SINGAPURA, desamind.id — Hardika Dwi Hermawan, Founder serta President Director Desamind Indonesia, terpilih sebagai salah satu delegasi yang berpartisipasi dalam Young Leaders Programme (YLP) 2025 di Singapura. Program prestisius ini berlangsung pada 26–28 Juni 2025 di Raffles City Convention Centre dan mempertemukan lebih dari 100 pemimpin muda dunia. Mereka berkumpul untuk merumuskan solusi atas berbagai tantangan sosial global, mulai dari kohesi sosial, harmoni antar agama, hingga solidaritas kemanusiaan lintas negara.
Gambar 1 Hardika dalam YLP 2025 (desamind.id/doc YLP 2025)
Program ini diselenggarakan oleh Ministry of Culture, Community and Youth (MCCY) Singapura. Hardika menerima undangan sebagai delegasi yang direkomendasikan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI). Sebagai bentuk penghargaan atas kontribusinya di bidang pendidikan dan pemberdayaan masyarakat melalui Desamind Indonesia, Ia memperoleh fasilitas penuh meliputi tiket perjalanan internasional, akomodasi, konsumsi, dan akses ke seluruh rangkaian kegiatan resmi.
Selama tiga hari pelaksanaan, peserta YLP mengikuti beragam sesi interaksi, kolaborasi, dan pembelajaran pengalaman. Kegiatan dibuka dengan Cultural Networking Evening, yang menjadi ajang berbagi pengalaman lintas budaya dan membangun jejaring global. Keesokan harinya, peserta diajak mendalami isu-isu sosial melalui Forum Teater, serta mengikuti Heartlands Exploration, kunjungan langsung ke kawasan permukiman multikultural di Singapura untuk mempelajari praktik kohesi sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Gambar 2 Keterlibatan Hardika dalam Rangkaian Program YLP 2025 (desamind.id/doc YLP 2025)
Program ini juga menghadirkan sesi breakout tematik, seperti Volunteer Quest, ActAgainst Disunity, dan Grand Challenges: Faith in Action, yang mendorong peserta berpikir kritis dan kreatif dalam menangani permasalahan ekstremisme, eksklusi sosial, dan peran agama dalam menciptakan perdamaian dunia. Pada hari terakhir, peserta berkesempatan mengikuti sesi Applied Learning yang difasilitasi oleh Center for Religion and Civic Culture dari University of Southern California, tempat mereka merancang inisiatif sosial yang dapat diterapkan di negara masing-masing.
Menurut Hardika, partisipasinya dalam YLP 2025 memberikan pengalaman berharga dalam mengasah keterampilan kepemimpinan global, seperti menyelesaikan konflik lintas budaya, merancang program kerja sama antarnegara, serta memanfaatkan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI) untuk menghadapi tantangan sosial yang semakin kompleks. Ia menilai bahwa pendekatan transdisipliner dan kolaboratif yang diusung oleh YLP sangat relevan dalam mencetak pemimpin muda yang adaptif, inklusif, dan berbasis nilai di era digital ini.
“Program ini membuka wawasan saya tentang bagaimana pemuda dari berbagai negara dapat bersatu untuk menciptakan perubahan nyata. Saya berharap ke depan, pemuda Indonesia juga dapat berpartisipasi dalam program ini tentunya dengan menunjukkan inisiatif yang berdampak dan relevan terhadap tantangan sosial yang ada,” ungkap Hardika.
Gambar 3 100 Pemuda dari Penjuru Dunia pada YLP 2025 (desamind.id/doc YLP 2025)
Keikutsertaan Hardika dalam YLP 2025 juga mencerminkan komitmen Desamind Indonesia untuk mengembangkan kepemimpinan muda yang adaptif, inklusif, dan siap bersaing di tingkat global. Pengalaman tersebut akan diimplementasikan dalam pengembangan program berbasis komunitas yang berfokus pada literasi digital, pelatihan resolusi konflik, serta dialog antar budaya melalui berbagai inisiatif yang digagas Desamind Indonesia.
DESAMIND.ID — Dari sebuah kota kecil di ujung selatan Jawa Tengah, tumbuh seorang pemudi bernamaYanuar Laely Lu’iuatul Adha (20 tahun), atau yang akrab disapa Lulu. Ia berasal dari Desa Sidamulya, Kecamatan Sidareja, Cilacap, wilayah yang jauh dari hiruk-pikuk kota, tetapi kaya akan semangat dan cita-cita. Lulu adalah mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat di STIKes Surya Global Yogyakarta, sekaligus salah satu awardee Beasiswa Desamind 4.0.
Sejak awal kuliah, Lulu dikenal sebagai pribadi yang senang membaca, berdiskusi, dan terlibat dalam kegiatan sosial. “Dari semester dua sudah sering ikut volunteer dan lomba-lomba. Aku memang suka banget sama dunia pemberdayaan.” tuturnya.
Perjalanan Lulu menjadi bagian dari awardee Beasiswa Desamind bukan tanpa liku. Proyek yang ia usung awalnya adalah bagian dari proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM). Sayangnya, proposal tersebut belum lolos pendanaan. Namun, Lulu tidak menyerah. Ia justru menghidupkan kembali gagasannya melalui beasiswa Desamind, hingga lahirlah proyek bertajuk: STEVANTIC – Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) dalam Budidaya Tanaman Stevia Rebaudiana sebagai Upaya Preventif Diabetes Melitus.
“Aku ingin ada solusi yang menjawab permasalahan, sederhana, dan bisa dijalankan bersama masyarakat. Stevia adalah tanaman lokal yang manis alami bisa jadi pengganti gula, dan ini sangat relevan untuk pencegahan diabetes melitus di Dusun Sayangan, Kalurahan Jagalan, Banguntapan, Bantul,” jelas Lulu.
Dalam proyek ini, Lulu menggandeng Kelompok Wanita Tani (KWT) di desanya yang sebagian besar juga merupakan kader posyandu. Ia tak hanya mengajarkan cara budidaya dan pengolahan stevia, tetapi juga menyelipkan edukasi kesehatan. Bersama Sobat Diabetes Yogyakarta, Puskesmas, dan para kader posyandu, Lulu memadukan pendekatan edukatif, sosial, dan budaya (Edu-Sos-Bud) yang menyeluruh dan membumi.
Prosesnya pun penuh warna. Dari ikut menanam dan memanen stevia, berdiskusi dengan ibu-ibu KWT, hingga menghadapi tantangan ketika tanaman mulai layu pasca Ramadhan akibat keterbatasan penyiraman. “Ini bukan hanya soal tanaman. Ini soal komunikasi, komitmen, dan bagaimana membangun rasa memiliki bersama,” ucapnya.
Gambar 1 Cek Kesehatan dan Panen Stevia
Meski berasal dari kampus yang relatif kecil, Lulu tidak merasa minder. Awalnya ia sempat insecure karena banyak awardee Desamind berasal dari kampus-kampus besar. “Tapi justru aku merasa ditemani dan dipeluk semangatnya. Bahkan ketika postinganku di-like tim Desamind aja rasanya seperti dapet pelukan,” kenangnya sambil tertawa.
Tak berhenti di sana, Lulu juga aktif secara nasional. Saat ini, ia menjabat sebagai Kepala Direktorat Penelitian dan Pengembangan ISMKMI Nasional (Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia), serta menjadi relawan MER-C Yogyakarta yang fokus pada isu-isu kemanusiaan dan kesehatan di daerah konflik dan bencana.
Kini, setelah Nomor Induk Berusaha (NIB) kelompok KWT berhasil didapatkan, Lulu sedang merintis jalur pemasaran legal untuk produk stevia dan herbal lainnya. Ia juga tengah membangun sebuah komunitas bernama “Sadar Sehat”, yang berawal dari inisiatif kampus dan mulai merambah kolaborasi lintas daerah.
“Aku ingin ilmu dan pengalaman dari Desamind, khususnya dari Program Beasiswa Desamind 4.0 tidak berhenti di aku. Tapi bisa tumbuh jadi gerakan yang hidup yang dari desa, untuk desa, dan bersama desa,” ujarnya mantap.
Dengan ketulusan, keberanian, dan konsistensi, Lulu membuktikan bahwa dari seorang anak yang tumbuh di sudut Cilacap, bisa tumbuh mimpi besar yang berdampak nyata bagi masyarakat. Bahwa dari tanah kecil, seorang anak muda bisa menabur asa dan menumbuhkan harapan baru untuk hidup yang lebih sehat, berdaya, dan saling menjaga.
DESAMIND.ID Karanganyar – Desamind Leadership Camp (DLC) 5.0 resmi digelar pada 23-25 Mei 2025, di Rumah Revolusi Mental WCS Mojogedang, Karanganyar, Jawa Tengah. Kegiatan ini mengusung tema “Pemberdayaan Pemuda melalui Kepemimpinan Kolaboratif dan Praktik Pembangunan Perdamaian (Peacebuilding): Membangun Desa yang Harmonis dan Berdaya melalui Kepemimpinan Berbasis Komunitas”, acara ini bertujuan mencetak pemimpin muda yang mampu membangun desa yang harmonis, inklusif, dan berdaya.
Sebanyak 50 peserta terpilih dari seluruh Indonesia mengikuti program intensif ini dan menjadi bagian dari perjalanan Adikara Bhaskara, sebuah filosofi kepemimpinan yang berarti “sang cahaya perubahan”.
DLC 5.0 secara resmi dibuka oleh Plt. Camat Mojogedang bersama President Director Desamind Indonesia, Hardika Dwi Hermawan, S.Pd., M.Sc. (ITE). Dalam sambutannya, Hardika menyampaikan pentingnya kolaborasi dan kepemimpinan transformatif dalam pembangunan desa.
Pada hari pertama dimulai dengan Group Dynamics yang dipandu oleh Zuhal Qolbi, diikuti sesi refleksi diri Discover You! bersama Syifa Adiba. Para peserta diajak menggali potensi diri, nilai kepemimpinan, serta visi masa depan mereka.
Gambar 1 Group Dynamics yang bersama Zuhal Qolbi (doc desamind.id)
Sesi dilanjutkan dengan diskusi Peace in Diversity: Socio-Cultural Issue oleh Hardika, yang menekankan pentingnya perdamaian dan harmoni dalam masyarakat multikultural.
Memasuki hari kedua, kegiatan diawali dengan senam pagi dan aktivitas ringan yang membangkitkan semangat serta energi peserta. Setelah itu, peserta mengikuti sesi Design Thinking yang kembali difasilitasi oleh Hardika Dwi Hermawan. Dalam sesi ini, peserta diajak untuk mengeksplorasi ide-ide inovatif dan merancang solusi kreatif guna menjawab berbagai tantangan yang dihadapi desa.
Tanpa jeda panjang, para peserta langsung terjun ke lapangan melalui program Empathy of Action dengan menyambangi warga Desa Sumberbulu. Kegiatan ini menjadi praktik nyata dari pendekatan design thinking, di mana peserta mendengarkan secara langsung aspirasi dan kebutuhan masyarakat, sekaligus mengidentifikasi potensi lokal. Pengalaman ini menjadi langkah konkret dalam membangun empati dan pemahaman mendalam terhadap dinamika desa.
Gambar 2 Program Empathy of Action terjun ke rumah warga (doc desamind.id)
Siang harinya, peserta mengikuti sesi Plan It Right! bersama Zakky Muhammad Noor yang membekali mereka dengan panduan menyusun rencana aksi yang sistematis, terukur, dan berorientasi pada dampak. Wawasan mereka semakin diperkaya melalui diskusi mendalam bersama Aland Dinda Pradana yang membahas mengenai Strategi Pitching Ide (Plan It Right). Materi ini menjadi modal peserta nantinya untuk menaklukan sesi Pitch It On.
Pada sore hari, para peserta memasuki sesi Pitch It On!—sebuah ajang presentasi ide dan rencana aksi hasil dari interaksi langsung dengan warga. Sesi ini dipandu oleh Muhammad Ertam dan Dewi Fajar sebagai MC, serta dinilai oleh dewan juri yang terdiri dari Aland Dinda Pradana, Syifa Adiba, dan Putri Aulia Pasa. Energi dan antusiasme para peserta sangat terasa ketika mereka menyampaikan gagasan dengan percaya diri dan semangat yang tinggi.
Malam harinya, inspirasi kembali mengalir melalui sesi Voices of Impact! bersama dua narasumber hebat, yakni Restu Andini (Executive Director of Inovasi Muda Foundation) dan Zakky Muhammad Noor. Keduanya membagikan kisah perjuangan dan kontribusi nyata mereka dalam memberdayakan masyarakat, yang menyentuh hati dan membangkitkan semangat perubahan. Sejatinya, kegagalan adalah langkah awal yang mengantarkan kita menuju keberhasilan.
Rangkaian hari kedua ditutup dengan hangatnya sesi Tungku Cerita, sebuah ruang kebersamaan di sekitar api unggun, di mana para peserta menampilkan beragam ekspresi seni seperti lagu, puisi, hingga tarian tradisional. Gelak tawa, tepuk tangan, dan rasa syukur mengalir dalam suasana yang akrab dan penuh makna.
Gambar 3 Sesi Tungku Cerita (doc desamind.id)
Hari terakhir dimulai dengan senam pagi yang membangkitkan semangat. Suasana menjadi semakin hidup ketika peserta bermain tarik tambang, permainan sederhana yang memacu kerja sama dan keceriaan. Aktivitas ini mengingatkan bahwa kolaborasi dan kekompakan adalah kunci dalam memimpin dan membangun desa.
Setelah itu, peserta menjalani aktivitas pribadi untuk merenung dan memetakan kembali mimpi serta rencana masing-masing. Momen jeda yang mendalam ini mendorong setiap individu menemukan kembali niat dan arah perjalanan mereka.
Sesi “Empathy and Games” menjadi sorotan penting di hari terakhir. Menggabungkan permainan seru dengan latihan empati, sesi ini mengajarkan peserta untuk saling memahami, mendukung, dan menguatkan. Tawa, pelukan hangat, dan cerita terbuka memenuhi ruang, membentuk ikatan persaudaraan yang akan menjadi kenangan indah.
Selanjutnya, Diki Angger memandu sesi “Green Action” yang mengajak peserta menelaah isu lingkungan dan tanggung jawab pemuda dalam menjaga bumi memfokuskan pada pengolahan sampah. Bersama warga setempat, peserta juga mempraktikkan Eco-print menggunakan daun dan bahan alami menghias taplak meja dan totebag. Kegiatan ini tidak hanya mengasah kreativitas, tetapi juga mempererat hubungan dengan masyarakat desa.
Gambar 4 Green Action menghias totebag bersama warga (doc desamind.id)
Sambutan hangat dari Ketua RT setempat menjadi momen penuh makna: “Kami sangat bangga dan bersyukur atas kehadiran kalian. Semangat dan kepedulian kalian menjadi penyemangat baru bagi kami. Terima kasih sudah mengajak kami merawat desa dan lingkungan ini bersama-sama.”
DLC 5.0 ditutup dengan refleksi bersama dan sesi pembagian kesan dan pesan dari para peserta. Pengumuman pemenang games dan nominasi menjadi salah satu momen yang paling dinanti, menegaskan bahwa perjalanan ini adalah kolaborasi yang menghasilkan karya dan persahabatan.
Pada sesi pengumuman pemenang, berbagai kategori menjadi sorotan dan mendapat sambutan antusias dari peserta. Untuk LinkedIn Quiz, juara diraih oleh Bayu Hardito, Ahista, dan Nur Afifah yang berhasil menunjukkan kemampuan terbaik mereka.
Dalam kategori kelompok, Kelompok 2 dinobatkan sebagai Kelompok Terkompak, sementara Kelompok 8 mendapatkan predikat Kelompok Terkritis. Kelompok 7 keluar sebagai Kelompok Terkreatif, disusul Kelompok 5 sebagai Kelompok Teramai, dan Kelompok 1 sebagai Kelompok Terrajin.
Pada ajang kompetisi games, juara ketiga diraih Kelompok 3, juara kedua Kelompok 4, dan juara pertama jatuh kepada Kelompok 6. Sedangkan pada sesi pitching “Pitch It On,” Kelompok 3 berhasil meraih juara pertama, diikuti Kelompok 5 di posisi kedua, dan Kelompok 6 sebagai juara ketiga.
Untuk nominasi peserta individu, penghargaan Peserta Terproaktif diberikan kepada Taufik Ardiansyah, Peserta Terinspiratif diraih oleh Diki Angger, dan Peserta Terbaik disematkan kepada Abyan Putra.
Pengumuman ini sekaligus menegaskan bahwa setiap peserta dan kelompok telah menunjukkan dedikasi, kreativitas, dan semangat kolaborasi yang tinggi selama rangkaian acara berlangsung.
Ketua Panitia DLC 5.0, Alwi Dwi Rahmadi, menutup acara dengan penuh semangat dan harapan: “Semoga setiap langkah yang kita tapaki di sini menjadi awal perjalanan panjang untuk menghadirkan perubahan nyata. Kalian adalah pemuda hebat yang mampu menyalakan cahaya kebaikan di desa masing-masing. Mari terus bergerak bersama, membangun perdamaian dan kesejahteraan.”
Sementara itu, Abdul Aziez, Steering Committee DLC 5.0, menambahkan pesan penuh makna: “Saya sangat bangga kepada seluruh panitia dan peserta DLC 5.0. Terima kasih bukan hanya karena kalian kuat saling menguatkan, tapi juga hebat dalam saling menghebatkan. Kalian hadir bukan sekadar untuk belajar, melainkan untuk saling menopang, mendukung, dan meninggalkan jejak berarti. Semoga perjalanan ini menjadi fondasi kokoh untuk melangkah lebih jauh, karena setiap langkah kita hari ini adalah cahaya yang kelak akan menuntun banyak orang. Teruslah menjadi pemimpin yang berempati, berani, dan membawa damai di mana pun kalian berada.”
Gambar 5 Potret Adikara Bhaskara pada DLC 5.0 (doc desamind.id)
DLC 5.0 bukan sekadar program pelatihan, melainkan perjalanan penuh makna di mana setiap pemuda belajar menjadi pemimpin yang berempati, berani, dan siap menyalakan lentera perubahan di setiap sudut desa.
DESAMIND.ID Surakarta (26/04)– Desamind Indonesia sukses menyelenggarakan Temu Perdana Awardee Beasiswa Desamind 5.0 pada Sabtu (26/4). Acara ini menjadi momen penting untuk mempererat silaturahmi antar awardee serta memperkenalkan nilai-nilai dan visi besar Desamind dalam pemberdayaan desa di Indonesia.
Awardee Beasiswa Desamind terdiri dari Anisatul Himmah (Universitas Jember), Wawan Sulaeman (UIN Sunan Gunung Djati), Bayu Hardito (Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya), Ruhillah Khadijah El Basri (Universitas Brawijaya), dan Aprilia Kusuma Dewi (Universitas Gadjah Mada). Kelima penerima beasiswa tersebut siap menjalankan program pemberdayaan di wilayah masing-masing.
Awardee Beasiswa Desamind 5.0
Acara dimulai pukul 09.00 WIB dengan sesi pembukaan dan perkenalan yang dipandu oleh Nazwa dari Tim Beasiswa. Suasana hangat terasa sejak awal, terutama saat sambutan dari Yulia Susanti selaku Director of Scholarship Division. Dalam sambutannya, Yulia berharap para awardee dapat menjadi “lilin-lilin baru” yang menerangi desa dengan gagasan dan aksi nyata.
Memasuki sesi inti, Hardika Dwi Hermawan selaku President Director of Desamind Indonesia, memaparkan tentang Pengenalan Desamind, membawa para awardee memahami lebih dalam tentang sejarah, tujuan, serta dampak nyata program ini di berbagai desa. Penjelasan ini diperkuat dengan penayangan video Company Profile.
Selanjutnya, Dewi Fajar Sariningtyas memberikan gambaran terkait Linimasa Beasiswa, menjelaskan alur kegiatan dan tanggung jawab awardee sepanjang masa program. Meilani Intan P turut melengkapi sesi dengan menjelaskan secara rinci mengenai Akad Beasiswa, memastikan komitmen peserta terhadap nilai dan tanggung jawab yang diemban.
Diskusi semakin hidup dalam sesi tanya jawab selama 30 menit, dipandu oleh Nazwa dan Yulia Susanti, yang membuka ruang interaksi antara peserta dan tim penyelenggara.
Acara ditutup secara resmi oleh Nazwa dan melalui pertemuan ini harapannya seluruh awardee dapat menjadi agen perubahan yang membawa ilmu, semangat, dan kontribusi nyata bagi pembangunan desa di Indonesia yang lebih maju.
DESAMIND.ID Sukabumi(22/02)— Desamind Farm secara resmi menjalin kerja sama strategis dengan Kelompok Tani Hutan Bodogol Kampung Hoya (KTH-BKH) melalui penandatanganan Nota Kesepahaman Pilot Project Praktek Pertanian Terintegrasi dan Perjanjian Kerja Sama Program Investasi Ternak Kambing. Acara ini berlangsung di Sekretariat KTH-BKH, Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, dan dihadiri oleh pengurus serta anggota KTH-BKH, bersama jajaran Direktur dan Associate dari Desamind Farm.
Kolaborasi ini menjadi langkah awal dalam pengembangan program pertanian regeneratif, pelatihan dan pendanaan ternak untuk pemuda, hingga pengembangan potensi eduwisata berbasis alam di kawasan Desa Benda. Program ini diharapkan dapat mengoptimalkan potensi lokal serta meningkatkan keterlibatan generasi muda dalam sektor pertanian dan peternakan melalui pendekatan inovatif dan berkelanjutan.
Salah satu fokus utama dalam program ini adalah penerapan sistem pertanian terintegrasi, yang menggabungkan praktik budidaya pertanian dan peternakan secara sinergis. Limbah dari kegiatan peternakan kambing akan dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk organik yang kemudian digunakan untuk pemupukan tanaman pangan di lahan percontohan (demonstration plot/ demplot). Sistem ini tidak hanya bertujuan menghasilkan produk pangan yang sehat, tetapi juga mendorong praktik pertanian yang ramah lingkungan dan menjaga kesuburan tanah.
Desamind Farm Resmi Gandeng Kelompok Tani Hutan di Sukabumi dalam Program Integrated Farming dan Investasi Ternak untuk Pemuda
Peri, Ketua KTH-BKH, menyampaikan apresiasinya terhadap program ini. “Kami Kelompok Tani Hutan Bodogol Kampung Hoya sangat mengapresiasi kerja sama dalam program pertanian terintegrasi dan investasi ternak ini. Dengan sinergi yang kuat antara para petani, peternak, dan investor, kami yakin sektor peternakan akan semakin berkembang dan memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi masyarakat. Semoga kerja sama ini terus berlanjut dan semakin memberikan dampak positif,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Desamind Farm, Zakky M. Noor, menekankan pentingnya peran generasi muda dalam pembangunan sektor pertanian. “Penandatanganan kerja sama ini merupakan langkah awal dari komitmen jangka panjang untuk menciptakan ekosistem pertanian yang berkelanjutan dan inklusif. Potensi desa bukan hanya ada di tanahnya, tetapi juga pada generasi mudanya. Harapannya, program ini dapat menghadirkan model pertanian terintegrasi yang tidak hanya produktif secara ekonomi, tetapi juga mampu memperkuat peran pemuda desa sebagai pelaku utama pembangunan,” jelasnya.
Desamind Farm berharap pilot project ini dapat menjadi contoh yang dapat direplikasi di daerah lainnya serta memberikan kontribusi nyata dalam mengurangi angka pengangguran usia produktif melalui pembangunan pertanian dan peternakan yang berkelanjutan.
Penulis: Dita Apriani dan Rafal (Zakky M. Noor) Editor: Putri Aulia Pasa
DESAMIND.ID Purbalingga (08/09) – Desa Cipaku terpilih menjadi tempat terselenggaranya acara Penyuluhan Hukum “Edukasi Hukum melalui Forum Group Discussion (FGD) dan ARLaw Ular Tangga sebagai Game Edukasi Sadar Hukum terkait Hoax dan Judi Online Berbasis Augmented Reality” di PKBM Cakra Purbalingga. Sasaran acara ini yaitu siswa paket C PKBM Cakra. Acara ini merupakan bentuk kolaborasi antara Tim Penyuluh FH UGM, Desamind Indonesia dan Desamind Research and TrainingCenter (DRTC).
Permasalahan judi online di Indonesia semakin merebak. Berdasarkan data dari PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) tercatat pemain judi online di Indonesia sebanyak 4.000.000 orang. Pemain judi online, tidak hanya berasal usia dewasa tetapi juga anak-anak. Sedangkan untuk sebaran pemain judi antara usia 10 – 20 tahun sebanyak 11% (sekitar 440.000 orang). Pada usia 21 – 30 tahun sebanyak 13% sekitar 520.000 orang dan usia 30 – 50 tahun sebesar 40% sekitar 1.640.000 orang.
Gambar 1 Temuan Isu Hoaks Per Kategori Periode Agustus 2018 – 31 Desember 2023 (kominfo)
Selain judi online, hoaks juga menjadi masalah yang perlu diatasi segera. Berdasarkan data dari KOMINFO dari periode Agustus 2018 sampai 31 Desember 2023 ditemukan sebanyak 12.547 isu hoaks. Hoaks ini bak fenomena gunung es yang semakin kita gali akan semakin banyak. Urgensi tersebut yang menjadi tanggung jawab kita bersama dalam menekan kasus melakukan upaya preventif sebagai pengamanan anak bangsa dari ancaman bahaya tersebut.
Penyuluhan hukum ini dihadiri oleh Kepala Sekolah PKBM Cakra Purbalingga, Tim Penyuluh FH UGM, Presdir Desamind, Tim DRTC Desamind, Desamind Indonesia dan Desamind Chapter Purbalingga. Acara ini juga dipandu oleh MC Nana (Tim Penyuluh FH UGM) dan Sakti (Tim DRTC).
Luthfi sebagai perwakilan Desamind membuka acara pada hari ini dan mengatakan “Anak bangsa memiliki andil besar dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Harapannya dengan awareness acara ini teman-teman di PKBM Cakra dapat membuka mata bahwa Judi Online dan Hoaks ancaman nyata untuk kita semua, terutama anak muda. Setelah selesainya acara ini harapan kami, kita bisa bersama-sama untuk bisa saling mengingatkan, ini tidak hanya tugas kami, tapi tugas kita bersama sebagai anak muda yang cerdas yang baik dan saling membaikkan”
Gambar 2 Narasumber Penyuluhan Hukum (doc desamind.id/Hardikadh)
Narasumber di bidangnya dihadirkan untuk membuka cakrawala dan bagaimana bersikap untuk menghadapi ancaman nyata mengenai Judi dan Hoaks kepada peserta. Narasumber pertama yaitu Zaky Badruzzaman dari Fakultas Hukum UGM membawakan materi mengenai Bahaya Hoax dan Judi Online serta Implikasi Hukumnya.
Zaky menjelaskan bahwa fase mulainya judi online berawal dari eksperimen atau coba-coba, yang mana timbul rasa penasaran dan kemenangan awal. Fase ini berlanjut ke fase keterlibatan secara aktif di mana frekuensi bermain meningkat dan mengabaikan risiko. Jika hal ini dibiarkan, maka akan menyebabkan kecanduan (kehilangan kontrol dan berlebihan). Kecanduan yang dipelihara maka akan menyebabkan kerugian yang lebih besar dan dampak psikologi, sosial dan finansial serta berakhir dengan putus asa (kehilangan harapan).
Pemateri kedua yaitu Wakhidin, S.H., M.H. mengenai Sosialisasi UU No. 1 Tahun 2024 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Wakhidin menjelaskan bahwa judi online menyebabkan dampak yang nyata bagi penggunanya. Dampak yang nyata ini berupa kecanduan, kerugian finansial, peningkatan angka kriminalitas serta gangguan kesehatan mental.
Ketika bertemu dampak maka akan ada solusi yang ditawarkan sebagai upaya preventif atau pencegahan berupa 1) Jauhi situs web dan aplikasi judi online; 2) Hindari orang-orang yang terlibat dalam judi online; 3) Carilah kegiatan lain yang lebih positif dan bermanfaat dan 4) Jika Anda merasa kecanduan judi online, carilah bantuan profesional.
Selain judi online, ada beberapa poin yang perlu menjadi pembelajaran bagi peserta mengenai penanganan Hoaks yaitu bagi pelaku yang menyebarkan berita bohong melalui media elektronik (sosial media) dapat dipidana menurut UU No. 1 Tahun 2024 tergantung dari muatan konten yang disebarkan :
Jika berita bohong bermuatan kesusilaan maka dapat dijerat pidana berdasarkan Pasal 27 ayat (1);
Jika bermuatan perjudian maka dapat dipidana berdasarkan Pasal 27 ayat (2) Jo Pasal 45 ayat (2);
Jika bermuatan tuduhan yang menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dipidana berdasarkan Pasal 27A;
Jika bermuatan pemerasan dan/atau pengancaman dipidana berdasarkan Pasal 27B;
Jika bermuatan ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi dipidana berdasarkan Pasal 29.
Gambar 3 Pencegahan Hoaks dan Judi Online dengan AR Law (doc desamind.id/hardikadh)
Acara dilanjutkan dengan belajar pencegahan hoaks dan judi online dengan AR Law yang dipandu oleh Hardika Dwi Hermawan. AR Law ini berisikan dua games yang bisa diakses oleh peserta. Pertama AR Law menggunakan alat Augmented Reality dan yang kedua permainan Ular Tangga dengan memadukan teknologi. Peserta antusias dalam bermain games tersebut.
Ada pertemuan maka ada perpisahan. Muhammad Raihan Al Fauzan, Kepala Sekolah PKBM Cakra berharap acara ini dapat menjadi langkah nyata preventif untuk mengatasi judi online dan Hoaks yang menimpa semua lapisan masyarakat khususnya siswa PKBM Cakra yang hadir pada hari ini. Semoga acara seperti ini lebih keras digaungkan dan pemuda saling bergandeng tangan untuk sama-sama andil dalam pemberantasan penyakit masyarakat tersebut.
Gambar 4 Suasana Penyuluhan Hukum (doc desamind.id/hardikadh)
Pada akhirnya The new illiteracy is about more than not knowing how to read the book or the world; it is about not knowing how to read the world.” Henri Giroux
DESAMIND.ID (19/08) – Lalu Junaedi Halki atau akrab dipanggil Halki. Halki merupakan wisudawan awardee Desamind BerPijar asal Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kepeduliannya kepada masyarakat, jiwa kepeduliannya yang tinggi dan ingin memajukan suatu desa membawa Halki sampai titik ini.
Berawal dari sumber daya yang ada di Desa Senanggalih yaitu sebagian besar masyarakatnya yang membudidayakan Lebah Madu Trigona yang menjadikan potensi tersebut menjadi projek pengabdiannya. Desa Senanggalih juga merupakan salah satu destinasi DEWI99 di NTB.
Teknik budidaya madu trigona yang masih terbilang sederhana (konvensional) terutama pasca dilakukan pemanenan.dan pemanenan madu yang dilakukan secara manual (not hygiene) yang mana dalam 1 koloni dengan ukuran toping box dengan ukuran 9 cm2 berkisar 200 s/d 250 mL menjadikan latar belakang yang menguatkan untuk mengatasi hal tersebut. Sehubungan hal tersebut, dibutuhkan design alat panen madu non destruktif untuk menjaga kuantitas dan kualitas madu.
Gambar 1 Alat Panen Madu Trigona (doc desamind.id/Halki)
Pada proyek ini Halki menggandeng BUMDES Senanggalih dan IKM Lombok Timur. Proyek ini berjalan selama setahun dan akan terus berlanjut. Beberapa kegiatan yang sudah Halki lakukan antara lain:
Mengadakan pelatihan kepada masyarakat tentang Teknik Pemanenan Madu Non-Destruktif kepada Petani Lebah Trigona di Desa Senanggalih.
Membantu pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB), Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SP-IRT), dan Label Halal untuk produk madu.
Melakukan inovasi pada kemasan madu yang sebelumnya masih sangat sederhana, sehingga kurang menarik minat konsumen.
Dalam keberlanjutan ini pasti akan ada struggle yang ada. Beberapa struggle yang dialami Halki dan tim antara lain: keterbatasan sumber daya, perubahan pola pikir masyarakat, serta hambatan dalam hal teknis dan pemasaran. Namun, Halki tetap optimis bahwa tantangan ini bisa diatasi dengan kerja keras, inovasi, dan kolaborasi yang baik dari semua pihak yang terlibat.
Gambar 2 Sertifikat Halal Trigona Senanggalih (doc desamind.id/Halki)
“Suka dan duka dalam proyek ini adalah bagian dari proses pembelajaran saya sebagai mahasiswa dan pemuda desa yang memberikan berkontribusi untuk desa senanggalih khususnya. Saya berharap projek ini dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk terus berinovasi dan memajukan potensi lokal mereka, terlebih dengan dukungan yang konsisten dari pemerintah, masyarakat, dan para pemangku kepentingan lainnya,” ujar Halki
DESAMIND.ID Surakarta, (17/05) Desamind Indonesia secara resmi mengumumkan 5 penerima Beasiswa Desamind 4.0 setelah melalui seleksi yang panjang dan ketat. Sebanyak 248 pemuda hebat telah mendaftar dan mengajukan inovasi program untuk kemajuan desa.
Proses yang dimulai pada April hingga Mei dengan alur Seleksi Administrasi, Presentasi Grand Design, dan Wawancara mampu menemukan pemuda yang memiliki semangat kontributif dan kapabilitas membangun desa bersama Desamind. 5 pemuda tersebut yaitu:
Nama
Universitas
Desa Project
Hikmal Akbar Ibnu Sabil
Universitas Jember
Desa Kebaman, Kec. Srono, Kab. Banyuwangi, Jawa Timur
Muhammad Ayyas
Universitas Pendidikan Indonesia
Desa Kalijati, Kec. Kalijati, Kab. Subang, Jawa Barat
Nur Laila
Universitas Negeri Malang
Desa Japan, Kec. Babadan Kab. Ponorogo, Jawa Timur
Taufiq Bayu Nur Rahmat
Universitas Negeri Yogyakarta
Desa Bawuran, Kec. Pleret, Kab. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Yanuar Laely Lu’luatul Adha
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta
Desa Sayangan, Kec. Kotagede, Kab. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Tabel 1 Daftar Penerima Beasiswa Desamind 4.0
Selain menjalankan proyek sosial, awardee Beasiswa Desamind 4.0 juga mendapatkan berbagai benefit seperti uang saku bulanan atau living allowance, dana proyek sosial, dan pendampingan oleh mentor yang berpengalaman dalam bidangnya masing-masing. Yulia Susanti selaku Directur of Scholarship Division berharap dengan program ini awardee Beasiswa Desamind 4.0 bisa menjadi local heroes dalam memajukan Indonesia.
“Selamat atas pencapaiannya, mari berproses dan menjadi local heroes dengan kemampuan kelas dunia namun berpemahaman akar rumput,” pungkas Yulia Susanti.
“Indonesia tidak akan bercahaya hanya karena obor di Jakarta, tetapi Indonesia akan bercahaya dengan lilin-lilin di desa” – Bung Hatta
Desamind! Ingat Bangsa, Ingat Desa!
Selamat!
Berdasarkan hasil seleksi dan sidang pleno pendaftar DLC 4.0 dari berbagai daerah di Indonesia, panitia DLC 4.0 menetapkan bahwa anda TERPILIH untuk bergabung dalam kegiatan Desamind Leadership Camp 4.0.
Desamind Leadership Camp (DLC) merupakan kegiatan tahunan pelatihan kepemimpinan pedesaan skala NASIONAL yang diselenggarakan oleh Desamind Indonesia. Desamind Indonesia merupakan organisasi sosial berbasis kesukarelawanan pemuda yang menjadi mitra KEMENPORA RI dalam meningkatkan kapasitas pemuda Indonesia demi mencapai kompetensi yang mumpuni dalam mengembangkan desanya.
DLC menjadi salah satu instrumen Desamind Indonesia dalam mengasah kemampuan pemuda untuk melahirkan local heroes bagi pengembangan Desa di Indonesia. Kegiatan ini memfasilitasi peserta dengan beragam materi, diskusi, studi, serta real experience mengenai kepemimpinan, pengembangan potensi diri, produktivitas, inovasi, dan kemampuan beradaptasi untuk membangun sebuah desa.
Kami mengundang peserta terpilih untuk hadir pada kegiatan DLC 4.0 yang akan diselenggarakan pada:
Hari, Tanggal
:
Jumat – Minggu, 7 – 9 Juni 2024
Waktu
:
13.00 WIB – selesai
Tempat
:
Gedung Youth Center Yogyakarta (GYC) Jl. Kebon Agung, Area Sawah, Tlogoadi, Kec. Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55286
Seluruh peserta diwajibkan mengikuti rangkaian kegiatan Pra-DLC secara online yang akan dilaksanakan pada:
Technical Meeting
Hari, Tanggal
:
Minggu, 26 Mei 2024
Waktu
:
19.30 WIB – 21.30 WIB
Tempat
:
Online Zoom Meeting (link disampaikan menyusul)
Online Refreshment Session
Hari, Tanggal
:
Sabtu, 1 Juni 2024
Waktu
:
08.00 WIB – 12.00 WIB
Tempat
:
Online Zoom Meeting (link disampaikan menyusul)
Sebelum mengikuti seluruh rangkaian DLC, seluruh peserta diwajibkan:
Melakukan pembayaran untuk memenuhi sebagian biaya akomodasi dan atribut sebesar Rp 200.000. Informasi pembayaran terdapat pada form registrasi ulang.
Bagi peserta yang mengalami hambatan dalam pembayaran dan akan menangguhkan pembayaran silahkan menghubungi Abdul Aziez melalui WA https://wa.me/628155231567.
Bagi nama-nama yang tercantum dalam waiting list akan dihubungi oleh panitia sesuai dengan urutan, jika terdapat peserta yang mengundurkan diri atau tidak melakukan registrasi ulang sampai batas waktu yang ditentukan di atas.
Demikian surat pengumuman ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih. Sampai jumpa di Yogyakarta!
Lampiran 1. Daftar Peserta Lolos dan Waiting List Seleksi Desamind Leadership Camp 4.0
Jakarta (12/10) – Zakky Muhammad Noor, Managing Director of Desamind sukses mempresentasikan Proyek Transformasi Babar Kalesang Desamind dengan mengangkat judul Empowering Low-Tech Lab through Computational Thinking and CS Unpluggedpada sesi penerima penghargaan poster WINNER. Tim Desamind yang juga terdiri dari Syifa Adiba (Director of Public Relations) dan Hardika Dwi Hermawan (President Director) ini memenangkan kategori Applied Research/Innovation.
Selain Zakky Muhammad Noor, terdapat 2 pemenang kategori lain yang juga mempresentasikan proyeknya pada sesi tersebut, yaitu Afif Taufiqul Hakim, Master Civil Engineering and Management untuk kategori Fundamental Research dan Erie Agusta, Dosen Senior Universitas Muhammadiyah Palembang untuk kategori Creative Work.
Presentasi Poster di Konferensi WINNER
WINNER merupakan inisiatif Kedutaan Besar Belanda di Jakarta, Nuffic Asia Tenggara, Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), the Royal Netherlands Academy of Arts and Sciences (KNAW), dan the Dutch Research Council (NWO). Acara ini merupakan acara tahunan di mana peneliti, education enthusiasts, policy makers, pebisinis, NGO dan stakeholder dari Indonesia dan Belanda diundang untuk mempresentasikan hasil penelitiannya. Tema yang diangkat pada WINNER 2023 yaitu “Enhancing knowledge connectivity of research and education between Indonesia and the Netherlands for regional impact”.
Proyek yang diangkat pada poster WINNER adalah permasalahan kesenjangan informasi dan teknologi di Indonesia yang menciptakan adanya gap yang signifikan pada inovasi dan kemajuan di daerah 3T (Terluar, Terpencil, dan Tertinggal). Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Desamind Indonesia bekerjasama dengan Bebras Indonesia, PT PLN (Persero) UP3 Saumlaki, dan lembaga pendidikan setempat, menggagas “Empowering Low-Tech Lab through Computational Thinking and CS Unplugged“. Tujuan dari proyek ini yaitu untuk meminimalkan kesenjangan informasi dan teknologi di Kepulauan Babar dan memberdayakan masyarakat lokal.
Proyek ini berfokus pada penguatan pengetahuan, kapasitas, dan kemampuan masyarakat Kepulauan Babar dalam mengakses informasi di bidang pendidikan dan teknologi dengan melibatkan sekitar 250 orang peserta. Proyek ini koordinasi lintas sektoral yang melibatkan sekolah, pimpinan desa, pengawas sekolah, dan pihak sekolah masyarakat umum.
Hasil dari penggerakan kolaborasi multisektor ini membawa keberhasilan proyek pengabdian Babar Kalesang dalam menjembatani adanya kesenjangan akses pendidikan dan teknologi berkualitas., sehingga masyarakat dapat lebih optimal dalam mengakses dunia digital. Selain itu, brainstorming hingga pelatihan yang diberikan mendapat respon antusias dan positif dari seluruh peserta.
Tenaga pendidik sebagai gerbang literasi juga digandeng dan difasilitasi dalam menciptakan bahan ajar yang dilengkapi Computational Thinking, sehingga guru tersebut dapat berdaya dan percaya diri dalam membuat bahan ajar berbasis CT.
Low-Tech Environment Laboratory membawa langkah yang positif dalam mengurangi kesenjangan informasi di daerah 3T dan proyek ini merupakan langkah awal dalam memperdayakan masyarakat di wilayah 3T. Pada waktu dekat, Desamind akan mengirimkan volunteer selama 2 minggu untuk menggali lebih dalam potensi di Babar (Paps/Syif).