Skip to main content

Buletin Desamind Vol. 3 No. 9

By BuletinNo Comments

Buletin Desamind Vol. 3 No. 9 merupakan buletin ke-9 yang diterbitkan oleh DesamindBuletin ini merupakan terbitan edisi spesial yang berisikan rekaman aksi dan perjalanan yang ditempuh oleh Keluarga Besar Desamind selama satu tahun terakhir.

Semoga Buletin Desamind ini menjadi pematik semangat perjuangan rekan-rekan semua. Selamat membaca.

Mentoring #1: Desamind Perkuat Team Building Penerima Beasiswa

By Artikel, Beasiswa Desamind, Press ReleaseNo Comments

DESAMIND.ID – Minggu (20/08), langkah awardee Beasiswa Desamind berPijar telah sampai tahap Mentoring Class. Pertemuan kali ini mengangkat tema Team Building: Intrapersonal dan Interpersonal.

Mentoring Class sendiri merupakan kegiatan bulanan yang diadakan oleh Desamind dalam rangka membantu meningkatkan pengetahuan maupun keterampilan bagi para awardee. Kegiatan ini juga bisa dikatakan pendampingan jangka panjang serta pemantauan terhadap projek-projek yang sedang dikerjakan oleh awardee. Dengan begitu, projek tersebut dapat terkonsep dan terlaksana dengan efektif.

Zakky Muhammad Noor selaku Managing Director Desamind menjadi pembicara dalam pertemuan pertama kali ini. Beliau menjelaskan secara rinci terkait strategi dalam team building.

“Hal utama dalam mengatur team building adalah membangun self building dengan cara peningkatan kemampuan intrapersonal dan interpersonal,” ujar Zakky.

Kemampuan intrapersonal merupakan sebuah proses pertukaran dan transformasi pesan yang sangat unik karena dilakukan dari, untuk dan oleh diri sendiri. Sedangkan kemampuan interpersonal yaitu kemampuan berkomunikasi, berinteraksi, membangun dan menjaga hubungan dengan orang lain. Secara singkatnya adalah seni membangun hubungan dengan individu atau grup lain.

Pemaparan materi tersampaikan dengan jelas selama kurang lebih satu jam. Para awardee sangat antusias dan aktif dalam menerima ilmu yang bermanfaat tersebut. Hal ini ditandai dengan lontaran pertanyaan-pertanyaan yang membuat diskusi semakin menarik.
Di penghujung kegiatan, setiap awardee diberikan satu mentor yang nantinya menjadi rekan diskusi maupun merancang projek yang akan dikerjakan. Sesi ini dinamakan 1 on 1. Sesi yang sangat tepat untuk mendampingi awardee dengan harapan menjadi pemimpin yang consultative dan supportive. (Tavia Aulia A/Scholarship Division)

Dipercaya sebagai Mitra Potensial, Desamind Berkesempatan Mengikuti Acara Ramah Tamah GIK UGM

By Artikel, Berita Terkini, Press ReleaseNo Comments

Foto bersama para perwakilan mitra potensial dalam acara GIK UGM

JAKARTA (27/08) – Desamind sebagai salah satu organisasi yang senantiasa mendukung inovasi dan kreativitas khususnya untuk kaum muda berkesempatan ikut andil dalam acara ramah tamah Gelanggang Inovasi dan Kreativitas Universitas Gadjah Mada (GIK UGM) pada Minggu, 27 Agustus 2023 bertempat di Rumah Dinas Menteri Sekretariat Negara.

GIK UGM sendiri merupakan sebuah upaya memperkuat Sumber Daya Manusia (SDM) dengan menawarkan infrastruktur pendidikan yang mendorong kolaborasi antar-mahasiswa dari berbagai fakultas. Selain itu, GIK UGM juga berinisiatif mendeteksi potensi soft skill mahasiswa sedini mungkin yang nantinya dikembangkan melalui program-program berkelanjutan yang bekerjasama dan berkolaborasi secara intensif dengan mitra-mitra potensial.

GIK UGM mengundang sekitar 40 mitra potensial yang bergerak di berbagai bidang seperti pendidikan, musik, seni budaya, pengetahuan, investasi, keuangan, self development, teknologi, dan lainnya. Dalam hal ini, GIK UGM mempercayai dan mengundang Desamind sebagai salah satu mitra potensial sesuai dengan tujuan utamanya. 

Zakky Muhammad Noor, selaku Managing Director Desamind Indonesia, mewakili Desamind berkesempatan hadir dan duduk bersama merumuskan terobosan berbagai program yang tepat bersama mitra-mitra lainnya.

Acara dimulai dengan penjelasan latar belakang pembentukan GIK oleh Bu Ova Emilia, Rektor UGM. Beliau menjelaskan detail visi dan misi GIK UGM dalam menciptakan sarana yang nantinya akan membawa manfaat besar bagi generasi muda. Lalu, sejarah inisiasi GIK juga disampaikan secara tuntas oleh Pak Pratikno, Menteri Kesekretariatan Negara RI, yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Wali Amanat UGM.

Dari penjelasan tersebut, GIK UGM secara maksimal akan berupaya memainkan peran penting dalam menyelamatkan masa depan industri dengan memperkenalkan generasi muda, termasuk mahasiswa, kepada berbagai aspek industri masa kini seperti investasi, digitalisasi, seni budaya, data, teknologi, hingga pengembangan desa dan lain sebagainya.

Lebih lanjut, kerja sama yang akan diinisiasi antara Desamind dengan GIK UGM adalah mencakup tema pengabdian masyarakat desa seperti penguatan pemuda desa dan pengembangan kepemimpinan desa. Inisiatifnya berupa penyelarasan kurikulum tentang pengabdian masyarakat, workshop yang mengkaji praktik baik pengabdian di lapangan, serta knowledge sharing melalui kelas-kelas insidental. Selain itu, ada kemungkinan besar adanya kolaborasi yang berkaitan dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa.

Hadirnya GIK UGM diharapkan bisa menghasilkan generasi yang memiliki emerging skills, mampu menyelesaikan masalah melalui pendekatan lintas disiplin ilmu, memiliki karakter inovatif dan kemampuan kolaborasi yang kuat, serta berkontribusi pada kemanusiaan dan kemajuan bangsa. Oleh karena itu, GIK UGM dirancang dengan beberapa ekosistem pendukung, yaitu pengembangan bakat, pembelajaran personal, pembelajaran sepanjang hayat, kompetensi lintas disiplin ilmu dan penerapan standar, kepemimpinan masa depan, serta inovasi dalam kontribusi kemanusiaan dan bangsa.

Sekolah Pagesangan: Upaya Kolektif Membangun Kedaulatan Pangan Akar Rumput Berbasis Pendidikan Kontekstual

By ArtikelNo Comments

Dok. Arsip Sekolah Pagesangan

‘…Pangan merupakan soal mati-hidupnya suatu bangsa; apabila kebutuhan pangan rakyat tidak dipenuhi maka malapetaka; oleh karena itu perlu usaha secara besar-besaran, radikal, dan revolusioner…’ (Pidato Ir. Soekarno pada peletakan batu pertama Gedung Fakultas Pertanian Universitas Indonesia, 27 April 1952)

Desamind.id-Isu mengenai pangan selalu menjadi ‘menu hidangan utama’ dalam permasalahan nasional. Global Food Security Index mencatat Indonesia menduduki peringkat 63 dari 113 negara dalam Indeks Ketahanan Pangan Global. Tentu isu ini perlu direspon serius. Diah Widuretno adalah salah satu local heroes yang berhasil mengambil bagian dari solusi ketahanan pangan melalui Sekolah Pagesangan.

Sekolah Pagesangan adalah komunitas belajar non-formal yang berada di Dusun Wintaos, Desa Girimulyo, Kecamatan Panggang, Gunung Kidul. Diketahui, sekolah ini telah berdiri sejak tahun 2008. Dalam pemaknaan Bahasa Jawa, kata pagesangan berarti kehidupan, sehingga Sekolah Pagesangan bisa dimaknai sebagai sekolah kehidupan. Hal inilah yang menjadi ‘api’ yang berusaha terus dinyalakan oleh Diah bersama rekan Sekolah Pagesangan untuk terus meng-olak-kan salah satu lini isu kehidupan yang dekat dengan Gunung Kidul; pertanian dan pangan lokal.

Sekolah Pagesangan menjadi respon Diah terhadap globalisasi dan urbanisasi yang menurutnya turut mengikis minat dan pengetahuan anak muda terhadap kearifan pangan dan pertanian lokal Gunung Kidul. Melansir dari diskusi Diah bersama Kalis Mardiasih dalam YouTube PARES Indonesia,  ia juga melihat fenomena pemuda desa yang mencoba peruntungan di kota sehingga  harus meninggalkan desanya. Berangkat dari isu ini pula, Sekolah Pagesangan berupaya untuk menjadi bagian dari solusi dengan menahan laju urbanisasi agar regenerasi petani di Gunungkidul terus hidup.

Berbicara mengenai budaya swasembada pangan di Gunung Kidul sebetulnya sudah lahir dari jaman nenek moyang. Budaya berdikari ‘kebon ke pawon’ ini menjadi warisan sosial budaya yang semakin lama semakin ditinggalkan. Pengetahuan kearifan lokal mengenai pangan dan pertanian sendiri adalah respon masyarakat Gunung Kidul terhadap lanskap pertanian yang didominasi oleh karst dan ritme kehidupan pertanian Wintaos yang banyak dipengaruhi oleh siklus alam. Inilah yang membuat masyarakat Gunung Kidul  memiliki mekanisme pertahanan hidup yang kompatibel dengan alam dan tidak destruktif melalui budaya subsisten. Budaya bertani yang selaras dengan alam adalah salah satu yang menjadi medan juang Diah dan rekan Sekolah Pagesangan. 

Diah melalui Sekolah Pagesangan menghadirkan ‘sekolah’ kontekstual yang selaras dengan kearifan lokal Gunung Kidul. Dalam praktiknya, Sekolah Pagesangan merangkul semua elemen masyarakat dari berbagai umur untuk belajar bersama terkait pertanian. Selain itu, Sekolah Pagesangan juga acap kali mengadakan berbagai kegiatan yang dapat diikuti oleh masyarakat secara lebih luas seperti Sinau Tetanen, Cangkruk Gathuk, Urip nDeso yang berisi beberapa seri seperti Sobo Tegal, Sobo Pawon, Sobo, Sinau Tani, Literasi Pangan, dan masih banyak lagi. Selain itu, peningkatan ekonomi juga menjadi hal utama yang digeluti Diah yaitu melalui penyaluran hasil produk Sekolah Pagesangan melalui Kedai Sehat Pagesangan.

Tentu jalan juang Diah Widuretno melalui Sekolah Pagesangan masih sangat panjang. Kegelisahan mengenai sistem pangan dan pertanian harus terus ada. Sekolah Pagesangan hadir sebagai solusi yang selaras dengan Pidato Ir. Soekarno terkait sistem pangan Indonesia pada peletakan batu pertama Gedung Fakultas Pertanian Universitas Indonesia: radikal dan revolusioner. (Dewi Fajar Sariningtyas)

Self Improvement Class: Langkah Awal Awardee Beasiswa Desamind berPijar

By Artikel, Beasiswa Desamind, Berita TerkiniNo Comments

DESAMIND.ID – Rabu (09/08) Kelas Pengembangan Awardee Beasiswa Desamind berPijar diselenggarakan selama tiga pekan berturut-turut, yaitu pada tanggal 9, 16, dan 23 Juli 2023. Pada pekan pertama, penerima beasiswa mendapat materi tentang Know Your Project Well 101 bersama Joko Susilo, Founder Gunungkidul Menginspirasi. 

Pada pekan kedua, para awardee mendapat materi yang tidak kalah menariknya dari materi pertama, yakni Make Your Project Influential. Pada materi ini mereka berkesempatan untuk mendengarkan paparan langsung dari Zukruf Novandaya, Director Program & Comdev ID Next Leader. 

Para awardee berkesempatan menyimak materi Ultimate Guide For Project Collaboration pada pekan terakhir bersama narasumber Leody Sarmanella, Program Strategist Manager dan Anthony Marwan Dermawan, Policy Specialist dari Pijar Foundation sekaligus mitra Desamind dalam program Beasiswa Desamind berPijar. Rangkaian Self Improvement Class merupakan kegiatan pembekalan yang sangat membantu langkah awal awardee dalam memulai proyek sosial.

Pada kelas pertama, awardee melakukan praktik pembuatan Customer Empathy Board (CEB) dan Crazy Eight (CE). Awardee Beasiswa Desamind berPijar diarahkan untuk membuat rancangan dengan tiga poin yang mendasar, yakni: isu, target, dan konteks yang berkaitan dengan proyek sosial di desa masing-masing. 

Dari ketiga poin tersebut kemudian diturunkan pada penerapan kebutuhan yang akan dilakukan mencakup Pain, Gain, Ideate. Hal ini berguna untuk mengidentifikasi potensi dan peluang, merumuskan kerangka masalah dan alternatif solusi, serta mempertimbangkan pelatihan, monitoring, evaluasi, dan target luaran. Selain itu, hal ini juga dilakukan untuk menentukan Smart Objective sebagai metode yang digunakan dalam penetapan tujuan. 

Pada akhir sesi, awardee mendapatkan materi teknik brainstorming dengan menggambarkan sketsa desain produk produk dalam waktu 8 menit. Kesan awardee Beasiswa Desamind berPijar yang mengikuti kelas ini sangat antusias dan turut aktif dalam diskusi.

Gambar 1. Kelas Pengembangan Week 1

Kelas kedua, Zukruf Novandaya mengajak kelima Awardee Beasiswa Desamind Berpijar  yaitu: 1) Dian Arifando Rusyadi, 2) Devi Nurbaeti, 3) Ego Ibnu, 4) Putri Felita Listiani, 5) Lalu Junaedi Halki untuk praktik menentukan divisi yang dibutuhkan dalam proyek sosial di desa yang dituju. 

Kemudian, awardee diajak menentukan Key Performance Indicator dari setiap list jobdesc. Materi ini, bisa langsung diterapkan oleh para awardee dalam pembentukan tim, khususnya dalam pelibatan orang-orang yang memiliki kemampuan menjawab kebutuhan program. Selain itu, awardee juga praktek membuat Objectives and Key Results (OKR) sebagai tolak ukur pencapaian tujuan dengan menentukan sejumlah hasil utama.

Gambar 2. Kelas Pengembangan Week 2

Kelas ketiga, Leody Sarmanella dan Anthony Marwan Dermawan sebagai pemateri dari Pijar Foundation memberikan materi terkait Ultimate Guide For Project Collaboration. Pada sesi ini, pemateri memberikan pemaparan mengenai pentingnya kolaborasi, terutama bagi proyek sosial, dan mengenai beberapa matrik praktikal terkait. Matrik yang disampaikan oleh pemateri adalah Hexa Helix Strategy, sebuah strategi terbaru yang menggabungkan elemen komunitas, bisnis, media, akademisi, pembuat regulasi, dan pemerintah. 

Salah satu elemen penting dari Hexa-helix Strategy ini adalah collaborative government. Melalui sesi ini, awardee satu per satu menyusun ekosistem kolaborasi proyek sosial melalui tahapan empathize and synthesizing, mapping, dan transforming. Selain itu, bersama pemateri, awardee diajak untuk melakukan pemetaan kolaborator pemegang kepentingan (Stakeholder Mapping).

Gambar 3. Kelas Pengembangan Week 3

Setelah melakukan praktik bersama narasumber, hasil dari praktik kelas menjadi modal awal bagi Awardee Beasiswa Desamind berPijar untuk memperdalam latar belakang program yang diusulkan. Selain itu, materi yang didapatkan oleh awardee dapat membantu mereka dalam pembentukan kebutuhan tim yang terukur dan ideal, dan dapat memahami cara menjalin kolaborasi dengan berbagai lini yang dapat mendukung kemajuan program. Pada akhir sesi, awardee ditugaskan untuk membedah kembali proposal grand design pengabdian di desa tentang kewirausahaan sosial yang akan dipresentasikan pada para panelis di agenda Pitching Session. (Yulia Susanti/Dewi Fajar Sariningtyas)

Pitching Day

Demo Day Pitching Day Session, Waktunya Unjuk Diri Awardee Beasiswa Desamind berPijar

By Artikel, Beasiswa Desamind, Berita TerkiniNo Comments

DESAMIND.ID – Sabtu (05/08) Awardee Beasiswa Desamind berPijar telah melalui tahap demo day pitching session untuk proposal grand design pengabdian di desa tujuan. Proposal tersebut menjadi salah satu komponen penilaian dalam seleksi beasiswa. Pada tahap ini, proposal dibedah lebih dalam oleh para panelis, yaitu Hardika Dwi Hermawan, President Director Desamind; Zakky Muhammad Noor, Managing Director Desamind; dan Syifa Adiba, Director Public Relations Desamind. 

Adapun isi proposal mencakup: latar belakang, tujuan program, sasaran program, rencana program dan mekanisme kegiatan, rencana anggaran, dan mitra program. Semua poin dalam proposal masuk dalam indikator penilaian oleh panelis. 

Demo day sesi pertama, diawali dengan presentasi dari Ego Ibnu Wijaksena yang memilih Desa Sumber Bakti sebagai desa pengabdian. Proposal Ego bertujuan menjadikan pelaku usaha ikan asap sebagai target sasaran. Program yang bertajuk ISAMBA mendapat berbagai masukan dan saran dari panelis untuk perbaikan program. 

Panelis Hardika Dwi Hermawan mendorong program luar biasa tersebut agar dapat berkolaborasi dengan Chapter Desamind Aceh. Hardika merasa perlu peran tim yang tidak sedikit dan memperhatikan banyaknya mitra untuk memperjelas ranah kerjasama.

Sedangkan, panelis Zakky Muhammad Noor mempertegas output dari program ISAMBA, dan mengingatkan pentingnya mitra mengetahui program secara detail. Syifa Adiba, memberikan apresiasi pada Ibnu yang proposalnya siap untuk dilaksanakan, serta untuk bisa melakukan coaching bersama Desamind Indonesia terkait kesulitan branding program dalam sosial media.

Gambar 1. Pitching Session Ego Wibnu Wijaksana

Sesi kedua dilanjutkan oleh Putri Felita Listiani, awardee beasiswa yang memilih kelompok ibu rumah tangga tanpa penghasilan di Desa Pengkok Gunungkidul sebagai target sasarannya. Felita mendorong kelompok ibu rumah tangga untuk memanfaatkan ubi jalar sebagai produk makanan yang dikemas sehingga memiliki nilai jual. 

Panelis menekankan soal budgeting untuk lebih didetailkan dalam menentukan HPP (Harga Pokok Penjual) serta estimasi keuntungannya. Di sisi lain, kedekatan pada stakeholder menjadi kekuatan Felita dalam melaksanakan proyek, dan pengalamannya sebagai entrepreneur yang menjadi bekal Felita dalam mendukung program yang diinisiasi.

Gambar 2. Pitching Session Putri Felita Listiani

Selanjutnya sesi ketiga, yakni presentasi dari awardee Devi Nurbaeti yang memiliki program mendorong mahasiswa untuk melakukan riset pengolahan buah jeruk, sebagai bentuk upaya meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Kalisongo, Kabupaten Malang. Panelis hanya menyoroti satu hal dari persiapan yang Devi sudah lakukan, yaitu mengkaji kembali mitra-mitra programnya.

Gambar 3. Pitching Session Devi Nurbaeti

Sesi terakhir ditutup dengan presentasi dari Dian Arifando Rusyadi. Fando menjadikan remaja sebagai target sasaran proyek sosial yang ingin membuat produk dari bahan baku biji karet di Desa Margabakti. Adapun komentar dari panelis yaitu agar Fando dapat memperkuat mitra dan ekosistem. Selain itu, panelis menyarankan agar Fando melakukan riset lanjutan dalam pembuatan produk chocoball. Terakhir, panelis juga menekan kepada Fando untuk fokus ke produk yang fundamental agar program dapat terealisasi secara maksimal. 

Gambar 4. Pitching Session Dian Arifando Rusyadi

Sedangkan, Lalu Junaedi Halki yang seharusnya presentasi pada sesi 5 Demo Day, ditunda menjadi tanggal 18 Agustus 2023 dikarenakan sedang mengikuti rangkaian seleksi Pemuda Pelopor yang mewakili Lombok khususnya provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk seleksi pada tingkat nasional. (Yulia Susanti)

Acara Kelas Inspirasi Desamind Chapter Purbalingga

Semangat Murid SMP N 3 Kutasari untuk Mengembangkan Diri sebagai Bekal di Masa Depan

By Artikel, Berita TerkiniNo Comments

Desa Karangjengkol, Purbalingga – Desamind Chapter Purbalingga bersama dengan volunteer dari Ruang Inspirasi membuat langkah baik di bidang pendidikan. Sasaran kegiatan ini yaitu peserta didik SMP N 3 KUTASARI. Acara kelas pengembangan diri ini dilaksanakan pada Sabtu (29/7). 

Tujuan dilaksanakannya acara ini adalah meningkatkan kesadaran peserta didik SMP mengenai pentingnya melanjutkan pendidikan menuju SMA/Sederajat. Tema yang diangkat yaitu ” Meningkatkan Semangat Generasi Muda yang Berkarakter, Kompetitif dan Kritis di Era Digital “. 

Kegiatan kelas pengembangan diri memiliki 2 acara inti yaitu Seminar dan FGD (Forum Group Disscusion). Seminar tersebut diisi oleh narasumber yang merupakan dosen dari Universitas Islam Negri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, Lina Dwi Puryanti, S. Sos, M. Pd . Sedangkan FGD dilakukan oleh anggota dari Desamind Chapter Purbalingga dan volunteer

Kegiatan seminar berisi tentang perjalanan pendidikan yang telah dilalui oleh narasumber. Perjalanan yang berisi tantangan yang dihadapi dan bagaimana narasumber memecahkan masalah yang ada ketika menjalani pendidikan. Narasumber yang berprofesi di bidang pendidikan ini, menjadikan peserta didik tertarik untuk mengikuti acara seminar sampai akhir karena merasa penting untuk kehidupan dan sangat memotivasi bagi mereka.

Menulis harapan
Gambar 1 Kertas Cita-Cita

Hal menarik yang ada pada seminar ini yaitu peserta didik di sekolah tersebut menuliskan cita-cita nya di selembar kertas yang semoga cita-citanya akan terwujud di kemudian hari. Selanjutnya, kertas tersebut ditempelkan di tembok agar murid lain pun menjadi saksi jika suatu saat nanti cita-citanya tercapai.

Setelah acara seminar selesai lalu dilanjutkan dengan acara FGD (Forum Group Disscusion). Acara FGD merupakan ajang berdiskusi antara fasilitator dan peserta didik di sekolah. Fasilitator berasal dari anggota Desamind Chapter Purbalingga dan volunteer. Setiap peserta didik akan mendapatkan kelompok dan setiap kelompok memiliki fasilitator 1 atau 2 orang. 

Fasilitator memberikan berbagai pertanyaan berisikan tentang makna dari kesuksesan, faktor penyebab meningkatkan angka putus sekolah, usaha untuk meningkatkan motivasi sekolah, dan yang lainnya. Peserta didik diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan serta menyampaikan pendapat mengenai pertanyaan tersebut. Hal ini melatih komunikasi mereka, memberikan kebebasan berpendapat untuk semua orang, dan menghargai berbagai pendapat oleh orang lain. Komunikasi yang terjalin di acara FGD membuat para murid lebih dekat dan mengenal satu sama lain.

Gambar 2. Pelaksanaan FGD

Harapannya Desamind Chapter Purbalingga dapat berkelanjutan memberikan makna positif bagi masyarakat serta bagi para volunteer mendapatkan pengalaman yang tidak terlupakan untuk mereka. Harapannya peserta didik SMP N 3 Kutasari bisa melanjutkan pendidikan untuk mencapai cita-cita yang diinginkannya serta sukses di kemudian hari dan dapat meneruskan makna positif yang telah diberikan kepada yang lainnya.

(Author : Chapter Purbalingga)

Demisioner Desamind 3.0

Terima Kasih Telah Memberi Warna, Desamind 3.0 Resmi Demisioner dan Menutup Cerita

By Berita Terkini, Press ReleaseNo Comments

Sukoharjo (23/07) – Kepengurusan Desamind 3.0 resmi dibebas tugaskan oleh Yayasan Desamind Indonesia Bercahaya pada hari ini. Acara ini diikuti sebanyak 38 orang dan dipimpin oleh Zakky M. Noor selaku Managing Director Desamind 3.0. 

Sambutan disampaikan oleh Hardika Dwi Hermawan, President Director Desamind 3.0. Beliau menyampaikan pesan bahwa rasanya satu tahun ini kita melakukan akselerasi yang luar biasa dengan pencapaian yang melebihi tahun-tahun sebelumnya juga. Keluarga Desamind 3.0 ini semakin mapan dan terima kasih atas semangat dan dedikasinya untuk bersama-sama membangun masyarakat, anak muda, dan desa dengan kemampuan yang kita miliki. 

“Perjalanan ini mengajarkan kita tentang dedikasi, keberanian, dan pentingnya berjuang bersama untuk menciptakan social change yang positif bagi masyarakat desa. Meskipun langkah ini kadang terasa berat, namun ternyata kita bisa melalui besama. Terima kasih kepada keluarga Desamind 3.0 yang telah berjuang bersama selama ini. Mari kita terus bersatu, berkolaborasi, dan bersinergi untuk mewujudkan mimpi dan cita-cita indah bagi masa depan yang lebih baik dan terus menyalakan lilin-lilin Desa di Indonesia!” ujarnya sebagai penutup pada sambutanya.

Acara dilanjutkan dengan pembacaan Hasil Audit Mutu Internal (AMI) Akhir Tahun Desamind 3.0 oleh Hardika dan Zakky serta pembacaan Laporan Program Desamind 3.0 oleh 6 divisi yang meliputi: Secretariat and Finance (SF), Scholarship, Creative Media, Public Relation (PR), Chapter dan Donation and Fundraising (DnF). 

Gambar 1. Pembacaan Laporan Program Divisi SF

Hasil Audit AMI dan Laporan Program Desamind 3.0 harapannya bisa menjadikan bahan evaluasi dan perbaikan di kepengurusan Desamind 4.0. Semua hal baik yang dipelajari, direncanakan dan dijalankan selama periode 3.0 dapat diimplementasikan dan diperbaiki. Harapannya nantinya dapat berjalan lebih efektif, efisien dan memberikan nilai manfaat yang lebih besar.

Gambar 2. Suasana Demisioner Offline dan Online

Puncak acara pada kegiatan ini yaitu simbolisasi demisioner dengan melepaskan caping. Dilanjutkan peralihan kepengurusan kembali pada Yayasan Desamind Indonesia dan dengan ini Pengurus Desamind 3.0 resmi mengakhiri cerita selama satu tahun.

“Peningkatan kualitas terus dikejar, penjajakan hal-hal baru, pembenahan terus menerus, gagal dan berhasil, suka dan duka, serius dan santai. Semua hal tersebut telah kita lewati dengan luar biasa di Desamind 3.0 ini. Teruslah menerapkan Fun, Ownership, Collaborative, dan Integrity, sebagai core value diri sendiri dimanapun kita berada. Kita harus percaya bahwa cepat atau lambat, lilin-lilin desa akan benar-benar menerangi Indonesia.” ujar Zakky M. Noor sebagai penutup pada acara hari ini. (Paps)