Skip to main content
Tag

#sdgs17KemitraanDemiMencapaiTujuan

Bangun Sinergi, Desamind Chapter Magelang Pilih Desa Gandusari sebagai Desa Mitra

By Berita Terkini, Desamind Chapter

Magelang – Desamind Chapter Magelang menggelar Sosialisasi Program Kerja (Proker) periode 2025/2026 dengan mengusung tema “Bersama Desa, Membangun Kapasitas Menuju Kemandirian.” Kegiatan ini dilaksanakan di Markas Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Gandusari, Kabupaten Magelang, pada Minggu (10/08).

Desamind Chapter Magelang menyampaikan empat fokus program, yaitu Integrated Farming, Public Speaking & Digital Marketing, Sharing Kemitraan, dan Benchmarking. Pertemuan ini menjadi langkah awal untuk membangun komunikasi, menjalin sinergi, sekaligus menyepakati bentuk kolaborasi yang akan dijalankan bersama Desa Gandusari.

Desa Gandusari dipilih sebagai desa binaan karena memiliki potensi besar di sektor pertanian serta kekuatan sosial melalui KWT yang aktif dan solid. Komitmen pemerintah desa dalam mendorong inovasi serta pemberdayaan masyarakat juga menjadi alasan penting bagi Desamind Chapter Magelang menjalin kemitraan strategis.

Mustofa Kamal, Kepala Desa Gandusari, turut hadir memberikan sambutan sekaligus dukungan di hadapan para anggota KWT dan perangkat desa.


“Kami menyambut baik inisiatif dari Desamind Chapter Magelang. Program ini harus dijalankan dengan kolaborasi lintas pihak agar konsisten dan benar-benar memberi manfaat nyata bagi masyarakat Desa Gandusari,” ujarnya.

Antusiasme tinggi terlihat dari para anggota KWT. Mereka menilai program-program yang ditawarkan relevan dengan kebutuhan sehari-hari serta membuka peluang untuk meningkatkan produktivitas. Nurhidayah, salah satu anggota KWT Desa Gandusari, menyampaikan kesan positifnya.


“Kegiatan ini bermanfaat sekali, terutama terkait pertanian terpadu dan cara memasarkan produk. Semoga pendampingannya dilakukan secara berkelanjutan agar ilmu yang didapat bisa langsung kami terapkan,” ungkap Nurhidayah.

Dengan dukungan pemerintah desa dan semangat anggota KWT, Desamind Chapter Magelang berkomitmen menjadikan Desa Gandusari sebagai teladan praktik baik pemberdayaan berbasis komunitas yang berkelanjutan.

Penulis: Ahmad Zamzami

Desamind Chapter Malang Dorong Ibu-Ibu Desa Kucur Melek Digital dan Percaya Diri Jualan Online

By Berita Terkini, Desamind Chapter

Malang (27 Juli 2025) – Balai Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang menjadi saksi semangat pemberdayaan perempuan desa melalui kegiatan workshop bertajuk “Mengasah Keberanian: Meningkatkan Kepercayaan Diri dan Keterampilan Komunikasi Ibu-Ibu Desa”. Acara ini diprakarsai oleh Desamind Chapter Malang sebagai bentuk kontribusi dalam penguatan kapasitas ibu-ibu desa, khususnya dalam hal pemasaran dan komunikasi.

Workshop dibuka dengan pemaparan dari Hardika Dwi Hermawan, seorang praktisi pemasaran digital sekaligus penggerak literasi teknologi di berbagai wilayah Indonesia. Dalam sesi berjudul “Pemasaran Digital untuk UMKM Desa”, Hardika memperkenalkan beragam kanal digital yang dapat digunakan untuk memasarkan produk lokal, seperti WhatsApp Business, Instagram, dan platform e-commerce. Ia juga menekankan pentingnya membangun citra produk melalui foto menarik dan cerita yang mengena.

“Teknologi adalah peluang. Kita hanya perlu membiasakan diri menggunakannya agar produk ibu-ibu bisa menjangkau pasar yang lebih luas,” ujar Hardika yang disambut antusias oleh peserta.

Gambar 1. Pemaparan Materi oleh Ziddan Hakim Abdul Jabbar (Arsip Desamind)

Selanjutnya, materi kedua disampaikan oleh Ziddan Hakim Abdul Jabbar dengan topik “Membangun Kepercayaan Diri untuk Memulai Berjualan Online”. Dalam paparannya, Ziddan mendorong para peserta untuk tidak ragu memulai usaha, meskipun tanpa pengalaman sebelumnya. Ia mengajak peserta melakukan praktik berbicara di depan umum dan memberikan strategi untuk mengatasi rasa minder atau malu saat harus menawarkan produk secara langsung maupun daring.

“Kepercayaan diri itu dilatih, bukan ditunggu. Mulai saja dulu, dari hal kecil, dari lingkungan sekitar,” pesan Ziddan dengan semangat.

Gambar 2. Foto Bersama Desamind Chapter Malang dengan Ibu-Ibu Peserta Pelatihan (Arsip Desamind)

Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan sesi ice breaking, relaksasi, dan foto bersama, yang semakin menghangatkan suasana kekeluargaan. Ketua Pelaksana, Anaqotul Fadillah A, menuturkan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari misi Desamind untuk memberdayakan masyarakat desa melalui pendidikan yang menyenangkan dan aplikatif.

Dengan semangat “Ingat Bangsa – Ingat Desa”, kegiatan ini diharapkan mampu menjadi awal dari perubahan positif bagi para ibu-ibu Desa Kucur dalam berwirausaha dan beradaptasi di era digital.

Rapat Kerja dan Upgrading Desamind Magelang: Menguatkan Soliditas, Menyusun Arah Gerakan

By Berita Terkini, Desamind Chapter

Magelang – Desamind Chapter Magelang menggelar Upgrading Lilin Senja dan Rapat Kerja Perangkat Desamind 2025/2026 yang berlangsung di Mangkujo Magelang Kuda & Joglo, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang pada Sabtu, (19/07). Kegiatan ini diikuti oleh 24 peserta dari berbagai divisi internal chapter sebagai ruang membangun keakraban, meningkatkan kapasitas, serta menyusun arah kerja strategis program pemberdayaan di desa mitra.

Mengusung tagline “Menyalakan hangat dari siang hingga malam, dalam tawa dan rasa yang menyatu,” kegiatan ini memadukan nuansa reflektif dan produktif. Nama “Lilin Senja” sendiri mengandung makna filosofis yang kuat. Lilin sebagai simbol penerangan dan ketulusan memberi, sementara senja melambangkan waktu tenang yang penuh makna. Sehingga Lilin Senja mencerminkan keindahan proses tumbuh bersama dalam kehangatan komunitas.

Abdul Aziez, Director Division Chapter Desamind Indonesia, berkesempatan hadir dan memberikan materi Time Management and Mindfulness. Ia menekankan pentingnya pengelolaan waktu dan kesadaran diri bagi para relawan agar tetap adaptif dalam menjalankan peran sosial mereka. 

Hadir pula Agus Maryanto, pemilik Mangkujo sekaligus alumni Filsafat Universitas Gajah Mada (UGM), membahas mengenai Leadership and Teamwork. Ia menyoroti pentingnya kolaborasi, rasa percaya dalam tim, serta kepemimpinan yang tumbuh dari pemahaman dan kedewasaan berpikir.

Gambar 1. Agus Maryanto memaparkan pentingnya pengetahuan Leadership and Teamwork dalam berorganisasi

Tidak hanya menerima materi, para peserta juga terlibat aktif dalam menyusun rencana kerja yang akan dijalankan di periode mendatang. Rapat kerja ini menjadi ruang pembahasan program-program yang relevan bagi desa mitra, menyepakati strategi kolaboratif, serta menyatukan pemahaman lintas divisi agar eksekusi program ke depan lebih terkoordinasi.

Rohani Hanifatul Azizah, Sekretaris Desamind Chapter Magelang, bersyukur bisa mengikuti kegiatan ini. Walaupun baru bertemu antar divisi, semua langsung akrab.

“Acaranya seru, dapat teman baru, bisa kenal lebih dekat dengan perangkat lain. Meski sempat bingung karena beda divisi , tapi justru jadi kesempatan buat menjalin relasi baru. Kegiatan ini menambah pengetahuan, keterampilan, dan memberi gambaran jelas soal rencana kerja ke desa mitra,” ungkap Rohani. 

Annisa Kusuma Wardhani, ketua panitia kegiatan, berharap Upgrading Lilin Senja ini mampu meningkatkan kesolidan antar perangkat dan siap terjun ke lapangan. 

“Kami yakin ini menjadi awal baik untuk program-program pemberdayaan ke depan yang lebih berdampak dan terarah,” ujarnya.

Upgrading Lilin Senja tidak hanya menjadi ajang peningkatan kapasitas, tetapi juga ruang menyatukan ide dan niat baik dalam satu misi yang sama. Desamind Chapter Magelang terus berkomitmen menciptakan produktif bagi anggotanya agar tumbuh, bergerak, dan memberi kontribusi nyata bagi masyarakat.

Penulis: Desamind Chapter Magelang

Editor:  Ahmad Zamzami

Desamind Purbalingga Ajak Siswa SMPN 3 Kutasari Ciptakan Sekolah Aman dan Bebas Kekerasan

By Berita Terkini, Desamind Chapter

Purbalingga – (14/07) Dalam rangka kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Ramah di SMP Negeri 3 Kutasari, tim Desamind Purbalingga mendapatkan kesempatan mengisi sesi pembuka dengan melaksanakan kegiatan “Pencegahan dan Penanganan Bullying, Kekerasan, dan Pelecehan Seksual di Lingkungan Sekolah” 

Acara ini menjadi salah satu upaya membangun ruang belajar  inklusif, aman, dan penuh empati. Isu yang dibedah pun beragam, mulai dari bullying, kesehatan mental, seksual, dan relasi remaja. 

Priyanto, S.Pd., M.Pd., Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Kutasari, sangat mengapresiasi tim Desamind dan seluruh komunitas mitra atas dedikasinya menggalakkan sekolah yang aman bagi siswa. 

“Rumah kedua bagi anak-anak kita adalah sekolah. Sudah semestinya sekolah menjadi ruang yang aman dan nyaman untuk belajar dan tumbuh,” ungkap Priyanto.

handmade ceramic tableware, empty craft ceramic plates, bowls and cups, close-up

Gambar 1. Sesi sharing dan diskusi (Arsip Desamind Chapter Purbalingga)

Selain memberikan materi, para siswa juga diajak untuk diskusi kelompok dan menyuarakan pendapat. Meysa, salah satu siswi mengaku mendapatkan banyak pemahaman mendalam yang sebelumnya tidak pernah ia dapatkan

“Aku jadi tahu ternyata bullying itu bukan cuma fisik, tapi juga bisa lewat kata-kata. Aku senang bisa diajak ngobrol bareng teman-teman di grup kecil, jadi lebih nyaman buat cerita,” ujar Meysa.

Handmade ceramic vases and dishes on display in a shop.

Gambar 2. Pendampingan kelompok sesi suarakan pendapat (Arsip Desamind Chapter Purbalingga)

Program MPLS Ramah ini juga menjadi wadah kolaborasi antar komunitas dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman . Desamind Purbalingga menggandeng sejumlah mitra di antaranya, Forum Anak Purbalingga, GenRe Purbalingga, Ruang Inspirasi, serta rekan-rekan BEM Universitas Perwira Purbalingga (UNPERBA). 

“Kami sadar, menciptakan lingkungan yang aman bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi kita semua,” ungkap Muhammad Wafa, Kepala Desamind Purbalingga.

Penulis: Desamind Chapter Purbalingga

Editor: Ahmad Zamzami

Desamind Indonesia Dorong Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rumah Baca di Forum Urun Rembug TRANSID Surakarta

By Berita Terkini

Surakarta — Desamind Indonesia terus berkomitmen mendorong pemberdayaan masyarakat melalui penguatan gerakan literasi berbasis rumah baca. Komitmen ini diwujudkan dengan partisipasi aktif dalam Forum Urun Rembug yang diinisiasi TRANSID (Sentra Transformasi Peradaban), pada Kamis (10/07), di Pendopo Lodji Gandrung, Rumah Dinas Wali Kota Surakarta. Kegiatan kolaboratif ini menghadirkan berbagai elemen gerakan sosial, mulai dari pelajar, mahasiswa, relawan Non-governmental Organization (NGO), hingga perwakilan instansi pemerintah.

Desamind Indonesia diwakili oleh Ahmad Zamzami, dari Divisi Public Relation Divisions, yang membagikan pandangan mengenai peran strategis rumah baca dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

“Rumah baca memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Ia bisa menjadi pusat kegiatan literasi, pendidikan, pengembangan keterampilan, hingga penguatan solidaritas sosial,” tegas Zamzami.

Zamzami menekankan bahwa rumah baca mampu menjadi motor penggerak literasi, pendidikan, pengembangan keterampilan, dan penguatan solidaritas sosial di tingkat akar rumput. Sebagai contoh konkret, Zamzami memaparkan dua inisiatif rumah baca yang telah berhasil memberikan dampak positif, yakni Saung Lentera Nglegi di Patuk, Gunungkidul, dan Laila Learning Center (LLC) di Klaten. Kedua ruang belajar ini telah menjadi pusat kolaborasi warga, tempat anak-anak belajar bersama, berdiskusi, dan mengembangkan potensi diri.

“Saung Lentera Nglegi dan LLC membuktikan bahwa rumah baca bukan hanya tentang buku, tetapi tentang membangun komunitas yang hidup, belajar, dan saling menguatkan,” tambahnya.

Turut hadir dalam forum ini Arif Handoko, S.Sos., M.H., Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Kadispersip) Surakarta. Ia menggarisbawahi pentingnya rumah baca sebagai ruang belajar masyarakat yang adaptif terhadap tantangan zaman.

Gambar 1. Sesi bersama Arif Handoko, S.Sos., M.H., Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Kadispersip) Surakarta (Arsip TRANSID)

“Rumah baca bisa menjadi wadah untuk mengembangkan berbagai keterampilan seperti membaca, menulis, berbicara, dan memecahkan masalah. Ia juga dapat menjadi ruang gotong royong dalam membangun lingkungan yang lebih baik,” ungkapnya.

Forum Urun Rembug juga diikuti oleh perwakilan BEM se-Soloraya, Forum OSIS Surakarta, serta berbagai NGO dan komunitas literasi. Salah satu peserta, Ninda Rahmawati, siswi SMK Negeri 7 Surakarta, mengungkapkan antusiasmenya mengikuti kegiatan ini.

“Kami jadi tahu bagaimana bisa aktif membangun masyarakat dari hal-hal sederhana, seperti rumah baca,” ujarnya.

Forum Urun Rembug TRANSID Surakarta menjadi ruang kolaborasi strategis yang mempertemukan komunitas, pemerintah, dan generasi muda untuk menciptakan perubahan sosial yang nyata. Dengan semangat kebersamaan, Desamind Indonesia terus menguatkan peran rumah baca sebagai titik temu literasi, solidaritas, dan kemandirian masyarakat.

Penulis: Syifa Adiba

Meningkatkan Resiliensi Ekonomi, Desamind Terlibat dalam Pemberdayaan Komunitas Disabilitas

By Press Release

Sleman – Komitmen Desamind dalam mendorong gerakan sosial berbasis masyarakat kembali diwujudkan melalui keterlibatan dalam pengabdian “Pemberdayaan Penyandang Disabilitas melalui Literasi Keuangan Digital untuk Meningkatkan Resiliensi Keuangan di Yogyakarta”. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Yogyakarta (FEB UNY) pada Kamis (03/07) bertempat di Kopi Candi, Candibinangun, Pakem, Sleman.

Hardika Dwi Hermawan, S.Pd., M.Sc.ITE, selaku President Director Desamind secara langsung mendampingi para peserta dan memberikan pendampingan mengenai strategi pemasaran digital yang mudah diakses siapa pun. Ia mendorong anggota Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Sleman untuk melihat peluang ekonomi yang terbuka luas melalui platform digital.

“Justru di era digital, teknologi membuka ruang bagi siapa pun untuk mandiri secara ekonomi. Mari kita manfaatkan Facebook, Instagram, TikTok, dan media sosial lainnya untuk mendapatkan penghasilan,” tegas Hardika.

Gambar 1. Sesi Pendampingan Digital Marketing kepada HWDI Sleman (Arsip Desamind)

Pelatihan ini juga menghadirkan Rosi Kho Arliyani dari Otoritas Jasa Keuangan Daerah Istimewa Yogyakarta  (OJK DIY) yang memberikan pemahaman seputar pengelolaan keuangan pribadi serta pentingnya perencanaan finansial inklusif bagi kelompok rentan. Menurutnya, kegiatan seperti ini menjadi bentuk nyata kolaborasi antara akademisi, regulator, dan komunitas penyandang disabilitas dalam memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat.

Sementara itu, Prof. Dr. Ratna Candra Sari, M.Si., C.A., CFP., selaku ketua pelaksana kegiatan, menjelaskan bahwa tujuan utama pelatihan ini adalah mendorong inklusi keuangan berbasis komunitas.

“Kami ingin membuktikan bahwa literasi keuangan bisa menjangkau semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas, agar mereka bisa mandiri dan resilien dalam menghadapi tekanan ekonomi,” ungkapnya.

Sebanyak lebih dari 60 peserta mengikuti kegiatan dan terlibat secara aktif. Salah satu peserta, Muryati, menyampaikan kesan positif dan rasa syukur karena mendapatkan kesempatan belajar langsung dari para praktisi dan akademisi.

“Materi hari ini sangat membuka wawasan kami. Kami jadi tahu bagaimana cara mengelola uang dan memasarkan produk secara online. Ini sangat membantu kami untuk berdaya secara mandiri,” ujarnya.

Keterlibatan Desamind dalam kegiatan ini menjadi bukti nyata upaya memperkuat kapasitas masyarakat akar rumput, khususnya komunitas penyandang disabilitas, melalui pendekatan berbasis literasi dan dan pemanfaatan teknologi digital.

Penulis: Ahmad Zamzami

Editor: Syifa Adiba

Menjadikan Kurban Lebih Bermakna Bersama Desamind Farm: Investasi Ternak Kambing untuk Pemberdayaan Desa

By Artikel, Desamind Farm

Bogor – Pada Idul Adha 2025, Desamind Farm menghadirkan inisiatif gerakan pemberdayaan masyarakat lokal melalui Program Investasi Ternak Kambing. Berkolaborasi dengan Kelompok Tani Hutan Bodogol Kampung Hoya (KTH-BKH), program ini memberikan warna baru dalam memaknai ibadah kurban sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi desa.

Latar belakang inisiasinya bermula dari keprihatinan atas pergeseran minat generasi muda yang lebih condong ke industri manufaktur. Desamind Farm berupaya menumbuhkan kembali minat generasi muda untuk melanjutkan tradisi bertani dan beternak dengan harapan mampu mengurangi angka pengangguran usia produktif untuk menyukseskan misi empowering local community, khususnya kalangan pemuda di Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi.

Dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada, seperti keberadaan infrastruktur kandang ternak, kelimpahan sumber daya alam, serta keahlian masyarakat dalam beternak, Desamind Farm dan KTH-BKH berhasil menciptakan sinergi yang saling menguntungkan.

Skema Kolaborasi yang Inovatif

Program Investasi Ternak Kambing Desamind Farm x KTH-BKH dirancang sebagai usaha penggemukan kambing untuk memenuhi kebutuhan kurban. Dalam kerja sama ini, KTH-BKH bertanggung jawab atas pengelolaan harian ternak, sementara Desamind Farm berperan sebagai investor yang menyediakan modal untuk pembelian bibit ternak dan turut membantu dalam proses penjualan hasil ternak.

Skema bagi hasil yang diterapkan pun mengedepankan asas keadilan dan keberlanjutan. Desamind Farm memperoleh 30% dari keuntungan sebagai investor, sedangkan 70% keuntungan menjadi hak KTH-BKH selaku pengelola. Keuntungan yang diterima Desamind Farm kemudian digunakan untuk mendukung operasional dan berbagai program pengembangan desa yang diinisiasi oleh Desamind.

Menurut Peri, Ketua KTH-BKH, para pemuda di Kampung Bodogol, Desa Benda yang sebelumnya tidak tertarik dengan dunia pertanian dan peternakan lama-lama mulai bergabung dan para anggota yang terdahulu pun lebih semangat. 

“Desamind Farm memberikan angin segar bagi kami. Selain bisa meningkatkan pendapatan, kini para pemuda punya aktivitas positif dan produktif di desanya sendiri. Kami berharap programnya terus berlanjut dan melibatkan lebih banyak pemuda ke depannya.”

Saat ini, terdapat enam pemuda yang terlibat aktif dalam Investasi Ternak Desamind Farm, yaitu Peri, Aldo, Bayu, Rustan, Andri, dan Igud. Mereka tidak hanya mendapatkan tambahan penghasilan, tetapi juga pengalaman serta keterampilan baru dalam pengelolaan usaha peternakan.

Perspektif Desamind Farm

Zakky Muhammad Noor, Direktur Desamind Farm menyampaikan bahwa investasi ternak di momen Idul Adha merupakan salah satu wujud nyata dalam memberdayakan potensi lokal. Ia percaya bahwa kurban tidak hanya sebatas ritual tahunan, tetapi juga momentum untuk menghadirkan perubahan sosial di masyarakat. Dengan menggandeng pemuda lokal, Desamind Farm ingin menciptakan model bisnis yang inklusif, berkelanjutan, dan berdampak langsung pada peningkatan ekonomi desa. 

Gambar 2. Prosesi Penyembelihan Hewan Kurban (Arsip Desamind)

“Semoga Desamind bisa menjadi inspirasi bagi banyak pihak bahwa penguatan ekonomi desa dimulai dari kolaborasi sederhana namun terukur. Kami optimis, bersama pemuda desa kita mampu menciptakan ekosistem peternakan yang mandiri dan berkelanjutan,” ungkap Zakky. 

Kebermanfaatan Kurban Desamind Farm

Total 10 ekor kambing kurban hasil program investasi berhasil terjual. Hewan-hewan kurban tersebut kemudian didistribusikan ke berbagai pesantren di Kabupaten Sukabumi, di antaranya Pesantren Miftahul Aziz di Kampung Batu Karut, Desa Tugu Jaya, Kecamatan Cigombong, serta beberapa pesantren lainnya di Kecamatan Cicurug.

Gambar 3. Packing Daging Sebelum Didistribusikan (Arsip Desamind)

Melalui Program Investasi Ternak Kambing, Desamind Farm dan KTH-BKH membuktikan bahwa ibadah kurban tidak hanya berdimensi spiritual, tetapi juga bisa menjadi instrumen pemberdayaan ekonomi masyarakat desa. Kolaborasi yang inovatif dan berkelanjutan mampu membuka harapan baru bagi generasi muda desa untuk tetap mencintai dunia pertanian dan peternakan. Inisiatif ini menjadi contoh nyata bagaimana semangat kurban dapat diimplementasikan dalam bentuk yang lebih luas serta menyentuh sisi sosial dan ekonomi. 

Penulis : Ahmad Zamzami, Dita Apriani

Laila dan Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Kewirausahaan Perempuan

By Artikel, Beasiswa Desamind

Malang – Pemberdayaan ekonomi lokal tidak selalu dimulai dari skala besar. Terkadang, semua bermula dari gagasan sederhana dan konsisten dalam pelaksanaannya. Inilah yang dilakukan oleh Nur Laila, penerima Beasiswa Desamind 4.0 sekaligus alumni Departemen Biologi, Universitas Negeri Malang, yang berhasil menginisiasi POWER.PRENEUR, program kewirausahaan perempuan berbasis potensi lokal di Desa Kucur, Kabupaten Malang.

Dari Mimpi Mahasiswi ke Aksi Nyata Pemberdayaan Perempuan

Cita-cita Laila tentang pemberdayaan ekonomi perempuan sudah mulai tumbuh sejak duduk di bangku kuliah. Dalam esai refleksi dirinya saat itu, ia menuliskan mimpi untuk mendirikan komunitas perempuan yang berdaya secara ekonomi. Tak disangka, impian itu menemukan jalannya ketika ia terpilih sebagai awardee Beasiswa Desamind 4.0.

Selama masa studi, Laila dikenal aktif dalam organisasi kemahasiswaan, kompetisi ilmiah, dan kegiatan sosial. Pengalaman tersebut membentuk perspektif sosialnya dan memperkuat komitmennya untuk menjadi agen perubahan, khususnya dalam isu pemberdayaan perempuan dan pembangunan komunitas.

POWER.PRENEUR: Solusi Ekonomi dari Jeruk Lokal

Berbekal semangat pemberdayaan, Laila kemudian menginisiasi POWER.PRENEUR, sebuah program pengembangan ekonomi lokal berbasis kewirausahaan perempuan. Program ini dilaksanakan di Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Desa Kucur dipilih karena memiliki potensi hortikultura yang kuat, khususnya pada komoditas jeruk siam madu. Meski demikian, para petani kerap menghadapi permasalahan harga anjlok saat panen raya akibat surplus produksi.

POWER.PRENEUR hadir dengan solusi pengolahan jeruk menjadi produk turunan dengan nilai tambah, yaitu berupa permen gummy jeruk. Produk ini dipilih karena proses pembuatannya relatif sederhana, memiliki masa simpan yang panjang, dan peluang pasarnya luas. Selain memanfaatkan potensi lokal, program ini juga memberi peluang baru bagi ibu rumah tangga untuk memperoleh penghasilan tambahan.

Gambar 1. Sosialisasi Pangan Industri Rumah Tangga bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Ibu Reny Wahyu Pramesti, S.Gz (Arsip Desamind)

Dalam implementasinya, POWER.PRENEUR melibatkan 17 orang, yang terdiri dari 10 ibu rumah tangga sebagai pelaksana utama dan 7 fasilitator yang sebagian besar merupakan rekan-rekan Laila sejak masa perkuliahan. Tidak hanya sebatas produksi, para peserta juga dibekali dengan pelatihan kewirausahaan, proses legalitas produk, hingga strategi pemasaran.

Melalui kerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, para peserta mendapatkan pendampingan dalam pengurusan izin edar (P-IRT). Kini, POWER.PRENEUR telah resmi memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB), yang menjadi langkah awal penting untuk memperluas pemasaran. Selain itu, pelatihan diversifikasi kemasan juga dilakukan agar produk menjadi lebih menarik secara komersial. Ke depan, program ini akan mengembangkan pelatihan pemasaran digital dalam subprogram Power.Marketing.

Gambar 2. Proses Pembuatan Permen Gummy Jeruk (Arsip Desamind)

Konsistensi Menjadi Bagian dari Ekosistem Berdampak

Di antara berbagai capaian program, Laila menyoroti satu hal yang sangat berarti: konsistensi kehadiran dan komitmen ibu rumah tangga yang terlibat sejak awal. Meski jumlahnya masih terbatas, semangat mereka untuk belajar, berkembang, dan saling mendukung menjadi pondasi penting dalam keberlanjutan program.

Laila berharap, setelah masa pendampingan selesai, para ibu rumah tangga mampu mengelola usahanya secara mandiri, memanfaatkan keterampilan dan pengetahuan yang telah mereka peroleh. Ia juga bermimpi agar POWER.PRENEUR terus berkembang menjadi model pemberdayaan ekonomi lokal berbasis komunitas yang dapat direplikasi di berbagai daerah.

Gambar 3. Permen Gummy Jeruk Olahan Ibu Rumah Tangga Binaan POWER.PRENEUR (Arsip Desamind)

Bagi Laila, perjalanan bersama Desamind merupakan proses yang penuh pembelajaran. Ia menyaksikan langsung bagaimana Beasiswa Desamind mendampinginya sehingga mampu menghadirkan dampak sosial yang konkret.

“Meskipun perjalanan ini belum sempurna, saya sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari proses ini. Terima kasih Desamind,” ungkapnya.

Melalui POWER.PRENEUR, Laila membuktikan bahwa pengembangan ekonomi lokal berbasis kewirausahaan perempuan dapat menjadi kunci untuk mendorong kemandirian finansial, tidak hanya bagi individu, tetapi juga bagi komunitas secara keseluruhan. Sebuah contoh nyata bahwa perubahan bisa dimulai dari ide sederhana, tekad kuat, dan kolaborasi yang konsisten.

Penulis: Ahmad Zamzami

Editor: Syifa Adiba

Edukasi Door-to-Door: Langkah Nyata Sahabat Digital Cakra Lawan Hoaks dan Judi Online

By Berita Terkini

Purbalingga (01/06) Upaya meningkatkan kesadaran literasi digital masyarakat terus diperkuat oleh Sahabat Digital Cakra, Satgas Literasi Digital yang dibentuk melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Literasi Digital Lawan Hoaks dan Judi Online pada Sabtu, 31 Mei 2025 oleh Tim Program Pengabdian Masyarakat Persyarikatan/AUM/Desa Binaan (P2AD) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Mereka sukses menggelar kegiatan edukasi door-to-door kepada masyarakat Desa Cipaku, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga.

Sebanyak 70 siswa dari PKBM Cakra bersama 26 pendamping diterjunkan langsung ke lima dusun untuk memberikan edukasi mengenai pencegahan hoaks dan bahaya judi online. Dengan pendekatan langsung ke rumah-rumah warga, kegiatan ini menjadi bentuk pembelajaran kontekstual yang menghubungkan dunia pendidikan dengan kebutuhan riil masyarakat.

Gambar 1. Penerjunan Sahabat Digital Cakra Sosialisasi ke Masyarakat

M. Raihan Al Fauzan, Kepala PKBM Cakra menyambut positif adanya kegiatan ini. Program sosialisasi door to door dinilai mampu menggerakkan siswa mengaplikasikan ilmunya dan memberikan manfaat kepada masyarakat.

 “Kami mengapresiasi dukungan dari tim P2AD UMS, Desamind Indonesia dan semua pihak yang telah terlibat. Inisiatif ini bukan hanya meningkatkan kompetensi siswa, tetapi juga berdampak langsung bagi warga,” ujar Fauzan.

Irfa Diani, salah satu siswa PKBM Cakra, mengaku mendapat pengalaman dalam memperluas cara pandangnya terhadap peran pemuda dalam pemberdayaan masyarakat.

“Ini pengalaman pertama saya turun langsung ke masyarakat. Saya belajar banyak hal, mulai dari cara berkomunikasi efektif hingga menyampaikan informasi penting seperti literasi digital,” ungkap Irfa.

Gambar 2. Sosialisasi Literasi Digital Cegah Hoaks dan Judol kepada Masyarakat

Respon positif pun datang dari warga yang merasa terbantu dengan informasi yang dibagikan secara langsung dan interaktif.

“Sekarang saya jadi lebih paham bagaimana menghadapi berita yang tidak jelas dan menghindari aplikasi-aplikasi judi online yang sering muncul,” ungkap Umiyah, warga RT 02 RW 06 Desa Cipaku.

Kegiatan ini menjadi bukti nyata bagaimana kolaborasi antara lembaga pendidikan dan pemuda dapat menjadi motor perubahan sosial di tingkat akar rumput. Diharapkan, model edukasi door-to-door ini bisa menjadi praktik baik yang direplikasi di wilayah lain dalam upaya membangun masyarakat yang cakap digital dan tahan terhadap disinformasi.

Author: Ahmad Zamzami

Editor:  Putri Aulia Pasha

Tim P2AD UMS Gandeng Desamind Gelar FGD Literasi Digital Lawan Hoaks dan Judi Online di PKBM Cakra Purbalingga 

By Berita Terkini

Purbalingga (31/05) – Dalam upaya menumbuhkan kesadaran literasi digital dan membangun ketahanan komunitas terhadap penyebaran hoaks dan praktik judi online, Tim Program Pengabdian Masyarakat Persyarikatan/AUM/Desa Binaan (P2AD) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)  menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Platform dan Satgas Hoaks-Judi Online” di Gedung Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Cakra, Desa Cipaku, Purbalingga.

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian pengabdian masyarakat UMS dalam program multiyear bersama PKBM Cakra dengan melibatkan jajaran tutor, pengurus OSIS, Pramuka, serta perwakilan siswa PKBM dan Desamind Indonesia. Desamind Indonesia hadir sebagai mitra strategis sekaligus pendamping dalam kegiatan literasi digital tersebut.

Gambar 1. Proses Diskusi dan Perencanaan Pembentukan Satgas Hoaks dan Judol

Bashri, tutor PKBM Cakra, dalam sambutannya menekankan pentingnya membekali generasi muda dengan kemampuan berpikir kritis dalam memilah informasi di era digital sehingga tidak terjebak dalam lingkaran berita hoaks dan judi online.

“Kegiatan ini menjadi langkah awal dalam menciptakan lingkungan digital yang sehat dan bertanggung jawab. Anak-anak muda perlu menyadari bahwa mereka bisa menjadi garda terdepan dalam menangkal hoaks dan menjauhi praktik destruktif seperti judi online,” ujar Bashri.

Hardika Dwi Hermawan, S.Pd., M.Sc., Dosen Pendidikan Teknik Informatika (PTI) UMS dan Ketua Tim P2AD FKIP UMS, yang menjadi narasumber sekaligus pemantik FGD, mengungkapkan fakta mencengangkan bahwa Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jateng pernah menggerebek markas judi online jaringan Kamboja di Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga pada tahun 2022.

“Ini bukan hanya sejarah kelam, tapi juga pengingat serius. Kita tidak bisa tinggal diam. Pembentukan Satgas Literasi Digital adalah langkah preventif yang penting agar komunitas, khususnya anak muda, memiliki ketahanan digital sejak dini,” tegas Hardika.

Gambar 2. Pembekalan kepada Tim Utama Sahabat Digital Cakra

Dalam diskusi yang berlangsung aktif dan partisipatif, para peserta menyepakati pembentukan Satgas Literasi Digital yang diberi nama “Sahabat Digital Cakra”. Satgas ini akan menjadi wadah gerakan edukatif untuk menyebarkan informasi yang benar serta memerangi praktik digital yang merugikan masyarakat.

Ayu Septiana Ramadhani, Ketua OSIS PKBM Cakra sangat antusias dengan hadirnya forum ini dan siap terlibat langsung dalam kegiatan sosialisasi ke masyarakat.

“Saya senang bisa menjadi bagian dari FGD ini. Semoga hasil diskusinya tidak berhenti sebagai teori, tapi bisa menjadi gerakan nyata. Saya dan teman-teman sudah siap untuk melakukan sosialisasi hoaks dan judi online secara door to door,” ucap Ayu.

FGD ini tidak hanya menjadi ruang diskusi, tetapi juga titik tolak aksi nyata. Desamind Indonesia sebagai mitra penggerak pemuda menyambut positif kolaborasi ini, dan siap mendukung kelanjutan program “Sahabat Digital Cakra” sebagai model penguatan kapasitas digital berbasis komunitas.

Dengan pendekatan edukatif dan kolaboratif bersama tim P2AD UMS, kegiatan ini diharapkan mampu melahirkan agen-agen perubahan di Desa Cipaku yang mampu menjawab tantangan era digital dengan sikap kritis, bijak, dan bertanggung jawab, khususnya dalam mencegah hoaks dan judi online.

Author : Ahmad Zamzami

Editor:  Putri Aulia Pasha