Skip to main content

Jakarta (12/10) – Zakky Muhammad Noor, Managing Director of Desamind sukses mempresentasikan Proyek Transformasi Babar Kalesang Desamind dengan mengangkat judul Empowering Low-Tech Lab through Computational Thinking and CS Unplugged pada sesi penerima penghargaan poster WINNER. Tim Desamind yang juga terdiri dari Syifa Adiba (Director of Public Relations) dan Hardika Dwi Hermawan (President Director) ini memenangkan kategori Applied Research/Innovation.

Selain Zakky Muhammad Noor, terdapat 2 pemenang kategori lain yang juga mempresentasikan proyeknya pada sesi tersebut, yaitu Afif Taufiqul Hakim, Master Civil Engineering and Management untuk kategori Fundamental Research dan Erie Agusta, Dosen Senior Universitas Muhammadiyah Palembang untuk kategori Creative Work.

Presentasi Poster di Konferensi WINNER

WINNER merupakan inisiatif Kedutaan Besar Belanda di Jakarta, Nuffic Asia Tenggara, Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), the Royal Netherlands Academy of Arts and Sciences (KNAW), dan the Dutch Research Council (NWO). Acara ini merupakan acara tahunan di mana peneliti, education enthusiasts, policy makers, pebisinis, NGO dan stakeholder dari Indonesia dan Belanda diundang untuk mempresentasikan hasil penelitiannya. Tema yang diangkat pada WINNER 2023 yaitu “Enhancing knowledge connectivity of research and education between Indonesia and the Netherlands for regional impact”.

Proyek yang diangkat pada poster WINNER adalah permasalahan kesenjangan informasi dan teknologi di Indonesia yang menciptakan adanya gap yang signifikan pada inovasi dan kemajuan di daerah 3T (Terluar, Terpencil, dan Tertinggal). Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Desamind Indonesia bekerjasama dengan Bebras Indonesia, PT PLN (Persero) UP3 Saumlaki, dan lembaga pendidikan setempat, menggagas “Empowering Low-Tech Lab through Computational Thinking and CS Unplugged“. Tujuan dari proyek ini yaitu untuk meminimalkan kesenjangan informasi dan teknologi di Kepulauan Babar dan memberdayakan masyarakat lokal. 

Proyek ini berfokus pada penguatan pengetahuan, kapasitas, dan kemampuan masyarakat Kepulauan Babar dalam mengakses informasi di bidang pendidikan dan teknologi dengan melibatkan sekitar 250 orang peserta. Proyek ini koordinasi lintas sektoral yang melibatkan sekolah, pimpinan desa, pengawas sekolah, dan pihak sekolah masyarakat umum.

Hasil dari penggerakan kolaborasi multisektor ini membawa keberhasilan proyek pengabdian Babar Kalesang dalam menjembatani adanya kesenjangan akses pendidikan dan teknologi berkualitas., sehingga masyarakat dapat lebih optimal dalam mengakses dunia digital. Selain itu, brainstorming hingga pelatihan yang diberikan mendapat respon antusias dan positif dari seluruh peserta.

Tenaga pendidik sebagai gerbang literasi juga digandeng dan difasilitasi dalam menciptakan bahan ajar yang dilengkapi Computational Thinking, sehingga guru tersebut dapat berdaya dan percaya diri dalam membuat bahan ajar berbasis CT.

Low-Tech Environment Laboratory membawa langkah yang positif dalam mengurangi kesenjangan informasi di daerah 3T dan proyek ini merupakan langkah awal dalam memperdayakan masyarakat di wilayah 3T. Pada waktu dekat, Desamind akan mengirimkan volunteer selama 2 minggu untuk menggali lebih dalam potensi di Babar (Paps/Syif).

Desamind, Ingat Bangsa! Ingat Desa!