatnya, sehingga organisasi kepemudaan seperti Desamind bakal turun andil ke desa.
Data yang dihasilkan berupa identitas dari pemuda yang ada di desa yang meliputi usia, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, data kesehatan, dan sebagainya. Data ini nantinya bakal open access jadi bisa dimanfaatin oleh organisasi pemuda untuk membangun proyek yang sesuai dengan desa yang jadi fokus organisasi tersebut.
Narasumber pada rapat ini yaitu Sofyan Sjaff yang merupakan Wakil Kepala LPP IPB Bidang Pengabdian kepada Masyarakat/Penggagas Data Desa Prestasi. Ada hal menarik yang bisa menjadi periksa untuk kita semua tentang akses perguruan tinggi cukup baik di Indonesia. Akses perguruan tinggi yang cukup baik tidak sejalan dengan masih banyaknya pengangguran di Indonesia. Selain itu bonus demografi dapat menjadi ancaman tersendiri. Harapannya dengan adanya DDP dapat melengkapi pendataan untuk menjawab tujuan bangsa terhadap masalah-masalah data.
Saat ini Data yang dibangun di Indonesia masih menggunakan cara Top-Down bukan Bottom-Up. Kelebihan dari DPP yaitu dapat membantu mengetahui keadaan pemuda yang masih memerlukan bantuan untuk meningkatkan pendidikan, kesehatan dan bentuk perhatian lainnya. SPP perlu dimaknai sebagai Sense Of Prioritas yang dapat memberi dampak nilai ekonomi bagi masyarakat.
Mewakili Bupati, Kadispora Tapanuli Utara Baharudin Siagian, mengatakan bahwa Data pemuda diperlukan tindak lanjut dari data pemuda yang memerlukan dukungan pengembangan kapasitas. Dukungan ini seperti wirausaha pemuda,sehingga dapat diketahui dengan jelas siapa saja yang menjadi target penerima akses atau layanan bantuan. Oleh karena itu perlunya dilakukan pelatihan-pelatihan dan sosialisasi kepada para pemuda sebagai bagian dari pada fungsi SPP.
Rapat ini dihadiri sebanyak 22 orang peserta yang meliputi Pejabat dan Staf Kemenpora RI (Staf Ahli Bidang Hukum Samsudin, Analis Kebijakan Ahli Utama Imam Gunawan, Asdep Peningkatan IPTEK dan IMTAQ Pemuda Deputi 1 Kemenpora RI H. Amar Ahmad, Kepala Pusat PP-PON Tri Winarno, Asdep Kapasitas Pemuda, Pemuda Zainal Aminin, Asdep Peningkatan Kreativitas Pemuda H. Ibnu Hasan, Kabiro Hubungan Masyarakat dan Hukum Sanusi, Staf Khusus Kreativitas dan Inovasi Kaum Milenial, Alia Sasono, Kabbag Evaluasi dan Penilaian Kinerja Yayat Suyatna, Kabid Pemetaan dan Penelusuran IPTEK Yossi Ahmad Falah) serta Perwakilan Indonesia Stundent and Youth Forum, 3 orang dari IPB, Desamind, Ssayp, OIC Youth Idonesia, Milenial Institute, serta lintas komunitas dan organisasi.
Gambar 2 Nadia Rana Nabila (Associate of Secretariat Desamind) dan Ahmad Luthfi (Associate of Program Development Desamind)
Nadia selaku salah satu perwakilan dari Desamind Indonesa berkata bahwasannya Nadia seneng mengikuti kegiatan ini karena Kemenpora berusaha melibatkan pemuda dalam pembahasan Sentra Pemberdayaan Pemuda (SPP) Desa/Kelurahan dan Desamind diundang untuk ikut pembahasannya.
Harapannya Rapat Pembahasan Implementasi Pedoman Sentra Pemberdayaan Pemuda dapat menjadi langkah maju dalam pengembangan pemuda di Indonesia melalui Data Desa Presisi (pap/nad).
Tahun 2020 merupakan tahun yang sangat berat bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat, hal ini diakibatkan oleh adanya wabah pandemi Covid-19. Wabah pandemi Covid-19 telah merubah merubah sendi-sendi kehidupan masyarakat, baik dari sisi ekonomi, politik, keamanan, kesehatan, pendidikan, pariwisata, dan lainnya.