Magelang – Desamind Chapter Magelang menggelar Sosialisasi Program Kerja (Proker) periode 2025/2026 dengan mengusung tema “Bersama Desa, Membangun Kapasitas Menuju Kemandirian.” Kegiatan ini dilaksanakan di Markas Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Gandusari, Kabupaten Magelang, pada Minggu (10/08).
Desamind Chapter Magelang menyampaikan empat fokus program, yaitu Integrated Farming, Public Speaking & Digital Marketing, Sharing Kemitraan, dan Benchmarking. Pertemuan ini menjadi langkah awal untuk membangun komunikasi, menjalin sinergi, sekaligus menyepakati bentuk kolaborasi yang akan dijalankan bersama Desa Gandusari.
Desa Gandusari dipilih sebagai desa binaan karena memiliki potensi besar di sektor pertanian serta kekuatan sosial melalui KWT yang aktif dan solid. Komitmen pemerintah desa dalam mendorong inovasi serta pemberdayaan masyarakat juga menjadi alasan penting bagi Desamind Chapter Magelang menjalin kemitraan strategis.
Mustofa Kamal, Kepala Desa Gandusari, turut hadir memberikan sambutan sekaligus dukungan di hadapan para anggota KWT dan perangkat desa.
“Kami menyambut baik inisiatif dari Desamind Chapter Magelang. Program ini harus dijalankan dengan kolaborasi lintas pihak agar konsisten dan benar-benar memberi manfaat nyata bagi masyarakat Desa Gandusari,” ujarnya.
Antusiasme tinggi terlihat dari para anggota KWT. Mereka menilai program-program yang ditawarkan relevan dengan kebutuhan sehari-hari serta membuka peluang untuk meningkatkan produktivitas. Nurhidayah, salah satu anggota KWT Desa Gandusari, menyampaikan kesan positifnya.
“Kegiatan ini bermanfaat sekali, terutama terkait pertanian terpadu dan cara memasarkan produk. Semoga pendampingannya dilakukan secara berkelanjutan agar ilmu yang didapat bisa langsung kami terapkan,” ungkap Nurhidayah.
Dengan dukungan pemerintah desa dan semangat anggota KWT, Desamind Chapter Magelang berkomitmen menjadikan Desa Gandusari sebagai teladan praktik baik pemberdayaan berbasis komunitas yang berkelanjutan.
Magelang – Desamind Chapter Magelang menggelar Upgrading Lilin Senja dan Rapat Kerja Perangkat Desamind 2025/2026 yang berlangsung di Mangkujo Magelang Kuda & Joglo, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang pada Sabtu, (19/07). Kegiatan ini diikuti oleh 24 peserta dari berbagai divisi internal chapter sebagai ruang membangun keakraban, meningkatkan kapasitas, serta menyusun arah kerja strategis program pemberdayaan di desa mitra.
Mengusung tagline “Menyalakan hangat dari siang hingga malam, dalam tawa dan rasa yang menyatu,” kegiatan ini memadukan nuansa reflektif dan produktif. Nama “Lilin Senja” sendiri mengandung makna filosofis yang kuat. Lilin sebagai simbol penerangan dan ketulusan memberi, sementara senja melambangkan waktu tenang yang penuh makna. Sehingga Lilin Senja mencerminkan keindahan proses tumbuh bersama dalam kehangatan komunitas.
Abdul Aziez, Director Division Chapter Desamind Indonesia, berkesempatan hadir dan memberikan materi Time Management and Mindfulness. Ia menekankan pentingnya pengelolaan waktu dan kesadaran diri bagi para relawan agar tetap adaptif dalam menjalankan peran sosial mereka.
Hadir pula Agus Maryanto, pemilik Mangkujo sekaligus alumni Filsafat Universitas Gajah Mada (UGM), membahas mengenai Leadership and Teamwork. Ia menyoroti pentingnya kolaborasi, rasa percaya dalam tim, serta kepemimpinan yang tumbuh dari pemahaman dan kedewasaan berpikir.
Gambar 1. Agus Maryanto memaparkan pentingnya pengetahuan Leadership and Teamwork dalam berorganisasi
Tidak hanya menerima materi, para peserta juga terlibat aktif dalam menyusun rencana kerja yang akan dijalankan di periode mendatang. Rapat kerja ini menjadi ruang pembahasan program-program yang relevan bagi desa mitra, menyepakati strategi kolaboratif, serta menyatukan pemahaman lintas divisi agar eksekusi program ke depan lebih terkoordinasi.
Rohani Hanifatul Azizah, Sekretaris Desamind Chapter Magelang, bersyukur bisa mengikuti kegiatan ini. Walaupun baru bertemu antar divisi, semua langsung akrab.
“Acaranya seru, dapat teman baru, bisa kenal lebih dekat dengan perangkat lain. Meski sempat bingung karena beda divisi , tapi justru jadi kesempatan buat menjalin relasi baru. Kegiatan ini menambah pengetahuan, keterampilan, dan memberi gambaran jelas soal rencana kerja ke desa mitra,” ungkap Rohani.
Annisa Kusuma Wardhani, ketua panitia kegiatan, berharap Upgrading Lilin Senja ini mampu meningkatkan kesolidan antar perangkat dan siap terjun ke lapangan.
“Kami yakin ini menjadi awal baik untuk program-program pemberdayaan ke depan yang lebih berdampak dan terarah,” ujarnya.
Upgrading Lilin Senja tidak hanya menjadi ajang peningkatan kapasitas, tetapi juga ruang menyatukan ide dan niat baik dalam satu misi yang sama. Desamind Chapter Magelang terus berkomitmen menciptakan produktif bagi anggotanya agar tumbuh, bergerak, dan memberi kontribusi nyata bagi masyarakat.
Surakarta — Desamind Indonesia terus berkomitmen mendorong pemberdayaan masyarakat melalui penguatan gerakan literasi berbasis rumah baca. Komitmen ini diwujudkan dengan partisipasi aktif dalam Forum Urun Rembug yang diinisiasi TRANSID (Sentra Transformasi Peradaban), pada Kamis (10/07), di Pendopo Lodji Gandrung, Rumah Dinas Wali Kota Surakarta. Kegiatan kolaboratif ini menghadirkan berbagai elemen gerakan sosial, mulai dari pelajar, mahasiswa, relawan Non-governmental Organization (NGO), hingga perwakilan instansi pemerintah.
Desamind Indonesia diwakili oleh Ahmad Zamzami, dari Divisi Public Relation Divisions, yang membagikan pandangan mengenai peran strategis rumah baca dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
“Rumah baca memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Ia bisa menjadi pusat kegiatan literasi, pendidikan, pengembangan keterampilan, hingga penguatan solidaritas sosial,” tegas Zamzami.
Zamzami menekankan bahwa rumah baca mampu menjadi motor penggerak literasi, pendidikan, pengembangan keterampilan, dan penguatan solidaritas sosial di tingkat akar rumput. Sebagai contoh konkret, Zamzami memaparkan dua inisiatif rumah baca yang telah berhasil memberikan dampak positif, yakni Saung Lentera Nglegi di Patuk, Gunungkidul, dan Laila Learning Center (LLC) di Klaten. Kedua ruang belajar ini telah menjadi pusat kolaborasi warga, tempat anak-anak belajar bersama, berdiskusi, dan mengembangkan potensi diri.
“Saung Lentera Nglegi dan LLC membuktikan bahwa rumah baca bukan hanya tentang buku, tetapi tentang membangun komunitas yang hidup, belajar, dan saling menguatkan,” tambahnya.
Turut hadir dalam forum ini Arif Handoko, S.Sos., M.H., Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Kadispersip) Surakarta. Ia menggarisbawahi pentingnya rumah baca sebagai ruang belajar masyarakat yang adaptif terhadap tantangan zaman.
Gambar 1. Sesi bersama Arif Handoko, S.Sos., M.H., Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Kadispersip) Surakarta (Arsip TRANSID)
“Rumah baca bisa menjadi wadah untuk mengembangkan berbagai keterampilan seperti membaca, menulis, berbicara, dan memecahkan masalah. Ia juga dapat menjadi ruang gotong royong dalam membangun lingkungan yang lebih baik,” ungkapnya.
Forum Urun Rembug juga diikuti oleh perwakilan BEM se-Soloraya, Forum OSIS Surakarta, serta berbagai NGO dan komunitas literasi. Salah satu peserta, Ninda Rahmawati, siswi SMK Negeri 7 Surakarta, mengungkapkan antusiasmenya mengikuti kegiatan ini.
“Kami jadi tahu bagaimana bisa aktif membangun masyarakat dari hal-hal sederhana, seperti rumah baca,” ujarnya.
Forum Urun Rembug TRANSID Surakarta menjadi ruang kolaborasi strategis yang mempertemukan komunitas, pemerintah, dan generasi muda untuk menciptakan perubahan sosial yang nyata. Dengan semangat kebersamaan, Desamind Indonesia terus menguatkan peran rumah baca sebagai titik temu literasi, solidaritas, dan kemandirian masyarakat.
Sleman – Komitmen Desamind dalam mendorong gerakan sosial berbasis masyarakat kembali diwujudkan melalui keterlibatan dalam pengabdian “Pemberdayaan Penyandang Disabilitas melalui Literasi Keuangan Digital untuk Meningkatkan Resiliensi Keuangan di Yogyakarta”. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Yogyakarta (FEB UNY) pada Kamis (03/07) bertempat di Kopi Candi, Candibinangun, Pakem, Sleman.
Hardika Dwi Hermawan, S.Pd., M.Sc.ITE, selaku President Director Desamind secara langsung mendampingi para peserta dan memberikan pendampingan mengenai strategi pemasaran digital yang mudah diakses siapa pun. Ia mendorong anggota Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Sleman untuk melihat peluang ekonomi yang terbuka luas melalui platform digital.
“Justru di era digital, teknologi membuka ruang bagi siapa pun untuk mandiri secara ekonomi. Mari kita manfaatkan Facebook, Instagram, TikTok, dan media sosial lainnya untuk mendapatkan penghasilan,” tegas Hardika.
Gambar 1. Sesi Pendampingan Digital Marketing kepada HWDI Sleman (Arsip Desamind)
Pelatihan ini juga menghadirkan Rosi Kho Arliyani dari Otoritas Jasa Keuangan Daerah Istimewa Yogyakarta (OJK DIY) yang memberikan pemahaman seputar pengelolaan keuangan pribadi serta pentingnya perencanaan finansial inklusif bagi kelompok rentan. Menurutnya, kegiatan seperti ini menjadi bentuk nyata kolaborasi antara akademisi, regulator, dan komunitas penyandang disabilitas dalam memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat.
Sementara itu, Prof. Dr. Ratna Candra Sari, M.Si., C.A., CFP., selaku ketua pelaksana kegiatan, menjelaskan bahwa tujuan utama pelatihan ini adalah mendorong inklusi keuangan berbasis komunitas.
“Kami ingin membuktikan bahwa literasi keuangan bisa menjangkau semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas, agar mereka bisa mandiri dan resilien dalam menghadapi tekanan ekonomi,” ungkapnya.
Sebanyak lebih dari 60 peserta mengikuti kegiatan dan terlibat secara aktif. Salah satu peserta, Muryati, menyampaikan kesan positif dan rasa syukur karena mendapatkan kesempatan belajar langsung dari para praktisi dan akademisi.
“Materi hari ini sangat membuka wawasan kami. Kami jadi tahu bagaimana cara mengelola uang dan memasarkan produk secara online. Ini sangat membantu kami untuk berdaya secara mandiri,” ujarnya.
Keterlibatan Desamind dalam kegiatan ini menjadi bukti nyata upaya memperkuat kapasitas masyarakat akar rumput, khususnya komunitas penyandang disabilitas, melalui pendekatan berbasis literasi dan dan pemanfaatan teknologi digital.
Bogor – Pada Idul Adha 2025, Desamind Farm menghadirkan inisiatif gerakan pemberdayaan masyarakat lokal melalui Program Investasi Ternak Kambing. Berkolaborasi dengan Kelompok Tani Hutan Bodogol Kampung Hoya (KTH-BKH), program ini memberikan warna baru dalam memaknai ibadah kurban sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi desa.
Latar belakang inisiasinya bermula dari keprihatinan atas pergeseran minat generasi muda yang lebih condong ke industri manufaktur. Desamind Farm berupaya menumbuhkan kembali minat generasi muda untuk melanjutkan tradisi bertani dan beternak dengan harapan mampu mengurangi angka pengangguran usia produktif untuk menyukseskan misi empowering local community, khususnya kalangan pemuda di Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi.
Dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada, seperti keberadaan infrastruktur kandang ternak, kelimpahan sumber daya alam, serta keahlian masyarakat dalam beternak, Desamind Farm dan KTH-BKH berhasil menciptakan sinergi yang saling menguntungkan.
Skema Kolaborasi yang Inovatif
Program Investasi Ternak Kambing Desamind Farm x KTH-BKH dirancang sebagai usaha penggemukan kambing untuk memenuhi kebutuhan kurban. Dalam kerja sama ini, KTH-BKH bertanggung jawab atas pengelolaan harian ternak, sementara Desamind Farm berperan sebagai investor yang menyediakan modal untuk pembelian bibit ternak dan turut membantu dalam proses penjualan hasil ternak.
Skema bagi hasil yang diterapkan pun mengedepankan asas keadilan dan keberlanjutan. Desamind Farm memperoleh 30% dari keuntungan sebagai investor, sedangkan 70% keuntungan menjadi hak KTH-BKH selaku pengelola. Keuntungan yang diterima Desamind Farm kemudian digunakan untuk mendukung operasional dan berbagai program pengembangan desa yang diinisiasi oleh Desamind.
Menurut Peri, Ketua KTH-BKH, para pemuda di Kampung Bodogol, Desa Benda yang sebelumnya tidak tertarik dengan dunia pertanian dan peternakan lama-lama mulai bergabung dan para anggota yang terdahulu pun lebih semangat.
“Desamind Farm memberikan angin segar bagi kami. Selain bisa meningkatkan pendapatan, kini para pemuda punya aktivitas positif dan produktif di desanya sendiri. Kami berharap programnya terus berlanjut dan melibatkan lebih banyak pemuda ke depannya.”
Saat ini, terdapat enam pemuda yang terlibat aktif dalam Investasi Ternak Desamind Farm, yaitu Peri, Aldo, Bayu, Rustan, Andri, dan Igud. Mereka tidak hanya mendapatkan tambahan penghasilan, tetapi juga pengalaman serta keterampilan baru dalam pengelolaan usaha peternakan.
Perspektif Desamind Farm
Zakky Muhammad Noor, Direktur Desamind Farm menyampaikan bahwa investasi ternak di momen Idul Adha merupakan salah satu wujud nyata dalam memberdayakan potensi lokal. Ia percaya bahwa kurban tidak hanya sebatas ritual tahunan, tetapi juga momentum untuk menghadirkan perubahan sosial di masyarakat. Dengan menggandeng pemuda lokal, Desamind Farm ingin menciptakan model bisnis yang inklusif, berkelanjutan, dan berdampak langsung pada peningkatan ekonomi desa.
Gambar 2. Prosesi Penyembelihan Hewan Kurban (Arsip Desamind)
“Semoga Desamind bisa menjadi inspirasi bagi banyak pihak bahwa penguatan ekonomi desa dimulai dari kolaborasi sederhana namun terukur. Kami optimis, bersama pemuda desa kita mampu menciptakan ekosistem peternakan yang mandiri dan berkelanjutan,” ungkap Zakky.
Kebermanfaatan Kurban Desamind Farm
Total 10 ekor kambing kurban hasil program investasi berhasil terjual. Hewan-hewan kurban tersebut kemudian didistribusikan ke berbagai pesantren di Kabupaten Sukabumi, di antaranya Pesantren Miftahul Aziz di Kampung Batu Karut, Desa Tugu Jaya, Kecamatan Cigombong, serta beberapa pesantren lainnya di Kecamatan Cicurug.
Gambar 3. Packing Daging Sebelum Didistribusikan (Arsip Desamind)
Melalui Program Investasi Ternak Kambing, Desamind Farm dan KTH-BKH membuktikan bahwa ibadah kurban tidak hanya berdimensi spiritual, tetapi juga bisa menjadi instrumen pemberdayaan ekonomi masyarakat desa. Kolaborasi yang inovatif dan berkelanjutan mampu membuka harapan baru bagi generasi muda desa untuk tetap mencintai dunia pertanian dan peternakan. Inisiatif ini menjadi contoh nyata bagaimana semangat kurban dapat diimplementasikan dalam bentuk yang lebih luas serta menyentuh sisi sosial dan ekonomi.
Malang – Pemberdayaan ekonomi lokal tidak selalu dimulai dari skala besar. Terkadang, semua bermula dari gagasan sederhana dan konsisten dalam pelaksanaannya. Inilah yang dilakukan oleh Nur Laila, penerima Beasiswa Desamind 4.0 sekaligus alumni Departemen Biologi, Universitas Negeri Malang, yang berhasil menginisiasi POWER.PRENEUR, program kewirausahaan perempuan berbasis potensi lokal di Desa Kucur, Kabupaten Malang.
Dari Mimpi Mahasiswi ke Aksi Nyata Pemberdayaan Perempuan
Cita-cita Laila tentang pemberdayaan ekonomi perempuan sudah mulai tumbuh sejak duduk di bangku kuliah. Dalam esai refleksi dirinya saat itu, ia menuliskan mimpi untuk mendirikan komunitas perempuan yang berdaya secara ekonomi. Tak disangka, impian itu menemukan jalannya ketika ia terpilih sebagai awardee Beasiswa Desamind 4.0.
Selama masa studi, Laila dikenal aktif dalam organisasi kemahasiswaan, kompetisi ilmiah, dan kegiatan sosial. Pengalaman tersebut membentuk perspektif sosialnya dan memperkuat komitmennya untuk menjadi agen perubahan, khususnya dalam isu pemberdayaan perempuan dan pembangunan komunitas.
POWER.PRENEUR: Solusi Ekonomi dari Jeruk Lokal
Berbekal semangat pemberdayaan, Laila kemudian menginisiasi POWER.PRENEUR, sebuah program pengembangan ekonomi lokal berbasis kewirausahaan perempuan. Program ini dilaksanakan di Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Desa Kucur dipilih karena memiliki potensi hortikultura yang kuat, khususnya pada komoditas jeruk siam madu. Meski demikian, para petani kerap menghadapi permasalahan harga anjlok saat panen raya akibat surplus produksi.
POWER.PRENEUR hadir dengan solusi pengolahan jeruk menjadi produk turunan dengan nilai tambah, yaitu berupa permen gummy jeruk. Produk ini dipilih karena proses pembuatannya relatif sederhana, memiliki masa simpan yang panjang, dan peluang pasarnya luas. Selain memanfaatkan potensi lokal, program ini juga memberi peluang baru bagi ibu rumah tangga untuk memperoleh penghasilan tambahan.
Gambar 1. Sosialisasi Pangan Industri Rumah Tangga bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Ibu Reny Wahyu Pramesti, S.Gz (Arsip Desamind)
Dalam implementasinya, POWER.PRENEUR melibatkan 17 orang, yang terdiri dari 10 ibu rumah tangga sebagai pelaksana utama dan 7 fasilitator yang sebagian besar merupakan rekan-rekan Laila sejak masa perkuliahan. Tidak hanya sebatas produksi, para peserta juga dibekali dengan pelatihan kewirausahaan, proses legalitas produk, hingga strategi pemasaran.
Melalui kerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, para peserta mendapatkan pendampingan dalam pengurusan izin edar (P-IRT). Kini, POWER.PRENEUR telah resmi memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB), yang menjadi langkah awal penting untuk memperluas pemasaran. Selain itu, pelatihan diversifikasi kemasan juga dilakukan agar produk menjadi lebih menarik secara komersial. Ke depan, program ini akan mengembangkan pelatihan pemasaran digital dalam subprogram Power.Marketing.
Gambar 2. Proses Pembuatan Permen Gummy Jeruk (Arsip Desamind)
Konsistensi Menjadi Bagian dari Ekosistem Berdampak
Di antara berbagai capaian program, Laila menyoroti satu hal yang sangat berarti: konsistensi kehadiran dan komitmen ibu rumah tangga yang terlibat sejak awal. Meski jumlahnya masih terbatas, semangat mereka untuk belajar, berkembang, dan saling mendukung menjadi pondasi penting dalam keberlanjutan program.
Laila berharap, setelah masa pendampingan selesai, para ibu rumah tangga mampu mengelola usahanya secara mandiri, memanfaatkan keterampilan dan pengetahuan yang telah mereka peroleh. Ia juga bermimpi agar POWER.PRENEUR terus berkembang menjadi model pemberdayaan ekonomi lokal berbasis komunitas yang dapat direplikasi di berbagai daerah.
Gambar 3. Permen Gummy Jeruk Olahan Ibu Rumah Tangga Binaan POWER.PRENEUR (Arsip Desamind)
Bagi Laila, perjalanan bersama Desamind merupakan proses yang penuh pembelajaran. Ia menyaksikan langsung bagaimana Beasiswa Desamind mendampinginya sehingga mampu menghadirkan dampak sosial yang konkret.
“Meskipun perjalanan ini belum sempurna, saya sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari proses ini. Terima kasih Desamind,” ungkapnya.
Melalui POWER.PRENEUR, Laila membuktikan bahwa pengembangan ekonomi lokal berbasis kewirausahaan perempuan dapat menjadi kunci untuk mendorong kemandirian finansial, tidak hanya bagi individu, tetapi juga bagi komunitas secara keseluruhan. Sebuah contoh nyata bahwa perubahan bisa dimulai dari ide sederhana, tekad kuat, dan kolaborasi yang konsisten.
Banyuwangi – Di balik padatnya permukiman Desa Kebaman, Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi, tersimpan semangat perubahan dari seorang pemuda inspiratif: Hikmal Akbar Ibnu Sabil. Mahasiswa Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember ini tidak hanya menimba ilmu di kampus,tetapi juga memberikan kontribusi nyata melalui pengabdian.
Ketertarikannya terhadap isu sosial dan lingkungan tumbuh seiring dengan pendalaman ilmunya di bidang perencanaan wilayah dan kota. Alih-alih hanya fokus pada aspek teknis seperti ruang dan tata kota, Hikmal memilih untuk lebih dekat dengan realitas sosial masyarakat, mengasah empati, dan aktif turun langsung ke lapangan.
Gambar 1. Sosialisasi Program ke Masyarakat secara Door to Door (Arsip Desamind)
Perjalanan Hikmal dimulai dari sebuah unggahan tentang Beasiswa Desamind 4.0 di Instagram. Ia tertarik karena beasiswa ini menggabungkan pencapaian akademik dengan kontribusi sosial.
“Saya melihat Beasiswa Desamind mampu membantu merealisasikan apa yang saya pikirkan selama ini. Bentuk beasiswa yang berbeda dengan beasiswa yang lain dalam segi pendanaan dan pendampingannya,” ujar Hikmal.
Melalui sudut pandangnya sebagai calon perencana kota, Hikmal memandang bahwa perubahan besar bisa dimulai dari hal kecil dan dekat, yakni dari kampung halamannya sendiri. Langkah ini akhirnya diwujudkan melalui dukungan dari Beasiswa Desamind 4.0
DESATIK: Jawaban untuk Desa Kebaman
Desa Kebaman merupakan wilayah yang telah lama ditetapkan sebagai kawasan permukiman kumuh oleh pemerintah daerah berdasarkan SK Bupati No. 67 Tahun 2023. Permasalahan yang dihadapi sangat kompleks: masyarakat masih membuang sampah sembarangan, tidak memiliki sistem drainase yang layak, dan mengalami krisis air bersih saat musim kemarau.
Berangkat dari kenyataan ini, Hikmal menggagas proyek DESATIK (Desa Tanggap Iklim), sebuah inisiatif sosial-lingkungan yang bertujuan mengurangi dampak perubahan iklim mikro. Program ini dijalankan melalui pendekatan konkret seperti Bank Sampah dan Bank Air Hujan. Bank Sampah digagas sebagai sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang memungkinkan warga untuk menabung sampah rumah tangga kering (terutama anorganik seperti plastik, kertas, logam) layaknya menabung uang di bank. Sedangkan Bank Air Hujan merupakan sistem penampungan dan pemanfaatan air hujan untuk mengatasi kebutuhan air, khususnya saat musim kemarau.
“Proyek ini memiliki urgensitas tinggi karena berangkat dari permasalahan sosial di desa saya sendiri dan memiliki dampak berkepanjangan apabila tidak segera ditangani,” jelasnya.
Gambar 2. Proses Pengolahan Sampah di Bank Sampah (Arsip Desamind)
Di awal menjalani proyek ini, Hikmal mengaku kesulitan menggandeng masyarakat karena belum memiliki koneksi yang kuat, namun berkat pendekatan yang humanis dan diskusi intens, kini Desatik mampu melibatkan lebih dari 40 rumah tangga dari empat Rukun Tetangga (RT). Puluhan kilogram sampah organik dan anorganik berhasil direduksi setiap bulan. Selain itu, muncul ide inovatif lain yaitu budidaya maggot. Program yang dijalankan secara swasembada, namun tetap berkoordinasi dengan pemerintah ini mampu mengatasi permasalahan sampah sekaligus bernilai ekonomis.
Gambar 3. Penjemuran Maggot (Arsip Desamind)
Menjadi Future Leader dengan Pemahaman Akar Rumput
Menjadi Awardee Beasiswa Desamind 4.0 adalah pengalaman yang membekas bagi Hikmal. Bukan sekadar mendapatkan pendanaan secara materi, tetapi peluang untuk menjembatani antara prestasi dan pengabdian, antara lokalitas dan globalitas.
Menurut Hikmal, pencapaian terbesarnya bukan hanya pada angka, tapi pada antusiasme dan kesadaran masyarakat yang terus meningkat. Ia yakin program ini akan mendukung aktualisasi pembangunan berkelanjutan berbasis kontribusi masyarakat karena Desatik bukan sekadar proyek sesaat. Ini menjadi bukti nyata bahwa Beasiswa Desamind benar-benar memberikan pengaruh positif terhadap permasalahan yang ada di akar rumput.
“Kesan paling hebat menjadi Awardee Beasiswa Desamind adalah saya mampu berdampak dan berkontribusi untuk desa saya sendiri. Saya ingin melihat desa Kebaman bukan hanya keluar dari status kumuh, tetapi menjadi kampung percontohan yang tangguh terhadap perubahan iklim,” tutup Hikmal.
DESAMIND.ID – Purbalingga (11/05) Suasana haru dan penuh kebahagiaan mewarnai Wisuda Angkatan XIV Kesetaraan Paket C PKBM Cakra Mrebet yang digelar di Rest Area Cheng Ho, Mrebet, Purbalingga, Jawa Tengah. Sebanyak 89 wisudawan resmi dinyatakan lulus, menandai keberhasilan mereka menempuh pendidikan kesetaraan sebagai alternatif yang inklusif dan bermartabat.
Momentum ini terasa semakin istimewa karena PKBM Cakra Mrebet merupakan mitra strategis Desamind Indonesia, organisasi kepemudaan yang telah berkolaborasi selama lebih dari tiga tahun untuk mendampingi dan memberdayakan peserta didik pendidikan nonformal di desa.
Gambar 1. Penampilan Seni dari Siswa PKBM Cakra Mrebet, Purbalingga.
Selama perjalanan kemitraannya, Desamind Indonesia bersama Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta (PTI UMS) telah menginisiasi berbagai kegiatan kolaboratif, seperti:
Pelatihan literasi digital dan anti-hoaks untuk peserta didik dan tutor,
Workshop keterampilan digital seperti desain grafis, pembuatan konten media sosial, dan pengenalan alat produktivitas berbasis daring,
Program “Simulasi Perilaku Berbasis Virtual Reality“, yang mengajak peserta memahami risiko judi daring dan informasi palsu dalam konteks dunia digital,
Pendampingan kewirausahaan digital dan lifeskill seperti pembuatan produk kreatif, pemasaran daring,
Penyuluhan hukum menggunakan media ARLaw dan VRLaw yang berkolaborasi dengan PKBH FH UGM.
Dalam momen wisuda ini, Founder Desamind Indonesia sekaligus dosen PTI UMS, Hardika Dwi Hermawan, turut hadir memberikan sesi motivasi kepada para lulusan. Ia menyampaikan keyakinannya bahwa perubahan besar bisa dimulai dari pendidikan akar rumput.
“Pendidikan nonformal bukan jalur kedua, melainkan jalan alternatif yang bermartabat untuk mencapai masa depan,” tegasnya di hadapan para lulusan dan tamu undangan.
PKBM Cakra Mrebet sendiri telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Desamind Indonesia sejak 2022 dan telah menunjukkan konsistensinya dalam mendidik dengan hati. Kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Desamind dan perguruan tinggi, menjadikan lembaga ini sebagai model praktik baik dalam pendidikan kesetaraan yang berdaya dan memberdayakan.
Sugiarto, S.Pd., M.M., selaku Ketua Yayasan Cakra Paku Jaya, menyampaikan apresiasi terhadap semua pihak yang terlibat dan berharap para lulusan terus berkembang.
“Kami ingin lulusan dari PKBM Cakra tidak hanya berhenti pada seremoni hari ini, tetapi terus belajar, berkarya, dan menjadi bagian dari perubahan sosial. Kami berkomitmen untuk terus membuka akses dan peluang bagi siapa pun yang ingin menempuh pendidikan dengan semangat dan ketekunan.” ungkap Sugiarto dalam sambutannya.
Gambar 2. Prosesi Penyerahan Ijazah Siswa PKBM Cakra Mrebet
Senada dengan itu, Kepala Kesetaraan Paket C PKBM Cakra, M. Al-fauzan, S.Pd., menekankan pentingnya bekal keterampilan praktis bagi lulusan.
“Mereka telah kami bekali dengan keterampilan menjahit, desain, hingga pemanfaatan digital tools. Semoga mereka menjadi individu yang mandiri dan bisa memberi kontribusi nyata di masyarakat,” ungkap Fauzan.
Keterlibatan Desamind dalam program pendidikan nonformal merupakan bagian dari komitmen organisasi untuk membangun jembatan sosial antara pemuda berpendidikan dan masyarakat akar rumput demi menciptakan ruang belajar yang setara dan inklusif. Ke depannya, Desamind berharap terus tumbuh melalui penguatan jejaring, program inovatif, dan pendampingan lanjutan agar lulusan Paket C dapat menjadi pembelajar sepanjang hayat dan pelaku perubahan di komunitasnya masing-masing, termasuk rencana program kerjasama yang akan dilaksanakan beberapa bulan mendatang.
DESAMIND.ID– Surakarta (27/04) Dalam rangka memperkuat gerakan pemuda desa di seluruh penjuru nusantara, Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) melalui Deputi Bidang Pelayanan Kepemudaan, Dr. Drs. Yohan, M.Si, membuka Pelantikan Perangkat Chapter Desamind Indonesia Periode 2025/2026 secara resmi melalui virtual zoom meeting. Pelantikan ini diikuti oleh 269 perangkat chapter yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.
Mengusung tema “Desamind Chapter with Impact: Kolaborasi Komunitas Pemuda Indonesia untuk Transformasi Sosial Desa”, pelantikan ini menjadi momen penting untuk menyatukan visi, semangat, dan energi baru dalam membangun desa melalui kekuatan pemuda.
Dalam sambutannya, Dr. Drs. Yohan, M.Si menyampaikan apresiasi atas langkah Desamind Indonesia dalam membina dan menggerakkan generasi muda sebagai agen perubahan.
“Pemuda adalah agen perubahan yang sesungguhnya. Apa yang dilakukan Desamind Indonesia hari ini adalah bukti bahwa perubahan besar dimulai dari semangat kolaborasi kecil. Saya berharap para perangkat chapter yang dilantik mampu menjadi motor penggerak transformasi sosial yang berkelanjutan, menghidupkan desa dengan inovasi, kepedulian, dan aksi nyata,” ujar beliau.
Hardika Dwi Hermawan, President Director of Desamind membacakan Surat Keputusan Pengangkatan Perangkat Chapter dengan total 11 chapter dimulai dari Chapter Bogor, Chapter Majalengka, Chapter Solo Raya, Chapter Purbalingga, Chapter Magelang, Chapter Yogyakarta, Chapter Gunungkidul, Chapter Malang, Chapter Pasuruan, Chapter Lombok Timur, dan Chapter Asmat.
Foto 1. Prosesi Pelantikan (Dok. Desamind)
Pelantikan ini tidak hanya menjadi seremoni, tetapi juga ruang pembelajaran dan penguatan kapasitas. Agenda pelantikan diisi dengan berbagai sesi inspiratif. Dalam sesi Desamind 101: Lilin-Lilin Desa Memimpin dengan Hati, Mengubah dengan Aksi, Managing Director of Desamind, Zakky Muhammad Noor, mendorong peserta untuk menghidupkan nilai ketulusan dalam kepemimpinan.
Selanjutnya, dalam sesi Inspirational Talk: Lead Local, Impact Global, Roikhanatun Nafi’ah, Founder & CEO Crustea Indonesia, membagikan perjalanan membangun dampak global dari akar lokal. Dalam sesi inspirasi tersebut, Roikhanatun Nafi’ah turut menyampaikan pandangannya tentang pentingnya memulai perubahan dari komunitas terdekat.
“Kepemimpinan sejati dimulai dari keberanian untuk bertindak di lingkungan kita sendiri. Ketika kita mampu membawa perubahan nyata di komunitas lokal, dampaknya akan beresonansi hingga ke tingkat global. Pemuda desa hari ini adalah pemimpin dunia esok hari,” tutur Nafi.
Foto 2. Sesi Inspirational Talk: Lead Local, Impact Global (Dok. Desamind)
Pelantikan ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan Desamind Indonesia untuk memperluas gerakan pemuda desa, sekaligus mempertegas peran komunitas dalam mencapai pembangunan desa yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan.
Desamind Indonesia terus menyalakan semangat perubahan dari desa untuk dunia, dengan keyakinan bahwa transformasi besar selalu dimulai dari tindakan kecil yang konsisten, penuh cinta, dan kolaboratif.
DESAMIND.ID – Gonoharjo (30/03) Karang Taruna Dusun Kluwak (KOMPAK) berkolaborasi bersama Desamind dalam rangka menyemarakkan malam Hari Raya Idul Fitri 1446 H dengan menyelenggarakan Gema Takbir di Dusun Kluwak, Limbangan, Kendal.
Berbagai rangkaian kegiatan seperti Takbir Keliling, Festival 100 Obor, Do’a bersama, Pesta Kembang Api dan Bagi-Bagi Doorprize. Masyarakat berbondong-bondong memeriahkan malam Hari Raya yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kesuksesan acara ini melibatkan berbagai pihak dan pemuda di 3 wilayah sekaligus yaitu Dusun Kluwak, Dukuh Sekacangan, dan Dukuh Gabuk.
Foto 1. Potret Kemeriahan Masyarakat Mengikuti Gema Takbir
Ali Masduki, Kepala Dusun Kluwak mengaku kagum dan terharu dengan diadakannya kegiatan malam takbiran seperti ini. Ia menceritakan antusiasme warganya menyambut malam penuh meriah dan dinanti-nantikan. Bahkan, sejak munculnya ide kegiatan yang diinisiasi oleh KOMPAK dan Desamind, mereka dengan semangat mendukung penuh baik secara material maupun immaterial.
“Saat saya informasikan, para warga langsung berinisiatif mulai dari membantu konsumsi, iuran, dan memberikan berbagai bantuan demi mensukseskan acara,” ungkap Masduki.
Foto 2. Tim Komunitas Pemuda Kluwak (KOMPAK)
Misbahus Surur, Ketua KOMPAK mengungkapkan terselenggarakan Gema Takbir merupakan salah satu pencapaian luar biasa pemuda karena mampu memberikan kebermanfaatan positif bagi masyarakat di hari raya.
“Kami bersama-sama bisa merasakan kebahagian dan semoga menjadi langkah awal terselenggaranya kegiatan-kegiatan selanjutnya, tutur Misbah.