Skip to main content
Tag

Pengabdian Desa

Anak-Anak 3T Belajar Berpikir Komputasional: Kolaborasi Desamind Indonesia, UMS, dan Pi Mengajar di SDN 2 Lelogama

By Artikel, Berita Terkini, Pemberdayaan Kepemudaan, Program Unggulan Desamind

Lelogama, Amfoang Selatan, Kab. Kupang, 15 September 2025 – Desamind Indonesia Foundation bersama Pi Mengajar, CT Arsa Foundation, dan Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sukses menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Pengenalan Pembelajaran Computational Thinking Unplugged dan Plugged yang dilaksanakan selama dua hari, Minggu–Senin, 14–15 September 2025, di SD Negeri 2 Lelogama, Kec. Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Kegiatan dibuka dengan sambutan dari perwakilan Pi Mengajar CT Arsa Foundation, Guru Muda Aat Rahmawati. Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan yang memberikan ruang bagi anak-anak untuk mengenal dunia lebih luas melalui literasi dan teknologi.

Gambar 1. Kegiatan Membaca di Bukit samping Sekolah

Pada hari pertama, Minggu (14/9), siswa-siswi SD Negeri 2 Lelogama diajak mengikuti aktivitas literasi membaca di bukit sekitar sekolah. Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 15.30 hingga 17.30 WITA ini menghadirkan suasana berbeda, di mana anak-anak belajar membaca sambil menikmati panorama alam, sehingga menumbuhkan semangat baru untuk meningkatkan budaya literasi.

Hari kedua, Senin (15/9), difokuskan pada pengenalan pembelajaran berpikir komputasional melalui metode unplugged dan plugged. Anak-anak dikenalkan pada aktivitas kreatif seperti permainan puzzle, pengenalan buah-buahan, hingga kegiatan eksperimen sederhana menggunakan perangkat makey-makey. Mereka berhasil membuat alat musik sederhana berbasis teknologi tersebut, yang sekaligus mengasah kemampuan berpikir logis, kreatif, dan problem solving.

Gambar 2. Anak-anak sedang belajar merakit Makey-Makey

Program ini didampingi oleh Dita Apriani dari Desamind Indonesia Foundation, serta dua dosen Pendidikan Teknik Informatika UMS, yaitu Hardika Dwi Hermawan, S.Pd., M.Sc.ITE dan Irma Yuliana, S.T., M.M., M.Eng. Kehadiran para pendamping tidak hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga menunjukkan sinergi antara akademisi, komunitas, dan lembaga sosial dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan di daerah 3T.

Hardika Dwi Hermawan, dosen Pendidikan Teknik Informatika UMS sekaligus President Director Desamind Indonesia Foundation, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan kelanjutan dari program tahun sebelumnya.

“Tahun lalu kami mengenalkan literasi digital dan computational thinking kepada para guru. Tahun ini, fokusnya kami alihkan kepada siswa, agar sejak dini mereka terbiasa berpikir komputasional dan melek teknologi. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi rangkaian kolaborasi dengan PKBH FH UGM yang pada Rabu, 17 September 2025, akan mengadakan penyuluhan hukum bagi para wali murid. Semoga kerja sama lintas lembaga ini terus berlanjut dan memberikan kesempatan bagi anak-anak di daerah 3T untuk tumbuh dan berkembang,” ujar Hardika.

Gambar 3. Dita Apriani dari Desamind sedang mendampingi siswa-siswi SDN 2 Lelogama

Perwakilan Desamind Indonesia Foundation menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen mendukung pendidikan dasar di wilayah terpencil Indonesia, khususnya dalam menghadapi tantangan era digital. Diharapkan, siswa-siswi SD Negeri 2 Lelogama dapat terus mengembangkan kemampuan literasi dan berpikir komputasional sebagai bekal masa depan.

Penulis: Hardika Dwi Hermawan

Editor: Syifa Adiba, Kamilya Anjani Putri

Menabur Asa di Tanah Kecil: Cerita Lulu bersama Desamind

Menabur Asa di Tanah Kecil: Cerita Lulu bersama Desamind

By Artikel, Beasiswa Desamind, Berita Terkini

DESAMIND.ID — Dari sebuah kota kecil di ujung selatan Jawa Tengah, tumbuh seorang pemudi bernama Yanuar Laely Lu’iuatul Adha (20 tahun), atau yang akrab disapa Lulu. Ia berasal dari Desa Sidamulya, Kecamatan Sidareja, Cilacap, wilayah yang jauh dari hiruk-pikuk kota, tetapi kaya akan semangat dan cita-cita. Lulu adalah mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat di STIKes Surya Global Yogyakarta, sekaligus salah satu awardee Beasiswa Desamind 4.0.

Sejak awal kuliah, Lulu dikenal sebagai pribadi yang senang membaca, berdiskusi, dan terlibat dalam kegiatan sosial. “Dari semester dua sudah sering ikut volunteer dan lomba-lomba. Aku memang suka banget sama dunia pemberdayaan.” tuturnya.   

Perjalanan Lulu menjadi bagian dari awardee Beasiswa Desamind bukan tanpa liku. Proyek yang ia usung awalnya adalah bagian dari proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM). Sayangnya, proposal tersebut belum lolos pendanaan. Namun, Lulu tidak menyerah. Ia justru menghidupkan kembali gagasannya melalui beasiswa Desamind, hingga lahirlah proyek bertajuk: STEVANTIC – Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) dalam Budidaya Tanaman Stevia Rebaudiana sebagai Upaya Preventif Diabetes Melitus.

“Aku ingin ada solusi yang menjawab permasalahan, sederhana, dan bisa dijalankan bersama masyarakat. Stevia adalah tanaman lokal yang manis alami bisa jadi pengganti gula, dan ini sangat relevan untuk pencegahan diabetes melitus di Dusun Sayangan, Kalurahan Jagalan, Banguntapan, Bantul,” jelas Lulu.   

Dalam proyek ini, Lulu menggandeng Kelompok Wanita Tani (KWT) di desanya yang sebagian besar juga merupakan kader posyandu. Ia tak hanya mengajarkan cara budidaya dan pengolahan stevia, tetapi juga menyelipkan edukasi kesehatan. Bersama Sobat Diabetes Yogyakarta, Puskesmas, dan para kader posyandu, Lulu memadukan pendekatan edukatif, sosial, dan budaya (Edu-Sos-Bud) yang menyeluruh dan membumi. 

Prosesnya pun penuh warna. Dari ikut menanam dan memanen stevia, berdiskusi dengan ibu-ibu KWT, hingga menghadapi tantangan ketika tanaman mulai layu pasca Ramadhan akibat keterbatasan penyiraman. “Ini bukan hanya soal tanaman. Ini soal komunikasi, komitmen, dan bagaimana membangun rasa memiliki bersama,” ucapnya.   

Gambar 1 Cek Kesehatan dan Panen Stevia

Meski berasal dari kampus yang relatif kecil, Lulu tidak merasa minder. Awalnya ia sempat insecure karena banyak awardee Desamind berasal dari kampus-kampus besar. “Tapi justru aku merasa ditemani dan dipeluk semangatnya. Bahkan ketika postinganku di-like tim Desamind aja rasanya seperti dapet pelukan,” kenangnya sambil tertawa. 

Tak berhenti di sana, Lulu juga aktif secara nasional. Saat ini, ia menjabat sebagai Kepala Direktorat Penelitian dan Pengembangan ISMKMI Nasional (Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia), serta menjadi relawan MER-C Yogyakarta yang fokus pada isu-isu kemanusiaan dan kesehatan di daerah konflik dan bencana.

Kini, setelah Nomor Induk Berusaha (NIB) kelompok KWT berhasil didapatkan, Lulu sedang merintis jalur pemasaran legal untuk produk stevia dan herbal lainnya. Ia juga tengah membangun sebuah komunitas bernama “Sadar Sehat”, yang berawal dari inisiatif kampus dan mulai merambah kolaborasi lintas daerah.

“Aku ingin ilmu dan pengalaman dari Desamind, khususnya dari Program Beasiswa Desamind 4.0 tidak berhenti di aku. Tapi bisa tumbuh jadi gerakan yang hidup yang dari desa, untuk desa, dan bersama desa,” ujarnya mantap.

Dengan ketulusan, keberanian, dan konsistensi, Lulu membuktikan bahwa dari seorang anak yang tumbuh di sudut Cilacap, bisa tumbuh mimpi besar yang berdampak nyata bagi masyarakat. Bahwa dari tanah kecil, seorang anak muda bisa menabur asa dan menumbuhkan harapan baru untuk hidup yang lebih sehat, berdaya, dan saling menjaga.

Penulis : Putri Aulia Pasa

Editor : Syifa Adiba

Lentera Asa Papua Batch 1: Merajut Harapan Asmat dengan Pendidikan Tinggi

By Artikel, Berita Terkini, Pemberdayaan Kepemudaan, Press Release

DESAMIND.ID – Asmat, 10 Maret 2025. Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia Kawasan Asia-Oseania (PPIDK Asia-Oseania) bersama Desamind Indonesia Foundation menggelar kegiatan inspiratif bertajuk Lentera Asa Papua dengan tema “Merajut Harapan Asmat dengan Pendidikan Tinggi” di SMA Agama Katolik Seminari Yohanes Penginjil Asmat, Papua Selatan pada (10/03). Kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari kolaborasi strategis para pelajar diaspora Indonesia di luar negeri dengan masyarakat akar rumput, khususnya untuk meningkatkan akses pendidikan tinggi di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal), seperti Kabupaten Asmat.

Kegiatan yang berlangsung dari pukul 08:00 hingga 12:00 WIT ini diselenggarakan secara hybrid, turut mengundang narasumber dari berbagai negara untuk berbagi wawasan dan pengalaman mereka. Acara dibuka dengan sambutan hangat dari Kepala Desamind Asmat, Kepala Sekolah SMA Seminari Yohanes Penginjil, Ketua PPI Asia-Oceania, serta President Director Desamind Foundation. Kehadiran mereka menandai komitmen bersama dalam membangun jembatan harapan melalui pendidikan tinggi, terutama bagi anak-anak muda di Papua Selatan yang selama ini menghadapi keterbatasan akses informasi dan sumber daya pendidikan.

Pada sesi utama, peserta diajak untuk menyelami pentingnya pendidikan tinggi sebagai kunci pembangunan individu dan daerah. Dr. Widaningsih, SH., M.Si, yang merupakan akademisi dan Kepala Bagian Kerja Sama dari salah satu institusi pendidikan tinggi, memaparkan urgensi pendidikan tinggi serta berbagai peluang beasiswa pemerintah dan universitas yang dapat diakses oleh putra-putri Asmat. Melalui penjelasan yang membumi dan penuh semangat, beliau mendorong peserta untuk membayangkan masa depan mereka melampaui batas-batas geografis yang selama ini membatasi potensi mereka.

Foto 1: Sambutan dari ketua PPIDK Asia Oseania (sumber pribadi)

Kisah inspiratif juga datang dari Dina Madelin Woisiri, S.Par. secara luring, penerima Beasiswa LPDP yang berasal dari Asmat. Ia membagikan kisah perjuangannya dalam meraih beasiswa prestisius tersebut, serta memberikan tips dan strategi praktis agar siswa Asmat percaya diri melangkah menuju pendidikan tinggi. Kehadiran Dina memberikan bukti nyata bahwa keberhasilan akademik bukanlah monopoli mereka yang tinggal di kota besar, melainkan hak dan peluang yang setara bagi siapa pun yang berani bermimpi dan bekerja keras.

Selanjutnya, dua narasumber muda yang tengah menempuh pendidikan internasional, yakni Sakinah Hilya Abida, S.Biotek., M.Sc, mahasiswa doktoral di University of Science and Technology Korea Selatan, dan Odeta Mutia Adlina, mahasiswa sarjana di Tokyo International University, Jepang, turut membagikan pengalaman mereka dalam meraih beasiswa dan menyesuaikan diri dengan lingkungan akademik global. Mereka tidak hanya memberikan informasi tentang peluang beasiswa, tetapi juga mengangkat pentingnya soft skills, jejaring internasional, dan semangat pantang menyerah dalam mengejar cita-cita.

Kegiatan ini memberikan ruang dialog dua arah yang mempertemukan dunia pemuda Papua dengan perspektif global dari pelajar diaspora. Para peserta dari kelas X hingga XII terlihat antusias, bahkan beberapa menyatakan secara langsung ketertarikan mereka untuk melanjutkan studi ke luar Papua, baik di dalam negeri maupun ke mancanegara.

Foto 2: Siswa SMA Seminari saat mengikuti webinar (sumber pribadi)

Lentera Asa Papua Batch 1 bukan sekadar acara formal, melainkan gerakan kolektif untuk menyalakan cahaya harapan baru di tengah keterbatasan. PPIDK Asia-Oseania dan Desamind Indonesia Foundation meyakini bahwa pendidikan adalah hak fundamental setiap anak bangsa. Dengan membuka akses terhadap informasi, pengalaman, dan jejaring pelajar global, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi titik awal perubahan yang berdampak panjang bagi masa depan generasi Asmat.

Melalui kegiatan ini, semangat gotong royong, kolaborasi, dan pemberdayaan semakin dikuatkan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Lentera Asa Papua akan terus hadir sebagai program berkelanjutan yang mendorong transformasi sosial melalui pendidikan, budaya, dan partisipasi aktif pelajar Indonesia di seluruh penjuru dunia. Dalam waktu mendatang, diharapkan lebih banyak inisiatif serupa menjangkau wilayah-wilayah lain yang memerlukan perhatian khusus dalam hal akses pendidikan.

Penulis: Kintan Nur Romadhona

Secercah Harapan di Selatan Lombok: Program Literasi untuk Anak-Anak Desa Terpencil

By Artikel, Desamind Chapter, Press Release

DESAMIND.ID – Desa Boyemare, yang terletak di Kecamatan Sakra Barat, Kabupaten Lombok Timur, adalah salah satu desa terpencil di selatan Lombok yang memiliki potensi besar dalam membangun masa depan generasi muda melalui pendidikan. Desamind Chapter Lombok Timur mengambil inisiatif untuk menggelar program literasi baca sebagai upaya meningkatkan kemampuan membaca anak-anak di desa ini. Program ini tidak hanya menjadi solusi atas rendahnya tingkat literasi, tetapi juga menjadi ruang bagi anak-anak untuk bermimpi lebih besar dan percaya pada potensi diri mereka.

Program literasi ini dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan. Mulai dibuka pada tanggal 21 September 2024 dan selesai pada 28 Desember. Sebagai langkah awal, program ini menyasar anak-anak usia 12 hingga 18 tahun yang berasal dari jenjang pendidikan MTs (Madrasah Tsanawiyah) dan MA (Madrasah Aliyah) yang rata-rata berada di NW Gerintuk. Dengan total peserta sebanyak 33 anak, program ini melibatkan berbagai aktivitas interaktif seperti membaca buku cerita, diskusi kelompok, dan permainan edukatif. Sebelum kegiatan dimulai, para peserta menjalani pretest untuk mengukur kemampuan awal mereka dalam memahami bacaan. Data dari pretest ini akan dibandingkan dengan hasil postest di akhir program setelah 5 kali pertemuan, yang dirancang untuk menilai sejauh mana program ini memberikan dampak positif.

Hasil analisis dari mini riset yang dilakukan menunjukkan peningkatan signifikan pada kemampuan literasi anak. Beberapa kemampuan yang diuji selama pretest maupun post-test antara lain membaca dan menjawab artikel pendek secara langsung dan pertanyaan kritis, menentukan ide pokok, sinonim dan antonim, menjawab pertanyaan pemahaman, mencari makna kontekstual, analisis teks fiksi, membandingkan informasi, menarik kesimpulan,  mengembangkan paragraph, dan mencari hubungan sebab-akibat. Jika pada pretest rata-rata kemampuan menganalisis peserta berada pada skor 66 dari skala 100, maka hasil postest memperlihatkan peningkatan hingga rata-rata skor 89. 

Gambar 1. Berbagi pengalaman bersama siswa-siswi Boyemare. Dokpri DCLT

Alasan utama peningkatan ini yaitu pengajaran yang kreatif dan suasana belajar yang menyenangkan yang membuat anak-anak lebih termotivasi untuk membaca dan memahami isi bacaan. Selain itu, diskusi interaktif dan pengayaan bahan bacaan serta mempresentasikan kembali bacaan yang telah dibaca juga menunjang kemampuan peserta literasi baca, sehingga mampu meningkatkan kemampuan siswa. Dengan hasil tersebut, anak-anak di Desa Boyemare memiliki peluang untuk dapat meningkatkan dan mengembangkan potensi literasi di wilayah mereka.

Di samping itu, keberhasilan program ini juga didukung oleh berbagai pihak, termasuk komunitas literasi lokal antara lain Duta Baca Lombok Timur, Bale Baca Hasanah, Sanggar Baca Bhavana dan Cenalis. Kemudian, donasi buku dari berbagai komunitas dan individu dari anggota Desamind Chapter Lombok Timur menjadikan kegiatan ini lebih bermakna bagi peserta kegiatan literasi baca. Dukungan ini memungkinkan anak-anak di Desa Boyemare untuk merasakan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan partisipatif.

Untuk memastikan dampak jangka panjang, program ini dirancang dengan pendekatan partisipatif dan berkelanjutan. Sayangnya dalam program ini belum dilakukan pelatihan Fasilitator lokal atau local champion yang dapat meneruskan kegiatan literasi ini secara mandiri setelah program utama selesai. Hal ini karena kesibukan dari anggota yang cukup beragam dan didominasi oleh anggota yang sudah bekerja. Namun, kegiatan monitoring tetap berjalan secara berkala untuk mengevaluasi kemajuan literasi anak-anak dan memberikan pendampingan tambahan jika diperlukan. Dengan demikian, Desamind Chapter Lombok Timur berharap program ini tidak hanya memberikan manfaat sementara, tetapi juga membangun fondasi literasi yang kuat bagi generasi mendatang.

Para peserta program literasi ini menyampaikan pengalaman mereka yang penuh kegembiraan dan pembelajaran bermakna. Beberapa siswa, Mufida dan Intan, menyebut bahwa mereka kini merasa lebih percaya untuk berbicara di depan teman-temannya dan mengetahui berbagai jenis skill dalam memahami dan menganalisis suatu topik. Hal ini menunjukkan bahwa manfaat program tidak hanya pada kemampuan membaca, tetapi juga pada membangun rasa percaya diri dan mengekstrak suatu informasi menjadi lebih sederhana untuk dipahami. Program ini memberikan pengalaman yang jarang mereka temui di lingkungan sekolah formal.

Gambar 2. Kegiatan pemberian hadiah kepada peserta teraktif. Dokpri DCLT

Kemudian, yang paling menggembirakan adalah bagaimana anak-anak Desa Boyemare kini memiliki mimpi yang lebih besar setelah mengikuti program ini. Salah satu peserta menyampaikan bahwa ia bercita-cita menjadi seorang guru agar bisa berbagi ilmu dengan anak-anak lain di desanya. Ungkapan ini menjadi cerminan nyata dari keberhasilan program yang tidak hanya membangun kemampuan membaca, tetapi juga memotivasi anak-anak untuk berpikir lebih jauh tentang masa depan mereka.

Melihat progres pendampingan ini, Desamind Chapter Lombok Timur memiliki harapan besar untuk pengembangan desa Boyemare ke depannya. Salah satu rencana jangka panjang adalah membangun taman baca yang dikelola komunitas setempat. Taman baca ini tidak hanya akan menjadi pusat literasi, tetapi juga tempat berkumpul dan belajar bagi anak-anak dan warga desa. Ke depan, DesaMind Chapter Lombok Timur berharap dapat memperluas cakupan program ini ke desa-desa tetangga yang juga memiliki kebutuhan serupa. Dengan memperkuat jaringan komunitas dan menggandeng lebih banyak pihak untuk bercita-cita meningkatkan literasi di Lombok Timur dapat tercapai. Desa Boyemare menjadi contoh nyata bahwa perubahan, sekecil apapun, bisa memberikan dampak besar jika dilakukan dengan tekad dan kerja sama yang tulus.

Think Globally, Act Locally

Penulis :  Riza Hamkary Salam, Sri Endang Maryati, Lina Mardiana

Editor   : Kamilya Anjani Putri, Putri Aulia Pasa

Ciptakan Sekolah Peduli Lingkungan, Desamind Chapter Gunung Kidul Kembangkan Sayur Hidroponik 

By Berita Terkini, Desamind Chapter

Gunungkidul (13/11) – Desamind Chapter Gunungkidul melakukan kolaborasi menggandeng Bapak/Ibu Guru SD Muhammadiyah 1 Patuk dan Tim Kuliah Kerja Nyata Universitas Gadjah Mada (KKN UGM) dalam mengupayakan kegiatan sekolah ramah lingkungan pada Rabu, 13 November 2024.

Langkah ini diambil oleh Desamind Chapter Gunungkidul berdasarkan permasalahan banyaknya botol plastik bekas di SD Muhammadiyah 1 Patuk dan belum adanya pengolahan karena dianggap sampah yang tidak ada nilai gunanya lagi. Mereka acapkali hanya menumpuk dalam jumlah banyak kemudian dibakar atau diserahkan ke tukang rongsok. Dari fenomena tersebut, inovasi mengubah sampah menjadi media tanam secara hidroponik yang bermanfaat untuk lingkungan maupun sebagai pembelajaran anak-anak dinilai sangat tepat. 

Gambar 1. Proses Percontohan Pembuatan Media Tanam kepada Siswa/Doc. Desamind Chapter Gunungkidul

Putri Felita, Kepala Desamind Chapter Gunungkidul selaku inisiator program menuturkan menanam dengan hidroponik juga memiliki esensi mengenalkan anak-anak terkait budidaya tanaman memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah. 

“Dengan demikian, pembelajaran terkait ramah lingkungan yaitu daur ulang dan metode penanaman sayur secara praktis bisa didapatkan,” tutur Putri.

Acara ini mendapatkan antusias yang luar biasa dari 46 siswa yang terlihat bersemangat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir. Apalagi menanam sayuran dengan cara hidroponik dianggap asing dan belum pernah dilakukan. 

“Dengan sabar dan teliti mereka memperhatikan tahapan demi tahapan yang dipraktekkan mulai dari menyiapkan alat dan bahan, membuat media tanam, serta menyemai benih seperti pakcoy, sawi, seledri, kangkung, dan bayam,” tambahnya.

Gambar 2. Sesi Praktek secara Langsung oleh Siswa/Doc. Desamind Chapter Gunungkidul

Bima Darpa Pradita, salah satu peserta kegiatan merasa senang bisa merasakan menanam sayuran dengan metode baru.

“Saya baru pertama kali menanam seperti ini. Biasanya hanya ditaruh di tanah dan dibiarkan. Kalau ini kan unik, apalagi tidak perlu capek-capek menyiram setiap hari,” ungkap siswa kelas 5 itu. 

Lebih lanjut, Purwanto, S.Pd. SD., Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Patok merespon positif dan berterima kasih telah mengadakan kegiatan yang sangat positif. Beliau berharap gerakan tersebut mampu dilakukan secara terus menerus baik di SD Muhammadiyah 1 Patok maupun di sekolah lainnya.

“Semoga terobosan yang dilakukan oleh Desamind Chapter Gunungkidul dan TIM KKN UGM bisa disebarluaskan di manapun berada dan mampu membuat inovasi lainnya sehingga bermanfaat untuk lingkungan dan masyarakat,” tegas Purwanto. 

Penulis : Ahmad Zamzami

Desamind Chapter Purbalingga Ajak Siswa SMPN 3 Kutasari Cintai Lingkungan Lewat Sosialisasi Sampah, Penanaman, dan PHBS

By Artikel, Berita Terkini, Desamind Chapter

DESAMIND.ID — Desamind Chapter Purbalingga kembali beraksi di SMPN 3 Kutasari dengan mengadakan kembali Sosialisasi bertema “Pengelolaan Sampah, Penanaman, dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)” pada Selasa (01/10). Sosialisasi berlangsung dari pukul 08.00 – 12.30 WIB kepada 400 siswa kelas 7, 8 dan 9 di SMPN 3 Kutasari, tepat setelah mereka menyelesaikan Ujian Tengah Semester (UTS). Momen ini menjadi kesempatan emas bagi para siswa untuk berkontribusi langsung dalam menjaga lingkungan sekaligus menyegarkan semangat mereka setelah ujian.

Sosialisasi ini dikemas dengan cara yang seru dan edukatif, diawali dengan ice breaking dan pemberian materi mengenai sampah, mencakup pengertian sampah, jenis-jenis sampah, serta cara pengelolaannya secara bijak. Para siswa diajak untuk memahami dampak sampah terhadap lingkungan dan bagaimana mengurangi sampah dengan menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

Sumber: dokumentasi pribadi

Pada materi berikutnya mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) disampaikan dengan cara yang interaktif. Selain memberikan informasi penting, siswa diajak bernyanyi bersama untuk mempermudah mereka mengingat kebiasaan hidup bersih, seperti mencuci tangan dengan sabun, menjaga kebersihan lingkungan, serta pentingnya pola makan sehat. Pendekatan ini membuat suasana lebih menyenangkan dan penuh semangat.

Bagian paling seru dari acara ini adalah sesi praktek penanaman yang melibatkan seluruh siswa. Setiap siswa diminta membawa botol bekas dari rumah yang akan digunakan sebagai wadah penanaman. Mereka dibagi ke dalam kelompok yang terdiri dari 7 orang. Dalam praktek ini, siswa mengikuti langkah-langkah sederhana mulai dari mengambil tanah, melubangi bagian bawah botol untuk drainase air, hingga mengambil bibit caesim dan kangkung yang telah disediakan oleh tim Desamind. Setelah itu botol yang sudah diisi dengan bibit kemudian ditempatkan di taman sekolah untuk dirawat bersama-sama. Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam menanam, tetapi juga menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk merawat tanaman sebagai bagian dari upaya menjaga lingkungan hidup.

Kegiatan siswa mengolah sampah

Kepala Sekolah SMPN 3 Kutasari, Bapak Priyanto, S.Pd.I., M.Pd.I. menyatakan, “Kami berharap kegiatan ini bisa memberikan dampak positif. Dengan bekal pengetahuan yang mereka peroleh, kami yakin siswa dapat berkontribusi lebih dalam menjaga kebersihan lingkungan dan menjalankan pola hidup yang lebih sehat.”

Dengan diadakannya sosialisasi ini, semoga seluruh siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan baru, tetapi juga terinspirasi untuk menjadi agen perubahan yang aktif dalam menjaga lingkungan. Kami berharap setiap siswa dapat menerapkan prinsip-prinsip yang telah dipelajari tentang pengelolaan sampah, penanaman, dan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari. Melalui tindakan kecil yang konsisten, mereka dapat berkontribusi pada terciptanya lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Mari kita wujudkan bersama dunia yang lebih baik, dimulai dari langkah-langkah kecil yang kita ambil hari ini!

Lestarikan Kesenian Gamelan, Desamind digandeng PPK Ormawa BEM FKIP UMS Jalankan Program Lentera Budaya

By Berita Terkini, Pemberdayaan Kepemudaan

DESAMIND.ID – Surakarta, (8/8) Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan Badan Eksekutif Mahasiswa  Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta (PPK Ormawa BEM FKIP UMS) berkolaborasi dengan Desamind menjaga kelestarian budaya dengan melaksanakan Pelatihan Kesenian dan Kebudayaan di Desa Wirun, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Surakarta, Jawa Tengah.

Desa Wirun terkenal dengan kekayaan budaya salah satunya yaitu seni tradisional gamelan. Desa ini memiliki tradisi turun temurun dalam seni musik gamelan dan merupakan pusat pengembangan serta pelestarian budaya. Setiap hajat atau acara seperti pernikahan, sunat, sedekah desa, dan lain sebagainya, pertunjukan gamelan tidak pernah tertinggal. Namun dibalik tenarnya kesenian tersebut, minat anak-anak dan pemuda dalam mengembangkan kesenian gamelan sangat kurang. Hal ini bisa dilihat dari tidak adanya pemain dan pendidikan atau pelatihan bagi mereka. Pertunjukan-pertunjukan selama ini hanya dilakukan oleh orang-orang tua dengan rentang usia 50-70 tahun.

Melihat fenomena tersebut, PPK Ormawa BEM FKIP UMS berkolaborasi dengan Desamind Indonesia membuat terobosan berupa Program Lentera Budaya. Program ini dikemas berupa  pelatihan gamelan bagi anak-anak dan pemuda desa setiap dua minggu sekali.

Antusiasme Anak-Anak Berlatih Gamelan (Dok. Desamind)

Budi, selaku pelatih kesenian merasa senang dengan adanya kegiatan ini karena mampu menumbuhkan semangat anak-anak dalam melestarikan kekayaan berharga kesenian gamelan yang ada di desanya.

“Saya rasa Lentera Budaya ini menggugah semangat kami semua dalam melestarikan gamelan yang ada di desa agar tidak hilang tergerus zaman,” jelas pemuda asli Desa Wirun itu.

Sazkia, Siswa SDN 1 Wirun sangat antusias mengikuti pelatihan yang diadakan setiap Rabu sore dan Sabtu sore. Ia bersama teman-temannya mengaku bangga bisa belajar gamelan.

“Aku dan temen-temen berjumlah kira-kira 20 anak merasa senang bisa menabuh gamelan dan melantunkan tembang-tembang Jawa. Apalagi nanti untuk ditampilkan saat Agustusan,” ungkap Kia.

Kia dan Teman-Temannya Berlatih Tembang Jawa (Dok. Desamind)

Adelia selaku ketua pelaksana program berharap pelatihan ini terus berlanjut dan  bisa menjangkau banyak pihak agar kesenian yang ada di Desa Wirun bisa terjaga dan menjadi aset berharga di masa depan.

“Semoga pelatihan ini mampu menjadi penggugah dan langkah awal dalam menjaga gamelan dan budaya Jawa sehingga menjadi percontohan,” pungkas Adel.

Penulis: Ahmad Zamzami (PR Desamind)

Wisuda Beasiswa Desamind BerPijar: 5 Awardee Siap Jadi Local Hero Desa

By Beasiswa Desamind, Berita Terkini

DESAMIND.ID Surakarta, (30/6) – Desamind Indonesia Foundation menggelar acara final Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) & Graduation bagi penerima Beasiswa Desamind BerPijar. Ego Ibnu Wijaksena, Putri Felita Listiani, Devi Nurbaeti, Lalu Junaedi Halki, dan Dian Arifando Rusyadi secara satu tahun penuh berhasil menyelesaikan tanggung jawabnya. 

Mengukur keberhasilan dan keberlanjutan proyek di daerah masing-masing merupakan tujuan dari kegiatan ini. Bukan hanya acara graduation ceremonial, mereka juga mendapatkan masukan dari tiga panelis, yaitu Hardika Dwi Hermawan (President Director of Desamind), Zakky M. Noor (Managing Director of Desamind), dan Yulia Susanti (Director of Scholarship). Ketiga Panelis berharap aksi sosial yang telah dikerjakan terus berlanjut dan mampu melibatkan para pemuda desa sebagai motor pergerakan sosial. Hal ini perlu menjadi perhatian para awardee karena keberlanjutan kegiatan hanya bisa dilaksanakan jika proyek sosial mampu dilaksanakan secara mandiri oleh masyarakat. 

Berbagai saran dan kritik membangun diberikan kepada seluruh awardee. Secara keseluruhan, proyek mereka masih perlu penguatan tim dan peningkatan partisipasi dari pemuda desa. Poin ini akan menjadi prioritas penyelesaian bersama. Beberapa langkah seperti team building, pemberdayaan pemuda, kemitraan, dan kolaborasi harus diterapkan agar proyek sustainable.

Foto Bersama Final LPJ dan Graduation Ceremonial (Dok. Desamind)

Kegiatan ini juga merupakan puncak apresiasi kelulusan para awardee karena telah melewati proses onboarding, monitoring, dan probation selama 12 bulan bersama para mentor. Harapannya mereka akan menjadi inisiator, memotivasi pemuda Indonesia untuk terus berkontribusi, dan siap menjadi local hero atau local champion di pedesaan. 

“Selamat atas kerja kerasnya dan terima kasih sudah mengupayakan proyek-proyek kebaikan untuk kemajuan desa. Indonesia tidak akan besar karena obor di Jakarta, tetapi Indonesia akan menjadi besar karena lilin-lilin di desa,” pungkas Hardika menutup acara.

Penulis : Meilana Intan Pertiwi

Editor : Ahmad Zamzami

Penyerahan Gerobak Literasi Pencegahan Hoaks dan Judi Online Kolaborasi UMS, PKBM Cakra, dan Desamind Indonesia

By Berita Terkini, Press Release

Desamind.id, Purbalingga (11/02) – Sebanyak 80 siswa dan mahasiswa mengikuti kegiatan penyerahan gerobak literasi oleh Tim Kegiatan Pengabdian Masyarakat Persyarikatan/AUM/Desa Binaan (P2AD) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Cakra, dan Desamind Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menumbuhkan minat literasi digital serta agar terhindar dari berita Hoaks dan Judi Online.

Ketua Tim Pengabdian, Hardika Dwi Hermawan, S.Pd., MSc.ITE., menyerahkan Gerobak Literasi kepada masyarakat dan bisa langsung dimanfaatkan. Gerobak literasi berisi hasil poster buku yang telah ditulis bersama Tim P2AD UMS berkaitan dengan Pencegahan Hoaks dan Judi Online, dan karya-karya lainnya. Jadi, sebagian siswa diarahkan untuk mengikuti pelatihan dan sisanya ikut dalam kegiatan membaca bersama teman-temannya.

Kegiatan Baca Bareng Teman (desamind.id/Satria)

Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan “Baca Bareng Teman”, yaitu kerja sama yang dilakukan dengan komunitas literasi Purbalingga untuk membaca bersama teman yang dilaksanakan di desa-desa PKBM Cakra. Kegiatan Baca Bareng Teman ini melibatkan partisipasi tutor dan siswa yang terlihat sangat antusias selama kegiatan. Harapannya, ini menjadi cikal bakal untuk mereka punya semangat terus untuk belajar.

Hardika berharap, pengabdian ini dapat mewujudkan suatu kelompok masyarakat yang sadar akan literasi dan pelatihan pencegahan judi online serta pembentukan “Satgas Hoaks dan Judi Online”. Dengan target pengabdiannya yaitu dapat menjadi salah satu final project atau tugas akhir bagi anak muda maupun masyarakat untuk berperan aktif dalam melaporkan kasus-kasus hoaks dan judi online.

Author: Satria Yudistira, Editor: Kamilya Anjani Putri dan Putri A. Pasa

Townhall Muda: Launching Proyek Sosial Pawon Uwii, Langkah Awal Pioneer Desa Pengkok dalam Memberdayakan Perempuan Melalui Program Beasiswa Desamind berPijar 3.0

By Artikel, Beasiswa Desamind

Townhall Muda Desamind Series adalah salah satu rangkaian acara program awardee beasiswa Desamind berPijar yang bertujuan untuk mengenalkan proyek sosial awardee beasiswa, mendapat dukungan pelaksanaan program, dan menjalin kolaborasi. Townhall Muda Desamind Series desa Pengkok Gunungkidul dilaksanakan pada hari Minggu (22/10/2023) bertempat di aula desa Pengkok. Kegiatan ini melibatkan 68 peserta yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga, pemuda, pengurus Desamind Indonesia Foundation dan Desamind chapter Gunungkidul, serta berbagai mahasiswa dari berbagai kampus seperti UNY dan UPY.

Acara Townhall Muda desa Pengkok menghadirkan dua pembicara hebat yaitu bapak Riyanto M. M selaku ASN dan ketua POKDARWIS Gunung Ireng serta ibu Wiwik Hikmawati Wulandari selaku BPD desa Pengkok dan ketua sekolah alam Srikandi Handayani. Salah satu poin penting yang perlu digaris bawahi pada penyampaian materi dari pemateri adalah tentang sifat kepemimpinan atau leadership. “Jiwa kepemimpinan itu ada 3 mbak. Yaitu ada momor, momot, dan momong” ujar Bapak Riyanto.

Dalam istilah Jawa, jiwa kepemimpinan ada 3 M, yaitu momor, momot, dan momong. Momor berarti seorang pemimpin harus bisa “amor” atau membaur dengan masyarakat, momot berarti seorang pemimpin harus bisa menampung segala aspirasi dari masyarakat, dan yang terakhir momong atau ngemong yang artinya seorang pemimpin harus bisa menjadi orangtua yang membimbing masyarakat.

Konsep materi disampaikan menggunakan metode panel talks dan dilanjutkan dengan networking forum. Sesi panel talks dilakukan selama 120 menit, setiap pembicara memaparkan materinya selama 40 menit dan dilanjutkan sesi diskusi atau networking forum dilakukan di akhir selama 30 menit agar terjadi komunikasi yang baik antar pemangku kebijakan dan sasaran peserta program proyek sosial.

Kegiatan Townhall Muda Desamind Series desa Pengkok Gunungkidul ini mengambil tema “Keterlibatan Pemuda dan Perempuan Desa dalam Mengakselerasi Pencapaian SDGs Desa”. SDGs adalah singkatan dari Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. Sebagai bagian dari upaya untuk mencapai target tujuan pembangunan berkelanjutan nasional (SDGs Nasional) hingga ke tingkat desa, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes

PDTT) menerbitkan Permendesa PDTT No. 13 Tahun 2020 yang berfokus pada SDGs desa. Dalam regulasi ini diatur tentang prioritas penggunaan dana desa pada tahun 2021 yang juga fokus terhadap upaya pencapaian SDGs. 
“Kita tahu di masa sekarang ini tantangan semakin luas terutama di era VUCA ini. Harapannya adalah pemuda-pemudi di Indonesia salah satunya di desa Pengkok ini bisa menjadi salah satu local heroes yang akan membawa perubahan di masa depan. Seperti pepatah Indonesia tidak akan besar hanya karena obor di Jakarta tetapi Indonesia akan bercahaya karena lilin-lilin di desa” ujar Khoiruddin Nur Wahid selaku mentor dari Putri Felita Listiani.