Skip to main content
All Posts By

desamind.id

Acara Kelas Inspirasi Desamind Chapter Purbalingga

Semangat Murid SMP N 3 Kutasari untuk Mengembangkan Diri sebagai Bekal di Masa Depan

By Artikel, Berita Terkini

Desa Karangjengkol, Purbalingga – Desamind Chapter Purbalingga bersama dengan volunteer dari Ruang Inspirasi membuat langkah baik di bidang pendidikan. Sasaran kegiatan ini yaitu peserta didik SMP N 3 KUTASARI. Acara kelas pengembangan diri ini dilaksanakan pada Sabtu (29/7). 

Tujuan dilaksanakannya acara ini adalah meningkatkan kesadaran peserta didik SMP mengenai pentingnya melanjutkan pendidikan menuju SMA/Sederajat. Tema yang diangkat yaitu ” Meningkatkan Semangat Generasi Muda yang Berkarakter, Kompetitif dan Kritis di Era Digital “. 

Kegiatan kelas pengembangan diri memiliki 2 acara inti yaitu Seminar dan FGD (Forum Group Disscusion). Seminar tersebut diisi oleh narasumber yang merupakan dosen dari Universitas Islam Negri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, Lina Dwi Puryanti, S. Sos, M. Pd . Sedangkan FGD dilakukan oleh anggota dari Desamind Chapter Purbalingga dan volunteer

Kegiatan seminar berisi tentang perjalanan pendidikan yang telah dilalui oleh narasumber. Perjalanan yang berisi tantangan yang dihadapi dan bagaimana narasumber memecahkan masalah yang ada ketika menjalani pendidikan. Narasumber yang berprofesi di bidang pendidikan ini, menjadikan peserta didik tertarik untuk mengikuti acara seminar sampai akhir karena merasa penting untuk kehidupan dan sangat memotivasi bagi mereka.

Menulis harapan
Gambar 1 Kertas Cita-Cita

Hal menarik yang ada pada seminar ini yaitu peserta didik di sekolah tersebut menuliskan cita-cita nya di selembar kertas yang semoga cita-citanya akan terwujud di kemudian hari. Selanjutnya, kertas tersebut ditempelkan di tembok agar murid lain pun menjadi saksi jika suatu saat nanti cita-citanya tercapai.

Setelah acara seminar selesai lalu dilanjutkan dengan acara FGD (Forum Group Disscusion). Acara FGD merupakan ajang berdiskusi antara fasilitator dan peserta didik di sekolah. Fasilitator berasal dari anggota Desamind Chapter Purbalingga dan volunteer. Setiap peserta didik akan mendapatkan kelompok dan setiap kelompok memiliki fasilitator 1 atau 2 orang. 

Fasilitator memberikan berbagai pertanyaan berisikan tentang makna dari kesuksesan, faktor penyebab meningkatkan angka putus sekolah, usaha untuk meningkatkan motivasi sekolah, dan yang lainnya. Peserta didik diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan serta menyampaikan pendapat mengenai pertanyaan tersebut. Hal ini melatih komunikasi mereka, memberikan kebebasan berpendapat untuk semua orang, dan menghargai berbagai pendapat oleh orang lain. Komunikasi yang terjalin di acara FGD membuat para murid lebih dekat dan mengenal satu sama lain.

Gambar 2. Pelaksanaan FGD

Harapannya Desamind Chapter Purbalingga dapat berkelanjutan memberikan makna positif bagi masyarakat serta bagi para volunteer mendapatkan pengalaman yang tidak terlupakan untuk mereka. Harapannya peserta didik SMP N 3 Kutasari bisa melanjutkan pendidikan untuk mencapai cita-cita yang diinginkannya serta sukses di kemudian hari dan dapat meneruskan makna positif yang telah diberikan kepada yang lainnya.

(Author : Chapter Purbalingga)

Beasiswa Desamind BerPijar

Awardee Beasiswa Desamind berPijar, Siap Menyambut Tantangan!

By Beasiswa Desamind, Berita Terkini

DESAMIND.ID – Minggu (04/06) Tim Scholarship Division, Desamind Indonesia menyelenggarakan Onboarding sebagai kegiatan penyambutan lima awardee Beasiswa Desamind berPijar yang terpilih yaitu:

  1. Devi Nurbaeti, asal Desa Banjaran Kabupaten Majalengka Jawa Barat, mahasiswa Universitas Brawijaya, yang mengusung program “Aksi Mahasiswa dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa Kalisongo Melalui Hasil Riset Pengolahan Buah Jeruk”;
  2. Putri Felita Listiani, asal Desa Pengkok, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mahasiswa Universitas PGRI Yogyakarta dengan program “Pemberdayaan Perempuan Melalui Pelatihan Pengolahan Pai Ubi Jalar Menuju Kelompok Ekonomi Produktif Desa Pengkok”;
  3. Ego Ibnu Wijaksana, asal Desa Deli Tua Barat, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Universitas Teuku Umar, dan program nya berupa “Pengembangan Usaha Ikan Asap yang Terjamin Keamanan Pangannya Sebagai Penyumbang Pendapatan Keluarga Melalui Partisipasi Perempuan dan Pemuda Guna Mendukung Ekosistem Gambut yang Lestari di Desa Sumber Bakti”;
  4. Lalu Halki, asal Desa Senanggalih, Kab. Lombok Timur, NTB, Lombok Institute of Technology, mengusung program “Sosialisasi dan Pelatihan Alat Panen Madu Non-destruktif untuk Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Panen Madu Trigona di Desa Senanggalih”;
  5. Dian Arifando Rusyadi, asal Desa Margabakti, Kabupaten Ogah Komering Ulu, Sumatera Selatan, Universitas Sriwijaya, dengan programnya yaitu “Pemberdayaan Remaja Desa Melalui Usaha Produk Kreativitas Bahan Baku Biji Karet dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Sinarbakti”;

Kegiatan onboarding dibuka oleh Hardika Dwi Hermawan selaku President Director dari Desamind Indonesia. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa program Beasiswa Desamind berPijar merupakan rangkaian proses yang panjang, sehingga ia berharap para awardee dapat mengikuti tahapannya dengan enjoy dan tidak menganggap hal ini sebagai beban dalam menjalankan misi proyek sosial di desa masing-masing.

Gambar 1. Sambutan President Director of Desamind Indonesia

Selain agenda penyambutan, kegiatan onboarding mengenalkan kepada para awardee mengenai penyelenggara beasiswa, yaitu Desamind Indonesia. Zakky Muhammad Noor sebagai Managing Director dari Desamind Indonesia menjelaskan kepada awardee mengenai sejarah dan struktur Desamind, program-program Desamind yang telah terlaksana, serta hasil produk alumni awardee beasiswa sebelumnya.

Pada tahun ini, program Beasiswa Desamind berkolaborasi dengan Pijar Foundation dalam kegiatan bertajuk Town Hall Muda. Agenda ini bertujuan agar awardee dapat berkontribusi sesuai visi dan misi Desamind Indonesia yang memiliki target untuk melahirkan local heroes yang bergerak secara berkelanjutan.

Gambar 2. Pengenalan Desamind Indonesia

Selama satu periode, awardee Beasiswa Desamind Berpijar wajib mengikuti rangkaian tahapan program yang dijelaskan oleh tim Scholarship Division, yaitu Rike Nursafitri dan Dewi Fajar Sariningtyas. Tahapan programnya mulai dari, Onboarding, Kelas Pembekalan, Demo Day, Mentoring, Monitoring & Evaluation (MONEV), Probation Phase, Final LPJ, dan Wisuda. Program ini mempunyai indikator penilaian yang berpengaruh pada pencairan dana sesuai hasil rapor awardee. Oleh karena itu, awardee harus berkomitmen penuh.

Gambar 3. Penjelasan Program Beasiswa Desamind Berpijar

Pada kegiatan kali ini, Yulia Susanti selaku Director Scholarship Desamind Indonesia menjelaskan kontrak perjanjian sebagai bentuk komitmen secara tertulis dan berpayung hukum. Ia menyampaikan bahwa program ini ada berkat donatur yang berasal dari masyarakat. Hal ini tentunya tidak lepas juga dari penyelenggara dan penerima yang berintegritas dalam memegang amanah.

Gambar 4. Penjelasan Kontrak Beasiswa Desamind BerPijar

Awardee Beasiswa Desamind berPijar juga berkesempatan berkenalan dengan para mentor yang akan mendampingi dalam pelaksanaan proyek sosialnya. Mentor Awardee Beasiswa Desamind berPijar diantaranya: 1) Isna Fahrizal, Director Donation and Fundraising, Desamind. 2) Edo Riyandani, Associate Scholarship Division, Desamind. 3) Khoirudin Nur Wahid, Director Creative Media, Desamind. 4) Meilani Intan Pertiwi, Vice Director Scholarship, Desamind. 5) Hanif Ibrahim, Founder Bumi Scholar.

Awardee Beasiswa Desamind Berpijar yang terpilih merupakan mahasiswa yang tidak hanya ingin menjadi aktivis desa. Mereka juga merupakan aktivis mahasiswa yang aktif mengikuti kegiatan organisasi, kegiatan akademik, dan kegiatan lainnya yang menunjang prestasi pada awardee. Tentunya hal ini menjadi tantangan tersendii bagi awardee untuk dapat menyelaraskan berbagai amanah secara bersamaan.

Sebagai penyelenggara beasiswa, Desamind Indonesia tentu saja ingin menghambat pencapaian awardee untuk prestasi. Oleh karena itu, Desamind Indonesia memberikan kebijakan yang dinamis dengan tetap berpegang teguh pada kesepakatan awardee dan penyelenggara. (Yulia Susanti)

Desamind Chapter Bogor X YRI Bersatu untuk Charity di Taman Baca Cijayanti

By Berita Terkini, Pemberdayaan Kepemudaan, Press Release

Minggu, 7 Mei 2023 – Dalam rangka menjalin kerjasama, Desamind Chapter Bogor serta Youth Ranger Indonesia (YRI) melakukan Kolaborasi yang dilaksanakan dalam rangkaian acara Indonesia Youth Potential Camp 2023 yaitu salah satunya Charity #1Sekolah. YRI melakukan kerjasama dengan Desamind Bogor sebagai partner relawan dan Taman Bale Baca Cijayanti  (TBM BCC) untuk menjadi wadah tempat dilaksanakannya acara tersebut.

Kegiatan ini dipandu oleh Kania Dewi Maulina Sebagai MC perwakilan dari Desamind Bogor. Kania menyapa rekan serta adik-adik di taman baca dengan ceria, tidak lupa juga menyampaikan maksud dan tujuan dari Desamind Bogor x YRI pada sore hari itu.

Acara dilanjutkan dengan tujuan mencairkan suasana yaitu dengan kegiatan Ice Breaking yang dipandu oleh Fitrah dan juga Zilva ditemani oleh Gadis, Fazri, dan Wawan. Setelah ice breaking dilaksanakan, acara dilanjutkan dengan mendongeng bersama, kegiatan mendongeng dipandu oleh tim yang sama saat melakukan ice breaking, yaitu Fitrah, Kania,  dan juga Zilva.

Keseruan acara tidak hanya sampai mendongeng ria, setelah mendongeng kegiatan selanjutnya adalah calistung dan juga mewarnai, kegiatan calistung dan juga mewarnai disambut antusias oleh adik-adik Taman Baca Cijayanti.

Calistung bersama kakak-kakak Desamind dan YRI

Sesi terakhir serta akhir dari serangkaian acara sebagai puncak kegiatan kolaborasi acara tersebut adalah sesi pembuatan pohon harapan yang di pandu oleh perwakilan YRI yaitu Mas Dimas Dwi Pangestu dan Mba Siti Nurhaliza. Saat melakukan Pohon Harapan ini adik-adik diberikan sticky notes serta alat tulis dan menuliskan harapan masa depan serta cita-cita mereka lalu ditempelkan satu-persatu pada pohon harapan yang telah digambarkan oleh kakak-kakak. Tak lupa, selain pohon harapan ada juga sesi menulis rangkaian kata untuk semua yang hadir pada sore itu.

Pohon harapan adik-adik TBM BBC bersama Mas Dimas dan Kak Nurul

Setelah semua rangkaian acara selesai, harapannya kegiatan ini dapat diingat kembali oleh adik-adik dan menjadi kegiatan yang memberikan dapak positif bagi seluruh orang-orang yang hadir, serta harapan yang mereka tulis dapat menyalakan api semangat mereka dalam meraih prestasi dan menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas. Acara ditutup dengan foto bersama.

Sesi foto bersama

Desamind, Ingat bangsa, Ingat Desa! YRI, Gelora Api Pemuda.

Penulis: Nurfazriyanti Syawaliah, Bening Setara Bulan dan Melanz Togi Sihol Marito (Desamind Chapter Bogor)

Awardee Beasiswa Desamind 2.0, Imelta Indriyani Alfiah Berhasil Meraih Penghargan Inisiator Bidang Pendidikan oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul

By Artikel, Beasiswa Desamind, Pemberdayaan Kepemudaan, Press Release, Program Unggulan Desamind

Senin, 15 Mei 2023 — Imelta Indriyani Alfiah awardee Beasiswa Desamind 2.0 berhasil meraih penghargaan pada ajang pemilihan Perempuan Inisiator oleh Bupati Gunungkidul. Pemberian penghargaan pada peringatan Hari Kartini ini bertempat di Pendopo Dinas Kebudayaan Gudungkidul dan dihadiri langsung oleh Bapak H. Sunaryanta selaku Bupati, sang istri yang merupakan ketua TP PKK Gunungkidul dan tamu undangan lain yang berkisar sebanyak 200 orang.

Acara dibuka dengan penampilan orkestra, pembacaan UUD sekaligus biografi Raden Ajeng Kartini. Tidak sampai disitu, terdapat pula sambutan, pemberian penghargaan kepada perempuan inisiator dan ditutup dengan acara menari bersama.

Pemilihan perempuan inisiator merupakan ajang penghargaan oleh pihak pemerintah Kabupaten Gudungkidul, diberikan kepada tokoh-tokoh daerah karena telah melakukan inovasi untuk menghapuskan kesenjangan gender pada tingkat akar rumput. Perjuangan, dedikasi dan inovasi para tokoh menjadi bukti nyata upaya untuk menghapuskan ketidakadilan serta ketimpangan dalam berbagai bidang. Maka dari itu, pemerintah Kabupaten Gunungkidul memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas sumbangsih para tokoh.

Imelta Indriyani Alfiah memberikan inovasi dengan mendirikan komunitas Saung Lentera Nglegi dengan tujuan agar dapat mengoptimalisasi potensi anak-anak usia dini melalui peningkatan minat baca. Selain Imelta, terdapat lima perempuan hebat lainnya yang juga menerima penghargaan perempuan inisiator tahun 2023, mereka adalah Puji Lestari inisiator bidang sosial, Tutut Dewantiwi inisiator bidang perekonomian, Sifra Chintia Mella Aprila inisiator bidang kesehatan, Susmiyati inisiator dalam bidang kebudayaan serta Ermina Kristiani Susanti lurah inisiator pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Pemberian penghargaan kepada Imelta Indiryani sebagai Perempuan Inisiator Bidang Pendidikan oleh pemerintah Kabupaten Gunungkidul pada hari Senin, 15 Mei 2023.

Sebagai salah satu penerima penghargaan Perempuan Inisiator, Imelta memiliki harapan untuk bisa terus berjuang lebih masif dan giat lagi dalam memajukan pendidikan Indonesia. Ia juga berharap semoga kedepannya dapat memantik semangat juang teman-teman lain. Ikhlas dan semangat menjalankan kegiatan adalah salah satu kunci untuk membuka pintu peluang dan pengalaman yang tidak terhingga.

Imelta Indriyani Alfiah juga mengatakan bahwa, “Hari kartini sebagai sebuah peringatan untuk kaum perempuan agar terus bersinar, percaya diri dan pantang menyerah dengan jalannya masing-masing. Karena sejatinya emansipasi wanita berarti melakukan tugas dan tanggung jawab sebagai wanita sesuai dengan panggilannya dengan sepenuh hati”, ujarnya ketika dihubungi via Whatsapp pada Senin (15/5).

Penulis: Sanita Sitinjak

Editor: Syifa Adiba dan Putri Aulia Pasa

Rumah Cerdas Indonesia, Impian Nyata Untuk Desa Dari Della Mariam Yollanda (Awardee Beasiswa Desamind 2.0)

By Beasiswa Desamind, Berita Terkini, Pemberdayaan Kepemudaan, Press Release, Program Unggulan Desamind

Della Mariam Yolanda akrab disapa Della merupakan peraih Beasiswa Desamind 2.0. yang berkuliah di jurusan Oseanografi, Universitas Padjajaran. Sepanjang masa kuliahnya, Della tidak hanya aktif dalam bidang akademik. Tapi, Della juga aktif di kegiatan non-akademik dengan mengikuti kegiatan organisasi di kampus. Namun, Della juga tak melupakan perannya sebagai mahasiswa yang mempunyai inisiatif tinggi untuk memajukan desanya.

Momen yang mempertemukan Della dengan Beasiswa Desamind yaitu saat Della sedang mencari informasi beasiswa di Instagram. Ketika itu, Della tengah dalam pengerjaan proyek hibah dari Universitas Padjajaran yang akan selesai dan Della berinisiatif mencari beasiswa yang berfokus untuk memberikan pelatihan kepemimpinan. Hal inilah yang mempertemukannya dengan Beasiswa Desamind 2.0. Berbekal tekat yang kuat dan kesungguhan hati, Della lolos dan berkesempatan menjadi Awardee Beasiswa Desamind 2.0.

Rumah Cerdas Indonesia, adalah projek taman baca yang mengantarkan Della sebagai Awardee Beasiswa Desamind 2.0 di Desa Kanangsari, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung. Rumah Cerdas Indonesia merupakan program yang digagas atas dasar mentoring dan diskusi dengan beberapa masyarakat untuk meningkatkan akses literasi, melalui best learning sebagai upaya meningkatkan pendidikan di desa setempat.

Bentuk kegiatannya meliputi kegiatan pengabdian masyarakat dengan belajar bersama anak-anak dengan belajar seperti membaca, mewarnai, dan mengaji serta bermain di Rumah Cerdas Indonesia. Selain itu, melakukan kegiatan pengadaan sanitasi dan sumber air bersih yang berkolaborasi dengan pemerintahan desa setempat. Kegiatan lain yang dilakukan yaitu pengkajian kualitas air oleh mahasiswa yang nantinya air tersebut disalurkan melalui paralon ke rumah-rumah warga yang membutuhkan untuk keperluan harian dan konsumsi.

Kegiatan Belajar Bersama Anak-Anak

Output yang dicapai dari program ini adalah terbentuknya teman baca, yang dinamakan dengan Rumah Cerdas Indonesia sebagai tempat yang mewadahi peningkatan aktivitas literasi, numerasi, dan seni anak-anak di Desa Cikalong; tersalurkannya air bersih ke rumah-rumah masyarakat serta pengembangan masyarakat yang didapat melalui program sanitasi dan penyaluran air bersih; terbentuknya kader penggerak pemberdayaan desa dan literasi bagi Desa Cikalog.

Proses keberlanjutan Program Rumah Cerdas Indonesia berjalan dengan baik hingga saat ini, dan harapannya bisa menambah fasilitas, referensi pustaka, serta mampu melakukan berkolaborasi dengan komunitas-komunitas terkait lainnya. Sedangkan program sanitasi dan sumber air bersih tengah dalam progres penyelesaian penyaluran ke semua rumah-rumah yang membutuhkan. Della mengatakan ia sangat mendapatkan manfaat dari program mentoring Beasiswa Desamind 2.0.

Program mentoring Beasiswa Desamind memberikan kesan yang mendalam dan memberikan kesempatan untuk belajar lebih terbuka dalam menghadapi masalah, masyarakat, dan menggagas suatu proyek. Selain itu juga mengajarkan keilmuan dan pemahaman baru dari pemateri yang ahli pada bidangnya, sebagaimana program Desamind Leader Camp (DLC) yang banyak merubah diri dalam melaksanakan aksi nyata untuk masyarakat.

“Terus mengevaluasi program-program yang Della proyeksikan dengan melakukan kolaborasi dengan pihak-pihak terkait, dan berusaha menerapkan ilmu yang dimiliki untuk diaplikasikan dalam elemen masyarakat serta berusaha memberikan dampak dengan melakukan projek sosial sesuai dengan keilmuan yang dimiliki” ujar Della sebagai keberlanjutan program.

Penulis: Arief Rahman Husein

Editor: Syifa Adiba, Putri Aulia Pasa dan Muhammad Ertam Hidayat

Penakluk Lebah, Awardee Beasiswa Desamind 2.0, Yudiatna Dwi Sahreza Gebrak Potensi Desa dengan Project WTC

By Artikel, Pemberdayaan Kepemudaan, Press Release

Yudiatna Dwi Sahreza atau sapaan akrabnya Yudi. Yudi adalah seorang mahasiswa di Universitas Mataram yang sadar akan peran penting dan tanggung jawab sebagai agent of change dan mengikuti berbagai macam organisasi adalah salah satu bentuk prosesnya. Yudi berasal dari desa terpencil membuatnya ingin mengabdi dan memajukan desa.

Niat mulia ini terjawab salah satunya dengan menjadi awardee Beasiswa Desamind 2.0 bersama 4 pemuda hebat lainnya. Pemanfaatan kesempatan dan kemampuannya yang mempertemukannya dengan informasi beasiswa yang diinformasikan melalui kanal informasi Unit Kegiatan Pers Kampus Mahasiswa (UKPKM) MEDIA UNRAM.

Projek Wanasaba Trigona Center (WTC) yang menghantarkannya menuju gerbang Beasiswa Desamind 2.0. Projek WTC ini didasari dengan keresahan Yudiatna, melihat potensi alam di desa tidak dimaksimalkan oleh masyarakat maupun pemerintah.

Pada proses pelaksanaan pengabdian ke masyarakat, Yudi dan timnya melakukan kegiatan sosialisasi dan pelatihan budidaya lebah trigona kepada masyarakat khususnya kelompok pemuda yang ada di desa. Melihat kapasitas diri, maka penting untuk kolaborasi dengan seluruh pihak dan menggandeng pemerintah desa untuk mendukung WTC ini.

Kolaborasi WTC dengan pemerintah desa

Kolaborasi yang sudah kami lakukan yaitu bekerja sama dengan teknisi perlebahan NTB, Karang Taruna Desa, dan Akademisi Dosen Fakultas Peternakan. Sehingga output yang sudah kami capai adalah terbentuknya WTC, peningkatan pengetahuan masyarakat tentang budidaya lebah trigona, lolos pendanaan kewirausahaan unram, terciptanya produk lebah madu trigona sebagai produk Desa Wanasaba Lauk dan lain sebagainya.

Produk Lebah Madu Trigona

Kedepannya Yudi berharap WTC dapat menjadi tempat penelitian mahasiswa maupun doesn dan memaksimalkan produk lain dari lebah trigona seperti Pemanfaatan ekstrak propolis untuk kencantikan, pengobatan dan lain lain.

Harapan saya untuk pejuang beasiswa desamind 3.0 adalah tancapkan niat baik dari awal untuk menjadi pioneer penggerak desa agar lebih maju dan melek peradaban.

Penulis: Putri Aulia Pasa dan Yudiatna Dwi Sahreza

Tingkatkan Hubungan Silaturahmi, Desamind Gelar Halal bi Halal sebagai Momen Perayaan Idul Fitri 1444 H

By Berita Terkini, Press Release

Selasa, 2 Mei 2023 – Dalam rangka menjalin dan memperkuat silaturahmi, Desamind mengadakan acara Halal bi Halal yang dihadiri oleh seluruh perangkat Excutive of Desamind (EoD). Kegiatan ini dilaksanakan secara virtual dengan menggunakan media zoom meeting dan dihadiri oleh 26 Executive of Desamind (EoD).

Kegiatan ini dibuka dan dipandu oleh Zakky Muhammad Noor selaku Master of Ceremony (MC).  Zakky menyampaikan bahwa hikmah adanya pandemi menjadikan EoD terbiasa berkoordinasi dan berkomunikasi secara efektif melalui online.

Dokumentasi pembukaan halal bi Halal oleh Zakky Muhammad Noor dan kehadiran prangkat Desamind

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Hardika Dwi Hermawan selaku President Director. “Selamat Lebaran Idhul Fitri 1444 H dan ucapan mohon maaf lahir dan batin. Semoga bisa terus dijaga dan ditingkatkan kebiasaan baik dalam internal Desamind” ujar Hardika.

Sambutan ditutup dengan mengulas kisah dari tokoh ulama dan sastrawan di Indonesia, Buya Hamka. Banyak hal yang perlu dipelajari salah satunya mengenai nilai-nilai tentang keikhlasan dan kerendah hatiannya. Hardika juga membawakan quote Buya Hamka yang berbunyi “Kalau hidup hanya sekedar hidup, kera di rimba juga hidup. Kalau kerja hanya sekedar bekerja kerbau disawah juga bekerja”.

Keseruan Halal bi Halal dilanjutkan dengan sharing session. Sharing Session ini terdiri dari beberapa breakout room dan setiap breakout room berisi 5-6 orang. Setiap orang nantinya saling berbagi cerita dan pengalamannya selama lebaran tahun ini. 

Sesi terakhir dan sebagai puncak kegiatan Halal bi Halal ini adalah sesi tebak pertanyaan. Rulesnya yaitu orang yang namanya terpilih saat dispin maka harus memilih nomer yang berisi pertanyaan yang wajib dijawab dengan jujur.

Sesi tebak pertanyaan antar perangkat Excutive of Desamind (EoD) yang unik

Harapannya dengan kegiatan ini dapat merekatkan kekeluargaan, menumbuhkan semangat mengabdi dan bertumbuh bersama dengan Desamind. Acara ditutup dengan foto bersama. Desamind. Ingat bangsa, Ingat Desa!

Penulis: Arief Rahman Husein

Editor: Syifa Adiba, Putri Aulia Pasa dan Muhammad Ertam Hidayat

Agroedutourism, Pengalaman Berwisata dan Belajar Bersama di Kampung Lele Boyolali

By Artikel, Ensiklopedia Desa

(18/2) Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali merupakan desa yang terletak di Provinsi Jawa Tengah dan terkenal sebagai pusat budidaya ikan lele Boyolali. Pengunjung dapat berwisata sekaligus belajar tentang budidaya ikan lele, mulai dari proses pembibitan lele, pemberian pakan lele, dan proses panen ikan lele. Bahkan, jika datang pada waktu panen lele, pengunjung juga dapat mengikuti proses panen secara langsung.

Kampung budidaya lele Desa Tegalrejo dikelola oleh dua kelompok petani, yaitu Kelompok Bangun Mina Sejahtera dan Kelompok Karya Mina Utama. Setiap bulannya, pembudidaya dapat melakukan panen lele sebanyak 600 ton dengan harga jual rata-rata Rp17.500-17.900/kilogram dengan area pemasaran Solo dan Yogyakarta.

Kampung lele adalah sebutan untuk Desa Tegalrejo karena sebagian besar penduduk berprofesi sebagai pembudidaya lele. Awal mula kampung lele diprakarsai oleh tiga orang petani Desa Tegalrejo yaitu Sugiarno, Sugiardi, dan Darsino pada tahun 1990 bermula dari pekarangan rumah yang dijadikan sebagai usaha pembesaran budidaya lele. Usaha lele digunakan sebagai usaha sampingan dari usaha pokok bercocok tanam padi dan palawija. Masyarakat Desa Tegalrejo menganggap usaha pembesaran budidaya lele tidak menguntungkan dan berisiko tinggi, tetapi Sugiarno, Sugiardi dan Darsino tetap menjalankan dan lebih berusaha untuk mengembangkan.

Tahun 1993 masyarakat Tegalrejo mulai mengikuti jejak Sugiarno, Sugiardi dan Darsino untuk membudidayakan lele. Berkembangnya usaha pembesaran lele maka terbentuklah kelompok usaha budidaya lele yang berjumlah 16 orang dan kelompok tersebut bernama Bangkit Bangun Kelompok Ikan Tegalrejo.

Tahun 1998, usaha semakin berkembang, semakin luas kolam usaha budidaya lele dan jumlah anggota kelompok semakin banyak yang bergabung yaitu berjumlah 70 orang. Bertambahnya jumlah anggota kelompok, Darsino membuat struktur kelembagaan agar terkoordinir dengan baik. Darsino dan anggota masyarakat yang lain mengubah nama kelompok menjadi Karya Mina Utama, dimana karya berarti bekerja, mina berarti ikan dan utama adalah pokok.

Keberhasilan ketiga orang tani tersebut menciptakan minat besar masyarakat di Desa Tegalreo untuk menggeluti usaha budidaya lele tersebut. Budidaya pembesaran lele dianggap lebih menguntungkan untuk mencukupi kebutuhan hidup jika dibandingkan dengan bercocok tanam.

Dikutip dari saluran YouTube Jagat Renjana (31/12/2022), Sriyono yang merupakan Ketua Kelompok Bangun Mina Sejahtera menegaskan hal tersebut sudah terjadi sejak lama. “Awalnya hanya mencoba, dibuat kolam untuk pagar agar padi tidak dimakan ayam. Tapi ketika dilihat hasilnya lebih banyak dan terjamin dari budidaya ikan lele, terus akhirnya ada lagi yang mengembangkan. Dan kini sudah hampir tak ada petani padi karena semua telah beralih menjadi petani lele.” tutur Sriyono.

Sebagai salah satu produk budidaya, produksi lele di Desa Tegalrejo tidak hanya dijual dalam bentuk ikan segar saja. Pengunjung juga dapat menikmati hasil olahan ikan lele, seperti keripik sirip lele, keripik daging lele, abon lele, dan rambak lele. Biasanya, pengunjung akan membeli olahan ikan lele tersebut untuk dibawa pulang atau oleh-oleh. Hasil olahan ikan lele tersebut saat ini telah merambah hingga ke luar daerah Boyolali seperti Batam, Semarang, dan Kalimantan.

Akses untuk menuju ke Kampung Lele Boyolali ini juga sangat mudah, hanya berjarak sekitar 20 km dari pusat Kota Boyolali. Jika masih bingung, pengunjung bisa bertanya kepada masyarakat sekitar lokasi Desa Tegalrejo, Mangkubumen. Sebagian besar penduduk Boyolali pasti dapat menunjukkan rute ke tempat budidaya ikan lele terbesar tersebut.

Penulis: Khoirudin Nur Wahid

Editor: Syifa Adiba, Putri Aulia Pasa dan Muhammad Ertam Hidayat

Melihat Potensi Desa melalui Komoditas Tanaman Sawi di Kampung Cipetir, Desa Sukamaju

By Artikel, Ensiklopedia Desa

Menurut Firman Hidranto (2021) dalam tulisannya di Portal Informasi Indonesia*, pertanian merupakan sektor terbesar yang berpengaruh bagi kehidupan warga negara Indonesia. Sebagai negara agraris, banyak sekali warga negara yang berprofesi sebagai petani. Hal ini juga disebutkan oleh Kepala Badan Statistik (BPS), Kecuk Suhariyanto yang mengimplikasikan bahwa terdapat setidaknya 30% tenaga kerja Indonesia bekerja pada sektor pertanian.

Salah satu wilayah yang menggantungkan kehidupan perekonomiannya melalui pertanian adalah Kampung Cipetir, Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Kampung Cipetir merupakan kampung yang berjarak sekitar 9,1 km dari Kota Sukabumi. Dengan lokasi yang tidak jauh dari pusat kota, kampung ini memiliki akses transportasi umum berupa angkot. Memiliki ketinggian kurang lebih 700 dpl, sehingga banyak warganya berprofesi sebagai petani sayuran, diantaranya tanaman sayuran sawi dan daun bawang.

Komoditas utama yang menjadi tumpuan utama di kampung ini adalah tanaman sawi. Tanaman sawi menjadi komoditas utama di Kampung Cipetir karena sawi merupakan komoditas sayuran yang masuk kedalam jenis tanaman sayuran jangka pendek, dimana sayuran dapat dipanen dengan waktu yang relatif singkat dan permodalan tanaman yang dikatakan cukup efisien. Berdasarakan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia**, pada tahun 2021 provinsi Jawa Barat menjadi provinsi pemasok tanaman sayuran sawi terbesar di Indonesia, yakni sebesar 188.944,00 ton, dari total sawi di Indonesia sebesar 727 467,00 ton.

Sedangkan untuk hasil panen sayuran sawi menurut Bapak Pepen Supendi sebagai petani dan pengepul sayuran sawi mengatakan, satu petak kebun sekitar 600 m rata-rata di Kampung Cipetir biasanya menghasilkan panen sawi sekitar 700 kg sampai 1 ton per panennya.

Para Petani Sawi sedang memanen sawi di Kampung Cipetir

Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh Bapak Pepen Supendi terhadap tanaman sayuran sawi di Kampung Cipetir, diperlukan waktu selama satu bulan mulai dari menanam bibit sawi sampai tanaman siap panen. Apabila ditanam mulai dari bibit sawi sampai tahap pembibitan dan berlanjut sampai pada masa panen, diperlukan waktu kurang lebih satu bulan 20 hari.

Sementara itu, hasil dari panen sawi biasanya dialokasilkan ke luar daerah, seperti Jakarta dan Kota Bogor atau daerah sekitarnya melalui pengepul yang ada di kampung, atau biasanya warga menjualnya ke pasar terdekat, seperti Pasar Cisaat misalnya. Selain dijual ke pengepul, sawi juga dikonsumsi pribadi atau dijual kepada warga yang sudah memesan sebelumnya. Biasanya, sawi digunakan sebagai campuran makanan bakso, mie ayam atau masakan lainnya.

Uniknya kembang sawi berwarna kuning yang masih muda pada sayuran Sawi dimasak oleh warga di Kampung Cipetir karena memiliki cita rasa yang enak dan manis.

Informasi dari konsumen sawi yaitu sawi di Kabupaten Sukabumi, salah satunya Desa Cipetir memiliki ciri khas rasa yang terbilang lebih manis dan gurih dibandingkan dengan sawi yang terdapat di daerah lainnya.

Hasil panen sawi biasanya dibandrol dengan harga Rp 2.000/kg. Namun, apabila harga sawi sedang murah, sawi bisa hanya berharga Rp 200/kg. Hal ini tergantung dengan kebutuhan pesanan dan keadaan pasar saat itu. Apabila bulan Ramadhan, harga sawi bisa mencapai pada harga Rp 5.000/kg, pasalnya kenaikan ini disebabkan karena mengikuti kenaikan harga barang-barang komoditas lainnya.

Maka dapat diketahui bahwa Kampung Cipetir merupakan kontributor tanaman sayuran sawi, yang memiliki kualitas baik dengan ciri khas rasa yang tidak didapati pada sawi yang lainnya, sebagai distributor sayuran sawi unggulan serta memiliki pengelolaan pertanian yang efisien dan ekonomis bagi warga yang ada di kampung Cipetir, Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi.

Penulis: Arief Rahman Husein
Editor: Syifa Adiba dan Putri Aulia Pasa

Asa di Desa Gandis, Saksi Perjuangan Anak Buruh Sawit Gapai Pendidikan

By Artikel

“Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

”Bunyi Pasal 28E Ayat 1 UUD 1945 di atas membuktikan dengan jelas bahwa pendidikan merupakan sebuah hak yang wajib didapatkan oleh semua warga negara tanpa terkecuali. Namun, tidak bisa dipungkiri permasalahan pendidikan selalu menjadi isu pelik di negeri ini.

Berdiam diri menyalahkan keadaan tentu bukan sebuah pemecahan solusi. Jika ditelisik lebih dalam, pendidikan bukan sekedar urusan pemerintah maupun guru belaka, namun urusan kita bersama.

Mengamati sejenak dan mengambil hal positif dari isu-isu yang ada bisa menjadi langkah awal menuju sebuah perubahan. Salah satunya bisa melihat dari perjuangan pendidikan anak buruh sawit di SD 015 Best Agro yang terletak di Desa Gandis, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah.

SD swasta di bawah naungan perusahaan kelapa sawit Best Agro International ini secara keseluruhan diisi siswa dari anak buruh sawit yang mengadu nasib merantau dari desa-desa di luar Pulau Kalimantan. Secara data, 65% dari Jawa, 10% dari Kalimantan dan 25% kumpulan dari berbagai daerah yang ada di Indonesia dengan total siswa mencapai 157. Tidak heran jika dalam satu kelas berisikan siswa berasal dari Banjarnegara, Wonosobo, Cilacap, Jombang, Kupang, Bima dan wilayah lainnya.

Perjuangan mereka untuk mendapatkan akses pendidikan terasa berkali-kali lipat lebih sulit dibandingkan kita yang berada di daerah dengan akses dan fasilitas yang tercukupi. Walaupun sudah ada fasilitas transportasi berupa bus penjemputan yang disediakan perusahaan, jarak jauh dan jalan hutan sawit penuh lumpur sering kali menjadi penghambat menuju sekolah. Sejak pukul 5 pagi, mereka harus siap untuk dijemput. Jadi, bukan sesuatu yang aneh jika banyak ditemui siswa dengan muka kusam dan belum mandi, bahkan tidak sempat cuci muka, masih memakai pakaian bebas, dan tergesa-gesa serta salah memakai seragam karena listrik sudah padam. Aliran listrik sendiri hanya ada di jam 6 sore hingga 10 malam.

Hal yang juga sering dijumpai adalah ketika sekolah sepi karena mereka tidak masuk. Bukan karena malas, melainkan hujan membuat jalanan tidak bisa dilalui atau secara tiba-tiba bus mogok. Akses menuju sekolah memang hanya bisa mereka tempuh dengan mengandalkan jemputan. Membutuhkan waktu yang lama jika berjalan kaki karena dengan bus saja, waktu tempuhnya sekitar 1,5 jam. Tidak mungkin juga diantarkan sepeda motor. Orangtua mereka dari pagi sampai sore sudah meninggalkan rumah untuk bekerja mengurus sawit. Pembelajaran model jarak jauh pun tidak menjadi solusi. Lokasi di tengah hutan sawit seperti ini keberadaan sinyal internet sangat minim sekali.

Melihat kondisi tersebut, semangat mereka dalam mendapatkan pendidikan tidak pudar. Bahkan dijadikan penyemangat untuk selalu berusaha menggapai impian. Prestasi-prestasi yang diperoleh tidak kalah dengan SD yang lain, bahkan lebih unggul. Seringkali mereka memenangkan perlombaan di kecamatan dan mewakili lomba di tingkat kabupaten bahkan pernah ada yang sampai ke tingkat nasional.

Problematika yang dihadapi oleh anak-anak buruh sawit membuktikan bahwa di mana pun keberadaannya, pendidikan merupakan sesuatu yang harus diperjuangkan. Tanah rantau yang serba terbatas tidak menjadi sebuah hambatan bahkan dijadikan motivasi untuk melampaui batas.

Penulis: Ahmad Zamzami

Editor: Putri Aulia Pasa, Syifa Adiba dan Muhammad Ertam Hidayat