Skip to main content
All Posts By

Admin Desamind

Awardee Beasiswa Desamind berPijar Menjadi Inisiator Pemuda Pertama yang Menggagas Proyek Sosial Parsial dengan Memanfaatkan Biji Karet Sebagai Pakan Ikan (IH-KALONG)

By Artikel, Beasiswa Desamind

Salah satu program dari rangkaian Townhall Muda Desamind Series adalah proyek sosial parsial yang ditelah dilaksanakan di desa Sinarbakti, Kab. Ogan Komering Ulu. Kegiatan tersebut berlangsung pada hari Minggu (29/10/2023) dan berjalan dengan lancar. acara Townhall Muda tersebut mengusung tema “Membentuk Pola Pikir Adaptif Pemuda dalam Mengembangkan Inovasi untuk Desa”.

Proyek ini bertujuan untuk memberdayakan pemuda agar mampu berkreasi dan menghasilkan produk bernilai tinggi melalui pemanfaatan sumber daya alam di sekitar mereka. Dian Arifando Rusyadi, selaku awardee beasiswa dan pelaksana kegiatan, menyampaikan bahwa tujuan utama dari proyek ini adalah untuk menciptakan produk kreatif dan inovatif dari sumber daya alam di sekitar, meningkatkan ekonomi desa, dan menciptakan keberlanjutan lingkungan. Salah satu contohnya yaitu dengan menciptakan produk inovasi Ih-Kalong, dengan memanfaatkan biji karet sebagai pakan ikan.

Acara Townhall Muda di desa Sinarbakti ini dihadiri oleh 35 peserta dengan inti kegiatan yaitu membuka dialog antar pemuda desa, tokoh masyarakat, dan berbagai pihak terkait. Presentasi yang menginspirasi mengenai proyek sosial tersebut dapat merangkul pemuda dengan visi kreatif dan semangat untuk merubah desa mereka. Rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan dalam acara Townhall Muda meliputi pengenalan proyek sosial, diskusi yang dikonsep dalam bentuk panel talks serta networking forum, yang dilaksanakan dalam waktu 60 – 120 menit. Kegiatan juga diselingi dengan games untuk menghibur peserta acara.

Respon masyarakat terhadap pengenalan proyek sosial ini luar biasa. Masyarakat desa termasuk para pemuda menanggapi dengan penuh semangat, memperlihatkan ketertarikan besar untuk terlibat dalam kegiatan yang memberikan manfaat ekonomi sekaligus memberdayakan kreativitas mereka. Townhall Muda menjadi momentum positif yang menggairahkan semangat gotong royong di desa Sinarbakti.

Proyek ini tidak hanya memberikan pemahaman konseptual, tetapi juga memberikan wadah bagi pemuda desa untuk mengaktualisasikan ide-ide kreatif mereka. Melalui berbagai pelatihan, workshop, dan kegiatan kolaboratif, pemuda desa didorong untuk mengidentifikasi dan mengembangkan potensi sumber daya alam di sekitar mereka menjadi produk bernilai tinggi, seperti kerajinan tangan, produk pertanian lokal, atau inovasi lainnya. Dengan melibatkan pemuda desa dalam proses proyek sosial, desa Sinarbakti berhasil menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi dan kreativitas. Produk-produk yang dihasilkan tidak hanya meningkatkan ekonomi lokal tetapi juga membawa dampak positif terhadap citra desa sebagai pusat kreativitas dan keberlanjutan.

Proyek sosial yang diperkenalkan melalui Townhall Muda Desamind ini menciptakan terobosan yang positif. Dengan antusiasme tinggi dan partisipasi aktif masyarakat, proyek ini memberikan arah baru untuk pemuda desa, mendorong mereka untuk berkreasi dengan memanfaatkan sumber daya alam sekitar dan menciptakan produk inovasi yang mampu memberikan nilai jual tinggi. Desa Sinarbakti menjadi contoh bagi desa-desa lain, menunjukkan bahwa melibatkan pemuda dalam pembangunan lokal dapat menciptakan perubahan yang signifikan dan berkelanjutan.

Townhall Muda: Launching Proyek Sosial Pawon Uwii, Langkah Awal Pioneer Desa Pengkok dalam Memberdayakan Perempuan Melalui Program Beasiswa Desamind berPijar 3.0

By Artikel, Beasiswa Desamind

Townhall Muda Desamind Series adalah salah satu rangkaian acara program awardee beasiswa Desamind berPijar yang bertujuan untuk mengenalkan proyek sosial awardee beasiswa, mendapat dukungan pelaksanaan program, dan menjalin kolaborasi. Townhall Muda Desamind Series desa Pengkok Gunungkidul dilaksanakan pada hari Minggu (22/10/2023) bertempat di aula desa Pengkok. Kegiatan ini melibatkan 68 peserta yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga, pemuda, pengurus Desamind Indonesia Foundation dan Desamind chapter Gunungkidul, serta berbagai mahasiswa dari berbagai kampus seperti UNY dan UPY.

Acara Townhall Muda desa Pengkok menghadirkan dua pembicara hebat yaitu bapak Riyanto M. M selaku ASN dan ketua POKDARWIS Gunung Ireng serta ibu Wiwik Hikmawati Wulandari selaku BPD desa Pengkok dan ketua sekolah alam Srikandi Handayani. Salah satu poin penting yang perlu digaris bawahi pada penyampaian materi dari pemateri adalah tentang sifat kepemimpinan atau leadership. “Jiwa kepemimpinan itu ada 3 mbak. Yaitu ada momor, momot, dan momong” ujar Bapak Riyanto.

Dalam istilah Jawa, jiwa kepemimpinan ada 3 M, yaitu momor, momot, dan momong. Momor berarti seorang pemimpin harus bisa “amor” atau membaur dengan masyarakat, momot berarti seorang pemimpin harus bisa menampung segala aspirasi dari masyarakat, dan yang terakhir momong atau ngemong yang artinya seorang pemimpin harus bisa menjadi orangtua yang membimbing masyarakat.

Konsep materi disampaikan menggunakan metode panel talks dan dilanjutkan dengan networking forum. Sesi panel talks dilakukan selama 120 menit, setiap pembicara memaparkan materinya selama 40 menit dan dilanjutkan sesi diskusi atau networking forum dilakukan di akhir selama 30 menit agar terjadi komunikasi yang baik antar pemangku kebijakan dan sasaran peserta program proyek sosial.

Kegiatan Townhall Muda Desamind Series desa Pengkok Gunungkidul ini mengambil tema “Keterlibatan Pemuda dan Perempuan Desa dalam Mengakselerasi Pencapaian SDGs Desa”. SDGs adalah singkatan dari Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. Sebagai bagian dari upaya untuk mencapai target tujuan pembangunan berkelanjutan nasional (SDGs Nasional) hingga ke tingkat desa, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes

PDTT) menerbitkan Permendesa PDTT No. 13 Tahun 2020 yang berfokus pada SDGs desa. Dalam regulasi ini diatur tentang prioritas penggunaan dana desa pada tahun 2021 yang juga fokus terhadap upaya pencapaian SDGs. 
“Kita tahu di masa sekarang ini tantangan semakin luas terutama di era VUCA ini. Harapannya adalah pemuda-pemudi di Indonesia salah satunya di desa Pengkok ini bisa menjadi salah satu local heroes yang akan membawa perubahan di masa depan. Seperti pepatah Indonesia tidak akan besar hanya karena obor di Jakarta tetapi Indonesia akan bercahaya karena lilin-lilin di desa” ujar Khoiruddin Nur Wahid selaku mentor dari Putri Felita Listiani.

Mind-Fest 2023 : Peran Anak Muda dan Media Digital dalam Menguatkan Nilai Perdamaian Desa dan Kesukarelawanan

By Artikel, Berita Terkini, Pemberdayaan Kepemudaan

desamind.id (26/11)- Mind-Fest sukses diselenggakan selama 2 (dua) hari dari tanggal 25-26 November 2023. Kegiatan ini merupakan program kolaborasi antara Desamind Indonesia dan Indika Foundation sebagai bentuk peningkatan kapasitas perangkat chapter. Kegiatan Mind-Fest dilaksanakan secara daring melalui platform zoom meeting dengan mengusung tema “Peran Anak Muda dan Media Digital dalam Menguatkan Nilai Perdamaian Desa dan Kesukarelawanan”.

Rangkaian kegiatan Mind-Fest pada hari pertama dibuka oleh Vivi Rosian Rahmadika (Associate of Secretary and Finance Division) selaku Master of Ceremony (MC). Kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan oleh Abdul Aziez selaku (Director of Chapter Division). Dalam sambutannya, Aziez menyampaikan bahwa Mind-Fest ini adalah program upgrading akhir periode untuk seluruh perangkat Chapter Menjelang demisioner, Aziez juga mengungkapkan bahwa besar harapan program atau kurikulum yang telah dibuat untuk Chapter Desamind bisa selalu diperbaiki agar kedepannya program untuk Chapter Desamind bisa lebih maksimal.

Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan pre-test yang dipandu oleh Aziez dan dilajutkan dengan penyampaian materi pertama dari Yudan Hermawan (Owner Goa Pindul) yang dimoderatori oleh Dewi Fajar Sariningtyas (Vice Director of Scholarship Division) mengenai “Berkarya dari Desa”. Yudan menceritakan awalnya mempunyai keinginan untuk bermanfaat bagi orang lain. Setelah merantau ke Jakarta, Yudan memutuskan untuk kembali lagi ke desa asalnya. Berawal dari desalah beliau menemukan sebuah inspirasi untuk mengembangkan desa dari potensi apapun yang dimilikinya.

Gambar 1. Penyampaian Materi Berkarya dari desa oleh Yudan

Setelah memahami materi dari Pak Yudan dan melakukan ice breaking, materi selanjutnya adalah “Membangun Semangat Kerelawanan di Desa” yang dibawakan oleh Atrida Hedianti (RCE Yogyakarta). Pada penyampaian materi kedua dipandu oleh Zidni Amaliyatul Hidayah (Wakil Kepala Desamind Chapter Yogyakarta) sebagai moderator. Melalui materi ini, Atrida menjelaskan masih banyaknya anak muda yang terlahir di desa tidak mau kembali lagi ke desanya. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor, meliputi: lapangan pekerjaan yang terbatas “hanya” di bidang pertanian karena dari secara terminologi di pedesaan sumber penghasilanya dari sektor pertanian. Selain itu, kesempatan untuk mengembangkan diri yang terbatas karena aktifitas yang ada di desa adalah kehidupan yang sederhana sehingga banyak kaum muda yang tidak tertarik untuk hidup di desa, dan selanjutnya adalah kurang fasilitas pendidikan & kesehatan yang berkualitas.

Atrida menegaskan bahwa dalam menumbuhkan pengembangan ekonomi di desa dibutuhkan sumberdaya anak muda yang inovatif, itelegent, jujur dan berintegritas didalamnya karena menurut Atrida pemuda adalah Agent of Change atau Agen Perubahan yang dimana keberadaan pemuda dengan semangat dan energinya yang akan membawa perubahan di Desa.

Gambar 2. Penyampaian Materi Membangun Semangat Kerelawanan di Desa oleh Atrida

Dengan disampaikannya materi kedua oleh Atrida Hedianti, menandakan Mind-Fest hari pertama telah selesai. Selanjutnya kegiatan diisi oleh Chapter Division dengan menyampaikan informasi kegiatan Mind-Fest hari kedua.

Hari kedua Mind-Fest dibuka oleh Kintan Nur Romadhona (Associate of Chapter Division) selaku Master of Ceremony (MC). Di hari kedua terdapat dua materi yang dibawakan oleh Hilmi Hilmansyah (Koordinator Patriot Desa Kab. Indramayu, Korjen ICCN Media Jawa Barat) dan Alfath Bagus Panuntun (Dosen Politik dan Pemerintahan UGM).

Materi pertama dimoderatori oleh Kinanthi Sekar Nareswari (Associate Scholarship Division). Pada materi pertama, Hilmi Hilmansyah menyampaikan tentang “Membangun Kesadaran dan Kampanye Media Digital yang Positif untuk Kemanjuan Desa”, dalam materi yang disampaikan oleh Hilmi beliau mengatakan bahwa anak muda harus memiliki kesadaran sebagai penggerak desa dan menjadi local heros.

Harapannya anak muda dapat memiliki aksi nyata untuk bisa berdampak kepada masyarakat khususnya masyarakat desa. Selain itu, anak muda dapat mengajak kampanye kolaborasi kepada mitra kolaborator seperti pemerintah desa, pegiat lokal dan perusahaan swasta. Hal tersebut ada erat kaitannya dengan kampanye di media digital dan media sosial sehingga menjadi peluang besar untuk melakukan kolaborasi yang luar biasa untuk kegiatan yang ada di desa.

Gambar 3. Penyampaian Materi Kesadaran dan Kampanye Media Digital yang Positif untuk Kemajuan Desa oleh Hilmi Hilmansyah

Materi kedua disampaikan oleh Alfath Bagus Panuntun dan dimoderatori oleh Syahrul Hilbram Julanar (Associate Creative Media Division). Materi yang dibawakan Alfath mengenai “Kaum Muda Sebagai Agen Perdamaian Desa Ditengah tahun Politik”. Secara rinci Alfath menyampaikan desa bukanlah tempat yang bebas nilai, desa menjadi arena kontestasi dan kaum muda dapat berperan sebagai juru dengar dalam artian desa memiliki subjektifitas, keberpihakan, budaya, culture dan normanya tersendiri sehingga ketika kita kembali ke desa itu sudah memiliki Value. 

Gambar 4. Penyampaian Materi Kaum Muda Sebagai Agen Perdamaian Desa Ditengah tahun Politik oleh Alfath

Materi kedua dari Alfath menutup rangkaian kegiatan Mind-Fest 2023 yang diselenggarakan oleh Desamind Indonesia dan Indika Foundation. Semoga kegiatan pengembaran kapasitas chapter dapat terselenggara secara periodik dan memberikan output yang lebih baik.

Oleh : Dinda Berlian

Peduli Anak-Anak Indonesia di Luar Negeri: Desamind Indonesia digandeng FKIP UMS Lakukan Pengabdian Kemitraan Internasional

By Artikel, Berita Terkini

Desamind Indonesia menjadi mitra Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dalam kegiatan PKM-KI (Pengabdian Kepada Masyarakat-Kemitraan Internasional) selama dua hari, 25 & 26 September 2023. PKM-KI tersebut mengangkat judul Pendampingan Media Belajar dan Literasi Digital kepada anak-anak Indonesia di Sanggar Bimbingan (SB) Kampung Baru, Kuala Lumpur, Malaysia.

Read More

Buletin Desamind Vol. 3 No. 9

By Buletin

Buletin Desamind Vol. 3 No. 9 merupakan buletin ke-9 yang diterbitkan oleh DesamindBuletin ini merupakan terbitan edisi spesial yang berisikan rekaman aksi dan perjalanan yang ditempuh oleh Keluarga Besar Desamind selama satu tahun terakhir.

Semoga Buletin Desamind ini menjadi pematik semangat perjuangan rekan-rekan semua. Selamat membaca.

Dipercaya sebagai Mitra Potensial, Desamind Berkesempatan Mengikuti Acara Ramah Tamah GIK UGM

By Artikel, Berita Terkini, Press Release

Foto bersama para perwakilan mitra potensial dalam acara GIK UGM

JAKARTA (27/08) – Desamind sebagai salah satu organisasi yang senantiasa mendukung inovasi dan kreativitas khususnya untuk kaum muda berkesempatan ikut andil dalam acara ramah tamah Gelanggang Inovasi dan Kreativitas Universitas Gadjah Mada (GIK UGM) pada Minggu, 27 Agustus 2023 bertempat di Rumah Dinas Menteri Sekretariat Negara.

GIK UGM sendiri merupakan sebuah upaya memperkuat Sumber Daya Manusia (SDM) dengan menawarkan infrastruktur pendidikan yang mendorong kolaborasi antar-mahasiswa dari berbagai fakultas. Selain itu, GIK UGM juga berinisiatif mendeteksi potensi soft skill mahasiswa sedini mungkin yang nantinya dikembangkan melalui program-program berkelanjutan yang bekerjasama dan berkolaborasi secara intensif dengan mitra-mitra potensial.

GIK UGM mengundang sekitar 40 mitra potensial yang bergerak di berbagai bidang seperti pendidikan, musik, seni budaya, pengetahuan, investasi, keuangan, self development, teknologi, dan lainnya. Dalam hal ini, GIK UGM mempercayai dan mengundang Desamind sebagai salah satu mitra potensial sesuai dengan tujuan utamanya. 

Zakky Muhammad Noor, selaku Managing Director Desamind Indonesia, mewakili Desamind berkesempatan hadir dan duduk bersama merumuskan terobosan berbagai program yang tepat bersama mitra-mitra lainnya.

Acara dimulai dengan penjelasan latar belakang pembentukan GIK oleh Bu Ova Emilia, Rektor UGM. Beliau menjelaskan detail visi dan misi GIK UGM dalam menciptakan sarana yang nantinya akan membawa manfaat besar bagi generasi muda. Lalu, sejarah inisiasi GIK juga disampaikan secara tuntas oleh Pak Pratikno, Menteri Kesekretariatan Negara RI, yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Wali Amanat UGM.

Dari penjelasan tersebut, GIK UGM secara maksimal akan berupaya memainkan peran penting dalam menyelamatkan masa depan industri dengan memperkenalkan generasi muda, termasuk mahasiswa, kepada berbagai aspek industri masa kini seperti investasi, digitalisasi, seni budaya, data, teknologi, hingga pengembangan desa dan lain sebagainya.

Lebih lanjut, kerja sama yang akan diinisiasi antara Desamind dengan GIK UGM adalah mencakup tema pengabdian masyarakat desa seperti penguatan pemuda desa dan pengembangan kepemimpinan desa. Inisiatifnya berupa penyelarasan kurikulum tentang pengabdian masyarakat, workshop yang mengkaji praktik baik pengabdian di lapangan, serta knowledge sharing melalui kelas-kelas insidental. Selain itu, ada kemungkinan besar adanya kolaborasi yang berkaitan dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa.

Hadirnya GIK UGM diharapkan bisa menghasilkan generasi yang memiliki emerging skills, mampu menyelesaikan masalah melalui pendekatan lintas disiplin ilmu, memiliki karakter inovatif dan kemampuan kolaborasi yang kuat, serta berkontribusi pada kemanusiaan dan kemajuan bangsa. Oleh karena itu, GIK UGM dirancang dengan beberapa ekosistem pendukung, yaitu pengembangan bakat, pembelajaran personal, pembelajaran sepanjang hayat, kompetensi lintas disiplin ilmu dan penerapan standar, kepemimpinan masa depan, serta inovasi dalam kontribusi kemanusiaan dan bangsa.

Sekolah Pagesangan: Upaya Kolektif Membangun Kedaulatan Pangan Akar Rumput Berbasis Pendidikan Kontekstual

By Artikel

Dok. Arsip Sekolah Pagesangan

‘…Pangan merupakan soal mati-hidupnya suatu bangsa; apabila kebutuhan pangan rakyat tidak dipenuhi maka malapetaka; oleh karena itu perlu usaha secara besar-besaran, radikal, dan revolusioner…’ (Pidato Ir. Soekarno pada peletakan batu pertama Gedung Fakultas Pertanian Universitas Indonesia, 27 April 1952)

Desamind.id-Isu mengenai pangan selalu menjadi ‘menu hidangan utama’ dalam permasalahan nasional. Global Food Security Index mencatat Indonesia menduduki peringkat 63 dari 113 negara dalam Indeks Ketahanan Pangan Global. Tentu isu ini perlu direspon serius. Diah Widuretno adalah salah satu local heroes yang berhasil mengambil bagian dari solusi ketahanan pangan melalui Sekolah Pagesangan.

Sekolah Pagesangan adalah komunitas belajar non-formal yang berada di Dusun Wintaos, Desa Girimulyo, Kecamatan Panggang, Gunung Kidul. Diketahui, sekolah ini telah berdiri sejak tahun 2008. Dalam pemaknaan Bahasa Jawa, kata pagesangan berarti kehidupan, sehingga Sekolah Pagesangan bisa dimaknai sebagai sekolah kehidupan. Hal inilah yang menjadi ‘api’ yang berusaha terus dinyalakan oleh Diah bersama rekan Sekolah Pagesangan untuk terus meng-olak-kan salah satu lini isu kehidupan yang dekat dengan Gunung Kidul; pertanian dan pangan lokal.

Sekolah Pagesangan menjadi respon Diah terhadap globalisasi dan urbanisasi yang menurutnya turut mengikis minat dan pengetahuan anak muda terhadap kearifan pangan dan pertanian lokal Gunung Kidul. Melansir dari diskusi Diah bersama Kalis Mardiasih dalam YouTube PARES Indonesia,  ia juga melihat fenomena pemuda desa yang mencoba peruntungan di kota sehingga  harus meninggalkan desanya. Berangkat dari isu ini pula, Sekolah Pagesangan berupaya untuk menjadi bagian dari solusi dengan menahan laju urbanisasi agar regenerasi petani di Gunungkidul terus hidup.

Berbicara mengenai budaya swasembada pangan di Gunung Kidul sebetulnya sudah lahir dari jaman nenek moyang. Budaya berdikari ‘kebon ke pawon’ ini menjadi warisan sosial budaya yang semakin lama semakin ditinggalkan. Pengetahuan kearifan lokal mengenai pangan dan pertanian sendiri adalah respon masyarakat Gunung Kidul terhadap lanskap pertanian yang didominasi oleh karst dan ritme kehidupan pertanian Wintaos yang banyak dipengaruhi oleh siklus alam. Inilah yang membuat masyarakat Gunung Kidul  memiliki mekanisme pertahanan hidup yang kompatibel dengan alam dan tidak destruktif melalui budaya subsisten. Budaya bertani yang selaras dengan alam adalah salah satu yang menjadi medan juang Diah dan rekan Sekolah Pagesangan. 

Diah melalui Sekolah Pagesangan menghadirkan ‘sekolah’ kontekstual yang selaras dengan kearifan lokal Gunung Kidul. Dalam praktiknya, Sekolah Pagesangan merangkul semua elemen masyarakat dari berbagai umur untuk belajar bersama terkait pertanian. Selain itu, Sekolah Pagesangan juga acap kali mengadakan berbagai kegiatan yang dapat diikuti oleh masyarakat secara lebih luas seperti Sinau Tetanen, Cangkruk Gathuk, Urip nDeso yang berisi beberapa seri seperti Sobo Tegal, Sobo Pawon, Sobo, Sinau Tani, Literasi Pangan, dan masih banyak lagi. Selain itu, peningkatan ekonomi juga menjadi hal utama yang digeluti Diah yaitu melalui penyaluran hasil produk Sekolah Pagesangan melalui Kedai Sehat Pagesangan.

Tentu jalan juang Diah Widuretno melalui Sekolah Pagesangan masih sangat panjang. Kegelisahan mengenai sistem pangan dan pertanian harus terus ada. Sekolah Pagesangan hadir sebagai solusi yang selaras dengan Pidato Ir. Soekarno terkait sistem pangan Indonesia pada peletakan batu pertama Gedung Fakultas Pertanian Universitas Indonesia: radikal dan revolusioner. (Dewi Fajar Sariningtyas)

Pitching Day

Demo Day Pitching Day Session, Waktunya Unjuk Diri Awardee Beasiswa Desamind berPijar

By Artikel, Beasiswa Desamind, Berita Terkini

DESAMIND.ID – Sabtu (05/08) Awardee Beasiswa Desamind berPijar telah melalui tahap demo day pitching session untuk proposal grand design pengabdian di desa tujuan. Proposal tersebut menjadi salah satu komponen penilaian dalam seleksi beasiswa. Pada tahap ini, proposal dibedah lebih dalam oleh para panelis, yaitu Hardika Dwi Hermawan, President Director Desamind; Zakky Muhammad Noor, Managing Director Desamind; dan Syifa Adiba, Director Public Relations Desamind. 

Adapun isi proposal mencakup: latar belakang, tujuan program, sasaran program, rencana program dan mekanisme kegiatan, rencana anggaran, dan mitra program. Semua poin dalam proposal masuk dalam indikator penilaian oleh panelis. 

Demo day sesi pertama, diawali dengan presentasi dari Ego Ibnu Wijaksena yang memilih Desa Sumber Bakti sebagai desa pengabdian. Proposal Ego bertujuan menjadikan pelaku usaha ikan asap sebagai target sasaran. Program yang bertajuk ISAMBA mendapat berbagai masukan dan saran dari panelis untuk perbaikan program. 

Panelis Hardika Dwi Hermawan mendorong program luar biasa tersebut agar dapat berkolaborasi dengan Chapter Desamind Aceh. Hardika merasa perlu peran tim yang tidak sedikit dan memperhatikan banyaknya mitra untuk memperjelas ranah kerjasama.

Sedangkan, panelis Zakky Muhammad Noor mempertegas output dari program ISAMBA, dan mengingatkan pentingnya mitra mengetahui program secara detail. Syifa Adiba, memberikan apresiasi pada Ibnu yang proposalnya siap untuk dilaksanakan, serta untuk bisa melakukan coaching bersama Desamind Indonesia terkait kesulitan branding program dalam sosial media.

Gambar 1. Pitching Session Ego Wibnu Wijaksana

Sesi kedua dilanjutkan oleh Putri Felita Listiani, awardee beasiswa yang memilih kelompok ibu rumah tangga tanpa penghasilan di Desa Pengkok Gunungkidul sebagai target sasarannya. Felita mendorong kelompok ibu rumah tangga untuk memanfaatkan ubi jalar sebagai produk makanan yang dikemas sehingga memiliki nilai jual. 

Panelis menekankan soal budgeting untuk lebih didetailkan dalam menentukan HPP (Harga Pokok Penjual) serta estimasi keuntungannya. Di sisi lain, kedekatan pada stakeholder menjadi kekuatan Felita dalam melaksanakan proyek, dan pengalamannya sebagai entrepreneur yang menjadi bekal Felita dalam mendukung program yang diinisiasi.

Gambar 2. Pitching Session Putri Felita Listiani

Selanjutnya sesi ketiga, yakni presentasi dari awardee Devi Nurbaeti yang memiliki program mendorong mahasiswa untuk melakukan riset pengolahan buah jeruk, sebagai bentuk upaya meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Kalisongo, Kabupaten Malang. Panelis hanya menyoroti satu hal dari persiapan yang Devi sudah lakukan, yaitu mengkaji kembali mitra-mitra programnya.

Gambar 3. Pitching Session Devi Nurbaeti

Sesi terakhir ditutup dengan presentasi dari Dian Arifando Rusyadi. Fando menjadikan remaja sebagai target sasaran proyek sosial yang ingin membuat produk dari bahan baku biji karet di Desa Margabakti. Adapun komentar dari panelis yaitu agar Fando dapat memperkuat mitra dan ekosistem. Selain itu, panelis menyarankan agar Fando melakukan riset lanjutan dalam pembuatan produk chocoball. Terakhir, panelis juga menekan kepada Fando untuk fokus ke produk yang fundamental agar program dapat terealisasi secara maksimal. 

Gambar 4. Pitching Session Dian Arifando Rusyadi

Sedangkan, Lalu Junaedi Halki yang seharusnya presentasi pada sesi 5 Demo Day, ditunda menjadi tanggal 18 Agustus 2023 dikarenakan sedang mengikuti rangkaian seleksi Pemuda Pelopor yang mewakili Lombok khususnya provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk seleksi pada tingkat nasional. (Yulia Susanti)

Junjung Tinggi Pendidikan Sampai ke Hilir, Lilin Inspirasi Hadir di Kalimantan Tengah

By Artikel, Pemberdayaan Kepemudaan, Press Release

Kotawaringin Barat, 30 Juni 2023 – Desamind percaya, bahwa pendidikan merupakan hak dasar anak-anak di seluruh Indonesia, termasuk mereka yang berasal dari pelosok negeri. Kurangnya faktor pendukung seperti lingkungan, akses, fasilitas dan kesadaran orang tua acap kali menjadi sebab dari rendahnya motivasi anak untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya. Melihat hal tersebut, Desamind menghadirkan Lilin Inspirasi untuk membersamai 310 orang siswa, wali murid, dan guru di SDS 015 Best Agro dan TK Marundo Jaya di Desa Gandis, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah.

Kegiatan Lilin Inspirasi diselenggarakan pada hari Rabu (28/06) dan Jumat (30/06) dengan memanfaatkan momentum pembagian rapor akhir tahun. Ahmad Zamzami selaku Associate of Chapter Division dari Desamind Indonesia, dibantu oleh para guru, sukses melaksanakan kegiatan yang diadakan selama dua hari tersebut.

Ahmad Zamzami bersama siswi SDS 015 Best Argo

Hari pertama kegiatan Lilin Inspirasi diisi dengan rangkaian acara seperti “Gerakan Cerdas, Semangat Meraih Mimpi”, disambung dengan kegiatan “Kelas Mendongeng” dan ditutup dengan kegiatan “Outbound Semarak Akhir Tahun”. Ketiga kegiatan ini diperuntukkan bagi siswa SD dan TK.

Foto bersama kegiatan Outbound Semarak Akhir Tahun

Pada hari kedua kegiatan Lilin Inspirasi, tim Desamind melibatkan para wali murid pada agenda “Gerakan Peduli Lingkungan” dan “Outbound Semarak Akhir Semester”. Di Desa Gandis, bukan hal mudah untuk mengajak orang tua hadir ke sekolah. Pasalnya, kebanyakan dari mereka belum sadar akan pentingnya pendidikan bagi anak. Contoh kecilnya, ketika pembagian rapor seringkali wali murid tidak datang ke sekolah. Demi mensukseskan acara, Zamzami melakukan berbagai pendekatan kepada wali murid. Mulai dari menyebarkan info kegiatan dari jauh-jauh hari hingga membagikan undangan spesial.

Foto bersama guru, siswa dan wali murid

Setelah rangkaian acara, anak-anak bercerita kepada orang tua masing-masing betapa senangnya mereka mengikuti kegiatan Lilin Inspirasi. Orang tua pun menyampaikan kepada Zamzami, “Pak, saya akan dukung anak saya sesuai cita-cita yang dia tuliskan tadi di rangkaian acara”.

Siswa siswi menulis impiannya saat mengikuti kegiatan Lilin Inspirasi

Turut sertanya siswa, wali murid dan guru menjadi bukti bahwa Lilin Inspirasi hadir bukan hanya untuk memberikan motivasi kepada satu pihak. Melainkan semua pihak untuk ikut andil dalam menciptakan semangat pendidikan. Ahmad Zamzami berharap, melalui kegiatan ini semangat anak-anak di Desa Gandis semakin membara dalam menempuh pendidikan. Masyarakat juga diharapkan semakin sadar bahwa pendidikan itu penting dan harus diperjuangkan, terlepas dari segala keterbatasan yang ada di setiap sudut negeri. Desamind, Ingat Bangsa! Ingat Desa!

Penulis: Nadia Rana Nabila

Editor: Syifa Adiba dan Putri Aulia Pasa