Desamind.id Gumut, Selangor, Malaysia (23/02) – Sebuah perjalanan penuh kehangatan dimulai hari ini dengan tujuan memberikan dukungan dan bimbingan pendidikan kepada anak-anak migran Indonesia di Malaysia yang tidak dapat menempuh pendidikan formal di Negeri Jiran. Tenaga Migran Indonesia di Malaysia kebanyakan adalah mereka-mereka yang berasal dari berbagai desa-desa di Indonesia.
Acara ini disambut dengan antusiasme dan kebahagiaan yang luar biasa dari anak-anak peserta, Bu Yanti (Penanggung Jawab Sanggar Belajar) dan Kak Dora yang membersamai selama kegiatan di sana. Kegiatan diisi dengan perkenalan, membuat alat musik dengan makey-makey serta mencoba teknologi Virtual Reality.
Mari menilik sejenak perjalanan Bu Yanti dalam mendirikan Sanggar Belajar di kampung yang sangat inspiratif. Terlahir dari keinginan sejak lama dan mendalam untuk berkontribusi pada kehidupan anak-anak migran Indonesia di Malaysia. Bu Yanti, dengan tekad yang teguh, mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarkat (PKBM) Program Paket A untuk menawarkan peluang pendidikan dan dukungan kepada anak-anak migran Indonesia di wilayah tersebut.
Pertemuan awal antara Sanggar Belajar di Gumut, Selangor dan Desamind Indonesia menandai tonggak penting dalam upaya memberikan akses pendidikan terhadap anak-anak Indonesia dimana pun mereka berada. Hardika Dwi Hermawan dan Sakti Krisna Wijaya, yang mewakili Desamind Indonesia, bergandengan tangan dengan Bu Yanti untuk memberikan dukungan kepada anak-anak, memastikan mereka menerima pendidikan yang semakin baik.
Hardika Dwi Hermawan, perwakilan Desamind Indonesia, menyatakan kegembiraannya atas kesempatan untuk bertemu dengan Bu Yanti yang ternyata telah saling berteman di facebook sejak 2019. Ini menjadi pertemuannya secara langsung dan berharap memunculkan program selanjutnya yang juga memberikan dampak. Sakti Krisna Wijaya mengungkapkan hal yang serupa, Sakti merasa tersentuh dengan perjuangan Bu Yanti dan Sanggar Belajar serta sangat bersyukur dan bangga. Sakti juga menekankan perlunya upaya kolektif dan penegakan kembali hak memperoleh pendiidkan.
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa hak atas pendidikan adalah hak yang tercantum dalam Pasal 28C Ayat 1 dan Pasal 28E Ayat 1 dan secara khusus pada Pasal 31. Tidak hanya itu, jika kita menengok pembukaan UUD 45, hal tersebut juga dijelaskan bahwa hak dalam bidang pendidikan adalah salah satu dasar fondasi terbentuknya NKRI termuat dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi, “… untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, …” Pasal 31 Ayat 1 UUD 1945 berbunyi, “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.”
Seperti bintang yang tetap bersinar meski kadang terhalang awan, Bu Yanti dan keluarga migran Indonesia lainnya terus menginspirasi dengan kegigihan dan ketulusan hati, mempersembahkan cahaya harapan bagi anak-anak Indonesia yg tidak dapat menyenyam pendidikan formal di negeri orang.
Dalam setiap kata dan tindakan, mereka mengajarkan bahwa di tengah gelapnya malam, ada sinar yang tetap menyala, menerangi jalan bagi mereka yang berani bermimpi dan berjuang untuk keadilan dan pendidikan yang setara, dimana pun wajah Indonesia berada.
Bu Yanti adalah salah satu lilin yang menginspirasi kita semua, mendirikan Sanggar Belajar agar anak-anak Indonesia mendapatkan haknya sesuai janji yang ada dalam konstitusi kita.
Bu Yanti menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Tim Desamind Indonesia atas dukungan dan komitmennya. Dia juga berharap akan ada program lanjutan dalam bentuk KKN ataupun pendampingan lainnya. Namun yang pasti dibutuhkan adalah adanya guru yang membantu mengajar.
Kolaborasi antara Sanggar Belajar dan Desamind Indonesia merupakan contoh cemerlang dari inisiatif yang didorong oleh masyarakat dengan tujuan menciptakan perubahan positif. Saat perjalanan menuju pemberdayaan anak migran terus berlanjut, upaya bersama individu dan organisasi seperti Bu Yanti, Desamind Indonesia, dan Sanggar Belajar Gumut menjadi cahaya harapan dan inspirasi bagi komunitas, tidak hanya Indonesia, namun di seluruh dunia.
Author : Hardika Dwi Hermawan