Skip to main content
Tag

Berita Terkini

Anak-Anak 3T Belajar Berpikir Komputasional: Kolaborasi Desamind Indonesia, UMS, dan Pi Mengajar di SDN 2 Lelogama

By Artikel, Berita Terkini, Pemberdayaan Kepemudaan, Program Unggulan Desamind

Lelogama, Amfoang Selatan, Kab. Kupang, 15 September 2025 – Desamind Indonesia Foundation bersama Pi Mengajar, CT Arsa Foundation, dan Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sukses menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Pengenalan Pembelajaran Computational Thinking Unplugged dan Plugged yang dilaksanakan selama dua hari, Minggu–Senin, 14–15 September 2025, di SD Negeri 2 Lelogama, Kec. Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Kegiatan dibuka dengan sambutan dari perwakilan Pi Mengajar CT Arsa Foundation, Guru Muda Aat Rahmawati. Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan yang memberikan ruang bagi anak-anak untuk mengenal dunia lebih luas melalui literasi dan teknologi.

Gambar 1. Kegiatan Membaca di Bukit samping Sekolah

Pada hari pertama, Minggu (14/9), siswa-siswi SD Negeri 2 Lelogama diajak mengikuti aktivitas literasi membaca di bukit sekitar sekolah. Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 15.30 hingga 17.30 WITA ini menghadirkan suasana berbeda, di mana anak-anak belajar membaca sambil menikmati panorama alam, sehingga menumbuhkan semangat baru untuk meningkatkan budaya literasi.

Hari kedua, Senin (15/9), difokuskan pada pengenalan pembelajaran berpikir komputasional melalui metode unplugged dan plugged. Anak-anak dikenalkan pada aktivitas kreatif seperti permainan puzzle, pengenalan buah-buahan, hingga kegiatan eksperimen sederhana menggunakan perangkat makey-makey. Mereka berhasil membuat alat musik sederhana berbasis teknologi tersebut, yang sekaligus mengasah kemampuan berpikir logis, kreatif, dan problem solving.

Gambar 2. Anak-anak sedang belajar merakit Makey-Makey

Program ini didampingi oleh Dita Apriani dari Desamind Indonesia Foundation, serta dua dosen Pendidikan Teknik Informatika UMS, yaitu Hardika Dwi Hermawan, S.Pd., M.Sc.ITE dan Irma Yuliana, S.T., M.M., M.Eng. Kehadiran para pendamping tidak hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga menunjukkan sinergi antara akademisi, komunitas, dan lembaga sosial dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan di daerah 3T.

Hardika Dwi Hermawan, dosen Pendidikan Teknik Informatika UMS sekaligus President Director Desamind Indonesia Foundation, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan kelanjutan dari program tahun sebelumnya.

“Tahun lalu kami mengenalkan literasi digital dan computational thinking kepada para guru. Tahun ini, fokusnya kami alihkan kepada siswa, agar sejak dini mereka terbiasa berpikir komputasional dan melek teknologi. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi rangkaian kolaborasi dengan PKBH FH UGM yang pada Rabu, 17 September 2025, akan mengadakan penyuluhan hukum bagi para wali murid. Semoga kerja sama lintas lembaga ini terus berlanjut dan memberikan kesempatan bagi anak-anak di daerah 3T untuk tumbuh dan berkembang,” ujar Hardika.

Gambar 3. Dita Apriani dari Desamind sedang mendampingi siswa-siswi SDN 2 Lelogama

Perwakilan Desamind Indonesia Foundation menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen mendukung pendidikan dasar di wilayah terpencil Indonesia, khususnya dalam menghadapi tantangan era digital. Diharapkan, siswa-siswi SD Negeri 2 Lelogama dapat terus mengembangkan kemampuan literasi dan berpikir komputasional sebagai bekal masa depan.

Penulis: Hardika Dwi Hermawan

Editor: Syifa Adiba, Kamilya Anjani Putri

Desamind Berpartisipasi dalam Diskusi Pengembangan Desa bersama MYSC Korea dan Pijar Foundation

By Artikel, Berita Terkini, DRTC

DESAMIND.ID Jakarta, 8 Agustus 2025 — Dalam upaya mendorong kolaborasi internasional untuk pengembangan desa berbasis teknologi, Desamind Indonesia melalui divisi risetnya, Desamind Research Training Centre (DRTC), turut serta dalam kegiatan Focus Group Interview (FGI) yang diselenggarakan oleh Merry Year Social Company (MYSC) dari Korea Selatan bekerja sama dengan Pijar Foundation dalam program KOICA Creative Technology Solution (CTS) Seed 0 Initiative.

Perwakilan dari Desamind, Martha Hindriyani selaku peneliti DRTC, menghadiri diskusi yang berlangsung pada Selasa, 5 Agustus 2025 di kantor Pijar Foundation, Jakarta. FGI ini dihadiri oleh perwakilan dari sektor pemerintah, LSM, dan inisiatif lokal. 

Diskusi selama dua jam ini membahas peluang dan tantangan dalam mengembangkan solusi teknologi untuk desa, termasuk potensi pasar, kebutuhan lapangan, hingga strategi kolaborasi yang tepat jika perusahaan luar negeri ingin masuk ke Indonesia. Topik utama yang diangkat antara lain: pengembangan teknologi pertanian, inklusi keuangan di pedesaan, solusi ramah iklim, dan pelibatan pemuda dalam inovasi desa.

Desamind menekankan pentingnya pendekatan inovasi kolaboratif dan integrasi pengetahuan lokal agar intervensi teknologi benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat desa. Dengan pengalaman dalam mendampingi pemuda dan membangun program riset komunitas di berbagai wilayah Indonesia, DRTC menawarkan model kerja berbasis kemitraan antara sektor publik, swasta, dan masyarakat. Hasil FGI ini akan menjadi dasar pengembangan rencana joint venture MYSC di Indonesia, yang berfokus pada penciptaan platform digital dan alat bantu teknologi untuk pengembangan desa yang berkelanjutan.

Ditulis oleh: Syifa Adiba

Editor: Kamilya Anjani Putri

Young Leaders Programme (YLP) 2025

Menginspirasi! Founder Desamind Wakili Indonesia Bawa Semangat Pemuda Desa ke Forum Dunia YLP 2025 Singapore

By Berita Terkini, Press Release

SINGAPURA, desamind.id — Hardika Dwi Hermawan, Founder serta President Director Desamind Indonesia, terpilih sebagai salah satu delegasi yang berpartisipasi dalam Young Leaders Programme (YLP) 2025 di Singapura. Program prestisius ini berlangsung pada 26–28 Juni 2025 di Raffles City Convention Centre dan mempertemukan lebih dari 100 pemimpin muda dunia. Mereka berkumpul untuk merumuskan solusi atas berbagai tantangan sosial global, mulai dari kohesi sosial, harmoni antar agama, hingga solidaritas kemanusiaan lintas negara.

Gambar 1 Hardika dalam YLP 2025 (desamind.id/doc YLP 2025)

Program ini diselenggarakan oleh Ministry of Culture, Community and Youth (MCCY) Singapura. Hardika menerima undangan sebagai delegasi yang direkomendasikan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI). Sebagai bentuk penghargaan atas kontribusinya di bidang pendidikan dan pemberdayaan masyarakat melalui Desamind Indonesia, Ia memperoleh fasilitas penuh meliputi tiket perjalanan internasional, akomodasi, konsumsi, dan akses ke seluruh rangkaian kegiatan resmi.

Selama tiga hari pelaksanaan, peserta YLP mengikuti beragam sesi interaksi, kolaborasi, dan pembelajaran pengalaman. Kegiatan dibuka dengan Cultural Networking Evening, yang menjadi ajang berbagi pengalaman lintas budaya dan membangun jejaring global. Keesokan harinya, peserta diajak mendalami isu-isu sosial melalui Forum Teater, serta mengikuti Heartlands Exploration, kunjungan langsung ke kawasan permukiman multikultural di Singapura untuk mempelajari praktik kohesi sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Gambar 2 Keterlibatan Hardika dalam Rangkaian Program YLP 2025 (desamind.id/doc YLP 2025)

Program ini juga menghadirkan sesi breakout tematik, seperti Volunteer Quest, Act Against Disunity, dan Grand Challenges: Faith in Action, yang mendorong peserta berpikir kritis dan kreatif dalam menangani permasalahan ekstremisme, eksklusi sosial, dan peran agama dalam menciptakan perdamaian dunia. Pada hari terakhir, peserta berkesempatan mengikuti sesi Applied Learning yang difasilitasi oleh Center for Religion and Civic Culture dari University of Southern California, tempat mereka merancang inisiatif sosial yang dapat diterapkan di negara masing-masing.

Menurut Hardika, partisipasinya dalam YLP 2025 memberikan pengalaman berharga dalam mengasah keterampilan kepemimpinan global, seperti menyelesaikan konflik lintas budaya, merancang program kerja sama antarnegara, serta memanfaatkan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI) untuk menghadapi tantangan sosial yang semakin kompleks. Ia menilai bahwa pendekatan transdisipliner dan kolaboratif yang diusung oleh YLP sangat relevan dalam mencetak pemimpin muda yang adaptif, inklusif, dan berbasis nilai di era digital ini.

Program ini membuka wawasan saya tentang bagaimana pemuda dari berbagai negara dapat bersatu untuk menciptakan perubahan nyata. Saya berharap ke depan, pemuda Indonesia juga dapat berpartisipasi dalam program ini tentunya dengan menunjukkan inisiatif yang berdampak dan relevan terhadap tantangan sosial yang ada,” ungkap Hardika.

Gambar 3 100 Pemuda dari Penjuru Dunia pada YLP 2025 (desamind.id/doc YLP 2025)

Keikutsertaan Hardika dalam YLP 2025 juga mencerminkan komitmen Desamind Indonesia untuk mengembangkan kepemimpinan muda yang adaptif, inklusif, dan siap bersaing di tingkat global. Pengalaman tersebut akan diimplementasikan dalam pengembangan program berbasis komunitas yang berfokus pada literasi digital, pelatihan resolusi konflik, serta dialog antar budaya melalui berbagai inisiatif yang digagas Desamind Indonesia.

Penulis : Hardika Dwi Hermawan

Editor : Putri Aulia Pasa dan Syifa Adiba

Menabur Asa di Tanah Kecil: Cerita Lulu bersama Desamind

Menabur Asa di Tanah Kecil: Cerita Lulu bersama Desamind

By Artikel, Beasiswa Desamind, Berita Terkini

DESAMIND.ID — Dari sebuah kota kecil di ujung selatan Jawa Tengah, tumbuh seorang pemudi bernama Yanuar Laely Lu’iuatul Adha (20 tahun), atau yang akrab disapa Lulu. Ia berasal dari Desa Sidamulya, Kecamatan Sidareja, Cilacap, wilayah yang jauh dari hiruk-pikuk kota, tetapi kaya akan semangat dan cita-cita. Lulu adalah mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat di STIKes Surya Global Yogyakarta, sekaligus salah satu awardee Beasiswa Desamind 4.0.

Sejak awal kuliah, Lulu dikenal sebagai pribadi yang senang membaca, berdiskusi, dan terlibat dalam kegiatan sosial. “Dari semester dua sudah sering ikut volunteer dan lomba-lomba. Aku memang suka banget sama dunia pemberdayaan.” tuturnya.   

Perjalanan Lulu menjadi bagian dari awardee Beasiswa Desamind bukan tanpa liku. Proyek yang ia usung awalnya adalah bagian dari proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM). Sayangnya, proposal tersebut belum lolos pendanaan. Namun, Lulu tidak menyerah. Ia justru menghidupkan kembali gagasannya melalui beasiswa Desamind, hingga lahirlah proyek bertajuk: STEVANTIC – Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) dalam Budidaya Tanaman Stevia Rebaudiana sebagai Upaya Preventif Diabetes Melitus.

“Aku ingin ada solusi yang menjawab permasalahan, sederhana, dan bisa dijalankan bersama masyarakat. Stevia adalah tanaman lokal yang manis alami bisa jadi pengganti gula, dan ini sangat relevan untuk pencegahan diabetes melitus di Dusun Sayangan, Kalurahan Jagalan, Banguntapan, Bantul,” jelas Lulu.   

Dalam proyek ini, Lulu menggandeng Kelompok Wanita Tani (KWT) di desanya yang sebagian besar juga merupakan kader posyandu. Ia tak hanya mengajarkan cara budidaya dan pengolahan stevia, tetapi juga menyelipkan edukasi kesehatan. Bersama Sobat Diabetes Yogyakarta, Puskesmas, dan para kader posyandu, Lulu memadukan pendekatan edukatif, sosial, dan budaya (Edu-Sos-Bud) yang menyeluruh dan membumi. 

Prosesnya pun penuh warna. Dari ikut menanam dan memanen stevia, berdiskusi dengan ibu-ibu KWT, hingga menghadapi tantangan ketika tanaman mulai layu pasca Ramadhan akibat keterbatasan penyiraman. “Ini bukan hanya soal tanaman. Ini soal komunikasi, komitmen, dan bagaimana membangun rasa memiliki bersama,” ucapnya.   

Gambar 1 Cek Kesehatan dan Panen Stevia

Meski berasal dari kampus yang relatif kecil, Lulu tidak merasa minder. Awalnya ia sempat insecure karena banyak awardee Desamind berasal dari kampus-kampus besar. “Tapi justru aku merasa ditemani dan dipeluk semangatnya. Bahkan ketika postinganku di-like tim Desamind aja rasanya seperti dapet pelukan,” kenangnya sambil tertawa. 

Tak berhenti di sana, Lulu juga aktif secara nasional. Saat ini, ia menjabat sebagai Kepala Direktorat Penelitian dan Pengembangan ISMKMI Nasional (Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia), serta menjadi relawan MER-C Yogyakarta yang fokus pada isu-isu kemanusiaan dan kesehatan di daerah konflik dan bencana.

Kini, setelah Nomor Induk Berusaha (NIB) kelompok KWT berhasil didapatkan, Lulu sedang merintis jalur pemasaran legal untuk produk stevia dan herbal lainnya. Ia juga tengah membangun sebuah komunitas bernama “Sadar Sehat”, yang berawal dari inisiatif kampus dan mulai merambah kolaborasi lintas daerah.

“Aku ingin ilmu dan pengalaman dari Desamind, khususnya dari Program Beasiswa Desamind 4.0 tidak berhenti di aku. Tapi bisa tumbuh jadi gerakan yang hidup yang dari desa, untuk desa, dan bersama desa,” ujarnya mantap.

Dengan ketulusan, keberanian, dan konsistensi, Lulu membuktikan bahwa dari seorang anak yang tumbuh di sudut Cilacap, bisa tumbuh mimpi besar yang berdampak nyata bagi masyarakat. Bahwa dari tanah kecil, seorang anak muda bisa menabur asa dan menumbuhkan harapan baru untuk hidup yang lebih sehat, berdaya, dan saling menjaga.

Penulis : Putri Aulia Pasa

Editor : Syifa Adiba

Desamind Leadership Camp 5.0

Desamind Leadership Camp 5.0: Cetak Pemimpin Muda Adikara Bhaskara untuk Desa Harmonis dan Berdaya

By Artikel, Berita Terkini, Press Release, Program Unggulan Desamind

DESAMIND.ID Karanganyar – Desamind Leadership Camp (DLC) 5.0 resmi digelar pada 23-25 Mei 2025, di Rumah Revolusi Mental WCS Mojogedang, Karanganyar, Jawa Tengah. Kegiatan ini mengusung tema “Pemberdayaan Pemuda melalui Kepemimpinan Kolaboratif dan Praktik Pembangunan Perdamaian (Peacebuilding): Membangun Desa yang Harmonis dan Berdaya melalui Kepemimpinan Berbasis Komunitas”,  acara ini bertujuan mencetak pemimpin muda yang mampu membangun desa yang harmonis, inklusif, dan berdaya.

Sebanyak 50 peserta terpilih dari seluruh Indonesia mengikuti program intensif ini dan menjadi bagian dari perjalanan Adikara Bhaskara, sebuah filosofi kepemimpinan yang berarti “sang cahaya perubahan”.

DLC 5.0 secara resmi dibuka oleh Plt. Camat Mojogedang bersama President Director Desamind Indonesia, Hardika Dwi Hermawan, S.Pd., M.Sc. (ITE). Dalam sambutannya, Hardika menyampaikan pentingnya kolaborasi dan kepemimpinan transformatif dalam pembangunan desa.

Pada hari pertama dimulai dengan Group Dynamics yang dipandu oleh Zuhal Qolbi, diikuti sesi refleksi diri Discover You! bersama Syifa Adiba. Para peserta diajak menggali potensi diri, nilai kepemimpinan, serta visi masa depan mereka.

Gambar 1 Group Dynamics yang bersama Zuhal Qolbi (doc desamind.id)

Sesi dilanjutkan dengan diskusi Peace in Diversity: Socio-Cultural Issue oleh Hardika, yang menekankan pentingnya perdamaian dan harmoni dalam masyarakat multikultural.

Memasuki hari kedua, kegiatan diawali dengan senam pagi dan aktivitas ringan yang membangkitkan semangat serta energi peserta. Setelah itu, peserta mengikuti sesi Design Thinking yang kembali difasilitasi oleh Hardika Dwi Hermawan. Dalam sesi ini, peserta diajak untuk mengeksplorasi ide-ide inovatif dan merancang solusi kreatif guna menjawab berbagai tantangan yang dihadapi desa.

Tanpa jeda panjang, para peserta langsung terjun ke lapangan melalui program Empathy of Action dengan menyambangi warga Desa Sumberbulu. Kegiatan ini menjadi praktik nyata dari pendekatan design thinking, di mana peserta mendengarkan secara langsung aspirasi dan kebutuhan masyarakat, sekaligus mengidentifikasi potensi lokal. Pengalaman ini menjadi langkah konkret dalam membangun empati dan pemahaman mendalam terhadap dinamika desa.

Gambar 2 Program Empathy of Action terjun ke rumah warga (doc desamind.id)

Siang harinya, peserta mengikuti sesi Plan It Right! bersama Zakky Muhammad Noor yang membekali mereka dengan panduan menyusun rencana aksi yang sistematis, terukur, dan berorientasi pada dampak. Wawasan mereka semakin diperkaya melalui diskusi mendalam bersama Aland Dinda Pradana yang membahas mengenai Strategi Pitching Ide (Plan It Right). Materi ini menjadi modal peserta nantinya untuk menaklukan sesi Pitch It On.

Pada sore hari, para peserta memasuki sesi Pitch It On!—sebuah ajang presentasi ide dan rencana aksi hasil dari interaksi langsung dengan warga. Sesi ini dipandu oleh Muhammad Ertam dan Dewi Fajar sebagai MC, serta dinilai oleh dewan juri yang terdiri dari Aland Dinda Pradana, Syifa Adiba, dan Putri Aulia Pasa. Energi dan antusiasme para peserta sangat terasa ketika mereka menyampaikan gagasan dengan percaya diri dan semangat yang tinggi.

Malam harinya, inspirasi kembali mengalir melalui sesi Voices of Impact! bersama dua narasumber hebat, yakni Restu Andini (Executive Director of Inovasi Muda Foundation) dan Zakky Muhammad Noor. Keduanya membagikan kisah perjuangan dan kontribusi nyata mereka dalam memberdayakan masyarakat, yang menyentuh hati dan membangkitkan semangat perubahan. Sejatinya, kegagalan adalah langkah awal yang mengantarkan kita menuju keberhasilan.

Rangkaian hari kedua ditutup dengan hangatnya sesi Tungku Cerita, sebuah ruang kebersamaan di sekitar api unggun, di mana para peserta menampilkan beragam ekspresi seni seperti lagu, puisi, hingga tarian tradisional. Gelak tawa, tepuk tangan, dan rasa syukur mengalir dalam suasana yang akrab dan penuh makna.

Gambar 3 Sesi Tungku Cerita (doc desamind.id)

Hari terakhir dimulai dengan senam pagi yang membangkitkan semangat. Suasana menjadi semakin hidup ketika peserta bermain tarik tambang, permainan sederhana yang memacu kerja sama dan keceriaan. Aktivitas ini mengingatkan bahwa kolaborasi dan kekompakan adalah kunci dalam memimpin dan membangun desa.

Setelah itu, peserta menjalani aktivitas pribadi untuk merenung dan memetakan kembali mimpi serta rencana masing-masing. Momen jeda yang mendalam ini mendorong setiap individu menemukan kembali niat dan arah perjalanan mereka.

Sesi “Empathy and Games” menjadi sorotan penting di hari terakhir. Menggabungkan permainan seru dengan latihan empati, sesi ini mengajarkan peserta untuk saling memahami, mendukung, dan menguatkan. Tawa, pelukan hangat, dan cerita terbuka memenuhi ruang, membentuk ikatan persaudaraan yang akan menjadi kenangan indah.

Selanjutnya, Diki Angger memandu sesi “Green Action” yang mengajak peserta menelaah isu lingkungan dan tanggung jawab pemuda dalam menjaga bumi memfokuskan pada pengolahan sampah. Bersama warga setempat, peserta juga mempraktikkan Eco-print menggunakan daun dan bahan alami menghias taplak meja dan totebag. Kegiatan ini tidak hanya mengasah kreativitas, tetapi juga mempererat hubungan dengan masyarakat desa.

Gambar 4 Green Action menghias totebag bersama warga (doc desamind.id)

Sambutan hangat dari Ketua RT setempat menjadi momen penuh makna:
“Kami sangat bangga dan bersyukur atas kehadiran kalian. Semangat dan kepedulian kalian menjadi penyemangat baru bagi kami. Terima kasih sudah mengajak kami merawat desa dan lingkungan ini bersama-sama.”

DLC 5.0 ditutup dengan refleksi bersama dan sesi pembagian kesan dan pesan dari para peserta. Pengumuman pemenang games dan nominasi menjadi salah satu momen yang paling dinanti, menegaskan bahwa perjalanan ini adalah kolaborasi yang menghasilkan karya dan persahabatan.

Pada sesi pengumuman pemenang, berbagai kategori menjadi sorotan dan mendapat sambutan antusias dari peserta. Untuk LinkedIn Quiz, juara diraih oleh Bayu Hardito, Ahista, dan Nur Afifah yang berhasil menunjukkan kemampuan terbaik mereka.

Dalam kategori kelompok, Kelompok 2 dinobatkan sebagai Kelompok Terkompak, sementara Kelompok 8 mendapatkan predikat Kelompok Terkritis. Kelompok 7 keluar sebagai Kelompok Terkreatif, disusul Kelompok 5 sebagai Kelompok Teramai, dan Kelompok 1 sebagai Kelompok Terrajin.

Pada ajang kompetisi games, juara ketiga diraih Kelompok 3, juara kedua Kelompok 4, dan juara pertama jatuh kepada Kelompok 6. Sedangkan pada sesi pitching “Pitch It On,” Kelompok 3 berhasil meraih juara pertama, diikuti Kelompok 5 di posisi kedua, dan Kelompok 6 sebagai juara ketiga.

Untuk nominasi peserta individu, penghargaan Peserta Terproaktif diberikan kepada Taufik Ardiansyah, Peserta Terinspiratif diraih oleh Diki Angger, dan Peserta Terbaik disematkan kepada Abyan Putra.

Pengumuman ini sekaligus menegaskan bahwa setiap peserta dan kelompok telah menunjukkan dedikasi, kreativitas, dan semangat kolaborasi yang tinggi selama rangkaian acara berlangsung.

Ketua Panitia DLC 5.0, Alwi Dwi Rahmadi, menutup acara dengan penuh semangat dan harapan:
“Semoga setiap langkah yang kita tapaki di sini menjadi awal perjalanan panjang untuk menghadirkan perubahan nyata. Kalian adalah pemuda hebat yang mampu menyalakan cahaya kebaikan di desa masing-masing. Mari terus bergerak bersama, membangun perdamaian dan kesejahteraan.”

Sementara itu, Abdul Aziez, Steering Committee DLC 5.0, menambahkan pesan penuh makna:
“Saya sangat bangga kepada seluruh panitia dan peserta DLC 5.0. Terima kasih bukan hanya karena kalian kuat saling menguatkan, tapi juga hebat dalam saling menghebatkan. Kalian hadir bukan sekadar untuk belajar, melainkan untuk saling menopang, mendukung, dan meninggalkan jejak berarti. Semoga perjalanan ini menjadi fondasi kokoh untuk melangkah lebih jauh, karena setiap langkah kita hari ini adalah cahaya yang kelak akan menuntun banyak orang. Teruslah menjadi pemimpin yang berempati, berani, dan membawa damai di mana pun kalian berada.”

Gambar 5 Potret Adikara Bhaskara pada DLC 5.0 (doc desamind.id)

DLC 5.0 bukan sekadar program pelatihan, melainkan perjalanan penuh makna di mana setiap pemuda belajar menjadi pemimpin yang berempati, berani, dan siap menyalakan lentera perubahan di setiap sudut desa.

Tunggu kami di Desamind Leadership Camp 6.0!

Author : Abdul Aziez, Putri Aulia Pasa

Editor : Syifa Adiba

Temu Perdana Awardee Beasiswa Desamind 5.0: “Peran Strategis Pemuda dalam Transformasi Desa”

Temu Perdana Awardee Beasiswa Desamind 5.0: “Peran Strategis Pemuda dalam Transformasi Desa”

By Beasiswa Desamind, Berita Terkini

DESAMIND.ID Surakarta (26/04)– Desamind Indonesia sukses menyelenggarakan Temu Perdana Awardee Beasiswa Desamind 5.0 pada Sabtu (26/4).  Acara ini menjadi momen penting untuk mempererat silaturahmi antar awardee serta memperkenalkan nilai-nilai dan visi besar Desamind dalam pemberdayaan desa di Indonesia.

Awardee Beasiswa Desamind terdiri dari Anisatul Himmah (Universitas Jember), Wawan Sulaeman (UIN Sunan Gunung Djati), Bayu Hardito (Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya), Ruhillah Khadijah El Basri (Universitas Brawijaya), dan Aprilia Kusuma Dewi (Universitas Gadjah Mada). Kelima penerima beasiswa tersebut siap menjalankan program pemberdayaan di wilayah masing-masing.

Awardee Beasiswa Desamind 5.0

Acara dimulai pukul 09.00 WIB dengan sesi pembukaan dan perkenalan yang dipandu oleh Nazwa dari Tim Beasiswa. Suasana hangat terasa sejak awal, terutama saat sambutan dari Yulia Susanti selaku Director of Scholarship Division. Dalam sambutannya, Yulia berharap para awardee dapat menjadi “lilin-lilin baru” yang menerangi desa dengan gagasan dan aksi nyata.

Memasuki sesi inti, Hardika Dwi Hermawan selaku President Director of Desamind Indonesia, memaparkan tentang Pengenalan Desamind, membawa para awardee memahami lebih dalam tentang sejarah, tujuan, serta dampak nyata program ini di berbagai desa. Penjelasan ini diperkuat dengan penayangan video Company Profile.

Selanjutnya, Dewi Fajar Sariningtyas memberikan gambaran terkait Linimasa Beasiswa, menjelaskan alur kegiatan dan tanggung jawab awardee sepanjang masa program. Meilani Intan P turut melengkapi sesi dengan menjelaskan secara rinci mengenai Akad Beasiswa, memastikan komitmen peserta terhadap nilai dan tanggung jawab yang diemban.

Diskusi semakin hidup dalam sesi tanya jawab selama 30 menit, dipandu oleh Nazwa dan Yulia Susanti, yang membuka ruang interaksi antara peserta dan tim penyelenggara.

Acara ditutup secara resmi oleh Nazwa dan melalui pertemuan ini harapannya seluruh awardee dapat menjadi agen perubahan yang membawa ilmu, semangat, dan kontribusi nyata bagi pembangunan desa di Indonesia yang lebih maju.

“Ingat Bangsa, Ingat Desa”

Author : Kiki Irafa Candra

Editor : Putri Aulia Pasa

Desamind Farm Resmi Gandeng Kelompok Tani Hutan di Sukabumi dalam Program Integrated Farming dan Investasi Ternak untuk Pemuda

Desamind Farm Resmi Gandeng Kelompok Tani Hutan di Sukabumi dalam Program Integrated Farming dan Investasi Ternak untuk Pemuda

By Artikel, Berita Terkini, Desamind Farm

DESAMIND.ID Sukabumi (22/02)— Desamind Farm secara resmi menjalin kerja sama strategis dengan Kelompok Tani Hutan Bodogol Kampung Hoya (KTH-BKH) melalui penandatanganan Nota Kesepahaman Pilot Project Praktek Pertanian Terintegrasi dan Perjanjian Kerja Sama Program Investasi Ternak Kambing. Acara ini berlangsung di Sekretariat KTH-BKH, Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, dan dihadiri oleh pengurus serta anggota KTH-BKH, bersama jajaran Direktur dan Associate dari Desamind Farm.

Kolaborasi ini menjadi langkah awal dalam pengembangan program pertanian regeneratif, pelatihan dan pendanaan ternak untuk pemuda, hingga pengembangan potensi eduwisata berbasis alam di kawasan Desa Benda. Program ini diharapkan dapat mengoptimalkan potensi lokal serta meningkatkan keterlibatan generasi muda dalam sektor pertanian dan peternakan melalui pendekatan inovatif dan berkelanjutan.

Salah satu fokus utama dalam program ini adalah penerapan sistem pertanian terintegrasi, yang menggabungkan praktik budidaya pertanian dan peternakan secara sinergis. Limbah dari kegiatan peternakan kambing akan dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk organik yang kemudian digunakan untuk pemupukan tanaman pangan di lahan percontohan (demonstration plot/ demplot). Sistem ini tidak hanya bertujuan menghasilkan produk pangan yang sehat, tetapi juga mendorong praktik pertanian yang ramah lingkungan dan menjaga kesuburan tanah.

Desamind Farm Resmi Gandeng Kelompok Tani Hutan di Sukabumi dalam Program Integrated Farming dan Investasi Ternak untuk Pemuda
Desamind Farm Resmi Gandeng Kelompok Tani Hutan di Sukabumi dalam Program Integrated Farming dan Investasi Ternak untuk Pemuda

Peri, Ketua KTH-BKH, menyampaikan apresiasinya terhadap program ini. “Kami Kelompok Tani Hutan Bodogol Kampung Hoya sangat mengapresiasi kerja sama dalam program pertanian terintegrasi dan investasi ternak ini. Dengan sinergi yang kuat antara para petani, peternak, dan investor, kami yakin sektor peternakan akan semakin berkembang dan memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi masyarakat. Semoga kerja sama ini terus berlanjut dan semakin memberikan dampak positif,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Desamind Farm, Zakky M. Noor, menekankan pentingnya peran generasi muda dalam pembangunan sektor pertanian. “Penandatanganan kerja sama ini merupakan langkah awal dari komitmen jangka panjang untuk menciptakan ekosistem pertanian yang berkelanjutan dan inklusif. Potensi desa bukan hanya ada di tanahnya, tetapi juga pada generasi mudanya. Harapannya, program ini dapat menghadirkan model pertanian terintegrasi yang tidak hanya produktif secara ekonomi, tetapi juga mampu memperkuat peran pemuda desa sebagai pelaku utama pembangunan,” jelasnya.

Desamind Farm berharap pilot project ini dapat menjadi contoh yang dapat direplikasi di daerah lainnya serta memberikan kontribusi nyata dalam mengurangi angka pengangguran usia produktif melalui pembangunan pertanian dan peternakan yang berkelanjutan.

Penulis: Dita Apriani dan Rafal (Zakky M. Noor)
Editor: Putri Aulia Pasa

Dari Desa untuk Dunia: Pelatihan Bolu Kelapa Desamind Gunungkidul Bangkitkan Kemandirian Perempuan

By Desamind Chapter, Press Release

DESAMIND.ID – Desa Pengkok, yang terletak di Padukuhan Panjatan, Kaluharan Pengkok, Kapanewon Patuk, Kabupaten Gunungkidul, kini menjadi saksi langkah nyata pemberdayaan perempuan oleh Desamind Chapter Gunungkidul (DCGK). Dengan memanfaatkan hasil panen kelapa, DCGK menginisiasi pelatihan pembuatan bolu kelapa panggang, sebuah inovasi yang bertujuan menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat desa.

Pelatihan ini berlangsung pada Minggu (01/12) dan diikuti oleh 10 ibu-ibu setempat. Dalam suasana penuh semangat, para peserta belajar membuat bolu kelapa dengan harapan besar bahwa program ini dapat berkembang menjadi gerakan yang berkelanjutan, menciptakan lapangan kerja, dan mendukung ekonomi keluarga.

Sebelum pelatihan dimulai, tim DCGK melakukan analisis SWOT untuk memetakan potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) di Desa Pengkok. Hasilnya menunjukkan kelapa sebagai komoditas utama desa yang memiliki nilai tambah jika diolah lebih lanjut. Dengan visi menjadi organisasi non-profit terdepan dalam mempersiapkan masyarakat desa yang maju dan berdaya saing, DCGK mengembangkan program pelatihan ini sebagai salah satu langkah strategis.

Gambar: Hasil produk bolu kelapa

Ponijem, salah satu peserta pelatihan, mengungkapkan harapannya agar program ini tidak hanya berhenti pada pelatihan, tetapi berkembang menjadi sustainability program. “Pelatihan pembuatan bolu kelapa ini semoga bisa terus dilaksanakan dan mendapat dukungan dana dari pihak-pihak luar ya mbak. Semoga di padukuhan Panjatan ini bisa membangun rumah produksi bolu kelapa, karena kami sangat membutuhkan penghasilan tambahan untuk menyambung ekonomi kami. Hasil dari kami bertani tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, jadi besar harapan kami agar pemuda-pemudi ini bisa menemukan terobosan inovasi yang memberdayakan kaum kami” ujar Ponijem salah satu peserta pelatihan bolu kelapa.

Sementara itu, Etri Dwi Wahyuningtyas mengungkapkan rasa senangnya karena dapat mempelajari pembuatan bolu jenis baru, yaitu bolu kelapa. Etri Dwi Wahyuningtyas selaku peserta pelatihan pembuatan bolu sangat senang dan antusias karena bisa belajar pembuatan bolu jenis baru yaitu bolu kelapa.

“Bolu yang dibuat hari ini bersama mbak-mbak Desamind Gunungkidul sangat unik, sehingga sangat mungkin dikembangkan di sini untuk menjadi ulih-ulih (oleh-oleh) karena budaya jagong di sini masih sangat kental dan selalu membutuhkan ulih-ulih.” ungkap Etri.

Perangkat desamind Chapter Gunungkidul berharap semoga pelatihan ini memberikan manfaat kepada ibu-ibu di desa mitra. Putri Felita Listiani selaku Kepala Desamind Chapter Gunungkidul berharap agar kegiatan pelatihan selanjutnya semakin banyak mendapatkan dukungan dari berbagai pihak baik dukungan materiil maupun non materiil.

Gambar: Perangkat DCGK

“Kami perangkat Desamind Chapter Gunungkidul Juga berharap agar kegiatan pelatihan ini terus terjaga dan benar-benar menghasilkan produk bolu yang sempurna dan berlegalitas sehingga bisa dipasarkan secara luas. Tentunya untuk mengarah kesana tidak mudah, diperlukan kolaborasi yang kuat antar berbagai pihak. Dan semoga juga kita bisa mendapatkan fasilitas alat-alat produksi yang memadai sehingga kegiatan produksi bisa semakin maksimal” tutur Putri.

“Semoga gerakan akar rumput yang kita lakukan bisa memberikan manfaat kepada para peserta. Dan besar harapan saya semoga kegiatan ini bisa berlanjut sehingga mampu merealisasikan keinginan ibu-ibu desa Pengkok untuk memiliki rumah produksi bolu kelapa di desanya” tambah Nur Cahyanti selaku Perangkat Desamind Chapter Gunungkidul.

Penulis: Desamind Chapter Gunungkidul

Editor: Syifa Adiba

One Hour Better: Siapkan Diri Hadapi Perubahan dan Ketidakpastian dengan Manajemen Ekspektasi

By Desamind Chapter, Press Release

DESAMIND.ID – Dunia penuh kejutan, dan kita harus siap menghadapi segala kemungkinan. Hal inilah yang menjadi tema diskusi pada One Hour Better (OHB) Edisi Spesial, yang digelar oleh Desamind Chapter Purbalingga pada Jumat (27/10) di Rumah Mie Eyang Heri. Acara ini menghadirkan Ibu Ikapti Pusparani, konselor sekaligus pendiri Arsyila Care, sebagai narasumber utama. OHB edisi spesial ini juga turut dihadiri tamu dari OSIS SMKN Kemangkon, PDIPM Purbalingga, IMM Purbalingga, dan FDI UNPERBA.

Secara umum, One Hour Better (OHB) merupakan forum diskusi santai yang bertujuan meningkatkan kapasitas diri perangkat Desamind. Dengan pendekatan yang personal dan inspiratif, OHB dirancang untuk memberikan nilai tambah bagi peserta, membantu mereka menjalankan perannya dalam organisasi dengan lebih semangat dan percaya diri.

Pada edisi spesial ini, “Menghadapi Perubahan dan Ketidakpastian” menjadi poin utama yang didiskusikan. Selaku narasumber, Ibu Ika menyoroti pentingnya kolaborasi dengan orang-orang berpikiran maju untuk mencapai ekspektasi hidup dan kesuksesan. Namun, kunci utama dari kolaborasi adalah pengelolaan diri yang baik—mengenali diri sendiri, belajar, dan terus berkembang agar siap menghadapi tantangan masa depan.

Sesi materi oleh ibu Ikapti Pusparani

Acara diawali dengan kegiatan refleksi, di mana peserta menuliskan makna sukses menurut pandangan mereka masing-masing. Ini menjadi landasan diskusi tentang manajemen ekspektasi, yang disampaikan Ibu Ikapti dengan mengaitkan pengalaman pribadi dan pandangan peserta.

Yang paling menarik adalah sesi diskusi yang penuh emosi. Pendekatan hangat dari Ibu Ikapti membuat suasana terasa akrab, hingga beberapa peserta meneteskan air mata—mencurahkan rasa syukur, kecewa, atau bahkan perasaan terpendam yang akhirnya terungkap.

Dengan diadakannya OHB edisi spesial ini, diharapkan peserta lebih mengenali diri sendiri, sehingga mampu menghadapi perubahan dan ketidakpastian dengan percaya diri. Dengan memahami peran masing-masing, peserta diharapkan menjadi lebih tangguh dalam menjalani kehidupan yang dinamis.

Penulis: Desamind Chapter Purbalingga

Editor: Syifa Adiba

Desamind Chapter Purbalingga Ajak Siswa SMPN 3 Kutasari Cintai Lingkungan Lewat Sosialisasi Sampah, Penanaman, dan PHBS

By Artikel, Berita Terkini, Desamind Chapter

DESAMIND.ID — Desamind Chapter Purbalingga kembali beraksi di SMPN 3 Kutasari dengan mengadakan kembali Sosialisasi bertema “Pengelolaan Sampah, Penanaman, dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)” pada Selasa (01/10). Sosialisasi berlangsung dari pukul 08.00 – 12.30 WIB kepada 400 siswa kelas 7, 8 dan 9 di SMPN 3 Kutasari, tepat setelah mereka menyelesaikan Ujian Tengah Semester (UTS). Momen ini menjadi kesempatan emas bagi para siswa untuk berkontribusi langsung dalam menjaga lingkungan sekaligus menyegarkan semangat mereka setelah ujian.

Sosialisasi ini dikemas dengan cara yang seru dan edukatif, diawali dengan ice breaking dan pemberian materi mengenai sampah, mencakup pengertian sampah, jenis-jenis sampah, serta cara pengelolaannya secara bijak. Para siswa diajak untuk memahami dampak sampah terhadap lingkungan dan bagaimana mengurangi sampah dengan menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

Sumber: dokumentasi pribadi

Pada materi berikutnya mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) disampaikan dengan cara yang interaktif. Selain memberikan informasi penting, siswa diajak bernyanyi bersama untuk mempermudah mereka mengingat kebiasaan hidup bersih, seperti mencuci tangan dengan sabun, menjaga kebersihan lingkungan, serta pentingnya pola makan sehat. Pendekatan ini membuat suasana lebih menyenangkan dan penuh semangat.

Bagian paling seru dari acara ini adalah sesi praktek penanaman yang melibatkan seluruh siswa. Setiap siswa diminta membawa botol bekas dari rumah yang akan digunakan sebagai wadah penanaman. Mereka dibagi ke dalam kelompok yang terdiri dari 7 orang. Dalam praktek ini, siswa mengikuti langkah-langkah sederhana mulai dari mengambil tanah, melubangi bagian bawah botol untuk drainase air, hingga mengambil bibit caesim dan kangkung yang telah disediakan oleh tim Desamind. Setelah itu botol yang sudah diisi dengan bibit kemudian ditempatkan di taman sekolah untuk dirawat bersama-sama. Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam menanam, tetapi juga menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk merawat tanaman sebagai bagian dari upaya menjaga lingkungan hidup.

Kegiatan siswa mengolah sampah

Kepala Sekolah SMPN 3 Kutasari, Bapak Priyanto, S.Pd.I., M.Pd.I. menyatakan, “Kami berharap kegiatan ini bisa memberikan dampak positif. Dengan bekal pengetahuan yang mereka peroleh, kami yakin siswa dapat berkontribusi lebih dalam menjaga kebersihan lingkungan dan menjalankan pola hidup yang lebih sehat.”

Dengan diadakannya sosialisasi ini, semoga seluruh siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan baru, tetapi juga terinspirasi untuk menjadi agen perubahan yang aktif dalam menjaga lingkungan. Kami berharap setiap siswa dapat menerapkan prinsip-prinsip yang telah dipelajari tentang pengelolaan sampah, penanaman, dan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari. Melalui tindakan kecil yang konsisten, mereka dapat berkontribusi pada terciptanya lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Mari kita wujudkan bersama dunia yang lebih baik, dimulai dari langkah-langkah kecil yang kita ambil hari ini!